Wisdom from Above By Ps. Alvi Radjagukguk

JPCC Online Service (16 July 2023)

Judul pesan Tuhan hari ini adalah “Wisdom from above”. Mulai hari ini kita akan mulai seri pembelajaran kita yang baru yaitu “Spirit of Wisdom“, atau Roh Hikmat. Minggu lalu kita baru saja merayakan Kasih Karunia Tuhan atas JPCC selama 24 tahun, dan kita mengingat kembali visi dan misi yang Tuhan percayakan kepada gereja, kepada kita semua sebagai gereja, yaitu membangun generasi-generasi bintang yang berkenan kepada Allah dan dihormati manusia.

Bintang beda dengan kembang api, dua-duanya sama-sama indah tetapi yang namanya kembang api itu indahnya sebentar lalu menghilang. Bahkan, kembang api itu kadang-kadang heboh, terutama untuk tahun baruan tetapi bertahan cuma sebentar. Tetapi keindahan bintang,  meskipun tidak saya bawa kembang api, tetapi “konsisten”. Setiap malam pasti ada! Dilihat atau tidak dilihat, setiap malam pasti ada, terlepas dari musim yang bergantim sinarnya selalu bisa kita andalkan dalam kegelapan.

Opening Verse – Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Filipi 2:14-16 TB

Tuhan panggil saudara dan saya untuk menjadi seperti bintang yang bersinar di dunia. Tuhan tidak panggil saudara jadi bintang “kandang”, kalau boleh saya katakan gitu, jadi jago kandang tetapi seberapa saudara bercahaya justru mulai terlihat waktu kita semua keluar dari empat dinding gereja ini.

Tuhan tempatkan saudara dan saya dengan sengaja untuk menjadi bintang, menjadi tanda penunjuk di dunia ini, dan kalau kita ingin melakukannya, kita tidak bisa melakukannya dengan pikiran dan kemampuan kita sendiri, kita perlu hikmat yang datang dari Allah. Seperti ayat 16 tadi bilang “sambil berpegang pada Firman kehidupan”.

Di beberapa minggu ke depan kita akan belajar bersama-sama tentang hikmat yang datang dari Tuhan supaya saudara dan saya bisa berkemenangan dalam menjalani hidup kita. Tuhan tidak hanya tertarik untuk membawa saudara ke surga tetapi Tuhan juga tertarik sewaktu kita belum “check out” dari dunia ini, saudara dan saya tetap bisa menjalani hidup dengan berkemenangan, punya hidup yang utuh, living of full-life! not just merely existing, dan itu sebabnya kita butuh Hikmat.

Dari kecil kita belajar mengambil keputusan setiap hari. Waktu masih anak-anak, kita mulai belajar pakai baju apa, makan apa. By the way, Hari ini saya sadar bahwa saya lulus SMA 30 tahun yang lalu. Beberapa saudara umurnya saja belum segitu, waktu saudara belum lahir, “Om” ini sudah lulus SMA.

Mohon maaf, semakin kita tambah usianya, pilihan-pilihan semakin rumit, tidak cuman mau makan apa atau pakai baju apa, mau sekolah apa, jurusan apa, kuliah apa, kerja di bidang apa, pasangan hidup seperti apa?

Dan tahukah saudara bahwa setiap keputusan yang kita ambil menentukan kualitas kehidupannya kita, di mana saudara ada sekarang adalah akumulasi dari keputusan yang sudah diambil di masa lalu, dan itu sebabnya kita butuh hikmat!

Karena kita tidak selalu sewaras yang kita mau, kita tidak selalu sebijak apa yang usia kita katakan. Hari-hari ini manusia berlomba-lomba untuk dapat pengetahuan dan berpikir bahwa kepintaran manusiawi-lah yang akan menentukan kualitas kehidupannya. Tetapi saudara, pengetahuan saja tidak menjamin seseorang jadi pribadi yang bijak, karena pintar belum tentu bijak.

Pintar belum tentu bijak. Kebijaksanaan kita tidak ditentukan dari “IQ”, tidak ditentukan dari “CV” dan tidak ditentukan dari portfolio kita. Apalagi di zaman ini kita bisa dengan mudah meraih pengetahuan di tangan atau jempol saudara. Tetapi karena begitu mudahnya mendapatkan fakta dan informasi, ini akibatnya, kita jadi cenderung malas untuk menggali,mengulik, mencari dan memperdalam.

Parahnya yang viral itu kadang-kadang dianggap lumrah atau bahkan yang viral itu dianggapsebagai kebenaran. Nah, kalau patokan kebenaran adalah viral atau tidak, saudara dan saya tidak butuh hikmat. Tetapi kenyataannya adalah ini.

We can acquire vast amounts of facts and knowledge, but still make the wrong choices in life.

Ternyata banyaknya informasi justru dampak negatifnya adalah jadi “noises”. Jadi kebisingan dan jadi distraction, apalagi hari-hari ini kita ada di tengah kondisi dunia yang semakin abu-abu, yang kalau sebagai orang percaya kadang-kadang kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang “ambigu”, yang nggak bisa dijawab cuma dengan pertanyaan “Boleh nggak ya?”.

“Boleh nggak ya”, itu pertanyaan anak kecil. Anak-anak saudara yang masih SD nanya yang selalu gitu, tetapi kalau sudah dewasa pertanyaannya harusnya tidak cuma boleh atau tidak boleh. Apalagi hari-hari ini waktu melakukan hal yang terlihat baik tapi ternyata belum tentu benar, atau melakukan yang jahat tapi dianggap lumrah.

Not because everyone is doing it, you should do it too. Not because nobody is actually doing it, we don’t need to do it. “Semuanya juga gitu kok! nggak ada yang gitu kok”. Banyak hal yang kita pikir baik tetapi ternyata di mata Tuhan belum tentu benar dan belum sesuai dengan kehendak Allah.

Supporting Verse – Ada pilihan hidup yang tampaknya baik dan benar, namun ternyata berakhir pada kebinasaan. Amsal 16:25 TSI

Kelihatannya baik, layak diposting, banyak “like”, di “favorite”-in, tetapi ternyata sia-sia, ternyata tidak purpose-based, waste of time and resources, itu yang terjadi kalau kita tidak bisa membedakan yang baik dan yang benar.

Di Roma 12, Kehendak Tuhan itu sifatnya progresif, pembaharuan pikiran membawa kita mengenal kehendak Tuhan, apa yang baik, apa yang berkenan dan sempurna.

Pertanyaannya sekarang, Bagaimana kita bisa punya hikmat yang sesungguhnya? Bagaimana kita bisa punya hikmat yang datang dari Allah dan bukan sekedar dari manusia atau dari dunia?

Sebelum kita menjawab, Mari kita coba cermati apa itu Hikmat? Apa itu orang yang bijak?

Alkitab menyebut Hikmat paling tidak 141 kali, 41 kali diantaranya hampir sepertiganya muncul di Kitab Amsal Salomo. Menariknya hikmat seringkali dikontraskan dengan kebodohan, dan hikmat tidak berasal dari pengetahuan intelektual atau kepintaran tetapi justru mengacu kepada karakter dan kemampuan untuk hidup dalam ketaatan.

Orang yang bijak adalah orang yang mampu untuk menimbang dan membedakan mana yang baik dan jahat. Ingat pembelajaran kita tentang mature, orang yang dewasa. Poin yang ketiga adalah mampu membedakan mana yang baik dari yang benar, sehingga ia bisa mengambil keputusan yang mendatangkan kehidupan.

Supporting Verse – Sebab TUHANlah yang memberikan kebijaksanaan. Perkataan-Nya sumber pengetahuan dan pelajaran hidup. Amsal 2:6 TSI

Kita perlu mengerti bahwa sumber hikmat adalah Tuhan, bahkan tidak dibilang Hamba Tuhan, loh! Buat beberapa dari saudara yang mengidolakan beberapa hamba Tuhan, bertobatlah karena dia bukan sumber hikmat, kalau bisa dari sumbernya, kenapa harus dari “KW”-nya?

Saya tidak berkata apa yang firman Tuhan katakan lewat hamba Tuhan itu nggak perlu diperhatikan, perlu! Tetapi jangan jadikan dia menjadi sumber Hikmah. Jangan jadikan siapa yang engkau follow jadi sumber hikmat, tetapi kadang-kadang kita puas dengan hikmat “KW”, kadang-kadang kita ngerasa udah baca ayat firman Tuhan dan berkata “Terima kasih Tuhan, aku udah saat teduh hari ini”.

Itu bukan saat teduh tapi saat geser! God is our ultimate source of wisdom, dari mulutNya, datang pengetahuan dan kepandaian. Kita nggak bisa bijak terlepas dari perkataan dan omongan Tuhan sambil memegang Firman kehidupan.

Supporting Verse – For the Lord gives [skillful and godly] wisdom;
From His mouth come knowledge and understanding. Proverbs 2:6 AMP

Hikmat yang dari Tuhan itu sifatnya cakap, relevan, tepat guna, di setiap musim kehidupan ada hikmatnya. Hikmat waktu saudara jomblo sama Hikmat saat saudara mulai dating atau menikah tentu beda hikmatnya. Saudara perlu hikmat yang lebih dari itu, dan sifatnya Godly atau Ilahi.

Supporting Verse – Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Yesaya 11:1-3 TB

Nabi Yesaya menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus sebagai Mesias dari keturunan Isa, bahwa Roh Hikmat, The Spirit of Wisdom, is upon this person.

Apa bedanya hikmat yang datang dari Tuhan dan hikmat yang datang dari dunia ini? Saya senang kalau saudara nanya, meskipun nggak nanya-nanya banget.

Supporting Verse – Hikmat dunia ini adalah suatu hikmat yang mengesampingkan Allah, menekankan kesanggupan manusia sendiri, menjadikan manusia kekuasaan tertinggi dan menolak untuk mengakui penyataan Allah dalam Yesus Kristus. 1 Korintus 1:20 Full Life

Hal ini mengajarkan kepada kita, bahwa tidak mungkin kita punya Hikmat kalau kita “mengesampingkan”, Apa itu mengesampingkan?

Meremehkan, menyepelekan Tuhan! “Ah, Alkitab bilang itu, nanti aja gua masih muda.. YOLO!”

Kita tidak mungkin punya hikmah kalau kita menekankan kesanggupan pribadi. Selama saya masih bisa, kenapa berseru kepada hikmat? dan lebih parahnya lagi Hikmat pasti enggak bisa kita dapatkan kalau kita menjadikan diri kita kekuasaan tertinggi. This is my life, I decide how it’s gonna be.

Padahal Firman Tuhan bilang ini, “You are not in the driver seat, I am”

Mari kita lihat saudara, seperti apa natur dari hikmat? Dalam kondisi seperti apakah Hikmat itu bekerja dengan subur atau bisa dikatakan gini “Apa dampak dari orang yang punya Hikmat?

Supporting Verse – Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Yakobus 3:17-18 TB

Menariknya kata “damai” diulangi tiga kali di sini. Dari sini saya bisa menyimpulkan kalau ada orang bilang dia berhikmat, bijak, tapi perbuatan,  pikirannya, tindakannya, perilakunya membuat terpecah belah, artinya dia belum berhikmat. Hikmat itu tidak murni, datangnya dari surga.

Supporting Verse – But the wisdom from above is first pure [morally and spiritually undefiled], then peace-loving [courteous, considerate], gentle, reasonable [and willing to listen], full of compassion and good fruits. It is unwavering, without [self-righteous] hypocrisy [and self-serving guile]. James 3:17 AMP

Ini sifat orang-orang yang penuh Hikmat, ini sifat hikmat yang datang dari atas : “Murni, tidak ternoda secara moral dan spiritual, Cinta Damai, sopan, mempertimbangkan orang lain, lembut, masuk akal dan mau mendengarkan, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik. Tidak goyah, tanpa kemunafikan yang merasa benar sendiri dan punya agenda yang egois”.

Jadi jangan sampai saudara ada orang yang begitu menawan saudara dengan hikmatnya tetapi tidak ada natur ini semua, ya berarti itu bukan Hikmat dari atas.

Jesus is our ultimate source of wisdom. Semakin kita bijak pun semakin kita terkondisi untuk menjadi orang-orang seperti ini. Saya yakin setiap kita perlu hikmat. Setiap kita mau punya hikmat, jadi orang yang bijak, bisa membedakan mana yang baik dan yang jahat, mana yang sekedar baik, mana yang berkenan, dan mana yang sempurna buat Tuhan. Dan berdasarkan hikmat tersebut, kita bisa mengambil keputusan yang tepat di tengah-tengah keadaan atau kondisi yang sulit sekalipun.

Pertanyaannya sekarang, gimana cara meraih atau mendapatkan hikmat? atau apa saja yang menjadikan kita orang yang bisa lebih mudah menerima hikmat?

Supporting Verse – Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Amsal 1:7 TB

Baca 3 kata yang pertama, “takut akan Tuhan itu permulaan Hikmat, permulaan pengetahuan, karena orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Orang yang tidak takut Tuhan itu orang bodoh. Raja Salomo di akhir hayatnya, di akhir hidupnya, menulis Kitab lainnya dan ini adalah kesimpulan dari apa yang dia tulis.

Supporting Verse – Anakku, tentang satu hal engkau harus waspada. Penulisan buku tak ada akhirnya, dan terlalu banyak belajar melelahkan jiwa dan raga. Sesudah semuanya kupertimbangkan, inilah kesimpulan yang kudapatkan. Takutlah kepada Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya. Pengkotbah 12:12-13 BIMK

Takutlah kepada Allah dan taatilah segala perintahnya, sebab hanya untuk itu manusia diciptakannya. Saudara dan saya diciptakan oleh Tuhan untuk takut kepada Dia dan menaati segala perintahNya. Takut seperti apa yang dimaksud?

Bukan takut yang sifatnya transaksional, takut nggak diberkati, takut dihukum tetapi rasa takut ini adalah yang basisnya relasional, yang lahir dari hubungan, dari pengenalan, dari kasih kepada Tuhan, rasa takut akan Tuhan yang dilandasi kekaguman karena siapa Dia, siapa karakterNya dan hormat kepada Allah yang dinyatakan dalam ketaatan atau penundukan diri.

Rasa kagum yang bukan saja diekspresikan dengan mengangkat tangan, Menangis mungkin, tetapi waktu kita keluar dari empat dinding gereja ini, dimanifestasikan dalam pendudukan diri dan ketaatan kepada perintahNya.

Kalau tuhan bilang “Ampunilah musuhmu”, ya Suamimu bukan musuh, ampuni aja! Mama mertuamu mungkin terlihat seperti musuh tetapi ampuni saja!

Ketaatan itu membawa saudara mengerti kenapa Tuhan perintahkan itu buat saudara. Ketaatan itu membuat kita mengerti bahwa semua perintah yang Tuhan berikan bukan untuk keuntungan Dia tapi untuk keuntungan kita. Kadang-kadang kita suka curiga sama Tuhan, kita pilih-pilih perintah. Yang lebih alami buat kita lakukan, kita lakukan. Tetapi yang menyentuh ego kita, kita bilang “Tuhan saja sama keluarga, boleh nggak?”

1. Orang yang sungguh-sungguh cinta Tuhan pasti takut akan Tuhan. Mereka takut bukan karena Tuhan jahat tetapi mereka takut karena mereka semakin mengenal karakter Tuhan.Itu sebabnya saudara, kenali Tuhan.

Jangan hanya dari kata pendeta, Jangan hanya dari kotbah, alami Tuhan di setiap musim dalam kehidupan saudara. Saudara tidak pernah dibiarkan berperang sendirian, “Marilah kepadaku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”, terus berikutnya Tuhan bilang, “Pikullah Kuk yang Kupasang, karena kuk itu ringan, maka jiwamu akan mendapatkan kelegaan”.

Saudara mungkin bingung ya, sudah letih lesu, berbeban berat, berbobot berat, Tuhan janji kelegaan tetapi caranya suruh pikul kuk, gimana itu? Tetapi tahukah Saudaraku, bahwa Kuk di zaman dulu itu dipikul oleh dua hewan.

Sewaktu Tuhan suruh saudara pikul Kuk, Dia memikulnya bersama dengan saudara, Alami Tuhan, Alami Firman Tuhan ya dan Amin dalam hidup saudara. Jangan cuman jadi orang Kristen yang tahu tentang tuhan tetapi nggak kenal Tuhan. Kekristenan bukan agama, kekristenan basisnya hubungan.

Supporting Verse – Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Amsal 9:10 TB

Tidak cukup tahu Tuhan, kenali Dia, karena Dia ingin mengenali saudara lebih lagi. Itu sebabnya bukti dari orang yang percaya dan takut Tuhan terletak dalam ketaatan orang itu akan perintah dan perkataan Tuhan.

Supporting Verse – Fear of the Lord is the foundation of true wisdom. All who obey his commandments will grow in wisdom. Praise him forever! Psalm 111:10 NLT

Saudara bertumbuh dalam Hikmat tidak hanya sekedar tahu banyak Firman. Kalau cuman tahu banyak Firman, dapat salam dari ahli Taurat dan orang Farisi, karena pengetahuan yang kita kumpulkan, kita pakai untuk menilai orang lain.

Waktu kita memilih untuk taat akan FirmanNya, disitulah kita bertumbuh dalam hikmat. Jadi, yang pertama, Takut akan Tuhan.

Yang kedua dan yang terakhir adalah kerendahan hati.

Untuk jadi orang yang penuh Hikmat, modalnya cuman ini dua. Takut akan Tuhan, dalam ketaatan. Yang kedua dan tidak kalah pentingnya adalah kerendahan hati.

Supporting Verse – dan bijaksana, tunjukkanlah itu melalui cara hidup dan perbuatan baik yang dilakukan dengan rendah hati. Jika kamu bijak, kamu juga akan rendah hati. Yakobus 3:13 TSI

Apa ciri-ciri orang yang tidak rendah hati alias sombong, lanjut di ayat 14.

Supporting Verse – Tetapi kalau di dalam hatimu masih ada rasa iri, dendam, dan sikap mementingkan diri sendiri, janganlah kamu berpikir, “Aku sangat bijaksana,” karena pikiranmu itu jelas keliru dan kebijaksanaanmu bukanlah hikmat yang berasal dari Allah. Itu hanya kesombonganmu sendiri, yang adalah sifat duniawi dan berasal dari setan-setan. Yakobus 3:14-15 TSI

Tidak cuma duniawi, tetapi juga dari setan. Kamu merasa bijak tetapi nggak rendah hati. Kabar baiknya saudara, bagi kita yang kekurangan Hikmat, Tuhan bilang ini, “Minta”.

Supporting Verse – Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan Hikmat hendaklah ia minta kepada hamba Tuhan kepada siapa kepada Allah-yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit- maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, meminta Hikmat itu dalam iman. dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Yakobus 1:5-6 PBTB2

Tuhan yang murah hati, saking Dia pengen saudara mengalami Hikmat, Dia pertegas “Aku kasih dengan murah hati”, tetapi isunya adalah kita kadang-kadang menjadikan Hikmat as our very last resort, waktu sudah frustasi, sudah kecewa, sudah keluar masuk hubungan yang salah, baru gini “Tuhan, aku minta hikmatMu”.

Kalau pada akhirnya saudara tahu bahwa saudara perlu Hikmat, kenapa enggak mulai dari awal? Dan waktu kita meminta dari Tuhan, minta dengan iman. Karena jujur, setelah kita minta, kadang-kadang kita tergoda pakai pikiran kita lagi, Kenapa? Karena hikmat yang diberikan kayaknya nggak sesuai dengan preferensi kita atau kayaknya lama datangnya.

Supporting Verse – Orang yang sombong akan dihina; orang yang rendah hati adalah bijaksana. Amsal 11:2 BIMK

Artinya apa? hanya orang yang rendah hati yang berani bilang ini. “Gua nggak tahu semuanya”. Setelah semua yang saya capai, “I’m not it, I’m not the ultimate character in my life, God is the ultimate character”. Kalau saudara mau dibawa naik tinggi sama Tuhan, pertanyaannya adalah ini :

Apakah saudara juga mau lebih bergantung kepada Hikmat Tuhan?

Orang yang sombong akan merasa dirinya sudah paling pintar, sudah paling benar, tidak mau lagi dengar masukkan apalagi teguran. Kalau ditegur dalam hati bilang gini “Enyahlah kamu keturunan ular beludak!”

Tidak ada yang bisa menyelamatkan orang sombong tetapi sebaliknya orang yang rendah hati mendapatkan kasih karunia Tuhan. Raja Salomo menunjukkan sikap yang rendah hati dan dia mengakui keterbatasannya kepada Tuhan, hanya karena dia orang yang sudah ditunjuk Tuhan untuk memerintah jadi raja tetapi dia nggak menganggap dirinya mampu dan bijak tanpa pertolongan Tuhan.

Supporting Verse – Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Lukas 2: 40 TB

Yesus dibilang penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padanya, 12 ayat setelahnya.

Supporting Verse – Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Lukas 2:52 TB

Kalau sudah penuh hikmat, kok masih bertambah hikmatnya? berarti Yesus adalah orang yang rendah hati. Nah, kalau Yesus yang sudah penuh hikmat masih bertambah hikmatnya, siapa kita??

Ada beberapa kata kunci dari Amsal 2 ayat 6 tadi yang adalah ekspresi dari kerendahan hati untuk mendapatkan Hikmat.

Supporting Verse – Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Amsal 2:1-6 TB

Kerendahan hati Saudara akan termanifestasikan dari sikap hatimu, apa yang engkau mau dengarkan, mulut kita dan juga apa yang kita cari dalam hidup ini.

Reflection Question

• Apakah saya merasa saya orang yang paling tahu?
• Bagaimana sikap saya ketika diberi masukan atau bahkan teguran?

Jangan-jangan “The more you don’t want to listen to it, the more you should obey”. Dan yang terakhir :

Apakah saya lebih sering mengandalkan pengertian saya sendiri atau Tuhan dan FirmanNya?

P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes