JPCC Sutera Hall 2nd Service (14 September 2024)
Setiap kali kalau saya diminta untuk memimpin pujian atau berkotbah, saya pasti memilih untuk memimpin pujian. Tetapi hari ini ada tugas yang harus saya lakukan yaitu membagikan Firman Tuhan. Selamat datang ke JPCC, dan juga kepada teman-teman yang menyaksikan secara online. Selamat pagi, Selamat siang dan Selamat malam dimanapun saudara berada.
Hari ini di Bulan ini, kita masuk dalam tema yang baru dengan judul “Generous Soul“, jiwa yang bermurah hati atau berkelimpahan. Beberapa waktu yang lalu kita di JPCC sudah membahas tema tentang “Stewardship”, bahwa kita bukanlah pemilik apapun di dalam hidup kita, tetapi kita adalah pengelola segalanya. We are owners of nothing but stewards of everything.
Di akhir tema stewardship, kita mengajarkan bahwa tujuan dari stewardship adalah “Generosity”, itu sebabnya bulan ini kita membahas tema tentang “A generous soul”.
Banyak orang berpikir bahwa kemurahan hati hanya berlaku jika kita punya harta kekayaan atau materi yang banyak, “I can only be generous when I am rich”, Tetapi “Generosity” adalah sebuah sikap hati, a condition of a heart and a commitment, dan tidak ada hubungannya dengan jumlah materi dan kekayaan yang kita miliki.
Karena saudara bisa menjadi seorang pekerja atau karyawan dengan gaji yang sekecilpun, dan tetap bisa menjadi orang yang paling generous sedunia.
Generosity adalah komitmen untuk memberikan sumber daya Tuhan yang diberikan dalam hidup kita untuk sebuah tujuan yang layak daripada kita sekedar mengumpulkan atau menggunakannya untuk kenyamanan kita sendiri.
Generosity pada intinya adalah semua untuk orang lain, segala sesuatu bukan sebaliknya ditimbun atau dikumpulkan untuk diri sendiri, tetapi supaya kita bisa melayani Tuhan dan sesama. Itu sebabnya orang yang “generous” tidak terikat akan apapun juga baik uang ataupun status.
Orang yang murah hati sadar bahwa segala sesuatu datang dan berasal daripada Tuhan. It’s all about the posture and the condition of the Heart. Setiap dari kita tentu pernah mengalami kemurahan hati daripada orang lain dalam hidup kita, utamanya dari orang yang dekat dengan kita.
Sharing Ps. Sidney – Saya sendiri mengingat begitu banyak kemurahan hati dari orang-orang yang mengubah kehidupan saya dan keluarga sampai hari ini, baik dalam rupa pertolongan, penghiburan atau materi di musim yang sulit. Saya yakin bapak dan ibu disini juga pernah mengalami hal yang sama.
Saya ingat dulu disaat masih muda berumur 14 tahun dan bertumbuh besar di Los Angeles, dan kami berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan dan saat itu dalam hal metode transportasi, kami hanya punya sepeda BMX bekas, untuk keperluan belanja dan bekerja.
Dan suatu hari saat belanja di supermarket untuk membeli karung beras dan barang belanjaan lainnya di Los Angeles. Saat saya keluar, saya temukan sepeda saya sudah dicuri orang. Saya ingat saat itu saya menangis berjalan pulang, tetapi beberapa hari kemudian, tiba-tiba di apartment kami yang kecil ada sepeda bekas yang diberikan oleh beberapa orang di gereja Indonesia yang ada disana.
Saya begitu tersentuh akan kemurahan hati mereka, bahwa ada orang-orang yang mau memberikan sesuatu yang seharusnya tidak mereka berikan, hanya untuk seorang anak muda yang saat itu juga masih nakal-nakalnya, dan kejadian itu adalah salah satu alasan mengapa saya mau datang ke gereja dan menerima Tuhan. Saya yakin kita semua juga punya kisah-kisah yang sama, ada orang yang bermurah hati dan melakukan sesuatu yang tidak layak kita terima.
Alkitab juga mengajarkan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang sangat generous. Our God is the ultimate giver, dan segala sesuatu yang kita miliki berasal daripadaNya.
Opening Verse – [16] Memang kasih Allah sangat luar biasa kepada orang-orang di dunia ini sehingga Dia menyerahkan Anak-Nya satu-satunya, supaya setiap orang yang percaya kepada Anak-Nya itu tidak akan binasa, tetapi menerima hidup yang kekal. Yohanes 3:16 TSI
Tuhan kita adalah Kasih, dan salah satu ekspresi Kasih adalah “generosity” yang ditunjukan melalui tindakan memberi. God is the ultimate generous giver, dan besarnya Kasih Tuhan selalu diekspresikan melalui pemberian terbaik bernama Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal yang mati di kayu salib demi keselamatan kita semua dan menerima kehidupan yang kekal.
Saudara dan saya diciptakan menurut rupa dan gambar daripada Tuhan yang “generous”, jadi seharusnya “Generosity” sudah menjadi sifat kita semua yang hidupnya sudah diselamatkan dan tunduk hidupnya kepada Tuhan. Seharusnya orang-orang Kristen menjadi orang yang paling “generous” di dunia, “generous” baik dalam bentuk materi, emosional, waktu dan secara spiritual. Karena kita adalah orang-orang yang sudah terlebih dahulu menerima Kasih Allah.
Ada orang-orang yang “generous”tetapi juga bukan orang Kristen, betul tentunya tetapi bukanlah itu membuktikan bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan yang diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan?
Kasih tidak ada alat ukurnya tetapi ini yang saya pelajari. Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi.
Orang bisa saja memberi tetapi belum tentu mereka melakukan itu karena Kasih. Kasih tidak ada alat ukurnya seperti Iman, pengharapan, kekuatiran dan ketakutan tetapi Kasih dapat dilihat daripada seberapa besar pemberian itu kepada yang menerima dan juga diukur dari akibat atau dampak yang dihasilkan.
Supporting Verse – [41] Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. [42] Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. [43] Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. [44] Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Markus 12:41-44 TB
Di mata orang, atau mungkin utamanya gereja modern di jalan sekarang, bisa jadi orang yang kaya ini terlihat lebih generous sebab mereka memberikan jumlah yang besar, tetapi Yesus mengajar bahwa pemberian bukan sekedar dari jumlah yang banyak karena di mata Yesus, si janda yang miskin ini lebih bermurah hati daripada orang-orang kaya. Karena bagi orang yang mau generous, kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita harus menjadi kaya terlebih dahulu untuk bisa bermurah hati.
Tetapi sang janda miskin memberikan pelajaran bahwa kita bisa bermurah hati meskipun kita tidak mempunyai banyak, sebab generosity lebih berupa sikap hati daripada seberapa besar pemberian yang bisa kita berikan.
Dunia bertanya : “Apa yang dimiliki manusia? Namun Kristus bertanya: ” Bagaimana manusia menggunakan apa yang ia miliki?” -Andrew Murray
Tuhan tidak pernah tertarik dengan seberapa besar atau kecil tetapi Tuhan tertarik kepada kondisi hati kita, seberapa besar yang kita punya dan apakah kita mau menyimpannya ke diri sendiri atau memberikannya untuk Kemuliaan Tuhan.
Tidak peduli saudara punya 5 roti dan 2 ikan, buat Tuhan itu sangat cukup dan lebih dari cukup asal kita mau berkata kepadaNya “Aku mau menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan”.
Generosity tidak hanya sekedar memberi dalam hal materi, tetapi kita juga bisa generous dalam hal kata-kata kita, senyuman, pujian, pengampunan kepada orang yang bersalah, perhatian, nasihat, ide dan kreativitas, pelayanan atau penghiburan saat teman berada dalam kesusahan, so many things we can be generous with! Karena kita hanya sekedar pengelola dari apa yang Tuhan sudah percayakan kepada kita.
Sayangnya, kita hidup di jaman yang sangat bertolak belakang dengan apa yang Yesus ajarkan tentang generosity, dimana manusia lebih fokus dan mencintai akan dirinya sendiri dan bahkan manusia menjadi Hamba uang.
Supporting Verse – [1] Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. [2] Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, [3] tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, [4] suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. [5] Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 2 Timotius 3:1-5 TB
Sangat sulit untuk kita bisa hidup bermurah hati dan generous kalau kita hidup hanya untuk mementingkan sendiri (selfish) atau kita menjadi Hamba uang.
Supporting Verse – [24] Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Matius 6:24 TB
Kita tidak bisa melayani 2 Tuhan dalam hidup kita, itu kata Yesus. Arti kata “mamon” dalam bahasa Aramaic di perjanjian baru berupa uang atau kekayaan materi, Mamon adalah dewa yang menjanjikan kekayaan, dan selalu dikaitkan dengan mengejar keuntungan secara serakah. Jaman sekarang, mungkin dengan prinsip “Yang penting Cuan, Bos! Apapun caranya”.
Kita tidak bisa datang melayani Tuhan, mengabdikan hidup kita kepada Tuhan dan disaat bersamaan kita juga percaya pada kekuatan uang dan harta.
Mungkin ada beberapa orang disini yang berpikir bahwa bagaimana mungkin saya bisa menjadi hamba uang, yang saja saya tidak punya. Tetapi menjadi Hamba uang itu lebih dari sekedar menjadi Hamba yang rakus atau mata duitan.
Pikirkan, Berapa banyak dari kita yang secara tidak sadar menjadikan uang sebagai faktor pengambil keputusan dalam hidup kita?
Contohnya : “Tanpa uang, saya tidak bisa melakukan …”, “Oh, aku ga bisa mengerjakan A, B, C, D tanpa uang”.
Kalau kita katakan dan lakukan itu, tanpa sadar kita sudah menjadikan uang dan harta kekayaan sebagai Tuhan dan melebihi daripada Tuhan yang kita sembah. Jika itu yang terjadi, para pemimpin di JPCC berbuat keputusan seperti itu 25 tahun yang lalu, maka JPCC tidak mungkin ada hari ini. Begitu juga dari hal album demi album JPCC Worship, kalau kita hanya berpikir dari sisi uangnya, percayalah bahwa tidak mungkin kita bisa beribadah hari ini.
Bukan berarti kita tidak butuh uang, tetapi ketika kita mengabdi kepada Tuhan, bukan uang yang menjadi faktor penentu dalam membuat keputusan karena yang menjadi faktor penentu adalah Iman kepercayaan kita kepada Tuhan karena Iman menyebabkan yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Jika kita menjadi hamba uang, maka kita akan terbatas dengan seberapa besar dan banyaknya harta yang ada di tangan kita. Tetapi jika kita mengabdi kepada Tuhan sang pemilik segalanya, maka yang akan terjadi adalah apa yang terjadi sesuai dengan Iman kita, dan kita mengambil keputusan dengan apa yang kita punya, dan ingatlah bahwa kita punya Yesus di dalam hidup kita.
Yang kita layani hanya Tuhan dan kita ijinkan uang yang melayani kita semua. Uang adalah Hamba yang baik tetapi adalah tuan yang buruk. Money is an excellent slave but a terrible master.
Sayangnya ini adalah situasi dimana kita berada, dimana firman Tuhan mengatakan bahwa banyak orang akan mementingkan diri sendiri dan menjadi Hamba uang. Itu sebabnya jika kita tidak mau terjebak dalam lubang yang sama, kita harus mencerminkan sifat ilahi seperti “generosity” dalam hidup kita.
Tuhan menciptakan semua ciptaanNya untuk memberi. Dia menciptakan matahari, bulan, bintang, awan, bumi, dan tumbuhan untuk memberi. Dia juga merancang ciptaanNya yang agung, manusia untuk memberi. Namun manusia yang telah jatuh dalam dosa adalah manusia yang paling tidak bermurah hati di antara semua ciptaan Tuhan – John McArthur
Dosa telah mengkorupsi karakter Ilahi yang Tuhan sudah berikan. Kita berdoa agar kita bisa menjadi teladan, “typos” dalam mencerminkan generosity dalam dunia kita masing-masing.
Supporting Verse – [25] Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Amsal 11:25 TB
Tuhan tertarik dalam memperbesar kapasitas hati dan kehidupan kita melalui kemurahan hati, bukan karena Dia adalah Tuhan yang jahat dan mau mengambil semua yang ada di tangan kita.
Kemampuan kita untuk bisa generous tergantung daripada seberapa besar Iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, itu sebabnya jangan heran kalau ada orang-orang yang mempunyai takaran generosity yang berbeda-beda, karena generosity itu tergantung dari seberapa erat hubungan kita dengan Tuhan.
Beberapa waktu lalu dalam diskusi pastoral, Ps. Jeffrey berilustrasi tentang kemampuan manusia bermurah hati ibaratnya seperti daya listrik rumah kita dengan PLN. Semua rumah kita terhubung dengan PLN, tetapi setiap rumah itu berbeda terangnya, karena tidak semua rumah punya daya kapasitas yang sama. Artinya terangnya sebuah rumah tidak ditentukan perabotan yang mahal atau canggih, tetapi kemampuan bersinar terang ditentukan dengan seberapa besar daya listrik yang mereka terima dari PLN sebagai sumber daya listrik setiap rumah.
Kemampuan kita untuk bersinar Terang bagi dunia bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, namun ditentukan dari seberapa terhubungnya kita dengan Yesus, sang sumber Terang.
Bagaimana kita bisa menaikkan daya listrik kita dalam hidup kita masing-masing agar lebih bersinar Terang?
Supporting Verse – [2] Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Yesaya 54:2 TB
Generosity adalah sebuah exercise, latihan agar kita bisa membentuk manusia spiritual kita. Sama seperti latihan fisik secara jasmani dimana jika kita ingin memperbesar otot, bahu dan dada saya, maka saya harus berani mengangkat beban yang berat, tentu tidak mudah, tetapi dengan kita lakukan itu secara konsisten maka tubuh kita menjadi sehat dan lebih kuat.
Ini yang terjadi dengan kita melatih “generosity” kita dengan orang di sekeliling kita. Jangan berpikir bahwa kita hanya punya sedikit, Bagi kita yang merasa kekurangan, oleh karena itu kita harus melatih dari hal yang kecil, enlarge and stretch, karena itulah yang Tuhan minta daripada kita.
Alasan daripada Tuhan tidak memberikan tanggung jawab yang besar kepada kita adalah karena kita tidak punya otot yang cukup kuat untuk menanggungnya. Yang di dalam tidak cukup kuat menanggung beban di luar.
Jika Cahaya yang menyinarimu lebih Terang daripada cahaya yang ada di dalam, dirimu, maka cahaya yang menyinarimu akan menghancurkanmu – Christine Caine
Semua tindakan dan pencapaian kita dalam hidup akan dibatasi dengan karakter dan nilai-nilai yang ada dalam diri kita, karena mustahil bagi hidup kita untuk bisa menghasilkan sesuatu yang bertahan atau everlasting diluar daripada kekuatan karakter moral kita dari Tuhan.
Karena untuk memperluas hidup kita, Tuhan harus memperbesar hati kita.
Supporting Verse – [24] The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller. [25] The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped. Proverbs 11:24-25 MSG
[24] Ada orang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin papa. Amsal 11:24 BIMK
“Miskin Papa” itu artinya benar-benar melarat. Itu sebabnya Firman Tuhan berkata, jangan menghemat, salurkan apa yang Tuhan sudah berikan dalam hidup kita. Tentu tidak mudah di dalam jaman sekarang yang fokusnya hanya kepada diri sendiri.
Firman Tuhan berkata bahwa kalau kita memberi, maka kita akan mendapat lebih banyak karena Tuhan tahu bahwa “generosity”, kemurahan hati dalam memberi adalah salah satu cara untuk memperbesar hati kita dan bukan untuk mengambil apa yang ada di tangan kita.
Supporting Verse – [25] Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga. Amsal 11:25 BIMK
Orang yang generous akan berkelimpahan, bukan orang yang berkelimpahan yang akan menjadi murah hati. Kebalikan bukan?
Karena Kekayaan seseorang belum tentu menjadikan orang itu generous.
Supporting Verse – [2] Beloved, I pray that in every way you may succeed and prosper and be in good health [physically], just as [I know] your soul prospers [spiritually]. 3 John 1:2 AMP
Kelimpahan kita tergantung dari kelimpahan jiwa yang ada dalam diri kita. Seseorang yang mampu memberi walaupun memiliki sedikit di tangannya adalah seseorang yang memiliki jiwa yang melimpah.
Namun seseorang yang tetap mengambil (apalagi dengan cara yang tidak benar) walaupun sudah memiliki banyak di tangannya adalah seseorang yang memiliki jiwa yang melarat.
Hari demi hari, kalau saya lihat berita, ini yang saya temukan. Ada beberapa orang yang sudah punya benyak tetali kerjaannya terus mengambil dan mengambil, tetapi Orang-orang yang mengasihi Tuhan, orang-orang yang sudah sadar bahwa hidupnya, semuanya dari, oleh dan untuk Tuhan, orang-orang yang hidupnya membuka hati akan kemurahan Tuhan, dengarkan saya baik-baik, maka kita pasti akan hidup dengan tangan yang terbuka.
I have received so much in my life, bahkan tidak ada yang bisa saya balas akan kebaikan Tuhan. Tetapi apa yang saya terima bukan sekedar mukjizat supranatural saja, ada begitu banyak kemurahan hati dari teman-teman saya yang mengubah saya sedemikian rupa.
Baik itu berupa penghiburan, senyuman, makanan, waktu dan barang, pada saat saya sedang dalam musim yang sulit, so much generosity in my life.
Dan saya tidak mau menyimpan itu semua hanya untuk kenyamanan diri sendiri. Kami berdoa di JPCC agar kami tidak hanya dikenal sebagai gereja yang excellent, tetapi saya mau JPCC juga dikenal sebagai anak-anak Tuhan yang generous, bagi kota dan bangsa Indonesia, untuk kita bisa memberi dan membagikan segala sesuatu yang Tuhan sudah berikan.
We cannot pour from an empty cup, we cannot give what we do not have.
Cara kita menyadari bahwa kita sudah punya segalanya dalam hidup kita untuk bisa melakukan tujuan hidup kita, cara kita bisa tahu bahwa semua yang ada di tangan kita berasal dari Tuhan sangatlah mudah, Kasihilah Tuhan karena itu adalah hukum yang pertama dan terutama.
Perintah yang kedua adalah Kasihilah sesamamu seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Artinya kunci untuk kita bisa mengenal semua potensi dalam hidup dimulai dengan hukum yang pertama, Kasihilah Tuhan, karena pada saat kita menyayangi seseorang, artinya saya mau mengenal dia luar dan dalam, mengenal apa yang dia suka dan tidak suka.
Sama dengan kita kepada Tuhan, jika kita berkata bahwa kita mengasihi Tuhan maka pertanyaannya apakah kita mengenal Tuhan atau tidak?
Karena disaat kita mengenal Tuhan kita akan bisa mengenal diri kita sendiri dan akhirnya kita bisa mengasihi diri kita sendiri, karena kita melihat diri kita dari mataNya Tuhan, bukan sekedar dari kelalaian dan dosa kita.
Dan disaat kita sudah mengenal diri kita sendiri, maka itu yang dikatakan “Love others as you love yourself“, semakin kita bisa mengasihi Tuhan dan mengenalNya, semakin kita bisa mengasihi diri kita dan orang lain dengan kemurahan hati karena kita sadar bahwa Kasih Tuhan sudah sangat lebih dari cukup dalam hidup kita.
P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga (Instagram). Thanks much and God Bless!
Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes


