JPCC Sutera Hall 2nd Service (14 December 2025)
Mulai dari Desember ini kita masih belajar tentang “Knowing God”, Mengenal Tuhan, dan judulnya “From Mystery to Majesty”. Sepanjang bulan ini tema kita adalah “From Mystery to Majesty“. Tapi bottom line-nya, intinya adalah kita mau belajar mengenal Tuhan lebih dalam.
Mengapa penting untuk kita bahas tema ini?
Karena banyak orang “familiar”, mengenal konsepnya Tuhan. Pernah dengar tentang Tuhan, bahkan percaya tentang adanya Tuhan, tetapi belum tentu mereka punya hubungan dan pengenalan Pribadi dengan Tuhan. Pengenalan itu di dalam perjanjian baru memakai kata “Ginosko“, pengenalan yang bukan hanya sekedar tahu atau informasi dari internet, tetapi karena punya pengenalan Pribadi.
“Ginosko” adalah pengenalan yang bukan hanya sekedar tahu akan informasi, tetapi pengenalan yang datang karena sudah punya “personal encounter”, punya pengalaman pribadi. Aku kenal, bukan karena pernah Google, pernah catat, pernah dengar, pernah tahu, tapi lebih dalam dari itu.
Jadi penting untuk kita ketahui dan mengerti bahwa Tuhanlah, dalam upaya kita mengenal Dia, yang sebenarnya terlebih dahulu berinisiasi mendekat sama kita. Dia bukan Tuhan yang “nun jauh” di sana, yang misterius, yang menutup diri untuk dikenali tetapi Dia berinisiasi mendekat dan bahkan Dia berbicara kepada kita dan juga memperkenalkan DiriNya kepada kita.
Terutama dengan Firman yang tertulis. Jadi, kalau saudara bilang Tuhan diam, Jangan bilang Tuhan diam atau bisu sebelum saudara membaca FirmanNya. Karena Dia sudah menyampaikan. Bagaimana cara membacanya?
Ya, tentunya bukan dengan Tuhan berbicara hari ini apa yah? Oke, Baca dan biarkan Tuhan berbicara melalui FirmanNya kepada saudara supaya saudara punya pengalaman pribadi. Dan khusus hari ini fokus kita adalah tentang mengenal Tuhan melalui FirmanNya. Judul kotbah hari ini adalah “Knowing God Through His Word”.
Mengenal Tuhan melalui FirmanNya. Kekristenan adalah hubungan yang terbangun karena Tuhan mengejar dan mendekati kita. Kekristenan bukan agama yang esensinya hanya aturan dan liturgi. Tetapi kekristenan adalah relationship.
Christianity is relationship where God pursues us.
Minggu lalu kita belajar soal ini. Kekristenan adalah hubungan yang terjalin karena Tuhan, sang pencipta itu yang datang mendekati dan mengejar kita, setuju?
Jadi, semua yang kita lakukan, baik untuk beribadah, melayani, berkomunitas, mengasihi orang lain, mengampuni, memberi, semua itu dapat atau kita lakukan karena kita sudah punya hubungan dengan Tuhan, karena kita mengenal Tuhan. Bukan supaya kita masuk ke surga. Semua yang kita lakukan itu adalah “karena” dan bukan “supaya”.
Kita melayani bukan supaya dikasihi Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihi Tuhan. Kita mengasihi Tuhan karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita. Kita terima keselamatan karena Dia mengampuni kita. Kita mengampuni karena Dia sudah mengampuni kita. Bukan supaya Dia mengampuni kita. Tetapi karena Dia sudah mengampuni kita.
Jadi, Tuhan selalu berusaha untuk berbicara dan berkomunikasi dengan kita. Dan kita belajar minggu lalu bahwa komunikasi Allah bersifat berhenti intentional, progresif dan accomodating.
Intentional artinya Tuhan sendiri yang berinisiasi dan Dia selalu intentional. Karena Dia ingin mengungkapkan semua yang ada di dalam rancangan Dia sejak semula manusia diciptakan. Dia selalu intentionally ingin mengungkapkan itu kepada kita.
Nah, karena Dia yang intentional, maka apa yang Dia ungkapkan itu selalu sifatnya progresif atau bertahap. Dia menyuruh Abraham untuk “tinggalkan negerimu”, tetapi Dia tidak kasih tahu kemana, Progresif.
Oleh sebab itu saudara yang mulai kenal Tuhan dan berjalan dengan Tuhan, saudara tahu kalau tidak semua “understanding” dari awal kita dapatkan. Tapi progressively bertahap, kita terus mulai mengerti dan memahami apa yang firman Tuhan katakan.
Ada banyak yang dulu saya baca tidak mengerti. Tetapi kemudian dalam pengenalan saya dengan Tuhan yang terus bertumbuh, pemahaman itu dayang. Dan kemudian “accommodating”, Dia kalau berbicara itu selalu menyesuaikan diri, sama seperti seorang Bapa yang berbicara bersama anaknya, turun kemudian berbicara di level atau di pengertian anaknya, demikian juga Tuhan berbicara kepada kita semua, harusnya memang seperti itu.
Demikian juga dengan pendeta yang berkomunikasi dan berkotbah, harusnya dengan bahasa yang “accommodating”, bukan bikin yang mendengar malah bertambah bingung. Tuhan tidak pernah bikin tidak bingung, Tuhan berbicara, berkomunikasi, menyesuaikan diri kepada tingkat pemahaman dan pengenalan kita akan Dia. Setuju?
Jadi hari ini kita mau fokus belajar untuk mengenal Tuhan melalui FirmanNya. Ada 4 ayat yang kita akan pakai untuk kita jadikan dasar untuk mengenal Tuhan melalui FirmanNya.
Opening Verse – [14] Tetapi kamu harus terus mengikuti semua ajaran yang telah kamu pelajari. Kamu tahu bahwa pengajaran itu benar karena kamu mengenal siapa yang mengajarkannya. [15] Sejak kecil kamu sudah mengenal Kitab Suci. Kitab Suci itu dapat memberikan hikmat kepadamu. Hikmat itu akan menuntunmu kepada keselamatan melalui imanmu dalam Yesus Kristus. [16] Semua Kitab Suci diberikan oleh Allah. Kitab Suci itu berguna untuk mengajar, menunjukkan kesalahan, memperbaiki kesalahan dan mengajarkan cara hidup yang benar. [17] Dengan menggunakan Kitab Suci, mereka yang melayani Allah akan disiapkan dan akan memiliki semua yang diperlukan untuk melakukan setiap pekerjaan baik. 2 Timotius 3:14-17 AMD
Disini perlu diketahui bahwa ini namanya surat dan bukan kitab. Jadi, siapa tulis sama siapa suratnya? Paulus menulisnya kepada Timotius. Jadi Paulus bilang begini, supaya kamu terus, atau kamu harus terus mengikuti semua ajaran yang telah kamu pelajari.
“Kudu taat, kudu ikuti”, kamu tahu bahwa pengajaran itu benar, Paulus bilang, karena kamu mengenal siapa yang mengajarkannya. Menarik sekali ayat ini menjelaskan bahwa Paulus bilang sama Timotius, kamu tahu bahwa pengajaran itu benar karena kamu mengenal siapa yang mengajarkannya.
Sama seperti apa yang Paulus baru sampaikan sama Timotius, bahwa kedalaman dari semua pengajaran yang seseorang terima atau Timotius terima dalam hal ini, sangat tergantung kepada tingkat pengetahuan dan pengenalan Timotius kepada siapa yang mengajarnya. Betul kan saudara?
Begitu juga dengan kita semua. Jadi, ada faktor relasi, percaya (relationship and trust) yang perlu terbangun sebelum dampak itu bisa terjadi saat kita mengajar atau membagikan sesuatu.
Saudara mendapatkan pengetahuan atau pemahaman dan kedalaman yang saudara dengar sedekali tidak bisa lepas dari relasi yang saudara punya dengan siapa yang menyampaikannya. Jadi kalau ada yang tidur, biasanya kalau saya kotbag, saya biasanya tidak kaget, karena mungkin dia belum kenal juga yang ngomong siapa, dia ngomong untuk apa, ngapain juga saya ada disini. Jadi kalau ada yang tidur, saya biasanya tidak mudah tersinggung. Kecuali kalau yang tidur orang yang saya kenal seperti istri dan anak saya. Makes sense to you?
Nah, Paulus bilang, kamu percaya sama apa yang diajarkan karena kamu kenal siapa yang mengajar. Jadi, ada faktor relasi, ada faktor percaya. Relationship and trust harus “established”, atau harus terbangun dulu sebelum dampak itu bisa terjadi kalau saudara mengajar atau membagikan sesuatu.
Saya kasih saudara contohnya. 4 ayat sebelumnya di pasal yang sama, Paulus menulis ini kepada Timotius.
Supporting Verse – [10] Anakku, kamu sudah mengikuti ajaran dan teladan saya. Tujuan hidup saya sudah menjadi tujuan hidupmu. Kita sudah mempunyai keyakinan yang sama. Cara kita mengasihi sesama, bersabar, serta bertahan dalam kesusahan juga sama. 2 Timotius 3:10 TSI
Ada hubungan yang sudah terbangun sebelumnya. Jadi, dari ayat 14 ini, bicara soal mengenal Tuhan melalui firmanNya. Tanpa hubungan, pengajaran tidak akan punya dampak seperti yang diinginkan. Saya rasa ini sangat penting untuk setiap orang tua yang ada disini, atau juga untuk saudara yang berprofesi sebagai seorang pelatih, coach, atau pengajar, saudara seorang gembala, mungkin saudara politisi, atau siapa pun juga saudara.
Saudara rindu bahwa apa yang saudara lakukan, saudara katakan, saudara kerjakan punya dampak dalam kehidupan orang lain. Saya rasa kebenaran ini perlu saudara pahami. Apalagi kalau saudara mempraktekannya dalam kehidupan saudara. Tanpa relationship atau hubungan pribadi dengan Kristus juga, Alkitab atau membaca Alkitab akan menjadi kegiatan yang sangat hambar dan membosankan.
Sharing Ps. Jose – Cerita tentang pengalaman saya dulu waktu kuliah membaca surat cinta teman sekamar saya. Saya tentunya tidak menganjurkan saudara lakukan. Makanya saya tertobat dan saya minta ampun kepada Tuhan karena saya sudah berdosa, membaca surat orang lain. Saya membaca karena saya kesel sebenarnya.
Setiap kali setelah pulang kuliah, dia buka laci mejanya, dia buka suratnya, dan dia baca berulang-ulang. Karena kesal, jadi waktu dia kuliah, saya buka lacinya, saya ambil suratnya, ya tidak tahu, 7 halaman atau berapa totalnya. Saya buka, saya baca, saya tidak paham setelah membaca lebih daripada 20 detik, 30 detik mungkin.
Dan isi suratnya hanya, “Ya kamu lah. Lihat pohon, ingat kamu lah. Dengar lagu, ingat kamu.” Saya pikir, “Ah, ginian aja dibaca ulang-ulang”. Saya lipat, saya sembunyikan kembali, karena saya takut ketahuan.
Sampai waktunya kemudian suatu hari, saya ketemu atau saya terima sebuah kartu. Kartu, dan bukan surat, dari seseorang yang nun jauh di sana, dia tinggal di Jakarta, dan saya tinggal di Jerman waktu itu.
Kartu dan isinya cuma dua kata, “Take care”. Kartu itu dikirim dengan dua kata dan beberapa foto kami bersama di Jakarta. Saya temukan waktu saya pulang kuliah, saya buka laci, saya keluarkan kartu itu terus menerus. Dan waktu saya mulai lakukan itu, kekeselan saya kepada teman saya menjadi cerminan saya. Tiba-tiba saya mengerti kenapa dia lakukan itu. Dan saya tiba-tiba bisa bersyukur buat dia karena dia punya tujuh halaman untuk dia baca. Sementara saya hanya punya dua kata. I have to hold on to those two words. “Take care”.
Saya tiba-tiba ingat kenapa dia suka mencium suratnya. Karena dulu surat itu ada perfumenya. Berapa banyak yang mengerti apa yang “Om” katakan ini?
Karena anak-anak sekarang disaat mendengar cerita saya ini bisa berkata, “Hah, dia ngomong, apa sih?”
Karena kalian hanya 1-2 menit aja tidak dibalas WA-nya sudah merasa kesal, centang 2 selama beberapa jam tidak dibaca saja sudah bisa putus. “Om” dulu harus tulis surat, lipat, tutup, temple perangko, pergi ke kartu pos, kirim kilat khusus, syukur-syukur kilat khususnya lima hari nyampe, syukur-syukur setelah sampai ditulis, dibalas langsung, dan kalau balik akan memakan waktu lima hari lagi, minimal dua minggu, adik-adik.
Kalian mau putus karena pesan WA-nya centang dua, dan belum menjadi biru selama kurun waktu dua jam? Please talk to me.
Tanpa hubungan, “Mati dan membosankan”. Jadi, pengenalan saudara akan Allah, akan Tuhan, itu sangat tergantung kepada pengalaman saudara atau pemahaman saudara kepada firman dan sebaliknya. Pemahaman saudara akan Firman sangat tergantung pada pengenalan saudara akan Allah.
So, Our knowledge of God is around to our progressive understanding of the Word.
Semakin saudara kenal Firman, semakin saudara alami Dia. Itu seperti progressive knowledge yang tidak bisa berhenti dan akan terus berkembang. Jadi upaya Allah untuk mewahyukan siapa diriNya dan FirmanNya kepada kita adalah inisiasi yang penuh dengan kemurahan hati daripada Tuhan kepada umat manusia.
Minggu lalu kita belajar bahwa Revelation is God’s gracious initiative to mankind. Sewaktu Tuhan memperkenalkan DiriNya, Tuhan mewahyukan FirmanNya, itu adalah usaha yang penuh dengan kemurahan hati, karena Dia ingin kita kenal dia.
Jadi, kalau saudara belum mengerti terlalu banyak, tidak usah khawatir, Dia yang berusaha ingin saudara mengerti. Tapi saudara harus memulainya dengan hubungan, dengan relasi. Karena tanpa hubungan, maka saudara tidak akan punya pewahyuan yang saudara butuhkan.
Seperti yang tadi saya katakan. Tuhan Yesus tidak datang ke dunia untuk sekedar memberikan informasi tentang Bapa di surga. Kedatangan Yesus sekaligus mengundang kita masuk ke dalam hubungan pribadi tersebut. Koneksinya terbuka sehingga saudara punya “personal relationship”. Dan itu yang dikatakan di ayat ke-14.
Artinya, kalau saudara mau mengenal Tuhan lebih dalam melalui firmannya, pastikan sudah punya hubungan pribadi dengan dirinya.
Supporting Verse – [15] Sejak kecil kamu sudah mengenal Kitab Suci. Kitab Suci itu dapat memberikan hikmat kepadamu. Hikmat itu akan menuntunmu kepada keselamatan melalui imanmu dalam Yesus Kristus. 2 Timotius 3:15 AMD
Antara “tahu” sampai itu bekerja menjadi “wisdom”, atau menjadi hikmat, it takes time.
Tapi minimal kamu kenal dulu, tidak apa-apa, kenal dulu, kenal FirmanNya, kenal siapa yang menuliskanNya. Mari saya bedah dari ayat ini, saya mulai dari kata hikmat dulu. Dikatakan bahwa kitab suci dapat memberikan hikmat kepadamu. Pada saat kitab suci yang kita baca, yang tadinya mati, tetapi karena ada hubungan, mulai menjadi hidup.
Dan apalagi kalau Firman ini menjadi aktif. Maka firman ini akan membawa pengertian yang baru dalam kehidupan kita. Bukan hanya menjadi hidup, tetapi aktif bekerja di dalam diri kita. Dan apa yang terjadi ini seringkali kita sebut sebagai “wahyu”, revelation, atau pewahyuan.
Waktu firman yang tadinya mati ini hidup, dan kemudian aktif memberikan kekuatan. Itulah yang kita seringkali sebut sebagai, “I got a revelation, atau mendapatkan pewahyuan”. Kadang-kadang ada kata-kata atau ayat-ayat yang sudah lama kita baca, kita tahu. “One day”, tiba-tiba, ayat itu melompat keluar, menjadi hidup, menjadi aktif, bekerja dalam diri kita, walaupun itu subjektif memang karena hanya kita, dan mungkin orang lain tidak mengalaminya.
Tetapi Firman itu menjadi hidup, dan Firman itu menjadi aktif di dalam diri kita. Itu yang kita sebut dengan “revelation”. Jadi selain relationship, revelation penting dalam kehidupan kita, untuk firman ini membawa kita punya pengenalan yang lebih dalam tentang Tuhan.
Pada saat pengenalan ini terjadi, itulah yang kita sebut dengan pewahyuan yang mendatangkan hikmat atau “wisdom”. Hikmat yang akan menolong saudara untuk membedakan yang sempurna dari yang baik. Kalau membedakan yang baik dari yang buruk, tidak perlu firman.
Orang jahat pun tahu, apalagi orang baik. Tetapi untuk membedakan yang sempurna dari yang baik, kita perlu Firman dan kita perlu Tuhan. Murid-murid Yesus mengalami momen dimana pada waktu mereka menerima atau mendengarkan kitab suci dibacakan, kitab suci menjadi hidup dalam keberadaan mereka. Itu menjadi sesuatu yang hidup dan memberikan kekuatan kepada mereka.
Supporting Verse – [32] Kata mereka seorang kepada yang lain: ”Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lukas 24:32 TB
Dengan kata lain, kitab suci bagi mereka waktu itu adalah tentunya “Torah”, perjanjian lama. Bukannya ayatnya ini kita sudah tahu, tetapi sewaktu Dia yang baca, sewaktu Dia yang menjelaskan, hati kita ini menjadi berkobar-kobar. Itu kan definisi yang penulis sampaikan tentang apa yang kira-kira mungkin mereka rasakan.
Tetapi saya rasa saudara paham apa yang sedang kita bicarakan. Ada sesuatu yang aktif dan hidup bekerja di dalam diri kita pada waktu ayat itu muncul, pada waktu firman itu muncul.
Sharing Ps. Jose – Tadi pagi Ps. Erwin setelah saya berkotbah, datang bersaksi bahwa sebelum Bayi yang mereka punya sekarang dan berusia 11 bulan. Mereka pernah mengalami keguguran. Pada waktu mereka keguguran, merasa sedih, berat. Tetapi Firman yang datang, dan dia baca, kalau tidak salah di Mazmur 33, Firman itu melompat dan menjadi hidup, menjadi kekuatan, jadi di tengah-tengah kesedihan ada damai.
Saya juga berulang kali, perlu Firman, sewaktu 2 tahun lalu saat Istri saya, Hanna sedang operasi Laparaskopi usus buntu. Terutama operasinya setelah ususnya sudah pecah, dan 5 hari setelah reaksi pertama. Biasanya usus buntu harus dioperasi sebelum pecah, 72 jam, dan ini malah 5 hari kemudian.
Tentunya, karena katanya tadi operasi yang katanya hanyasebentar, tetapi berjam-jam tidak keluar, dan mungkin tentunya karena memang sudah kotor sekali di dalam, dan dokternya mesti membersihkan, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah menunggu tentunya saudara bisa mengerti perasaan saya.
Kalau bukan karena Firman yang datang. Tidak mungkin. “Mengapa engkau takut? Mengapa engkau kuatir? Adakah kekuatiran engkau bisa memperpanjang hidupmu?”
Firman-firman yang melompat hidup dan menjadi kekuatan untuk kita bisa melihat keteduhan di tengah-tengah badai. Saya berdoa, saudara-saudara punya pewahyuan yang sama, ayat-ayat yang melompat hidup, yang kemudian menjadi aktif dan memberikan kekuatan untuk saudara menghadapi semua keberadaan yang saudara punya sehingga saudara bisa bersaksi bahwa Tuhan itu hidup, dan aku mengenal Tuhan melalui firman-Nya. Ada amin?
Pewahyuan atau Revelation yang melompat hidup adalah kelimpahan daripada hubungan dan keintiman yang kita bangun dengan Tuhan. Semakin dekat hatimu kepada Tuhan, semakin kuat firman-Nya berbicara.
Bagian yang lain daripada ayat 15 yang tadi kita baca, selain tadi dikatakan bahwa Firman atau kitab suci yang akan memberikan hikmat. Dikatakan juga bahwa ayat ini berkata Kitab suci atau Firman dan hikmat itu juga yang akan menuntunmu kepada keselamatan melalui imanmu dalam Yesus. Kitab suci juga akan membawa saudara punya iman yang mengantarkan saudara kepada keselamatan.
Supporting Verse – [17] Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Roma 10:17 TB
Pendengaran akan apa? Firman Tuhan. Bukan gosip, bukan TikTok. Jadi, pengenalan saudara harus dari Firman Tuhan. Nah masalahnya adalah jaman sekarang seringkali kebutuhan kita untuk membaca firman Tuhan itu digantikan dengan “shorts”.
Yang tidak mengerti “shorts”, it’s okay. Digantikan dengan 15 detik social media. Padahal sumbernya ada di sini. Semakin saudara mengenal, Semakin saudara mendapatkan Firman Tuhan, semakin saudara membacanya sehingga saudara mendengar. Karena ada dampak buat otak saudara yang ahli syaraf sebut sebagai “neuroplasticity”.
Sewaktu saudara mendengar suara saudara sendiri membacakan firman, “it creates reality”, membentuk sebuah realita di dalam otak saudara sewaktu saudara membacakan firman kepada diri saudara. Makanya Alkitab bilang iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Tuhan.
Firman membangkitkan iman dan iman inilah yang mengantarkan kita menerima keselamatan, percaya kepada Yesus karena firman yang kita terima.
Supporting Verse – [16] Semua Kitab Suci diberikan oleh Allah. Kitab Suci itu berguna untuk mengajar, menunjukkan kesalahan, memperbaiki kesalahan dan mengajarkan cara hidup yang benar. 2 Timotius 3:16 AMD
[16] All Scripture is God-breathed and is useful for teaching, rebuking, correcting and training in righteousness, 2 Timothy 3:16 NIV
Firman ini tujuannya untuk membuat koreksi dalam kehidupan kita. Firman Tuhan ini dihembuskan, Jadi sama seperti waktu Tuhan menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidup manusia yang dibentuk dari debu tanah sehingga manusia itu menjadi hidup. Demikian juga AlkitabNya adalah hembusan nafas Tuhan dalam kehidupan kita, sehingga pada waktu nafas Tuhan dihembuskan dalam kehidupan kita, manusia rohani kita menjadi hidup pada waktu kita diberi makan firman Tuhan.
Saudara menjadi hidup, saudara menjadi kuat, karena saudara mendapatkan nafas kehidupan atau mendapatkan firman. Jadi, kalau saudara mulai menghidupi firman yang tadi dihembuskan dalam kehidupan kita, saudara taaati, pasti Firman ini akan membawa perubahan dalam kehidupan saudara.
Karena kitab suci ini datang untuk memberikan koreksi, membenturkan kesalahan, dan memberikan pengarahan untuk kita menjalankan kehidupan. Hidup saudara pasti berubah, dan hidup saudara berubah karena firman datang dalam kehidupan saudara.
Jadi, saudara bisa mengenal Tuhan melalui perubahan yang terjadi dalam kehidupan saudara karena firman. Saya percaya kalau saya minta saudara bercerita, saudara pasti punya pengalaman masing-masing tentang bagaimana firman membawa perubahan dalam kehidupan saudara.
Sharing Ps. Jose – Tadi di kebaktian pertama, saya cerita tentang bagaimana pada waktu awalnya menikah, kondisi keuangannya kami begitu terbatas. Pada waktu titik tertentu, kami kesulitan membayar sewa rumah. Sewa rumah kami tinggal di apartemen di jaman itu, dipinjamkan seorang anak Tuhan. Kami diizinkan untuk membayar secara bulanan.
Biasanya apartemennya disewa tahunan, jadi bayar dua tahun biasanya di depan. Kita dikasih izin untuk membayar bulanan, dan per-bulannya itu sebesar 900 ribu. Tetapi karena gereja baru mulai, kami baru menikah, belum ada gaji, belum ada pemasukan yang berarti, kami berulang kali keteteran membayarnya dan bahkan sampai hutang selama lima bulan.
Saudara bayangkan, sama yang kelihatannya kita berhutang lima bulan, bagaimana dengan Tuhan yang tidak kelihatan? memberikan persepuluhan, persembahan, tidak mampu. Dan kita merasa seperti, “Aku gimana ya?”
Saya tahu banyak orang berpolemik, ini persepuluhan itu wajib kah? Tidak kah? dan lain sebagainya. Saya tidak mau masuk dalam polemik seperti itu. Karena kalau saudara tidak ada hubungan sama Tuhan, semuanya jadi liturgi dan jadi peraturan. Betul kan? Jadi transaksional. Ini wajib. Harus. Perjanjian lama, perjanjian baru. Saya tidak merasa ingin memberi beban kepada saudara.
Tetapi kalau saudara “take relationship out, take the love out of anything”, melayani pun akan menjadi beban, saudara. Mendoakan orang lain pun jadi beban. Tetapi pengalaman kami waktu itu adalah, “Aduh, mana mungkin ya kasih perpuluhan sama Tuhan”.
Tetapi suatu hari kami merasa terdorong, karena sewaktu baca firman, kami menemukan ayat ini.
Supporting Verse – [10] Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Maleakhi 3:10 TB
Ada firmannya. Terus bagaimana? Selanjutnya, pokoknya kami tepati apa yang kami perlu lakukan sama Tuhan, menabur, tanggung jawab sama Tuhan. Dan kami berdua bisa bersaksi, bahwa setelah komitmen itu, hidup kami tidak pernah lagi defisit atau perlu berhutang sama Tuhan, apalagi berhutang sewa rumah, betul.
Tetapi saudara perhatikan Firman saudara sendiri, apa itu mengampuni? Apakah itu mengasihi orang lain? Apakah itu memperhatikan orang lain? Atau Firman apapun juga, soal kekuatiran, soal ketakutan, soal kesehatan, apapun juga, yang Tuhan tuntunkan biar Firman itu yang koreksi saudara, mengubahkan kehidupan saudara.
Ada yang tanya sama saya, “Pastor, saya kalau kasih perpuluhan, gaji sudah habis sebelum gajian lagi”. Katakanlah, kalau dia gajian tanggal 27, saya tidak kasih perpuluhan saja sudah habis di tanggal 23. Terus kalau kasih perpulangannya habis di tanggal berapa? Ya logisnya di tanggal 18 lah. What do you expect? Tetapi bagaimana kamu hidup dari tanggal 18 sampai ke tanggal 27, itulah bagian yang Tuhan bisa lakukan karena Dia berani bilang, ujilah aku.
Berulang kali saya mendengar banyak orang bercerita bagaimana Tuhan kemudian bekerja dalam kehidupan mereka, dan berkata bahwa Tuhan luar biasa. Tuhan luar biasa, tentu saya tahu. Tetapi bagaimana Tuhan luar biasa membawa kamu melewati itu? Itu yang saya ingin dengar.
Saudara perlu mengalami perubahan itu sendiri. Bagaimana Firman koreksi kehidupan saudara supaya saudara bisa mengenal Tuhan melalui Firman-Nya.
Supporting Verse – [17] Dengan menggunakan Kitab Suci, mereka yang melayani Allah akan disiapkan dan akan memiliki semua yang diperlukan untuk melakukan setiap pekerjaan baik. 2 Timotius 3:17 AMD
Bukan hanya untuk melayani, everything you need in life is in here. The book of Instructions of life, Semua, semua yang kau butuhkan dalam hidupmu. Investasimu, masa depanmu, karirmu, pernikahanmu, ada dalam Kitab Kehidupan.
Beberapa Do and Don’t yang bisa kita lakukan dalam mempelajari Alkitab.
Pertama, Do it Daily.
Setiap hari, make it a habit. Apa yang terjadi setiap hari, haruslah dilakukan. Karena kalau yang harusnya setiap hari terjadi, tetapi tidak terjadi, maka akan ada masalah.
Apa yang harus terjadi setiap hari, terjadi setiap harinya. Dan, itu memang sering kali tidak spektakuler, tetapi sehat. Daripada saudara ngotot terus tetapi tidak bisa setiap hari, mendingan saudara mulai dari yang saudara bisa, tetapi setiap hari.
Apakah itu hanya satu ayat, make your notes, tulis, apapun juga yang saudara tidak dapatkan di situ, warnain, catat, journaling, Do it daily, minimal satu ayat daripada tiga setengah pasal tetapi hanya tahan tiga minggu saja. Do it daily, make it happen.
Kedua, Don’t rush it, jangan terburu-buru.
Karena, setiap hari memaksa tiga pasal, karena saudara menargetkan selama satu tahun, kemudian saudara lompat-lompat bacanya, dan jadinya “skimming”, buat apa? Tujuannya untuk saudara cerna, bukan ditelan.
Kalau sudah makan jagung, ditelan semua, kenyang sih. Hanya badan saudara tidak dapat apa-apa dari apa yang saudara makan, betul kan? Tidak perlu dijelaskan lagi kan besoknya bagaimana hasilnya? Karena badan saudara tidak dapat apa-apa, oleh karena itu harus dicerna, didapatkan, dan dimeditasi. MerenungkanNya siang dan malam, everyday. Saudara baru mendapatkan dampaknya.
Ketiga, Do understand the Context.
Baca dengan utuh, Konteksnya apa kalau perjanjian lama? Kalau perjanjian baru siapa yang nulis? Ini buku atau surat? Tuliskan untuk siapa? Kapan ditulisnya? Tujuan ditulisnya untuk apa? Apa yang Tuhan mau saya pelajari waktu saya membaca ini? Itu konteksnya.
Bagaimana membedakan yang deskriptif dan preskriptif? Nah, kalau mau mengetahui lebih jauh soal ini, saudara juga bisa ikut kelas “Engaging the bible” di JPCC, agar saudara bisa belajar lebih dalam mengerti itu. Jadi, understand the context.
Keempat, Don’t read just to gain knowledge.
Tidak membaca hanya untuk sekedar untuk mengoreksi supaya nanti di DATE, saya bisa sharing. Banyak pendeta pun membaca Alkitab pada waktu perlu kotbah saja katanya. Pendeta-pun perlu habit membaca Alkitab setiap hari. Setiap kita perlu habit membaca Alkitab setiap hari. Karena membaca bukan hanya sekedar punya bahan untuk mengetahuinya.
Terakhir, Do obey The Word.
Taati Firman dan lakukan itu.
Closing Verse – [22] Tetapi Firman itu harus kamu lakukan, bukan hanya didengar. Janganlah menipu diri sendiri dengan berpikir, “Bagi saya, mendengar Firman-Nya saja sudah cukup!” Yakobus 1:22 TSI
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes



