Pelatnas By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (1 Maret 2020)

Di bulan ini kita akan membahas tema yang baru dan sangat penting karena kita semua perlu tahu. Firman Tuhan berkata bahwa “Umatku binasa karena kurang pengetahuan akan AllahNya”. Yang akan kita bahas adalah salah satu karakter Tuhan yang perlu kita pelajari.

Opening Verse – “Tuhan berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus.” Imamat‬ ‭19:1-2‬ ‭TB‬‬

Tema yang kita bahas bulan ini adalah tentang Kekudusan atau Holiness. Dan Judul Kotbah saya hari ini adalah Pelatnas.

Apakah hubungannya?

Tuhan itu Kudus, Kudus itu kalau kita artikan yaitu Suci and Spotless, Murni. Kudus adalah alam atau sifatNya Tuhan. There’s no impurity in Him, tidak ada ketidak-kudusan di dalamNya.

Bahkan Musa harus berpikir untuk apa, atau kata apa yang paling tepat untuk menamai tempat Tuhan bertemu dengannya. Dari sebutan Musa tentang Ruang Maha Kudus di Tabernakel, menunjukkan kepada saya bahwa Musa ingin membuat umat Israel bahwa Tuhan itu tidak hanya sekedar kudus, tetapi Tuhan itu Maha Kudus.

Yang kita bilang murni seringkali masih ada yang kotor, tetapi luput dari mata kita. Tetapi Tuhan sama sekali tidak demikian karena Dia Maha Suci dan Kudus, itulah kata yang dipakai untuk Musa atau Ruang Tabernakel.

Supporting Verse – “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Ibrani‬ ‭12:14‬ ‭TB‬‬

Hidup damai itu harus diusahakan dan tidak datang begitu saja. Ada pekerjaan yang harus dilakukan, dan demikian juga dengan Kekudusan karena kita harus mengejarnya, ini adalah kalimat yang aktif.

Kalau kita mau mengalami Tuhan dan menyaksikan perbuatan Tuhan dalam hidup kita, kita perlu Kekudusan karena tanpa ini, tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Tuhan bisa hadir dalam hidup kita, tetapi kita gagal melihat bukti KehadiranNya karena kita tidak bisa menjaga kekudusan.

Supporting Verse –“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” Matius‬ ‭5:8‬ ‭TB‬‬

Holiness atau Kekudusan dimulai dari Hati dan termanifestasi keluar. Jika kita ingin mengalami Tuhan, kuncinya adalah Kekudusan.

Kudus adalah kondisi atau atmosfir dimana Tuhan dapat dilihat dan dialami.

Dalam hal ini termasuk Berkat, Kuasa dan MuljizatNya dalam hidup kita. Respon kita seringkali berkata tidak mungkin untuk menjaga kekudusan di jaman modern seperti sekarang ini.

Supporting Verse – “Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, Tuhan, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.” Imamat‬ ‭20:26‬ ‭TB‬‬

Kudus dalam bahasa ibrani adalah “Kadosh”, yang artinya something that is other (set a part).

Sesuatu yang lain sehingga perlu dipisahkan, kata ini tentu mengandung kesucian, kebalikan dari sesuatu yang umum atau biasa.

Kudus bukan hanya sekedar dipisahkan, tetapi juga dipisahkan untuk sesuatu yang luar biasa.

Supporting Verse – “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” Kolose‬ ‭1:9-14‬ ‭TB‬‬

Jadi kalau kita percaya Kristus sebagai juru selamat, maka Bapa akan melepaskan kita dari kuasa kegelapan, jadi bukan karena perbuatan kita tetapi oleh karena percaya dengan iman kepada Yesus, ini adalah pekerjaanNya dan Dia juga memindahkan kita ke dalam KerajaanNya.

Supporting Verse – “Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” Roma‬ ‭6:19-22‬ ‭TB‬‬

“But now since you have been set free from sin and have become [willing] slaves to God, you have your benefit, resulting in sanctification [being made holy and set apart for God’s purpose], and the outcome [of this] is eternal life.” Romans‬ ‭6:22‬ ‭AMP‬‬

Dosa pada akhirnya membuat kita menjadi malu; dan kematian adalah kesudahan dari Dosa. Di dalam Kristus kita dimerdekakan dari Kuasa Dosa, kita bukan lagi Hamba Dosa dan menjadi Hamba Tuhan. Kita dikuduskan untuk melakukan pekerjaan yang mulia.

Jadi bukan kita yang menguduskan diri kita sendiri, seperti halnya di film-film saat seorang pergi sendirian ke atas gunung untuk menguduskan dirinya. Tetapi Tuhanlah yang menguduskan kita, dipisahkan untuk melakukan pekerjaan mulia.

Supporting Verse – “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” 1 Petrus‬ ‭2:9‬ ‭TB‬‬

Buat seorang atlit, dipanggil untuk membel negara dalam suatu kejuaraan dunia adalah suatu kebanggaan yang besar, membawa sukacita yang luar biasa karena ini adalah kesempatan yang susah untuk didapat.

Panggilan ini tetapi ada konsekuensi, yaitu Atlit ini harus segera dipisahkan dan masuk ke Pelatnas atau Pemusatan Latihan Nasional, dia tidak lagi bisa hidup sembarangan karena dia terpilih untuk masuk ke yang mulia dan perlu ada pengorbanan. Pola hidupnya harus berubah mengikuti aturan Pelatnas tersebut.

Tidur dan makan diatur, bahkan sampai jam bangun dan latihan juga diatur. Ada disiplin tertentu yang harua dikerjakan, dia harus banyak belajar dengan jadwal dan pola hidup yang baru, Dia harus sadar dengan siapa dirinya.

Dia harus punya identitas diri yang benar karena sekarang dia Atlit Nasional, Hidupnya untuk membela negera dan bukan untuk dirinya sendiri.

Tentu merupakan hal yang normal jika di awal Pelatnas dia merasa canggung dan tidak terbiasa. Tetapi kita tahu bahwa atlit tidak mungkin ditinggalkan sendirian.

Atlit diberikan pelatih untuk menolong, mengawasi dan juga menghibur dia saat dirinya merasa lelah. Pelatih ini akan memastikan agar atlit ini berada dalam kondisi terbaik saat kejuaraan dimulai.

Hal yang sama juga terjadi disaat kita menerima panggilan Tuhan dalam hidup kita, untuk bertobat, dikuduskan, dipisahkan dari kegelapan dan dipindahkan kepada TerangNya yang ajaib.

Hidup kita bukan milik kita lagi tetapi adalah milikNya Tuhan, untuk mengharumkan NamaNya. Kita adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu dan tentu ada konsekuensinya.

Pola hidup kita juga harus berubah, karena identitas baru kita ini. Ada disiplin baru yang harus dikembangkan.

Supporting Verse – “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;” Ibrani‬ ‭12:7-12‬ ‭TB‬‬

Jadi janganlah jadi orang kristen yang lemah dan gampangan, jadilah kuat dan berhenti menyalahkan Tuhan karena ada konsekuensi dari panggilan Tuhan, Tuhan ingin membersihkan semua yang kotor dalam diri kita agar kita mendapat bagian dari kekudusanNya.

Kalau kita bisa mengalami Tuhan, kita bisa melihat pekerjaanNya dan jalan-jalanNya dengan lebih mudah, kita bisa menikmati BerkatNya, Kuasanya dan MukjizatNya.

Negara tidak akan mengirim atlit yang tidak siap, karena jika dipaksakan maka negaralah sendiri yang akan malu. Itu sebabnya dalam ayat Kolose diatas. Paulus mengatakan bahwa kita harus tekun dan sabar karena ganjaran yang kita alami akan mendatangkan kebaikan.

Saya pernah bergaul dengan beberapa atlit nasional dan disaat saya dan teman ingin bermalam mingguan, seperti makan dan nonton bioskop, dia tidak bisa ikut dan harus kembali karena ada pertandingan esoknya, itulah pengorbanan mereka.

Kita tidak dilepas sendirian karena Roh Kudus diutus untuk membimbing dan menolong kita agar kita bisa berada dalam kondisi terbaik untuk melakukan pekerjaan mulia.

Kita harus taat kepada suara Roh Kudus, jadi jika dipanggil Pelatnas merupakan sesuatu kehormatan dan sukacita, sebetulnya siapa yang harus iri? Seharusnya yang tidak dipanggil harusnya merasa iri dengan yang terpanggil.

Yang terpanggil harusnya merasa diatas dan bangga menjadi Anak Tuhan. Jangan punya cara berpikir yang keliru, dipanggil dan dipisahkan barulah langkah awal tetapi kalau kita mau dipakai untuk melakukan pekerjaan yang mulia, kita harus aktif menjaga kekudusan kita.

Kita harus tetap aktif dalam menjaga kekudusan, karena bukan berarti semua yang terpanggil melakukan pekerjaan mulia, karena yang dipilih harus berada dalam kondisi yang terbaik.

Supporting Verse – “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 2 Timotius‬ ‭2:20-22‬ ‭TB‬‬

Untuk membangun generasi bintang, kita harus mengerti tentang kekudusan agar bisa dipandang layak olehNya.

Menyucikan diri : tidak turut mengambil bagian dalam melakukan hal yang jahat.

Yang murni atau mulia nilainya pasti lebih tinggi. Karena nilainya lebih tinggi, maka ia dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Oleh karena itu kita tidak bisa iri dengan orang lain dan menjatuhkan orang lain.

Disaat kita melihat orang yang berhasil, seharusnya kita tidak menyinyut dan menjatuhkan dia dan sebaliknya bertanya “Ganjaran apa yang harus dilalui sampai ia bisa berhasil?”.

Dikuduskan bukan berarti kita yang melakukannya dan menguduskan diri sendiri, Tuhan yang melalukannya untuk kita; bagian kita tertera di ayat berikut.

Supporting Verse – “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 2 Timotius‬ ‭2:22‬ ‭TB‬‬

“Flee the evil desires of youth and pursue righteousness, faith, love and peace, along with those who call on the Lord out of a pure heart.” 2 Timothy‬ ‭2:22‬ ‭NIV‬‬

Tentu bukan hanya orang muda, tetapi hal ini berlaku juga kepada orang tua yang masih memiliki nafsu. Bukan hanya menjauhi, tetapi juga lari dari nafsu, karena kalau tidak dikontrol bisa menjadi hal yang negatif.

Larilah dari itu, bagaimana caranya? Dengan memakai energi yang sama untuk mengejar sesuatu yang baik, kejarlah hidup dalam kebenaran dan Kasih serta kedamaian. Kalau kita mengejar yang positif, kita tidak lagi akan berpikir mengenai hal yang negatif.

Seperti halnya ada banyak orang yang saat ini takut sakit, memakai masker dan takut bersalaman dengan orang, kita menjadi begitu bernuansa negatif. Daripada sibuk melakukan itu, kenapa tidak memakai energi yang sama untuk berolahraga agar diri kita tetap fit.

Pastikan kita dalam kondisi yang fit, maka kita tidak akan terkena sakit karena penyakit hanya datang pada orang yang kondisinya tidak fit.

Bagi orang tua yang suka membatasi anaknya dalam pergaulan, lebih baik mengajar mereka untuk mengejar damai, kebenaran, iman serta kasih sehingga mereka tidak akan terjebak ke dalam nafsu.

Itu yang seharusnya terjadi dan dimaksud “Lari atau Flee”. Bukan hanya menjauh, tetapi juga mengejar kebenaran, iman dan kasih dengan orang-orang yang juga bersih hatinya.

Susah jika kita melakukan ini dalam kesendirian, tetapi akan lebih mudah dilakukan secara bersama dengan teman-teman yang seiman. Inilah bagian kita, dan juga ada satu hal lagi yang merupakan bagian kita dan tertera di ayat berikut.

Supporting Verse – “Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” 2 Korintus‬ ‭6:17‬ ‭TB‬‬

Ketahui batasan yang ada, kita boleh bergaul dan menjadi terang bagi dunia ini, tetapi punya identitas yang jelas akan siapa diri kita. Itulah pengorbanan kita.

Closing Verse – “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma‬ ‭12:1‬ ‭TB‬‬

Hidup kita adalah milikNya Tuhan, dan kita akan memperoleh bagian dari KekudusanNya, Kuasa, Berkat dan MukjizatNya akan berlaku dalam hidup kita semua sebagai orang percaya.