Who Told You That? By Ps. Ivan Setiawan

JPCC Sutera Hall 2nd Service (18 May 2025)

Selamat datang ke Sutera Hall, Ibadah yang kedua. Boleh kita berikan apreasiasi kepada teman-teman kita yang sudah melayani hari ini? Baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Senang sekali bisa berada disini dengan saudara semua. Dan kalau saudara belum tahu, Hari ini adalah kali pertama saya berkotbah di Sutera Hall.

Kita sudah masuk ke minggu Ketiga dalam seri pengajaran “Renewed mind transformed Lives”, Pembaharuan Pikiran dan Kehidupan yang diubahkan. Hari in saya mau mengajak saudara mengambil waktu untuk dengan sengaja memikirkan apa yang sedang kita pikirkan. Sadarkah bahwa pola pikir kita sangat menentukan arah kehidupan dan masa depan kita. Pola hidup yang benar dan khusyuk akan membawa kita ke dalam kehidupan yang benar dan khusyuk.

Dua Minggu ini kita sudah belajar bahwa Roh Tuhan sudah bersatu dengan Roh kita sebagai orang percaya. Melalui Roh Allah, kita sudah diberikan kemampuan untuk berpikir seperti Tuhan.

Minggu lalu kita belajar bahwa kita perlu untuk belajar Alkitab, bukan hanya sekedar mendengar, membaca dan merenungkan saja, tetapi sungguh-sungguh belajar Alkitab supaya kita benar-benar memahamiNya, agar bisa menjadi filter yang menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Tuhan, membentuk pola pikir kita seperti pola pikir Kristus.

Sejujurnya, bagi saya sendiri, sepertinya setiap hari saya harus bergumul dengan pikiran saya sendiri, ada 2 suara yang saling berlawanan antara pikiran yang penuh dengan Iman dan pengharapan dengan pikiran yang penuh kekuatan. Di satu sisi, saya ingin percaya penuh kepada Tuhan, tetapi disisi lain saya sepertinya masih ingin memegang kendali pikiran saya, dan ada suara lain yang berkata agar saya jangan takut dan percaya kepada Tuhan. Tetapi di suara yang lain berkata bahwa saya tidak cukup baik Dan akan gagal. Ada pertentangan yang begitu banyak dan terjadi dalam pikiran saya.

Our mind is a battlefield. Pikiran kita adalah tempat pertempuran.

Saya mau ajak kita kembali kepada insiden atau kasus penipuan iblis yang pertama kali di taman eden. Iblis berusaha menggoda Hawa untuk makan buah terlarang. Singkat cerita, dengan segala tipu muslihatnya, Iblis berhasil melakukan itu, Hawa menjadi tergoda dan makan buah terlarang itu dengan Adam.

Opening Verse – [9] Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ”Di manakah engkau?” [10] Ia menjawab: ”Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Kejadian 3:9-10 TB

[9] But the Lord God called to the man, “Where are you?” [10] He answered, “I heard you in the garden, and I was afraid because I was naked; so I hid.” Genesis 3:9-10 NIV

Menariknya sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, sebenarnya keadaan mereka sudah telajang tetapi tidak pernah merasa takut dan malu, sampai akhirnya harus bersembunyi dari Tuhan. Ini menunjukkan bahwa keadaan mereka sebenarnya tidak berubah, tetapi yang berubah adalah sesuatu yang ada dalam pikiran mereka, sesuatu yang membuat mereka merasa malu dan takut, sesuatu yang menguasai dan memperbaharui pikiran mereka dan pastinya itu bukan dari Tuhan.

Makanya Tuhan bertanya, “Who told you that?“.

Akibat dari insiden ini sangat tragis, manusia jatuh dalam dosa, dosa masuk dalam dunia, hubungan manusia dengan Tuhan menjadi rusak dan manusia dipisahkan dari Tuhan. Semua ini terjadi karena Hawa mau mendengarkan iblis dan percaya kepadanya. Kita perlu berhati-hati dengan suara siapa yang kita dengarkan, karena suara siapa yang kita dengar itu akan menentukan menang atau kalahnya kita dalam peperangan.

Judul kotbah saya hari ini adalah “Who told you that?”. Pola Pikir kita sangat penting karena itu akan menentukan arah kehidupan dan masa depan kita, oleh karena itu kita perlu memperbaharui cara kita berpikir, atau “Renewal of the Mind”. Tetapi ketahuilah bahwa “Renewal of the mind” bukanlah suatu event satu kali saja, bukan karena sudah didoakan dan ditumpangi tangan oleh hamba Tuhan maka menjadi selesai, tetapi ini adalah proses yang berlangsung secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan (pernikahan, keluarga, bisnis, keuangan, kesehatan, pelayanan dan lain sebagainya) sampai kita kembali kepada Bapa.

Saya bersyukur karena kita disini selalu beribadah setiap minggunya agar pikiran kita selalu di-“challenge” oleh pikiran Tuhan. Tetapi masalahnya kita tidak akan pernah berubah kalau kita hanya mau mendengar apa yang kita mau dengar saja. Mari kita cermati perikop utama kita hari ini dengan konteks dimana Rasul Paulus sedang melawan Rasul-rasul palsu yang menebar fitnah tentang dirinya dan mengajar Kebenaran yang salah kepada jemaat di Korintus.

Supporting Verse – [3] Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, [4] karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. [5] Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 2 Korintus 10:3-5 TB

Saya akan kupas 3 ayat ini satu-persatu, dimulai dengan ayat Ketiga.

Supporting Verse – [3] Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi 2 Korintus 10:3 TB

[3] For though we live in the world, we do not wage war as the world does. 2 Corinthians 10:3 NIV

Kata berjuang disini dalam terjemahan NIV artinya adalah “wage war” atau “berperang”, dan peperangan yang dimaksud adalah peperangan yang ada di dalam pikiran kita.

Supporting Verse – [12] Karena peperangan kita bukan melawan orang-orang di bumi ini, melainkan roh-roh jahat dan semua kuasa yang memerintah roh-roh jahat itu. Merekalah yang sekarang menguasai dunia yang gelap ini dari langit di atas. Efesus 6:12 TSI

[21] Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Roma 7:21 TB

Dengan kata lain, Paulus mengatakan bahwa ada si “jahat”, atau si iblis yang selalu hadir. Dan dengan suaranya, iblis selalu berusaha untuk menipu manusia. Peperangan di dalam pikiran kita adalah peperangan rohani dan musuh kita sebenarnya adalah si jahat atau si iblis, dan bukan manusia. Tetapi yang dimaksud peperangan rohani disini bukanlah dalam hal “exorcism”. Sejak Hawa tertipu di taman eden, suara kebohongan yang sama itu terus memprovokasi manusia sampai hari ini, tujuannya agar manusia dipisahkan dengan Tuhan dan FirmanNya, dan dihalangi untuk menggenapi setiap rencana Tuhan dalam hidupnya.

Cara iblis adalah menipu, dan dia bahkan disebut Bapa semua penipu, maka cara menyerangnya adalah dengan menabur kebohongan di dalam pikiran kita. Kita lanjutkan ke ayat berikutnya.

Supporting Verse – [4] karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 2 Korintus 10:4 TB

Benteng-benteng ini atau disebut juga sebagai “Stronghold”, ada di pikiran kita seperti sebuah tembok dengan sifat negatif, tidak menguntungkan, dan perlu diruntuhkan, karena menghalangi kebenaran untuk bisa masuk dalam pikiran kita. Saya menemukan satu parable disaat mempersiapkan kotbah ini.

Moral dari cerita ini adalah Gajah ini bukan tidak mampu, tetapi gajah itu terlanjur percaya bahwa dia tidak mampu. Pikiran gajah yang salah itulah yang memenjarai dirinya selama bertahun-tahun. Dan kalau boleh jujur, bukankah ini hal yang sama dan sering terjadi kepada kita semua?

Parable The Elephant and The Room – Ada seorang penjaga di kebun binatang yang heran melihat gajah yang begitu besar tetapi tidak kabur saat kakinya diikat dengan Tali ke ranting pohon yang kecil. Tetapi saat Gajah ini masih kecil, dia sudah diikat kakinya dengan Tali dan ranting yang sama dan masalahnya saat itu dia tidak kuat, dan selalu gagal untuk bergerak kabur. Sehingga saat dia sudah tumbuh besar dan kuat, gajah itu sudah terlanjur percaya bahwa dia tidak bisa dan mampu memutuskan tali itu meski sudah besar sekarang.

Dan kalau kita boleh jujur, mungkinkah banyak dari kita yang mengalami ini? Sadar atau tidak bahwa kita juga punya pikiran yang salah, terlahir tidak percaya diri, karena mungkin akibat kegagalan atau trauma kita di masa lalu yang membuat kita tidak percaya diri dan berpikir bahwa Tuhan tidak peduli lagi dengan kita, merasa diri tidak layak dan tidak disukai orang.

Akar dari semua mental health issue, dari anxiety, depresi, personality disorder, phobia dan lain sebagainya sangat berhubungan dengan pola pikir yang salah. Benteng-benteng ini adalah pola pikir keliru dan terbentuk dari kebohongan yang terus kita percayai dan akhirnya membelenggu hidup kita.

Yang perlu kita ketahui adalah benteng-benteng ini tidak terbentuk tiba-tiba, tetapi sudah terbentuk dalam jangka waktu yang begitu lama, bisa bertahun-tahun dan “brick by brick”, satu lapisan sampai satu lapisan lagi, tanpa disadari sampai ada tembok yang besar dan tinggi sampai akhirnya membelenggu pikiran kita.

Umumnya ini terbentuk dari suara yang kita dengar terus menerus, terutama dari suara orang yang dekat dengan kita dan kita kagumi at hormati seperti figur otoritas, orang tua, sumber di medsos, atau bahkan para ahli, atau dalam masa lalu kita yang penuh trauma. Di balik semua suara kebohongan, ada si jahat yang bekerja untuk menipu manusia.

Berita baiknya adalah iblis hanya bisa menaruh kebohongan dan pola pikir yang salah dalam pikiran kita tetapi iblis tidak punya kuasa untuk mengendalikan apa yang kita percayai.

Kita punya pilihan untuk hidup terlepas dari benteng-benteng yang sudah merusak hubungan kita dan menghalangi kita untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidup kita. Caranya bagaimana? Mari kita kembali ke ayat diatas.

Supporting Verse – [4] karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 2 Korintus 10:4 TB

Karena peperangan kita bukan peperangan duniawi, maka tidak ada gunanya kita menggunakan senjata manusia seperti hikmat manusia, manipulasi, posisi, dan lain sebagainya. Kunci untuk kita bebas dari semua benteng yang ada adalah dengan mengandalkan senjata rohani yang bersandar kepada Kuasa Tuhan seperti perisai Iman, sabuk kebenaran, baju zirah keadilan dan tentu satu-satunya senjata yang sifatnya menyerang yaitu Pedang Roh yang adalah Firman Tuhan. Firman yang hidup dan lebih tajam dari semua pedang bermata dua yang paling tajam sekalipun.

Supporting Verse – [31] Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: ”Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku [32] dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:31-32 TB

[12] Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Ibrani 4:12 TB

Apapun benteng-benteng yang memenjarakan kita selama ini, ketika kita memahami bahwa ada Kuasa dalam Firman Tuhan dan benar-benar taat dan belajar dalam Firman Tuhan sehingga kita mengerti Firman Tuhan secara benar, maka kebenaran Kristus akan memerdekakan kita.

Kembali ke insiden penipuan iblis tadi, berarti bisa kita simpulkan bahwa sejak awal manusia diciptakan Tuhan untuk bisa mendengar suara siapa saja, suara si jahat dan suara Tuhan. Sewaktu manusia jatuh dalam dosa, bukan berarti kemampuan itu hilang. Ibaratnya kita mendengar suara stasiun radio, ada dua stasiun radio, satu adalah frekuensi kebohongan dari radio FM si jahat dan satu lagi adalah frekuensi kebenaran dari radio FM Kerajaan Surga.

Saat manusia jatuh dalam dosa, koneksi ke frekuensi radio Kerajaan Surga terputus dan makanya kita hanya bisa mendengar suara kebohongan saja di stasiun radio FM si jahat. Tetapi melalui Yesus, pada saat kita sudah menerima Yesus dan diselamatkan, maka kita bisa tersambung lagi dan bisa “tune in” lagi dengan suara radio FM kebenaran di Kerajaan Surga, tetapi keputusan ada di tangan kita, siapa yang mau kita dengar?

Dan ini semua membawa saya kepada poin utama saya bahwa Pikiran yang menang adalah pikiran yang sudah ditaklukan pada kebenaran Kristus. Sekarang kita kembali lagi kepada ayat diatas.

Supporting Verse – [5] Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 2 Korintus 10:5 TB

Dalam bahasa aslinya, semua kata kerja di ayat 5 ini, “mematahkan setiap siasat orang”, “merubuhkan setiap kubu”, “menawan segala pikiran”, ini bentuknya adalah participle, yang artinya menjelaskan dari kata utama sebelumnya yaitu untuk meruntuhkan benteng-benteng. Artinya untuk meruntuhkan benteng-benteng, kita perlu melakukan 3 langkah lanjutan ini.

Pertama, Mematahkan Siasat

Siasat disini diartikan apapun proses argumentasi, filosofi dan pengajaran dunia yang menentang pengajaran tentang Kebenaran Allah, siasat-siasat dunia ini perlu kita kenali agar ita tidak mudah terbawa arus dan tertipu dengan pengajaran yang tidak benar. Untuk kita bisa mengenali kebohongan dari si iblis dan mematahkan setiap siasat-siasat dunia, caranya adalah dengan membelajari kebenaran Firman Tuhan.

Tanpa Firman Tuhan, seperti kita menyerang tanpa amunisi. Kita perlu taat dalam belajar Alkitab, bukan hanya membaca dan merenungkan saja. Tetapi sungguh-sungguh mempelajari Alkitab agar kita paham dan mengerti Alkitab. Tidak cukup hanya beribadah di hari minggu atau mencari inspirasi dari renungan harian saja, kita perlu mulai melakukan “OIA” (Observasi-Interpretasi-Aplikasi), mencermati maksud dan tujuan penulis di Alkitab, mengerti konteks dan prinsip Tuhan dalam Firman, seperti Roh Kudus sedang merajut filter di pikiran kita, filter yang bisa memisahkan mana suara iblis dan mana suara kebenaran dari Kristus.

Kedua, adalah Merubuhkan Keangkuhan.

Dalam bahasa aslinya, artinya apapun yang kita tinggikan melebihi Tuhan, apapun yang bersifat menggantikan apa kata Tuhan. Contohnya, Jika Tuhan berkata bahwa kita berharga dan dikasihi Tuhan, maka kita menjadi sombong jika kita tidak percaya itu, berpikir sebaliknya bahwa kita tidak berharga dan sekelas terlihat rendah hati. Karena berarti kita mengatakan bahwa Tuhan itu salah dan kita benar.

Solusinya adalah miliki kerendahan hati untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Tanpa kerendahan hati dan Kuasa Roh Kudus, tidak mungkin kita bisa menang di dalam peperangan di pikiran kita. Sebaliknya saat kita rendah hati, dan sungguh mau untuk dipimpin oleh Roh Kudus, merubah mindset kita, dimana Tuhan menjadi nomor satu dalam hidup kita dan bukan diri kita, dan kita bisa mengasihi Tuhan melebihi apapun dalam hidup kita, bahkan melebihi istri dan juga anak-anak kita.

Ketiga, menawan pikiran untuk tunduk kepada Kristus.

Pikiran yang dimaksud disini adalah persepsi yang salah dan terbentuk dari siasat-siasat yang akhirnya membentuk benteng-benteng, dan tidak terbentuk secara tiba-tiba. Dan untuk meruntuhkannya juga membutuhkan waktu dan proses agar bisa digantikan Firman Tuhan. Solusinya adalah mulai dengan identifikasi persepsi salah apa yang sering muncul dalam pikiran kita, Temukan Firman Tuhan untuk melawan persepsi yang salah itu, “Speak it untuk you believe it”, perkatakan Firman itu sampai kita percaya.

Sebagai Contohnya. Jika selama ini kita sering merasa bahwa kita tidak layak, maka itu salah dan sebuah kebohongan karena kita adalah anak-anak Allah.

Supporting Verse – [1] Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 1 Yohanes 3:1 TB

Atau jika kita juga merasa bahwa selalu sendirian, itu juga bohong tentunya.

Supporting Verse – [5] Janganlah kamu mengejar uang. Sebaliknya puaslah dengan apa yang kamu punya, karena Allah berkata, “Aku tidak akan pernah membiarkan kamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian.” Ibrani 13:5 TSI

Atau jika kita merasa tidak mampu dan merasa bahwa kita akan selalu gagal, itu juga kebohongan.

Supporting Verse – [13] Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Filipi 4:13 TB

Sharing Ps. Ivan – Salah satu benteng terbesar adalah saya selalu merasa tidak cukup baik meskipun saya sudah berusaha yang terbaik, baik itu dalam mengasihi istri saya, membesarkan anak-anak saya dan juga dalam mengelola bisnis dan dalam pelayanan saya, termasuk pada saat saya mempersiapkan kotbah hari ini. The struggle is very, very real. Seminggu ini, serangan iblis terus menyerang, memberikan kebohongan bahwa saya tidak akan mampu dan gagal disaat berkotbah kepada jemaat. Suara si jahat yang mengatakan bahwa nanti jemaat akan merasa bosan dan tidak terberkati dengan apa yang saya sampaikan.

“Tricky-nya” adalah kebohongan iblis tidak 100% salah karena ada sedikit kebenaran disana, karena memang saya penuh dengan keterbatasan dan kelemahan.

Tetapi ini yang menjadi kekuatan buat saya. Ada duat kata, “Tetapi Yesus” atau “But Jesus“, itu adalah dua kata yang selalu menguatkan saya. Betul bahwa saya punya banyak kelemahan, tetapi Yesus yang memenuhi semua keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaanNya. Yesus mencukupkan saya dengan Kasih KaruniaNya, karena justru di dalam kelemahan saya maka Kuasa Yesus menjadi sempurna.

Terus perkatakan Firman Tuhan sampai kita menjadi percaya, Pikiran yang menang adalah pikiran yang sudah ditaklukan pada kebenaran Kristus. Saudara tidak sendirian, Tuhan tidak akan membiarkan kita bergumul sendirian. Roh KudusNya selalu menyertai, Tuhan Immanuel beserta kita, buka hati kita dan ijinkan Roh Kudus menuntun kita ke dalam segala kebenaran Firman Tuhan dan memerdekakan kita.

Mari belajar bersama, mulai hari dengan kebenaran dan lewati hari dengan menghidupi kebenaran dan tutup hari dengan merefleksikan kebenaran. Dalam semua itu, terus bersandar dengan roh Kudus dan mengucap syukur senantiasa. Pikiran yang menang adalah pikiran yang sudah ditaklukan pada kebenaran Kristus