I will build my Church By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Online Service (4 June 2023)

Selamat pagi Bapak Ibu dan saudara sekalian, begitu juga dengan Bapak dan Ibu yang menyaksikan secara online. Sekali lagi, kita berikan apresiasi kepada teman-teman pemusik yang sudah melayani kita dengan baik. Kita masuk dalam tema yang baru dalam bulan Juni ini, seperti yang sudah saya katakan bahwa selama hidup kita akan mengalami perubahan. 

Bertumbuh merupakan sebuah perubahan dan menjadi tua juga merupakan perubahan. Bagaimana cara yang tepat bagi kita dalam menghadapi perubahan? yaitu dengan kita bisa dan cepat beradaptasi serta menyesuaikan diri. 

Karena perubahan merupakan sesuatu yang konstan di dunia ini. Bahkan diketemukan melalui pandemi, adanya percepatan akan perubahan tersebut. Yang menarik justru di tengah-tengah percepatan daripada perubahan, adanya juga peningkatan spiritualitas di masyarakat.

Dengan adanya peningkatan spiritualitas tersebut, menurut beberapa survey yang dilakukan di Amerika Serikat, banyak orang melihat gereja tidak cukup relevan lagi dalam kehidupan rohani mereka, apalagi semenjak adanya pandemi, mereka terekspos dengan adanya online service dimana mereka bisa mengikuti kebaktian secara online sehingga mereka merasa tidak adanya urgensi untuk datang ke gereja lagi. 

Mereka merasa cukup, dan beribadah secara online, serta bergabung dalam komunitas virtual yang ada. Itu adalah situasi yang mereka pikir cukup untuk mengisi kehidupan spiritual mereka. Di bulan ini, kita masuk dalam tema yang baru, yaitu “I love my church“. 

Ada pepatah yang mengatakan “Tak kenal, maka tak sayang”, dan itu sebabnya kita mau saudara semua mengenal akan gereja Tuhan, supaya kita mengenal siapa Yesus akan kita, dan juga dimana posisi kita kepada Tuhan. Gereja sendiri adalah ide yang datang dari Tuhan, dan bukan ide dari manusia sendiri. 

Opening Verse – Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut! Matius 16:18 BIS

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya Matius 16:18 TB

Perhatikan, Yesus berkata “Aku akan mendirikan jemaatKu”, jadi yang pertama kali kita perlu ketahui bahwa gereja adalah bukanlah milik Hamba Tuhan dan keluaganya, tetapi gereja adalah milik Tuhan sendiri. Pendeta dan Hamba Tuhan hanya dipercayakan untuk “memelihara”.

Saudara ingat tentang stewardship? Beberapa minggu yang lalu saya ajarkan kepada saudara. Kepada mereka dipercayakan apa yang Tuhan sedang bangun dan itu sebabnya kalau bukan Tuhan yang membangun, kalau bukan Tuhan yang menjadi inisiatornya, kalau bukan Tuhan yang menjadi dasar. maka sia-sialah orang yang membangunnya. Sia-sialah orang yang mencoba untuk membangunnya.

Kata gereja dan kata Jemaat dipakai secara bergantian diambil dari kata yang sama dalam bahasa Yunani yaitu “Ekklesia”, gabungan dari dua kata yaitu kata “Ek” yang artinya keluar dari dan menuju atau kepada dan kata yang kedua adalah “Kaleo” atau to call, atau artinya memanggil.

Sehingga “Ekklesia” diartikan sebagai sekelompok orang atau jemaat yang dipanggil keluar dari dan kepada atau menuju kepada. Pertanyaannya, dipanggil keluar dari apa? menuju kemana?

Supporting Verse – Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. 1 Petrus 2:9 TB

Nah, disini jadi jelas bahwa dipanggil keluar dari kegelapan menuju kepada terangNya yang ajaib. Jadi, gereja artinya sekelompok orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju kepada terang Tuhan yang ajaib.   Sekelompok orang yang dipanggil keluar dari kehidupan dosa menuju kepada hidup dalam kebenaran, sekelompok orang yang dipanggil keluar dari dunia ini dan menuju kepada kerajaan Allah. Jadi gereja dalam artian sebenarnya bukanlah bangunan, bukanlah gedung tetapi bicara mengenai sekelompok orang atau Jemaat, Saudara dan saya, kitalah gereja.    Supporting Verse – Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. Matius 18:19-20 TB   We are the church, kita berkumpul di sini, berkumpul di dalam nama Kristus, dan  kita adalah Gereja Tuhan. Ada beberapa analogi yang dipakai di Alkitab untuk menggambarkan jemaat Tuhan.   Analogi yang pertama menjelaskan bahwa Jemaat adalah tubuhnya dimana Kristus adalah kepalanya.   Supporting Verse – Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Efesus 1:22-23 TB   Minggu lalu kita belajar bahwa Kristus adalah raja atas dunia dan jika kita mendengar kata raja, maka yang kita bayangkan adalah sosok pribadi yang berada di tempat yang tinggi, yang jauh dari kita yang hidupnya berbeda dengan kita yang kemudian secara posisi maupun secara otoritas atau secara kekuasaan jauh lebih tinggi daripada kita.   Sulit buat kita untuk “nyelonong” istilahnya, mendekat kepada raja, tetapi bersyukur bahwa gambaran itu tidak diberikan kepada kita. Sebagai Raja, dikatakan Dia adalah kepala dan kita adalah tubuhNya. Kepala sama tubuh tidak bisa dipisahkan, kepala dan tubuh menjadi satu dan tidak terpisahkan.   Kepala-lah yang menggerakkan semua bagian tubuh kita, dikatakan Kristus adalah kepala kita. Dialah Raja kita, Dialah kepala kita yang berkuasa atas kehidupan kita tetapi Dia bukan yang jauh dari kita. Dia bukan yang jauh dari kita bahkan karena kita tubuhNya, kita dan Dia tidak terpisahkan. Tanpa kepala, kita jadi zombie. Kita perlu kepala dan kepala juga perlu kita.   Supporting Verse – Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Efesus 1:23 TB   Jadi, kita bukan hanya menjadi tubuh yang biasa, tetapi tubuh yang mengalami kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Sebagai tubuh, kita perlu untuk penuh dengan Roh Kudus, perlu dengan kasihNya. Sebagai tubuh kita harus menjalankan semua perintah atau pemikiran yang ada dalam kepala yaitu Kristus itu sendiri.   Artinya, sebagai tubuh kita diharapkan untuk bisa memanifestasikan Kasih Tuhan, dan semua pemikiran Tuhan, semua nilai-nilai, semua prinsip kebenaran yang ada dalam Kristus yang adalah kepala dan  kita tubuhnya diharapkan untuk bisa merealisasikan semuanya.   Beberapa minggu yang lalu saya katakan bahwa Tuhan adalah kasih, Tuhan adalah terang dan Tuhan adalah kehidupan. Kalau kita tubuhNya, demikianlah kita seharusnya juga, kita penuh kasih, kita penuh dengan terang, dan kita juga penuh dengan kehidupan. Kita penuh dengan damai sejahtera dan juga dengan Sukacita.   Supporting Verse – Sebab: ”Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. 1 Korintus 2:16 TB   Dengan kata lain, kita ini dipanggil untuk merepresentasikan Kristus kepada dunia ini. Kita dipanggil untuk menjadi perwakilan Kristus, untuk menjadi dutanya Kristus dimanapun kita berada, baik itu di tempat kita kerja, di sekolah, di tempat kita kuliah, di tempat kita berbisnis atau di dalam pernikahan kita.   Kita diharapkan untuk dapat merepresentasikan Kristus, pemikiran Kristus dapat dilihat melalui kita, direalisasikan melalui tubuhNya yaitu gerejaNya, tempat untuk kita menerima semua kepenuhan dari Dia.   Itu sebabnya menjadi penting untuk kita terus belajar dipimpin oleh Roh Kudus, menjadi penting untuk kita terus belajar dan mengenal Dia, supaya kita bisa mengaplikasikan pemikiran-pemikiran Kristus, belajar mengenal FirmanNya, belajar mengenai nilai-nilai mengenai prinsip kebenaran, belajar mengenai karakterNya sehingga bisa terlihat melalui kita karena nilai-nilai Kristus jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai-nilai atau prinsip yang dipegang oleh dunia ini.   Seperti yang saya katakan pada saat kita jatuh dalam dosa, kita kehilangan kemuliaan Tuhan. Tetapi ketika kita reconnect, ketika kita kembali kepada Kristus, kembali dengan nilaiNya Tuhan, dengan prinsipnya Tuhan,  kita tidak lagi hidup dalam gelap tetapi kita sekarang hidup dalam terangNya Tuhan. Dan itu semua harus bisa termanifestasi dalam kehidupan kita semua sebagai jemaatNya, sebagai tubuhNya, dan sebagai gerejaNya.   Supporting Verse – Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Roma 12:4-8 TB   Gereja sebetulnya diharapkan menjadi contoh dari yang namanya bersatu dalam perbedaan, unity in diversity, karena gereja adalah sebuah tubuh yang terdiri dari berbagai macam anggota dan setiap anggota mempunyai kebisaan masing-masing dimana setiap anggota saling memerlukan satu dengan yang lain, saling tersambung satu dengan yang lain, saling mendukung satu dengan yang lain, dan setiap anggota tidak bisa berdiri sendiri. Itulah indahnya Gereja Tuhan.Meskipun berbeda-beda tetapi bisa hidup dalam satu kesatuan.   Supporting Verse – Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 1 Korintus 12:20-27 TB   Kurang jelas apalagi? Sudah cukup jelas di sini berarti memang ada anggota-anggota yang lebih elok, lebih terpandang, ada anggota-anggota yang kurang terpandang tetapi anggota-anggota yang lebih elok itu tidak perlu diperhatikan secara khusus tetapi anggota-anggota yang kurang elok, yang kurang terpandang, maka dialah yang harus diperhatikan lebih khusus.   Kan tidak bisa, tidak mungkin semuanya tampil ke depan, ada yang bisa tampil ke depan dan ada juga yang bekerja di balik di balik layar.  Dan yang biasa tampil ke depan tidak perlu terlalu banyak lagi dipuji-puja, tidak perlu juga menuntut dipuji-puji tetapi yang di belakang layar yang tidak kelihatan justru harus sering dikasih terima kasih dan harus diperhatikan secara khusus supaya jangan terjadi perpecahan.   Jadi kalau kita mau cepat agar perpecahan terjadi, maka yang sering kelihatan dipuji-puji saja terus, dan yang di belakang layar jangan pernah diperhatikan. Maka dengan segera perpecahan bisa terjadi.   Tetapi itu tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah anggota-anggota yang kurang elok diberikan perhatian yang khusus. Karena sudah disusun sedemikian rupa, bahwa yang tidak kelihatan sama pentingnya dengan yang kelihatan. Yang kelihatan di sini termasuk saya tidak bisa berbuat banyak kalau yang tidak kelihatan tidak melakukan pekerjaannya.   Yang menyanyi di sini bisa punya suara dan talenta, bisa kelihatan bagus dan cantik atau ganteng tetapi kalau yang di belakang layar tidak melakukan tugasnya, mic-nya nggak bunyi sama sistemnya nggak jalan, liriknya nggak kepasang, maka mereka nggak bisa berbuat banyak.    Tahukah saudara bahwa di JPC ini ada pelayanan yang tidak pernah libur, yang selalu ada setiap saat. Saudara tidak pernah bertemu dengan mereka, kalau saudara tidak mengalami yang namanya kedukaan. Saudara tidak akan pernah berterima kasih sama mereka, tidak pernah merasakan untungnya ada mereka kalau saudara belum pernah mengalami yang namanya kedukaan.   Tetapi kalau ada diantara kita yang mengalami anggota keluarga kita yang kemudian meninggal dunia, banyak diantara kita panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu siapa yang harus dihubungi, dan cukup menghubungi DLnya, dan DL kemudian menghubungi tim consolation dan mereka kemudian akan ada untuk mendampingi kita dari depan sampai belakang. Mereka harus ready at any time karena kita tidak tahu, tidak ada jadwalnya, orang meninggal tidak ada jadwalnya. Sehingga mereka pun juga tidak bisa tulis jadwal.   Jadi, kalau kita merasa bahwa kita paling elok, kita paling bertalenta dan kita yang paling kelihatan terus kita berpikir saya tidak butuh yang lain, saya mau keluar dan mau bikin pelayanan saya sendiri. Sebagai anggota tubuh, kalau dia memisahkan dari tubuh nggak akan lama hidupnya. Karena satu anggota tidak bisa berdiri sendiri, dia harus connect dengan anggota yang lain karena demikianlah kita disusun.    Analogi yang berikutnya yang dipakai untuk jemaat adalah rumah tempat Tuhan berdiam.   Supporting Verse – Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Efesus 2:19-22 TB   Saudara dibangun bersama dengan orang-orang lain, makanya bisa ada gesekan satu sama lain, karena saudara-saudara disusun satu dengan yang lain berdampingan, ditumpuk dan lain sebagainya, ibaratnya membangun sebuah rumah.   Jadi, jangan heran kalau saudara bergesek satu dengan yang lain, yang namanya orang dalam rumah pasti pernah gesekan. Jangan saudara heran, ya karena ada dalam satu rumah tetapi biar bagaimanapun juga kita bergesekan, yang namanya satu rumah yaitu rumah kita.   Rumah adalah tempat kita tinggal rumah, tempat kita menjadi anggota, tempat kita pulang setelah kita berpergian, tempat dimana kita bisa diterima, tempat dimana kita bisa jadi diri kita sendiri, tempat dimana kita bertumbuh dan dibangun dan menerima perlindungan.   Tetapi kita juga harus tahu, rumah dimana kita berdiam atau rumah yang sedang dibangun ini tujuannya adalah supaya Roh Tuhan bisa tinggal di dalamnya, artinya saudara tidak bisa tetap sama kalau saudara tinggal di rumah itu.  
Makanya “You can come as you are but you can’t stay as you are, because in God’s house you will be transformed into the image of Christ”. 
Bagaimana saudara bisa sama kalau saudara sudah pindah dari hidup gelap kepada hidup terangNya Tuhan, Bagaimana bisa sama? Expect change and transformation!   Jadi gereja bukan cuman sekedar tempat di mana saudara memuaskan kebutuhan rohani. Tempat dimana saudara belajar untuk bisa menemukan kasih karunia atau kemampuan yang Tuhan berikan dalam kehidupan saudara sehingga saudara bisa melayani orang lain, tempat di mana saudara belajar tentang Tuhan, tempat dimana saudara kemudian belajar hidup bersama-sama satu dengan yang lain.   Analogi yang dipakai berikutnya untuk Jemaat adalah sebagai mempelai wanita.   Supporting Verse – karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu w sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Efesus 5:23-27 TB   Jemaat atau gereja di analogikan sebagai mempelai wanita Tuhan, sebagai istri di mana Kristus yang adalah mempelai pria, sebagai suami atau sebagai kepala rumah tangga. Itu sebabnya pernikahan kita jadi sangat penting karena sebagai orang percaya, pernikahan kita melupakan blueprint dari hubungan Kristus dengan jemaatnya, dimana mereka tidak terpisahkan karena dua sudah menjadi satu.   Banyak para suami yang kemudian menuntut istrinya untuk tunduk kepada dia tetapi ayatnya bilang tunduk benar, seperti Jemaat tunduk kepada Kristus karena Kristus sudah mati, menyerahkan nyawanya buat jemaatnya.   Nah, kamu sudah berani mati belum buat istrimu? jangan main suruh tunduk saja. Dialah yang menyelamatkan tubuh, dikatakan. Kristus mengasihi jemaatNya, menyerahkan diriNya baginya, sebagai mempelai pria, Kristus ingin pengantinnya tampak cantik.   Itu sebabnya Dia mendandani mempelainya dengan semua yang baik, menjadikan mempelainya yang cemerlang tanpa cacat, Kudus dan tidak bercela, sama seperti seorang pengantin wanita yang harus didandani lebih dahulu sebelum diperkenalkan.   Maka sebagai gereja, kita pun tidak lepas daripada proses tersebut, dimana kita dikuduskan, kita disucikan oleh kebenaran firman Tuhan seperti air yang membersihkan dan yang menyegarkan. Kita tidak lepas daripada proses tersebut karena Dia ingin kita tampil cemerlang tanpa cacat atau kerut, atau yang serupa itu.   Analogi yang berikutnya dipakai adalah seperti kawanan domba di mana Yesus sebagai gembalaNya.   Supporting Verse – Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik mengorbankan nyawa untuk kawanan dombanya. Seorang upahan yang bukan gembala dan bukan pemilik domba, akan lari meninggalkan kawanan domba manakala dia melihat serigala datang. Oleh itu kawanan domba akan diterkam dan dicerai-beraikan oleh serigala. Orang upahan itu lari kerana dia bekerja untuk mendapat upah. Dia tidak mempedulikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Sebagaimana Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, begitu juga Aku mengenal domba-domba-Ku dan mereka pun mengenal Aku. Aku mengorbankan nyawa untuk mereka. Yohanes 10:11-15 TB   Yesus menggambarkan dirinya sebagai seorang gembala domba Dia bukan seorang upahan. Orang upahan itu artinya apa? Kalau ada serigala datang, dia lari duluan, membiarkan dombanya dimangsa sama serigala.   Tetapi dia bilang. “Akulah gembala yang baik, Aku bukan orang upahan, Aku yang empunya domba-domba ini, kalau ada yang coba untuk ganggu domba-domba ini, Aku akan membela domba-dombaku, Aku akan melindungi domba-dombaku, Aku tidak akan lari dari tanggung jawabKu”.   Ini seharusnya memberikan kepada kita suatu jaminan, suatu keamanan suatu security, assurance untuk kita, kalau kita tahu siapa kita, kita ini domba-dombaNya, Dia adalah gembala yang rela untuk menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya.   Gembala yang baik tahu apa yang jadi tugas dan kewajibanNya sehingga kita yang menjadi kawanan domba tidak perlu khawatir, tidak perlu takut akan keberadaan kita selama kita tidak keluar dari kawanan. Sebab serigala akan memaksa mereka yang coba-coba yang keluar dari kawanan yang nyelonong sendirian.   Itu yang ditangkap duluan, dan itu yang dimangsa duluan, dan sebagai penutup, semua analogi yang dipakai untuk menggambarkan Jemaat dan menggambarkan gereja, baik sebagai tubuh Kristus, baik sebagai rumah tempat Tuhan berdiam, baik sebagai mempelai wanita maupun sebagai kawanan domba, kita melihat adanya satu kesamaan.   Apa kesamaannya?   Tuhan tidak ingin jauh dari kita, Tuhan ingin dekat dengan kita, Tuhan ingin punya hubungan yang sangat dekat dengan jemaatNya, bahkan menjadi satu dengan jemaatNya.   Itu sebabnya kekristenan merupakan sebuah hubungan. Hubungan yang intim antara Tuhan dengan kita, kita sebagai jemaatNya punya hubungan yang intim dengan raja kita yaitu Tuhan, supaya sebagai kepala, kita yang adalah tubuhNya ini tempat Dia memanifestasikan kasihNya, terangNya, kehidupanNya, nilai-nilai kebenaran Allah, prinsip kebenaran dan kerajaannya bisa termanifestasikan melalui kita.   Itu yang saya mau saudara bisa terima, Dia ingin punya hubungan dengan saudara, bukan cuma hubungan yang satu jam atau satu setengah jam saja di setiap hari Minggu. Tetapi Dia mau mendekat dan punya hubungan dengan kita.   Closing Verse – Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Efesus 4:2-6 TB   Jadi, kalau kita punya hubungan yang intim dengan Tuhan, itu akan termanifestasi dalam hubungan kita satu dengan yang lain sebagai sesama anggota tubuhnya. Kita bisa saling menerima, kita bisa saling mengasihi. Dikatakan berusahalah memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera, kesatuan lebih penting daripada mau benar-benaran.    Kalau ada kesatuan roh, disitu ada damai seajahtera stau dengan yang lain, disitu kita memanifestasikan KasihNya, dan itulah tujuan kenapa kita dipanggil keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Amin.   P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes