It’s Time for Change By Ps. Sidney Mohede

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (14 July 2019)

Setiap minggu semua volunteers disini selalu memberikan yang terbaik dan hal inilah yang membuat JPCC menjadi begitu luar biasa. Lebih dari 20 tahun saya sudah melayani bersama Ps. Jeffrey Rachmat, dan ini sungguh merupakan suatu perjalanan yang luar biasa untuk membangun generasi bintang.

Fokusnya disini adalah bagaimana kita bisa membawa dampak kepada orang-orang dan dunia di sekeliling kita. Tema bulan ini adalah Agent of Change yang juga sesuai dengan Ulang tahun JPCC, agar kita bisa membawa dampak bagi indonesia dan dunia.

Di dalam setiap Perubahan, Orang yang pertama kali perlu berubah adalah diri kita dan ini berlaku baik di dalam pertemanan, persahabatan dan pernikahan, kita tidak bisa mengubah orang lain tanpa sebelumnya mengubah diri kita sendiri.

Kita perlu berserah kepada Tuhan agar Dia bisa mengubah diri kita dari dalam ke luar, dan kita diselamatkan oleh karena anugrah kasih dan kesetiaan Tuhan dalam hidup kita. Keputusan kita untuk menyerahkan diri akan menyenangkan Tuhan.

Opening Verse – “Oleh karena Allah begitu bermurah hati kepada kita, inilah cara yang cocok bagi kita untuk membalas kebaikan-Nya: Mari kita menganggap bahwa tubuh kita masing-masing sudah dikurbankan kepada Allah, walaupun sebenarnya kita masih hidup. Keputusan kita untuk menyerahkan diri kepada Allah seperti itu merupakan kurban yang suci dan yang menyenangkan Dia. Itu berarti janganlah kita ikuti cara hidup yang tidak baik yang sudah menjadi kebiasaan dalam dunia ini. Tetapi marilah kita serahkan diri kepada Allah, dan Ia akan memperbarui pikiran kita. Dengan begitu kita dapat mengetahui apa yang termasuk dalam kehendak Allah, dan apa yang terbaik dalam setiap situasi. Maksudku: Kita dapat mengerti dan memilih apa yang baik dan bijaksana bagi kita, dan apa yang menyenangkan Tuhan. Jadi saudara-saudara, oleh karena Allah sudah sangat baik hati kepadaku sehingga Ia mengaruniakan kepadaku untuk menjadi rasul-Nya, itulah sebabnya aku mau mengajak kamu semua supaya jangan menganggap diri lebih tinggi dari pada yang sebenarnya. Seharusnya kita berpikir tentang karunia-karunia yang diberikan kepada kita masing-masing dengan jujur dan rendah hati, sesuai dengan karunia mana yang kamu percaya bahwa Tuhan sudah memberikan kepadamu. Sebab hal ini mirip dengan yang terjadi dalam tubuh manusia. Tubuh kita adalah satu, tetapi mempunyai banyak anggota, dan setiap anggota mempunyai tugas masing-masing. Demikian juga dengan kita, karena kita banyak anggota, tetapi merupakan satu tubuh yang bersatu dengan Kristus. Jadi setiap kita berhubungan dengan semua yang lainnya, seperti bagian-bagian di dalam tubuh yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.“ ‭‭Roma‬ ‭12:1-5‬ ‭AMD‬‬

JPCC dan saya bisa ada serta bisa melayani Tuhan sampai sekarang karena ayat-ayat diatas menjadi begitu nyata dalam kehidupan kami, dengan berserah, Tuhan yang selanjutnya akan mengubahkan dan memperbaharui pemikiran kita.

Peran Tuhan adalah memberikan anugerah kepada kita, dan peran kita adalah berserah kepadaNya agar Tuhan bisa melakukan bagianNya.

Setiap dari kita berhubungan satu dengan yang lain, judul daripada kotbah saya adalah It’s Time for Change, ini waktunya untuk sebuah perubahan.

Berbicara mengenai perubahan, Perubahan ini bukan terjadi satu kali saja karena kita perlu berubah dari musim ke musim, dan dari waktu ke waktu.

Agama mengajarkan agar kita berubah supaya kita bisa dikasihi oleh Tuhan, tetapi kabar baik sebaliknya menunjukkan bahwa karena Tuhan sudah begitu baik kepada kita, maka respon kita adalah dengan adanya keinginan untuk berubah.

The Best Apology is a Changed Behavior, permintaan maaf terbaik adalah perubahan perilaku.

Perubahan perilaku tidak akan bisa terjadi tanpa perubahan cara berpikir, kita tidak bisa berubah dari waktu ke waktu jika kita mempunyai cara berpikir yang sama. Serahkan diri kita kepada Tuhan agar Dia bsia memperbaharui pemikiran kita.

Kekristenan bukan tentang Positive Thinking, karena perubahan pemikiran bisa terjadi hanya melalui Tuhan yang bisa mentransformasi pemikiran kita, dan peran serta tugas kita hanyalah berserah kepadaNya.

I’ve learned my strength is not found in how intensely I struggle, but in how completely I surrender – Ken Gire

Kata kunci disini adalah berserah dan surrender, mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang suci, inilah penyembahan kita, agar biar bukan kehendak kita melainkan Kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita.

Sharing Ps. Sidney – Saya sempat masuk dalam musim dimana saya berpikir untuk berhenti dari pelayanan pada saat tahun 1999, dan saat itu saya belajar untuk berserah dan mengeluarkan album solo saya yang pertama berjudul “Surrender”, kunci bagi saya untuk bisa ada sampai sekarang adalah belajar untuk berserah, atau I surrender.

Karena disaat saya bergumul dan menggunakan tenaga saya sendiri, saya tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi disaat saya belajar untuk berserah, bahkan disaat semua dari kita baru memulai JPCC dan memiliki keraguan karena kami tidak ada pengalaman untuk memimpin gereja, tetapi disaat kita belajar untuk berserah maka Tuhan akan memampukan kita semua.

Ada 3 hal yang saya pelajari dari Roma 12 dan juga disaat berserah kepada Tuhan :

1. God change Our Sense of Purpose

Tuhan akan mengubah makna dari aspirasi kita dan keinginan kita untuk berubah. Pemikiran kita tentang perubahan selalu berhubungan dengan yang eksternal, baik dari apa yang kita kenakan dan juga lihat dan dengar, tetapi Firman Tuhan berkata agar kita seharusnya tidak mengikuti motivasi dan aspirasi dunia yang begitu berbeda dengan kerajaan Tuhan.

Apa yang dunia inginkan selalu berhubungan dengan kedagingan. Kita harus memilih antara kehendak Tuhan atau kehendak diri sendiri. Kalau yang kita kejar dalam hidup hanyalah kesenangan dan kebahagiaan belaka, maka kita tak akan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Tetapi disaat kita mengejar Tuhan, yang namanya sukacita dan kebahagiaan yang sejati akan meluap dari hidup kita.

Supporting Verse – “Setiap perbuatan orang mungkin baik dalam pandangannya sendiri, tapi Tuhan lah yang menilai maksud hatinya.” ‭‭Amsal‬ ‭16:2‬ ‭BIMK‬‬

“Kalau kita taat kepada perintah-perintah Allah, itu tandanya bahwa kita mengenal Allah.

Tetapi orang yang taat kepada perkataan Allah, orang itu mengasihi Allah dengan sempurna. Itulah tandanya bahwa kita hidup bersatu dengan Allah. Barangsiapa berkata bahwa ia hidup bersatu dengan Allah, ia harus hidup mengikuti jejak Kristus.

Orang yang berkata bahwa ia berada di dalam terang tetapi orang itu masih membenci saudaranya, orang itu masih berada dalam kegelapan sampai sekarang. Orang yang mengasihi saudaranya, hidup dalam terang sehingga tidak ada sesuatu pun padanya yang akan menyebabkan orang lain jatuh dalam dosa. Tetapi orang yang membenci saudaranya, berada dalam kegelapan. Ia berjalan dalam kegelapan, dan tidak tahu ke mana ia pergi, sebab kegelapan itu membuat dia tidak bisa melihat.” ‭‭1 Yohanes‬ ‭2:3, 5-6, 9-11‬ ‭BIMK‬‬

Tuhan datang untuk memberikan kita kehidupan, dan inilah yang menjadi value dari JPCC. Kita menjadi “Kristen” bukan hanya disaat ibadah hari minggu tetapi terutama disaat kita keluar dari tempat ini, apakah kehidupan kita diubahkan atau tidak.

Kita bisa saja kelihatan melakukan hal yang benar tetapi belum tentu menyenangkan hati Tuhan, karena Tuhan selalu melihat apa yang ada di hati kita, apakah apa yang kita lakukan menyenangkan hati Tuhan atau diri kita sendiri?

Outside the will of God there is nothing I want, inside the will of God there is nothing I fear – AW Tozer

2. God change Our Sense of identity

Tuhan membantu kita untuk memperbaharui cara kita melihat identitas diri kita sendiri. Seharusnya kita bisa berpikir melihat karunia yang kita miliki dengan jujur dan rendah hati.

Kerendahan hati adalah saat dimana kita sadar bahwa ada satu porsi dalam hidup dimana Tuhan sudah memberikan kepada kita lebih dari cukup, sehingga kita tidak perlu kuatir dan cemburu dengan apa yang orang lain milki.

Humility is self awareness, sadar siapa diri kita dalam Kristus, dan siapa Kristus untuk kita. Bukan karena kita yang hebat atau menjadi yang terbaik dalam apa yang kita kerjakan, tetapi karena anugerah Tuhan yang ada di dalam hidup kita, dan hanya karena bersama dengan Tuhan, kita bisa melakukan perkara-perkara besar.

Seringkali kita sibuk menanyakan panggilan kita kepada Tuhan, tetapi ketahuilah bahwa fungsi dan sesuatu yang kita kerjakan bukan menentukan panggilan hidup kita, itu semua hanyalah posisi, tetapi yang jauh lebih penting adalah diri kita sebagai dan adalah Anak Tuhan, penyembah yang benar dalam Roh dan Kebenaran, panggilan kita tidak berhubungan dengan apa yang kita kerjakan.

My calling is not to go somewhere or to do something but to Someone.

Panggilan kita semua adalah kepada Tuhan, apapun yang Dia katakan untuk kita kerjakan, maka lakukan itu. Setiap musim dalam hidup kita, selalu ikuti dan kerjakan apa yang Dia perintahkan.

20 tahun berlalu, kedewasaan saya bisa ada sekarang karena saya mengenal Tuhan. Berapa banyak dari kita yang sibuk melakukan banyak hal tanpa mengambil waktu untuk mengenal Tuhan? Ambil-lah waktu karena Tuhab ingin mengenal diri kita terlebih dahulu.

Kedewasaan rohani kita bukanlah berapa lama kita sudah bertobat atau bergereja, tetapi Kedewasaan rohani kita ada dari seberapa bertambahnya kita untuk semakin serupa dengan Kristus dari diri kita yang lama.

Seringkali disaat ujian datang, itu adalah agar kita bisa diuji untuk bisa semakin serupa denganNya, karena Dia bekerja untuk semua orang yang mengasihiNya.

3. God change Our Sense of Belonging

Tuhan akan mengubah makna dari kebersamaan kita, karena kita semua adalah Tubuh Kristus, dan setiap anggota mempunyai tugasnya masing-masing. Salah satu slogan JPCC adalah “Show me your friends and I will show you, your future.”

Karena kita adalah bagian dari komunitas, kita tidak bisa melakukan perjalanan kehidupan kita seorang diri saja. Kita tidak bisa hanya datang ke kebaktian, dan mendengarkan podcast tetapi tidak mau bertumbuh dalam komunitas.

Kita adalah satu tubuh dan memerlukan satu dengan yang lainnya. Kita hidup di jaman dimana kita lebih mementingkan content daripada community, tetapi ketahuilah bahwa kita memerlukan keduanya.

Saya dulu dikenal sebagai orang yang antisosial dan tidak suka berkumpul-kumpul satu sama lain, tetapi ada perubahan disaat saya mau untuk diubahkan, dan mulai belajar ikut komunitas. Kita mungkin bisa saja merasa bahwa kita tidak membutuhkan orang lain, tetapi mungkin saja ada orang lain yang membutuhkan kisah dan kesaksian kehidupan kita, agar mereka bisa mengenal Tuhan.

Keputusan-keputusan kita untuk berubah akan menjadi lebih mudah saat keinginan kita untuk menyenangkan hati Tuhan jauh lebih besar daripada keinginan kita untuk menyenangkan diri sendiri.