JPCC Online Service (8 December 2024)
Selamat pagi, Syalom dan selamat datang di JPCC! Berikan terima kasih kepada teman-teman kita yang sudah melayani dengan luar biasa. Senang bisa berjumpa dengan saudara, buat yang mengikuti secara online, selamat bergabung. Kita sudah memasuki minggu kedua di bulan Desember. Saya beri judul kotbah saya “His Plan, Our Surrender“.
Tahukah saudara bahwa dengan menjadi Pengikut Kristus bukan berarti bahwa hidup kita ini aka terus menerus menjadi nyaman, lancar jaya dan tidak pernah berhadapan dengan kesulitan, melainkan mengikut Yesus tidak membuat kita menjadi kebal terhadap pergumulan dan tantangan, bahkan kita diharuskan untuk memikul salib kita, dimana artinya adalah ada harga yang harus kita bayar.
Melalui seri ini, kita akan belajar dari keteladanan hidup Yesus yang penuh dengan kuasa namun juga disertai dengan banyak tantangan dan penderitaan yang dihadapi. Dengan kita mengenal kepenuhan daripda hidup Yesus, sebagai pengikutNya kita dapat memiliki kekuatan dan pengharapan setiap kalo kita berhadapan dengan pergumulan dan persoalan kita masing-masing.
Di Bulan Desember ini, fokus kebanyakan orang percaya adalah Natal, namun sadarkah kita bahwa natal bukan hanya cerita tentang kelahiran Yesus, sang juru selamat dunia, tetapi cerita natal merupakan cerita bagaimana kita menemukan pengharapan di tengah-tengah kesulitan dan tantangan.
Di tengah-tengah keramaian pesta natal yang ada, saya sangat sadar bahwa ada juga orang-orang yang sedang berada di musim yang sangat sulit dalam hidupnya, bergumul berat bahkan juga yang sedang menderita sakit.
Saya berdoa bahwa disetiap musim kehidupan kita, kita mengenal Pribadi Yesus yang baik dan setia. Bukan hanya di musim yang baik, tetapi juga musim dimana kita melewati lembah yang kelam. Saya ingat kata-kata dari Dr. AR. Bernard.
Life is full of Threat and Promises. Hidup penuh dengan Janji dan Ancaman.
Jika kita fokus pada ancaman saja, maka kita bisa kelewatan akan Janji-janjiNya Tuhan. Berapa banyak orang yang pandangannya tercemar dengan kebohongan dunia sehingga mereka tidak lagi bisa melihat Janji-janjiNya Tuhan dan menjadi pesimis akan kehidupan dan hidup tanpa harapan.
Kita tentu tidak bisa menyangkal dan mengabaikan ancaman yang ada tetapi kita harus sanggup untuk mengelolanya sembari kita mengejar Janji Tuhan. Dalam hidup kita memiliki kekuatan dan juga kelemahan. Kita tidak bisa berfokus pada kelemahan kita saja, kita harus berfokus pada kekuatan kita sembari mengelola kelemahan kita.
Hidup juga penuh dengan kesulitan dan peluang. Life is both adversity and opportunity. Jangan terjebak pada kesulitan saja, tetapi carilah peluang dari setiap kesulitan yang terjadi. Kita bisa begitu mudah kewalahan dengan setiap kesulitan yang terjadi sedemikian rupa sehingga kesulitan itu memudarkan pengharapan kita, mengurangi energi kita dan membuat kita jatuh di dalam keputus-asaan, dan bahkan menguburkan hal yang seharusnya justru mengangat dan membantu kita dalam mengatasi kesulitan.
Seharusnya disaat berhadapan dengan kesulitan, seharusnya kita bertanya kepada diri kita sendiri peluang apa yang sebenarnya sedang dikeluarkan oleh kesulitan ini? Sebab kalau kita punya perspektif yang benar, maka dari setiap kesulitan kita bisa menemukan peluang yang tersembunyi.
Kita bisa bertahan terhadap rasa sakit dan penderitaan, serta tidak menjadi orang yang mudah menyerah. Bersama dengan Yesus, kita bisa mengubag penderitaan atau kesulitan menjadi suatu kesaksian yang luar biasa untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan ini yang seharusnya menjadi keyakinan kita setiap kali kita merayakan natal.
Karena kisah seputar kelahiran Yesus penuh dengan kejadian yang saya baru beritakan kepada saudara. Mari kita lihat.
Opening Verse – [26] Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, [27] kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Lukas 1:26-27 TB
Saya pikir bukan kebetulan kalau Lukas menuliskan “status” maria pada saat malaikat Gabriel menampakan diri kepadanya. Bayangkan, saat itu tentu belum ada Facebook tetapi status maria sudah ditulis jelas, bahwa Maria ini sudah bertunangan dengan Yusuf, dan tentu dia sudah mempunyai rencana masa depan seperti apa keluarga yang mau dia bentuk bersama Yusuf.
Dituliskan juga bahwa dia adalah perawan yang artinya dia belum pernah berhubungan intim dengan siapapun juga.
Supporting Verse – [28] Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” [29] Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Lukas 1:28-29 TB
Dengan kata lain, dia bertanya di dalam hatinya bahwa maksudnya apa ini, apakah artinya bahwa “Tuhan menyertai engkau”, dan “engkau dikarunai”.
Supporting Verse – [30] Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Lukas 1:30 TB
Dituliskan disini bahwa artinya malaikat Gabriel melihat bahwa maria merasakan ketakutan, dan menurut saya itu normal saja, karena siapa tentunya yang pernah didatangi oleh malaikat?
Supporting Verse – [31] Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. [32] Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, [33] dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” [34] Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Lukas 1:31-34 TB
Maria tentunya takut jika malaikat ini salah orang, apa yang dikatakan Maria tentu menjadi “concern” dan perhatian dia, bagaimana seorang perawan bisa hamil dan apa kata orang dan Yusuf jika itu benar-benar terjadi?
Dan menurut Taurat, jika ada seorang wanita yang tidak setia disaat bertunangan, hukumannya bisa hukuman mati! Dia bisa dirajam. Maria bisa saja dicurigai melakukan perzinahan dan terkena hukuman kalau Yusuf tidak mau terima kenyataan kalau dia hamil.
Makanya respon maria seperti itu, dia tidak berkata “Haleluya!” terhadap rencana Tuhan yang ada pada dirinya saat itu. Menurut saya maria saat itu bingung.
Supporting Verse – [35] Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Lukas 1:35 TB
Tentu pernyataan malaikat ini bukan sesuatu yang mudah dicerna dan dipercayai begitu saja, karena sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti ini, tidak mudah tentunya untuk Maria. Untuk meyakinkan maria, malaikat Gabriel kemudian menyampaikan berita yang juga sulit dipercaya oleh maria.
Supporting Verse – [36] Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. [37] Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lukas 1:36-37 TB
Elisabet adalah orang yang dikenal baik oleh maria, karena masih bersaudara dengannnya. Elisabet ini bukan hanya tua, tetapi dia juga terkenal atau dikenal orang dengan sebutan “Si Mandul”. Kalau sampai di hari tuanya, dia bisa hamil, maka ini merupakan sebuah keajaiban yang luar biasa dan membuktinya pernyataan Gabriel itu benar “Bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil”. Dan inilah respon Maria.
Supporting Verse – [38] Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1:38 TB
Ucapan maria ini merupakan bentuk penyerahan diri, surrender, artinya maria melepaskan haknya untuk mengikuti rencana Tuhan. Dan ini bukan komitmen sesaat saja, dan merupakan komitmen seumur hidup.
Respon Maria ini sama dengan pernyataan Yesus di taman getsemani pada saat dia sedang berdoa.
Supporting Verse – [39] Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Matius 26:39 TB
Banyak orang mengatakan, “Berserah dulu, baru kamu akan melihat MukjizatNya”. Tetapi menurut saya, keajaiban ada dalam penyerahan diri. Karena ketaatan dalam penyerahan diti itu begitu susah. Maria menerima rencana Tuhan sebelum menerima rincian selengkapnya.
Maria tidak tahu detailsnya akan seperti apa, tetapi dia mau percaya. Saya senang quote dari Ps. Alvi di bawah ini.
It’s better to not understand (His Ways) than to not believe (His Love). Lebih baik untuk tidak mengerti Jalan-jalan Tuhan daripada untuk tidak percaya.
Supporting Verse – [18] Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [19] Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. [20] Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Matius 1:18-20 TB
Meskipun Yusuf mencintain maria sebagai tunangannya, tetapi keputusan maria untuk berserah kepada rencana Tuhan membawa ketakutan sendiri kepada Yusuf, sedangkan Yusuf adalah orang yang tulus hatinya dan tidak mau meng-expose maria di depan umum yang bisa mengakibatkan konsekuensi yang berat kepada maria. Itu sebabnya dia berencana untuk menceraikan maria secara diam-diam.
Namun setelah mendapat peneguhan dalam bentuk mimpi dan bertemu malaikat Tuhan, Yusuf tidak jadi melakukan itu dan memilih tetap untuk menikahi maria, sekaligus melindungi maria dari segala konsekuensi sosial dan hukum, serta potensi tuduhan dari orang lain.
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah diatas?
1. Kalau Tuhan yang punya rencana biar Tuhan yang repot!
Bayangkan, Tuhan yang mengutus malaikat gabriel untuk menyampaikan rencanaNya kepada maria. Malaikat Tuhan berusaha untuk meyakinkan maria pada saat dia merasa takut dan bingung atas rencana Tuhan atas dirinya. Bahkan malaikat Gabriel memberitakan tentang kehamilan Elisabet yang tidak diketahui oleh maria. Tidak hanya itu, malaikat Tuhan juga mendatangi Yusuf dalam mimpi untuk menggagalkan rencana Yusuf dalam menceraikan maria. Kita bisa lihat betapa repotnya Tuhan hanya untuk memastikan bahwa maria tahu apa yang menjadi rencana Tuhan.
Hari-hari ini banyak orang yang mau tahu rencana Tuhan dalam hidupnya, seperti ada “Fear of Missing Out”. Kalau Tuhan yang unya rencana, biar Dia yang repot, Dia yang akan memastikan saudara tahu apa yang menjadi rencanaNya. Dia bisa memakai siapa saja dan apa saja untuk menyatakan rencanaNya kepada saudara.
Dari pihak Tuhan, tidak ada yang mustahil tetapi masalahnya adalah “Do you want to follow God’s plan?”, itu sebetulnya yang harus menjadi “concern” saudara. Yakinkah saudara bahwa rencana Tuhan itu jauh lebih baik dari rencanamu sendiri? Maukah engkau melepaskan rencanamu untuk mendapatkan rencana Tuhan dalam hidupmu?
2. Pergumulan dan Penderitaan merupakan bagian rencana Tuhan.
Memang harus diakui bahwa tidak populer untuk mengajarkan kedua hal ini. Jauh lebih mudah dan menarik untuk berkotbah tentang Berkat Tuhan. Tetapi kita perlu jujur dengan realita kehidupan sehari bahwa kita hidup di dunia yang mengenal dosa dan terkorupsi olehnya. Kita sebagai orang percaya tidak kebal dengan yang namanya penderitaan.
Seperti yang saya katakan di awal, ada banyak di antara kita yang sedang bergumul, menghadapi situasi keuangan yang sulit, atau menderita sakit seperti kanker. Ada orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hubungan, dan bertanya-tanya, “Mengapa setelah mengenal Yesus, koq hidupanya seperti lebih banyak pergumulan dan penderitaan?”
Kedatangan Yesus dalam hidup maria dan yusuf juga membawa kesulitan tersendiri. Dengan menerima rencana Tuhan, Maria dan Yusuf mau tidak mau harus melepas rencana mereka sendiri, melepaskan mimpi yang mereka punya dan menyesuaikan itu, ada harga yang harus dibayar dengan hadirnya Yesus di dalam hidup kita.
Rencana Tuhan menempatkan mereka di dalam posisi yang sulit, baik terhadap satu dengan yang lain antara mereka sendiri, dan juga kepada keluarga dan komunitas dimana mereka berada. Bayangkan, dengan hamilnya maria, setiap kali dia bertemu dengan seseorang apalagi orang yang sinis, dia harus menjelaskan, dan tentu tidak gampang menjadi maria dan yusuf.
Belum lagi dampak sosial yang harus mereka terima disaat menerima Yesus di dalam hidup mereka. Dan ada berapa banyak di antara kita yang juga mengalami hal yang sam aketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, ada dampak sosial yang harus kita hadapi, mungkin bisa berupa dikucilkan, dimarahi atau sampai dikeluarkan dari keluarga.
Tim Keller dalam bukunya “Walking with God through Pain and Suffering” berkata seperti ini : “Suffering is at the very heart of the Christian Faith“.
Ini bukan hanya bagaimana caranya Kristus menjadi seperti kita dan menebus kita, tetapi juga merupakan salah satu cara utama untuk kita menjadi seperti Kristus dan mengalami penebusan. Artinya, penderitaan kita juga ada gunanya dan tujuannya, meskipun tidak menyenangkan.
Pain has a purpose.
Tahukah saudara bahwa kursi yang kita duduki itu diciptakan bukan untuk dianggurin, kalau kursi yang kita duduki itu bisa saya wawancara dan tanyakan apakah mereka menemukan tujuan hidupnya? mereka semua akan berkata “Untuk inilah aku diciptakan, meskipun mereka harus menanggung seberatnya berat kita, mereka sanggup untuk menahan”
Mereka memenuhi tujuan hidupnya justru disaat mereka menanggung beban puluhan kilo. Dibandingkan dengan kursi kosong yang saya tinggalkan, kursi itu kalau saya wawancarai, apakah mereka menemukan tujuan hidupnya? mereka mungkin akan menjawab “Something is missing”, hidupnya hanya sekedar ada saja, tetapi tidak fulfill.
Justru yang menahan puluhan kilo itu yang merasakan ada “fulfilment” di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang hidupnya mau berbuah, tahukah saudara bahwa hidup berbuah itu berat. Semakin kita dipakai Tuhan, semakin kita mau berbuah banyak dan hidup penuh, seharusnya saudara semakin kuat dalam menanggung beban dan tidak cengeng.
Supporting Verse – [18] Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Roma 8:18 TB
3. Kita punya pilihan untuk menolak Rencana Tuhan.
Sama seperti halnya Maria dan Yusuf yang punya pilihan untuk menolak Rencana Tuhan, tetapi mereka memilih untuk tidak hidup untuk dirinya sendiri, taat dan berserah, mengambil bagian dalam rencana Tuhan yang besar dan membuka jalan agar Yesus bisa lahir ke dunia untuk memulai karya penyelamatan atas umat manusia.
Meskipun dengan mengikuti rencana Tuhan, mereka harus rela keluar dari zona nyaman mereka, harus menghadapi banyak resiko, mempertaruhkan nyawa, reputasi serta menghadapi dampak sosial. Tetapi inilah sebuah contoh kehidupan yang penuh dengan penyerahan yang total.
Maria bisa saja menolak rencana Tuhan, dan merekomendasikan tetangganya saja. Dia punya kesempatan untuk menolak rencana Tuhan, sama seperti kita semua disini. Tetapi mereka membiarkan dirinya dipakai oleh Tuhan dalam penyerahan total.
Yang menarik adalah kalau kita bisa kembali ke Lukas 1:38.
Supporting Verse – [38] Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1:38 TB
Perhatikan bahwa malaikat itu langsung meninggalkan maria tanpa memberikan lanjutan details, rincian atau tips yang ada. Cukup buat dia untuk tahu bahwa Kasih karunia menyertai engkau. Dia tidak perlu menjelaskan lagi, karena yang ditunggu oleh malaikat hanya perkataan dan penyerahan ini “Jadilah padaku sesuai dengan apa yang kau kehendaki”.
Kasih Karunia Tuhan menyertai kita, itu saja yang perlu kita tahu. Perkenalan Maria dan Yusuf dengan nama Yesus langsung menghadapkan mereka pada berbagai kesuitan dan tantangan yang tidak sedikit. Namun Tuhan sudah menganugerahi mereka dengan Kasih Karunia.
Life is both threat and promises, ada kesulitan dan juga peluang, ada tantangan dan juga Kasih Karunia. Ada kekuatan Tuhan yang menyertai senantiasa. Anugerah Tuhan memampukan mereka, memberikan kekuatan kepada kita melewati “the highs and lows of life”.
Di tengah-tengah semua kesulitan dan tantangan, ada damai sejahtera, sukacita yang tidak terkatakan karena ada Yesus di dalam mereka, The source of peace, joy and life, itu ada di dalam mereka yang memampukan mereka bisa menghadapi tantangan dan kesulitan dengan damai dan sukacita seperti yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, karena Yesus yang dikandungnya, Kristus di dalam engkau adalah harapan akan kemuliaan.
Jadi, natal seharusnya memberitakan tentang menemukan pengharapan di tengah-tengah kesulitan yang ada. Lahirnya Yesus di dalam hidup kita tidak membuat kita kebal terhadap semua tantangan kehidupan tetapi hadirnya Yesus di dalam hidup kita memberikan kita karunia yang memampukan kita untuk bukan hanya bertahan tetapi keluar sebagai pemenang dalam menghadapi semua kesulitan yang ada di dunia ini.