Healthy and Whole By Ps. Jose Carol

Sutera Hall 2nd Service (28 July 2024)

Selamat datang semuanya, bagaimana jika kita juga mengucapkan terima kasih kepada semua volunteers baik yang ada di depan dan juga belakang layar yang sudah membantu menyajikan ibadah ini bisa disaksikan secara online dimanapun kalian berada.

Seperti yang sudah disampaikan oleh Ps. Sidney, kita memasuki seri pengajaran yang baru, “A Healthy Me“. Salah satu hal yang kita pelajari melalui tema bulan lalu tentang “Stewardship” dengan salah satu tagline berbunyi “We are owners of nothing but the stewards of everything”.

Kita bukanlah pemilik atas apapun yang ada di tangan kita tetapi sesungguhnya kita adalah pengelola akan apa yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, termasuk diri kita sendiri dan juga kesehatan kita. Semua itu adalah milik Tuhan.

Opening Verse – [23] I know, Lord, that our lives are not our own. We are not able to plan our own course. Jeremiah 10:23 NLT

Manusia tidak berkuasa untuk merancang langkah-langkahnya sendiri. Tuhan menetapkan langkah orang benar tetapi kita juga diberikan tanggung jawab untuk menjalankan langkah-langkah itu.

Karena hidup kita bukan milik kita dan kita hanya pengelola saja, maka setiap dari kita bertanggung jawab untuk diri kita masing-masing. Menjadi sehat adalah tanggung jawab kita sebagai seorang pengelola

Supporting Verse – [6] Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. Yeremia 33:6 TB

Yeremia mengingatkan adalah keinginan Tuhan agar kita sehat. Dia juga ingin menyembuhkan kita semua, Tuhan ingin kita hidup sehat dan tidak ingin kita merasa sakit, sengsara atau menderita, Dia ingin agar adanya kelimpahan dalam hidup kita.

Judul kotbah saya hari ini dan juga di beberapa sunday service lainnya adalah “Healthy dan Whole”, Sehat dan Utuh, apa itu artinya?

Supporting Verse – [23] Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. 1 Tesalonika 5:23 TB

Tuhan tidak ingin cuman sebagian dari diri kita yang sehat baik itu dari aspek tubuh, jiwa atau rohani saja, tetapi Dia mau kita juga utuh dan sempurna seluruhnya. Jadi kesehatan diri kita bukan hanya target kita, tetapi kita juga perlu menjadi utuh, dan seimbang secara jasmani, jiwani dan rohani.

Survey dari Northwestern University mengatakan bahwa 20% penduduk Amerika mengalami obesitas, Dan menariknya jika data ini ditarik dari orang Kristen yang ada di gereja saja, baik itu sebagai Hamba Tuhan, jemaat dan volunteers, maka angka obesitas di dalam gereja ini menjadi dua kali lebih tinggi dibandingkan di luar gereja.

Pertanyaannya bisa jadi mungkin gereja di Amerika selama ini lebih fokus di aspek rohani saja, dan tidak membicarakan aspek lainnya seperti jasmani atau jiwani, yang utama agar semua jemaat bisa masuk surga.

Atau bisa juga gereja disana hanya memperhatikan aspek jiwani saja, misalnya fokus untuk belajar pengendalian diri dan nafsu sensual, tetapi jarang membicarakan pengendalian nafsu makan dalam keseharian mereka.

Ibaratnya seperti sebuah Mesin Ketik, mesin ketikan itu meninggalkan cetakan atau impresi kepada kertas yang dicetaknya, itulah kehidupan kita seharusnya sebagai Anak Tuhan, menjadi teladan atau “typos” atas lingkungannya. Tidak mungkin kita menjadi teladan kalau tidak adanya keseimbangan antara jasmani, jiwani dan rohani.

Ada juga yang berkata bahwa gereja seperti sebuah rumah sakit yang penuh dengan orang atau manusia yang belum sempurna tetapi ada perbedaan signifikan dengan orang atau manusia yang keberadaannya dan tingkah lakunya memang tidak sehat.

Contohnya manusia yang belum sempurna sangat biasa mengalami gesekan, perselisihan atau ketegangan dalam keseharian baik dalam pekerjaan, hubungan keluarga dan bahkan pernikahan. Dalam hal ini, bergesekan adalah sesuatu yang rumlah atau normal.

Akan tetapi, kalau gesekan itu tidak pernah menemukan solusi dan berkembang menjadi kekerasan verbal, atau mulai menghancurkan nilai dan karakter, bahkan sampai ke kekerasan fisik, maka yang tadinya bagian dari ketidaksempurnaan manusia sudah berubah menjadi sesuatu yang tidak sehat, bukan?

Jadi kalau saudara menemukan ada area dalam aspek hidup Anda yang tidak sehat, jangan bersembunyi di balik “ketidaksempurnaan” kita karena setiap dari kita harus bertanggung jawab akan kesehatan kita. Menjadi sehat adalah penyembahan kita, Getting healthy is an act of worship.

Supporting Verse – [19] Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? [20] Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:19-20 TB

Kita punya tanggung jawab untuk memuliakan Tuhan dengan kehidupan kita, termasuk juga dengan kesehatan kita, tidak hanya dalam penyembahan Ibadah di gereja tetapi juga dalam keseharian hidup kita. Itulah Ibadah kita yang sesungguhnya.

Supporting Verse – [30] Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12:30 TB

Kita perlu mengasihi Tuhan dengan “segenap” hati, jiwa, akal budi, nurani dan kekuatan kita, Dan ini bukan hanya “sebagian” saja. Kita tidak akan bisa memuliakan Tuhan jika tubuh, jiwa, hati, atau akal budi kita tidak sehat.

Kesehatan tubuh, jiwa dan roh kita saling terkait satu dengan yang lainnya dan tidak terpisahkan. Jika ada salah satu bagian ini yang sakit, maka seluruh keberadaan kita akan mengalami sakit.

Contohnya, ada 3 pandangan yang biasanya dimiliki seseorang.

1. Dalam hal depresi, orang yang hanya fokus di aspek jasmani atau tubuhnya saja maka ketika isu depresi datang, dia biasanya akan konsultasi ke dokter dan meminta atau mencari obat agar gejalanya bisa hilang. Pertanyaannya apakah depresi ini penyebabnya hanya di aspek jasmani saja?

2. Dalam hal yang sama, ada juga yang bilang bahwa disaat isu depresi ini datang maka yang dibutuhkan adalah penyembuhan secara jiwani mencari seorang terapis agar orang tersebut bisa untuk mengungkapkan keluh kesahnya dan juga rajim melakukan journaling.

3. Atau ada juga yang bilang bahwa isu depresi ini sebenarnya bisa disembuhkan secara rohani, dengan melakukan doa, puasa, dan dalam kasus tertentu dengan melepaskan kutukan atau kuasa gelap yang harus diusir.

Sebenarnya aspek Roh, Jiwa dan Tubuh ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Saya pernah mendoakan seseorang yang ada masalah atau penyakit kulit dan setelah diselidiki ternyata yang dia sebenarnya hadapi adalah masalah kejiwaan karena isu pribadi dengan kedua orang tuanya, setelah itu dihadapi, maka dia mulai mengalami penyembuhan.

Gereja di Amerika mungkin berpikir yang penting agar jemaatnya bisa masuk surga dan mungkin aspek yang lainnya kurang penting, tetapi saya berharap di Indonesia dan JPCC ini, akan banyak pemimpin-pemimpin yang sehat secara tubuh, jiwa dan Roh.

Seringkali solusi yang diupayakan adalah fokus pada kesembuhan dengan memisahkan satu aspek dengan aspek yang lainnya. Contohnya dalam pernikahan, ada yang berkata bahwa mungkin ada kutukan atau roh perselingkuhan yang tinggal disana di dari generasi demi generasi sebelumnya yang ada di dalam keluarga besar. Tentu tidak ada salahnya dengan berdoa tetapi perlu juga adanya pembaharuan dengan perubahan pola pikir, dan adanya aturan dengan menjaga jarak antara gender agar masalah perselingkuhan ini bisa benar-benar diselesaikan.

Menjadi satu dalam pernikahan tidak berarti hanya dua tubuh menjadi satu, tetapi adanya dua pikiran dan perasaan yang perlu bersatu, menjadi sepakat kata Firman Tuhan. Menukar pikiran, berbagi perasaan dan tidak henti-hentinya menumbuhkan kebenaran dan Firman Tuhan agar terus bisa membalut keutuhan pernikahan tersebut.

Contoh lain, ada yang bilang bahwa mereka punya kutuk atau masalah dalam hal keturunan dan merasa perlu didoakan. Tidak ada salahnya tentu umtuk didoakan tetapi perlu juga diubah pola hidup serta adanya kebiasaan olahraga yang baru. Ingat bahwa Salib sudah menebus kita sebagai ciptaan yang baru, kebiasaan hidup yang baik perlu dilakukan agar terus bisa turun ke Generasi berikutnya.

Salah satu contoh kasus adalah bagaimana Allah berurusan dengan Elia di dalam perjanjian lama yang nenggambarkan bahwa Allah berurusan dengan aspek jasmani, jiwani dan rohani. Konteksnya adalah Elia ini seorang Nabi yang dipakai Tuhan dengan begitu luar biasa dimana dia hidup di jaman Israel yang saat itu terpisah menjadi dua, di area utara bernama Israel dan di area selatan dengan Kerajaan Yehuda. Di area utara ini Kerajaan Israel dipimpin oleh seorang Raja bernama Ahab dengan istrinya Izebel, dimana mereka membawa Israel menyembah dewa-dewa Baal.

Maka atas perintah Tuhan, Elia berdoa untuk membuat hujan berhenti di area mereka selama 3 tahun. Kehebatan Elia juga bisa dikenal disaat dia juga berdoa untuk membangkitan seorang anak janda yang mati, dan juga melipatgandakan tepung dan minyak si janda itu, Elia juga bertarung dengan nabi-nabi palsu dan dewa-dewa Baal, dan berhasil mengalahkan mereka dengan pedangnya.

Supporting Verse – [1] Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, [2] maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: ”Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” [3] Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. [4] Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: ”Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” [5] Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: ”Bangunlah, makanlah!” [6] Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. [7] Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: ”Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” [8] Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. 1 Raja-raja 19:1-8 TB

Solusi Tuhan untuk ketakutan Elia sungguh menarik, tidak ada kotbah, tetapi Dia mengirim makanan dan minuman. Dia tidak hanya mengingatkan dia untuk makan dan minum, Dan lebih hebatnya Dia mengirim makanan dan minuman sekaligus.

Banyak dari kita jika menghadapi suatu masalah, maka pada umumnya teman kita akan memberikan beberapa tips untuk menyelesaikannya, menyalahkan kita akan ketidakseimbangan aspek hidup kita. Tetapi Tuhan sebaliknya langsung menyediakan kepada Elia. Menarik sekali bahwa Tuhan bukan hanya mengingatkan Elia bahwa dia adalah manusia yang perlu keseimbangan antara makan dan istirahat, tetapi Dia juga langsung menyediakan.

Setelahnya, kalimat-kalimat berikutnya berisi “curhatan” Elia, Elia mengeluarkan keluh kesahnya kepada Tuhan.

Supporting Verse – [9] Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman Tuhan datang kepadanya, demikian: ”Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” [10] Jawabnya: ”Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.” [11] Lalu firman-Nya: ”Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuhan!” Maka Tuhan lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului Tuhan. Tetapi tidak ada Tuhan dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada Tuhan dalam gempa itu. [12] Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. 1 Raja-raja 19:9-12 TB

Angin sepoi-sepoi ini dalam terjemahannya adalah “a still voice or whisper“, disitu Tuhan tidak berteriak di dalam angin dan menggoncangkan dia, Dia berbicara seperti ibaratnya seorang “terapis” dengan bisikan yang lembut supaya Elia sadar akan keberadaan dia. Tuhan menyatakan diriNya setelah Dia memberi makan Elia.

Supporting Verse – [13] Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: ”Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” [14] Jawabnya: ”Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.” [15] Firman Tuhan kepadanya: ”Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. [16] Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau. [17] Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa. [18] Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.” 1 Raja-raja 19:13-18 TB

Di ayat 15, baru Tuhan katakan agar Elia kembali ke Kehidupannya. Kisah ini menggambarkan bahwa Tuhan tidak langsung fokus ke salah satu aspek, Dia berurusan juga dengan jasmani, jiwani dan rohaninya Elia Tuhan ingin agar kita utuh secara jasmani, jiwani dan rohani.

Oleh karena itu kita perlu menjaga keseimbangan jasmani, jiwani dan rohani. Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan ini?

1. Perhatikan Rutinitas kita (Routine/Repetition)

Rutinitas itu tidak selalu negatif dan membosankan. Yesus mengajarkan kita untuk Minta makanan secukupnya hari ini. Bahasa inggrisnya bilang “Give us today our daily bread”, Utamakan untuk makanan secukupnya setiap hari Dan bukan setiap minggu sekali atau bahkan setahun sekali, dan ini harus dilakukan dengan rutin setiap hari.

Hal-hal seperti makan teratur, membayar energi yang sudah kita makan setiap harinya, istirahat, dan juga membuang sisa makanan tubuh kita setiap harinya agar masalah tidak akan muncul.

Apa yang rutin tidak spektakuler. Tetapi justru di balik itulah kesehatan dan keseimbangan datang dalam hidup kita.

The secret of your future is hidden in your daily routine – Mike Murdock.

Small habit + consistency + repetition + time = Big difference

Perbedaan dan perubahan besar dalam hidup kita datang karena kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten dan diulangi secara terus menerus. Sayangnya orang Kristen lebih suka hal yang spektakuler, ingin agar solusinya didoakan agar masalahnya cepet selesai.

2. Tarik Batasan (Restriction)

Dosa masuk ke dunia karena Adam dan Hawa melanggar batasan. Sejak menikah, saya selalu menjaga jarak dan batasan untuk tidak berada di dalam ruangan hanya berdua saja dengan lawan jenis demi alasan apapun juga.

Pernah ada seorang wanita yang menghubungi saya di waktu malam dan memaksa serta meminta saya untuk datang ke tempatnya saat itu juga, dia bahkan mengancam saya bahwa dia akan membunuh dirinya jika saya tidak datang malam itu juga. Respon saya kepadanya, jika saya pergi ke tempatnya malam itu juga, maka mungkin istri saya yang akan bunuh diri. Tentunya saya bisa melakukan ini di kantor dengan waktu yang lebih normal seperti di jam pagi atau siang, dan sesuai dengan batasan atau aturan yang ada.

3. Rest

Belajar untuk mulai berserah, menabur di siang hari dan istirahat di malam hari. Saya berharap saudara belajar untuk menjaga keutuhan dan kesehatan karena itu adalah Ibadah kita kepada Tuhan. JPCC, I hope you learn something today.

P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga. Thanks much and God Bless!

Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes