JPCC Sutera Hall 2nd Service (22 December 2024)
Kita sudah memasuki Minggu ketiga dari seri pengajaran “Fullness of Christ”, atau mengenal Pribadi Kristus seutuhnya. Menjadi Pengikut Kristus bukan sekedar bagi kita mendapatkan keselamatan, sehingga akhirnya kita diluputkan dari pergumulan dan menjadi bebal akan hal itu. Tetapi sebaliknya kita belajar di minggu pertama akan hal sebaliknya.
Opening Verse – [29] Sebab Allah sudah memberi anugerah kepadamu bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk menderita bagi Kristus. Filipi 1:29 BIMK
Itu sebabnya kita belajar bahwa pergumulan adalah bagian dari Rencana Tuhan. Jangan kaget kalau semakin lama kita mengikut Tuhan, semakin ingin rencanaNya dan kehendakNya yang terjadi, semakin terasa lebih banyak tidak enak daripada enaknya.
Yesus lahir melalui sebuah penderitaan dan pergumulan yang dialami oleh Maria dan Yusuf. Bayangkan ketegangan dan ketidakjelasan yang ada dalam kehidupan mereka. Dicurigai oleh orang di sekitar mereka, ketiadaan fasilitas yang layak, dan bahkan ketidakjelasan rencana Allah Bapa untuk mereka.
Salah satu esensi natal adalah menemukan pengharapan di tengah-tengah pergumulan dan penderitaan, bahkan ketika kita menjalani rencana Tuhan sekalipun.
Supporting Verse – [6] yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, [7] melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Filipi 2:6-7 TB
Kita belajar minggu lalu 2 prinsip bahwa kita hanya bisa tahu kepenuhan Kristus, KasihNya, Kuasanya dan DamaiNya disaat kita belajar untuk mengosongkan diri kita sendiri. We can only know the fullness of Christ when we learn to empty ourselves.
Mengosongkan (“kenoo” dari bahasa aslinya) itu artinya meniadakan, menyerahkan, meninggalkan hak, dibiarkan tidak diakui dan bahkan dianggap tidak berharga. Inilah yang perlu kita belajar dan lakukan dalam hidup kita. Yesus datang dalam kesederhanaan sebagai manusia biasa, bahkan disaat kondisi dia lahir sebagai Juru Selamat, dia sudah dikondisikan untuk menyerahkan semua HakNya sebagai Anak Allah yang maha tinggi. Disaat kita rela melepaskan hal, belajar menyerahkan apa yang menjadi keinginan kita demi menjalani hak dan agenda Kristus, disitulah kita semakin mengenal Kristus dalam kepenuhan Kasih, Kuasa dan AnugerahNya.
Banyak Orang Kristen tahu tentang Tuhan, bahkan terkadang di reels, tiktok, kita melihat cuplikan kotbah dan serasa sudah “tahu” tentang Tuhan. Tetapi berbeda banget antara tahu dengan Tuhan dan sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Itu adalah Dua hal yang berbeda.
Pengetahuan mengarah kepada hubungan yang transaksional yang berdasarkan kepada hak dan kewajiban sebaliknya Pengenalan mengarah kepada hubungan yang relasional dan berdasarkan pada Iman dan percaya. Adalah lebih baik tidak mengerti jalan Tuhan daripada tidak percaya akan Kasih Tuhan.
Hanya karena seseorang itu baik hati, setia, saleh, tidak berbuah kejahatan, tetapi itu ternyata tidak otomatis membuat dia bisa menjadi kenal dengan Tuhan.
Supporting Verse – [8] Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: ”Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Ayub 1:8 TB
Tetapi orang yang dibilang baik, setiap dan begitu saleh ini perlu begitu waktu lamanya (41 pasal) untuk menyatakan hal di bawah ini, untuk bergerak dari sekedar “tahu” sampai “kenal”.
Supporting Verse – [5] Dahulu, pengetahuanku tentang Engkau hanya kudengar dari orang saja, tetapi sekarang kukenal Engkau dengan berhadapan muka. Ayub 42:5 BIMK
Butuh 41 pasal dari Ayub bergerak untuk sekedar “tahu” sampai “kenal”.
Supporting Verse – [10] Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, Filipi 3:10 TB
Kata mengenal disini berasal dari kata “Ginosko”, artinya “to know, especially through personal experience (1st hand acquaintance)”. Mengetahui, terutama dari pengalaman pribadi dan kenal secara langsung. Berpindah dari sekedar tahu sampai mengalami Tuhan secara pribadi, punya Iman yang “personal” dan bukan Iman “kerumunan” saja. Disaat kita mengenal Tuhan secara pribadi dan langsung, kita akan mengalami KuasaNya. Justru di dalam pergumulan dan penderitaan kita, Kuasa dan kemampuan Tuhan itu semakin dirasakan.
Pengenalan yang mendalam kepada Pribadi Yesus akan membawa kita untuk mengalami kepenuhan KuasaNya dalam kehidupan.
Kalau kita berhenti di pengetahuan, maka seringkali yang terjadi disaat ada pergumulan dan penderitaan, Iman kita akan menjadi goyah, kita akan mulai mempertanyakan Kasih dan Kesetiaan Tuhan, bahkan membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Tujuan dari Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan agar kita menjadi serupa seperti Kristus. Cara berpikir, Perspektif dan Narasi kita akan pergumulan menjadi berubah sehingga kita akan memiliki karakter yang selaras dengan Kristus dalam kehidupan. Mari kita kembali diskusi ke Kisah Kelahiran Kristus.
Supporting Verse – [8] Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. [9] Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. [10] Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Lukas 2:8-10 TB
Malaikat dikirim Tuhan untuk memberitahukan kelahiran Tuhan kepada para gembala. Dari semua profesi yang ada, Tuhan tidak memilih lawyer, KOL atau para pemimpin negara supaya beritanya “viral”, tetapi Dia malah memilih gembala, melambangkan seorang profesi yang biasa dan tidak dianggap. Tuhan tidak melupakan kita semua.
Supporting Verse – [11] Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. [12] Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” [13] Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: [14] ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas 2:11-14 TB
Palungan adalah kotak tempat makanan hewan, Yesus lahir tidak hanya di kandang tetapi bahkan ditaruh di kotak tempat makanan hewan. Tuhan tahu manusia tidak hanya butuh Juru Selamat, apalagi di masa sekarang. Kita tidak butuh kejelasan tetapi kita butuh kedamaian. Bagi kita yang bergumul secara mental, mungkin kita bergumul karena butuhnya kejelasan, tetapi ketahuilah bahwa Yesus adalah Raja Damai.
Sehat saja tidak cukup sekarang, kita juga perlu menjadi waras, dan untuk menjadi waras, kita perlu melepas kendali dan melepaskan pengampunan. Ijinkan Tuhan datang ke dalam hidup kita sebagai Raja Damai.
Supporting Verse – [1] Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem [2] dan bertanya-tanya: ”Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Matius 2:1-2 TB
Buat saudara yang sudah melihat kisah YouTube dengan seri pengajaran “OIA”, Kita tahu bahwa Raja Majus adalah seperti seorang raja-raja kecil dan bukan orang yahudi, dan tanda yang diberikan ke mereka adalah bintang disaat proses kelahiran Yesus, bukan melalui malaikat seperti yang diberikan kepada gembala.
Dan dari proses kelahiran Yesus ini kita bisa melihat bahwa tanda-tanda dan petunjuk yang berbeda diberikan kepada Tuhan kepada kategori orang yang berbeda untuk menuntun mereka semua kepada Tuhan.
Kepada Maria dan Yusuf, salah satu petunjuknya adalah kondisi mandulnya Elisabet yang tiba-tiba bisa hamil, Dan kepada gembala, petunjuknya adalah bayi di palungan di kandang domba. Tanda dan petunjuk itu menjadi sesuatu yang relevan bagi mereka semua yang ditunjukkan.
Apa yang bisa kita pelajari disini?
Tuhan punya cara yang “pribadi” dalam menuntun setiap orang untuk Mengenal siapa Tuhan buat dirinya.
Pertanyaannya, Apa yang menjadi petunjuk-petunjuk Tuhan untuk diri kita di tahun ini?
Kita seringkali menyebut semua itu sebagai sebuah “kebetulan”, but Coincidence is when God remains anonymous. It has been God all along. Seberapakah kita bersedia mengenalNya berdasarkan petunjuk-petunuk yang Dia berikan selama ini? Kabar baiknya, siapapun yang datang mencari Yesus, mereka pasti akan menemukanNya.
Supporting Verse – [13-14] “When you come looking for me, you’ll find me. “Yes, when you get serious about finding me and want it more than anything else, I’ll make sure you won’t be disappointed.” God’s Decree. “I’ll turn things around for you. I’ll bring you back from all the countries into which I drove you”—God’s Decree—“bring you home to the place from which I sent you off into exile. You can count on it. Jeremiah 29:13-14 MSG
Para Gembala datang mencari juru selamat dan orang Majus datang mencari raja, keduanya berharap kepada Yesus, Perhatikan bahwa karena gembala datang mencari juru selamat, mereka datang tidak membawa apa-apa. Orang Majus datang mencari raja, dan mereka datang membawa sesuatu yang terbaik untuk dipersembahkan.
Sewaktu kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, “We can come as we are”, keselamatan adalah anugerah, “unmerited favor”, kita mendapatkan kebaikan Tuhan bukan karena tindakan kita. Keselamatan adalah sesuatu yang kita tidak layak untuk terima tetapi disaat kita menjadikan Yesus sebagai raja, kita harus membawa sesuatu untuk dipersembahkan kepada Raja kita.
Yesus ingin bertahta menjadi Raja di dalam hidup kita. Apapun yang terjadi, Yesus adalah Raja kita, berdaulat dan memegang kendali atas hidup kita. Kita tidak perlu “overthinking”, “anxious”, dan kuatir, dan disinilah kita belajar mengenal Yesus sebagai Raja.
Orang Majus membawa emas, sesuatu yang sangat berharga dan layak untuk sang raja, mereka juga membawa kemenyan, dupa yang harum untuk penyembahan, dan juga membawa Mur, minyak pengurapan yang juga digunakan saat penguburan, dan digunakan saat Yesus dikubur.
“Mur” ini adalah simbol kemanusiaan dan penderitaan Yesus. Dia adalah Pribadi yang Ilahi tetapi memilih untuk menambahkan sisi kemanusiwian kita kepada sisi ke-Ilahian Dia. Dia tambahan sisi kemanusiaan dan penderitaan kita dalam Tuhan, supaya Dia bisa menjadi sama dengan kita. Jadi disaat kita bergumul, Yesus juga pernah ada dalam posisi pergumulan seperti yang kita alami.
Apakah kita kenal Yesus sedemikian lupa sehingga kita tahu hadiah apa yang Dia sukai?
Supporting Verse – [1] Karena itu, Saudara sekalian yang saya kasihi, saya mohon supaya Saudara melayani Allah dengan seluruh hidup kalian, mempersembahkan dirimu sebagai suatu persembahan yang hidup dan suci, suatu persembahan yang menyukakan hati-Nya. Melayani Dia dengan cara ini adalah ibadat sejati dan balasan yang pantas untuk kasih-Nya. Roma 12:1 FAYH
Apa yang menjadi sesuatu berharga yang kita pegang erat-erat dan belum ijinkan Tuhan menjadi raja disana? Apakah itu hartamu, kepentinganmu, sumber dayamu, tenagamu, agendamu, egomu, waktumu, karirmu, kesedihanmu karena kehilangan seseorang, keberhakanmu, kelemahan tubuh kita, sakit hatimu, ketidak-pengampunanmu, egomu, kekuatiran tentang masa depan, atau masa lalu kitakah? Ketahuilah bahwa Semua itu bisa menjadi hadiah untuk Tuhan. Itu sebabnya judul pesan hari ini adalah “A Gift for the King”.
Hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada Tuhan adalah kehidupan yang menyembah Dia. Pengenalan yang mendalam akan Pribadi Yesus akan membawa kita untuk mengalami kepenuhan KuasaNya dalam Yesus.
Natal bukan sekedar dress code atau perasaan natal, tetapi natal juga untuk dimaknai, bahkan jauh setelahnya dari bulan January sampai bulan November di tahun depan, apakah kita sekedar merayakan Natal atau memaknai Natal? karena natal baru berarti disaat kita menghidupi esensi natal itu sendiri.
Closing Verse – [9] Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. [10] Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Roma 10:9-10 TB