Fullness of Christ By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Sutera Hall 2nd Service (15 December 2024)

Kita masih belajar seri untuk “Mengenal Pribadi Yesus yang Utuh“. Sebelumnya saya mau memberitahu saudara semua bagi yang berlibur, have a good holiday dan pergilah dengan sukacita serta nikmatilah Berkat Tuhan, hati-hati dengan kemacetan, nikmati perjalanan dan jangan berantem antara satu dengan yang lain. Sebuah Berkat jika kalian bisa bepergian di akhir tahun dan bagi yang belum bisa bepergian, tentu tidak perlu malu, mungkin baik jika saudara justru belum bisa bepergian tahun ini.

Menjadi Pengikut Kristus tidak membuat kita dikecualikan atau kebal dari pergumulan atau tantangan. Kita belajar minggu lalu bahwa justru perkenalan Maria dengan Nama Yesus malah memberikan dia masalah dan tantangan, sama halnya juga dengan Yusuf.

Kita belajar sebelumnya minggu lalu tentang seputar Kelahiran Yesus bahwa jika Tuhan yang punya rencana, biar Dia saja yang repot, dan kita lihat bagaimana repotNya Tuhan di dalam proses kehamilan Yesus. Dia harus mengirim Malaikat, memberi tahu Maria tentang kehamilan Elisabet, mendatangi Yusuf dalam mimpinya, dan lain sebagainya. Kalau saya punya kehendak dan rencana kepada anak-anak saya, maka sayalah yang harusnya repot memberitahukan kepada anak-anak saya untuk memastikan mereka tahu apa yang saya inginkan.

Kedua, Pergumulan dan Penderitaan merupakan bagian dari rencana Tuhan. Bukan berarti kita tidak menemukan pergumulan sebagai Pengikut Yesus. Seorang Hamba Tuhan bernama Tim Keller berkata bahwa “Suffering is at the very heart of the Christian Faith“. Sebagai Hamba Tuhan, kita memang lebih suka membahas kotbah soal Berkat untuk mendapatkan respon dari jemaat, tetapi perlu diketahui bahwa “Pain and suffering is at the very heart of Christian Faith”.

Selanjutnya, Kita juga pelajari bahwa kita punya pilihan untuk menolak kehendak Tuhan, tetapi seperti halnya Maria dimana meskipun dia tidak mengerti bagaimana Rencana Tuhan akan terjadi, tetapi dia tetap memilih untuk berserah kepada Tuhan, dan justru disanalah terletak mukjizatNya. Meskipun dia tidak mengerti segala sesuatu, Maria berani bilang “Iya”.

Opening Verse – [38] Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1:38 TB

Yang Malaikat tunggu dari Maria adalah “Penyerahan diri”. Kalau kita jadi maria, akan seperti apa? Mungkin kita akan meminta details rencana Tuhan, kapan Roh Kudus akan menolong kita dan bagaimana kejadiannya?

God is not giving you any details because details make faith unnecessary. Tuhan tidak memberikan saudara detail karena detail membuat Iman menjadi tidak diperlukan. Sedangkan Iman diperlukan jika kita mau mengikuti Tuhan.

Supporting Verse – [6] Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:6 TB

Jadi, damailah saudara sekarang jika Tuhan tidak memberikan details dalam hidup kita, karena jika iya, kita akan menjadi ketakutan bukan main, besar kemungkinan akan menolaknya, dan tidak perlu lagi yang namanya Iman. Tetapi menolak sebelum melakukan adalah hal yang tidak baik karena kita tidak tahu potensi apa yang Tuhan letakkan di dalam hidup kita.

Dalam setiap langkah Maria mengikuti rencana Tuhan, ada kemampuan khusus yang Tuhan sediakan dalam hidup Maria, sehingga memampukan Maria, dan maria juga harus percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada hal yang mustahil. Hal yang sama juga berlaku dalam hidup kita, Tuhan seringkali tidak berbicara secara details tetapi kita perlu tahu bahwa kita diberkati oleh Kasih KaruniaNya, dan percaya bahwa Tuhan mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Hari ini kita akan masuk di Filipi pasal kedua, sembari terus mencermati Kisah Kelahiran Kristus yang nantinya akan mengajar kita untuk menjadi Pribadi yang rendah hati dan punya hati yang mau melayani.

Supporting Verse – [5] Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, [6] yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Filipi 2:5-6 TB

[5] Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, [6] yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Filipi 2:5-6 BIMK

Setara dengan Tuhan tetapi tidak menganggap itu sebagai hak yang harus dipertahankan. Sungguh sesuatu yang susah untuk dilakukan, sikap ini kemudian diekspresikan di ayat berikutnya.

Supporting Verse – [7] melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. [8] Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:7-8 TB

Pikirkan soal itu, penuh dengan Kesetaraan dan Kuasa kepada Allah tetapi mengosongkan diriNya dan tidak mengganggap semua itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. “Mengosongkan” dalam bahasa Yunani adalah “kenoo“, artinya meniadakan, menyerahkan atau meninggalkan hak tanpa pengakuan dan dianggap tidak berharga.

Kita hanya bisa mengenal Yesus secara penuh disaat kita belajar mengosongkan diri kita sendiri. We can only know the fullness of Christ when we learn to empty ourselves. Kita mengosongkan diri untuk tujuan yang lebih besar, dan Tuhan melakukan ini untuk menebus kita semua, menjadi sama dengan manusia dan di dalam penderitaanNya sebagai manusia, kita bisa meng-identifikasi diri kita dengan Tuhan dan mencontoh apa yang Dia lakukan disaat kita menderita, sehingga kita bisa mendapatkan kekuatan dari Tuhan.

Makanya ada perkataan “What would Jesus do?” Atau “WWJD”. Karena Yesus pernah menjadi seperti manusia, dan kita bisa belajar dariNya disaat Yesus sedang mengalami kesulitan dan belajar dariNya, sehingga kita bisa mendapatkan kekuatan dan pengharapan dari Tuhan. Jadi proses “pengosongan diri” ini sangat terlihat dan sudah dimulai dari proses kelahiran Yesus, dan kita akan belajar selanjutnya dari ayat selanjutnya.

Supporting Verse – [1] Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. [2] Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. [3] Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. [4] Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, – karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud – [5] supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. [6] Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, [7] dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Lukas 2:1-7 TB

Katanya Yesus ini adalah Anak Allah yang maha tinggi dengan Kerajaan yang tidak akan berkesudahan, tetapi untuk melahirkan saja tidak ada tempat yang layak. Memang semua orang pada mudik untuk sensus, dan karena itu semua kamar dan tempat penginapan penuh, tetapi bukankah Maria dan Yusuf adalah orang pilihan dari Tuhan, dimanakah perkenanan Tuhan dan Malaikat Gabriel disaat mereka memerlukan kamar. Kira-kira jika Maria dan Yusuf berpikir seperti itu apakah berlebihan? Tentu tidak!

Tahukah saudara bahwa situasi ini juga berpotensi untuk menimbulkan pertengkaran dan ketegangan antara Maria dan Yusuf? Tentu saja, apalagi maria sedang hamil besar, dan mereka naik keledai atau berjalan kaki, serta ditolak di banyak tempat. Ingat juga bahwa Malaikat juga hanya datang secara langsung kepada Maria dan bukanlah Yusuf, apalagi Maria hamil juga bukan karena Yusuf, jadi tentu mudah sekali bagi Yusuf untuk juga merasa tidak nyaman.

Dari sini kita bisa belajar bahwa dari sejak awal hadirnya Yesus di hidup mereka, Maria dan Yusuf belajar untuk tidak mempunyai “Spirit of Entitlement“, yang artinya adalah pada saat seseorang berpikir dan percaya bahwa dirinya berhak untuk perlakuan tertentu, seringkali tanpa harus memerlukan usaha yang diperlukan atau mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Atau dalam bahasa keren di jaman sekarang, “Lo ga tahu siapa gw?!”. Kadang-kadang orang punya spirit of entitlement ini dan merasa berhak untuk sesuatu, apalagi repotnya jika orang tersebut berpikir bahwa gereja atau Tuhan “berhutang” kepadanya, hanya karena siapa mereka dan apa yang mereka wakili, baik itu berupa kesuksesan, pengakuan, barang-barang atau hormat.

Cara berpikir seperti ini akan menimbulkan kekecewaan dan konflik, dan membuat banyak orang kepahitan dan kecewa kepada gereja atau Tuhan, dan ini mengakibatkan mereka untuk tidak mempunyai pengharapan yang realistis. Untuk mencegah adanya “spirit of entitlement” ini, kita harus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal dan belajar untuk rendah hati.

Supporting Verse – [8] Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. [9] Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. [10] Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: [11] Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. [12] Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Lukas 2:8-12 TB

Artinya selama ini Surga tahu betul dan tidak ada yang terlepas dari pandangan Tuhan, malah dijadikan tanda bagi para gembala jika Bayi itu ada di palungan atau kandangnya binatang.

Apa yang dialami Maria dan Yusuf ini, memberikan ilustrasi dan pesan kepada kita semua bahwa Yesus dan Juru Selamat rela lahir di kandang yang Kotor, atau demikian juga Dia rela lahir di hati manusia yang kotor di dalam dosa. Sebab banyak orang berpikir bahwa mereka tidak mau datang ke gereja tanpa membersihkan hatinya terlebih dahulu, tetapi kita tidak mungkin bisa, datanglah dengan segala kekotoran yang ada dalam hatimu sebab Yesus tidak jijik akan hal itu.

Dan mengapa yang diberitahu adalah para gembala ternak, mereka bukan yang punya ternak, mereka ini adalah orang suruhan yang menggembalakan ternak dan orang-orang yang terkenal jorok, kasar dan rendah di mata masyarakat.

Supporting Verse – [13] Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: [14] ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas 2:13-14 TB

Jadi lahirNya Yesus di palungan memicu malaikat untuk kemudian menampakan diriNya ke sekumpulan gembala ternak, dan bahkan memicu bala tentara Surga untuk bernyanyi dan memuji Tuhan. Hal ini menunjukkan kehebatanNya, serta ada sukacita besar di Surga pada saat itu. Sama halnya ada sukacita besar di Surga disaat seorang berdosa bertobat kepada Tuhan.

Supporting Verse – [10] Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Lukas 15:10 TB

[15] Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ”Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lukas 2:15 TB

Sekali lagi Malaikat pergi begitu saja, tidak memberitahu details dimana tempatnya. Makanya ada FIrman Tuhan yang berkata “Carilah, makan kamu akan mendapat”. Sebab kalau semua diantarkan, maka kita tidak akan mau mencariNya. Tetapi yang juga luar biasa karena yang diberitahu adalah para gembala ternak, maka tidak sukar bagi mereka untuk tahu siapa saja yang punya kandang di daerah itu, karena itu adalah informasi dan wawasan yang mereka ketahui.

Supporting Verse – [7] ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. [8] Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Matius 7:7-8 TB

[16] Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. [17] Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. [18] Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Lukas 2:16-18 TB

Tuhan ternyata tidak pernah melepaskan pandanganNya dari apa yang terjadi. Tentu Maria dan Yusuf bertanya hal-hal yang lumrah, seperti “Darimana kalian tahu kami disini dan bayi yang dimaksud Tuhan?”, dan ada pertanyaan yang sulit sampai hari ini untuk dijawab, bahwa “kenapa kalian (gembala) yang dihibur dan bukan kita (Maria)?”

Supporting Verse – [19] Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Lukas 2:19 TB

Sikap yang luar biasa dan mulia dari Maria, bahwa meskipun dia belum mengerti semuanya, dia tidak protes dan memilih untuk taat, Dia punya “teachable spirit“, roh yang mau untuk diajar. Maria sadar penuh ternyata selama ini Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.

Dibalik semua penolakan dan kesulitan yang mereka dapatkan dan alami, ternyata Kasih Karunia Tuhan memampukan mereka untuk bertahan, dan menjalani semuanya dengan penuh sukacita dan rasa syukur, semua itu ternyata tidak luput dari pandangan Tuhan.

Dan justru karena apa yang mereka alami itu, melahirkan anak di kandang, hal itu dipakai oleh Tuhan untuk membawa keselamatan kepada para gembala domba atau ternak. Para gembala ternak, kelompok yang dipandang rendah di masyarakat, bisa menemukan Yesus, Sang juru selamat.

Sejak Yesus ada di dalam hidup mereka, Maria dan Yusuf belajar untuk hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk hidup untuk orang lain dan melayani Tuhan. Kalau Malaikat Tuhan datang langsung kepada Maria dan Yusuf untuk mengkonfirmasi bahwa meskipun mereka ada di kandang, tetapi Tuhan senantiasa bersama dengan mereka, maka ceritanya akan berhenti sampai disana saja.

Tujuannya adalah agar para gembala ternak ini mencari dimana Yesus berada dan bertemu sendiri denganNya, Maria dan Yusuf pada saat yang bersamaan juga memperoleh peneguhan, dan belajar untuk tidak merasa berhak, bersyukur dengan apa yang mereka punya, dan pengalaman mereka bisa dipakai Tuhan untuk membawa keselamatan bagi orang lain.

Maukah kita semua juga dipakai Tuhan seperti itu? Dipakai oleh Tuhan sehingga melalui apa yang kita alami, bisa membawa orang lain kepada Yesus. Maukah kita belajar menjadi rendah hati dan berani melepaskan hak agar bisa melihat pertolongan Kristus dan menemukan kepenuhan Kristus dalam hidup kita, agar Tuhan bisa memakai hidup kita dan memberkati orang lain.

Closing Verse – [20] Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Lukas 2:20 TB

Sebelum malaikat muncul dalam hidup mereka, mereka tidak mengenal Tuhan, tidak dipandang orang lain, tetapi sekarang mereka menjadi orang yang memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat. Jadi yang bersukacita bukan hanya Maria dan Yusuf.

God is not focused on details when it comes to revealing His plan to you, but He is a God of details, but through all of His details, you will discover His Plan.

Tuhan tidak berfokus pada detail disaat meningkatkan RencanaNya kepada kita tetapi Dia adalah Tuhan yang memperhatikan detail karena melalui semua detail tersebut, kita akan menemui dan mengetahui RencanaNya.