Sutera Hall 2nd Service (17 November 2024)
Selamat Siang JPCC Sutera Hall Ibadah yang kedua! Kami juga bersyukur bagi setiap volunteers, saudara semua yang sudah melayani Tuhan disini, baik di atas panggung atau di belakang layar. Senang bisa berada kembali disini, dan senang bisa berjumpa dengan wajah-wajah lama yang sudah lama saya tidak bertemu. Welcome to Church! Tidak terasa sudah memasuki minggu ketiga di Bulan November, kita sudah mulai mendengar lagu-lagi natal di tempat perbelanjaan dan artinya Christmas is just around the corner dan penghujung tahun sudah tiba.
Tema JPCC tahun ini adalah “Stronger“, menjadi lebih kuat, dan di bulan ini saya berdoa agar kita tidak hanya memulai tahun ini dengan kuat tetapi juga mengakhiri dengan kuat, baik itu dalam Firman dan area kehidupan lainnya.
Hari ini kita akan memulai seri pengajaran yang batu yaitu tentang “Cara kita berdoa“, judul kotbah saya adalah ‘Ajar kami berdoa“. Saya temukan bahwa banyak orang berpikir bahwa Berdoa adalah saat dimana kita menaikkan permohonan kepada Tuhan, dan kebanyakan dari kita juga berharap agar permohonan doa kita dikabulkan sesuai keinginan kita. Tetapi ada juga beberapa yang berpikir bahwa berdoa itu hanyalah formalitas saja sehingga tidak jarang kita menemukan bahwa doa itu membosankan dan membuat ngantuk. Atau banyak juga orang yang merasa tidak tahu harus berbicara apa disaat berdoa, merasa bahwa sepertinya kita tidak fasih berbicara sehingga akhirnya kita juga menarik diri dari berdoa.
Saya dulu juga seperti itu, merasa bahwa doa itu tidak “seru” dan membosankan karena saya tidak pandai berbicara, apalagi disaat ada ajakan pelayanan berdoa. Tetapi saya bersyukur bahwa disini ada begitu banyak Tim doa yang senantiasa mendoakan kita semua.
Saya mengerti dan pernah mengalami itu semua. Meskipun saat itu saya sudah mengasihi Tuhan tetapi pada saat itu saya belum mempunyai kesenangan berdoa di dalam kehidupan rohani saya, bahkan saya taruh itu paling terakhir dalam kehidupan rohani saya. Tetapi saya sadar bahwa doa harusnya menjadi hal yang terdepan dan paling utama di dalam perjalanan Iman kita dan seharusnya kita bisa menikmati kehidupan doa kita.
Banyak orang tidak bisa menikmati waktu berdoa karena punya pengertian dan ekspektasi yang salah tentang berdoa sehingga itu membawa kita berdoa dengan cara yang salah juga. Itu sebabnya seri pengajaran ini ada. Harapan saya agar kita punya pengertian yang benar tentang berdoa dan membangun cara kebiasaan berdoa dengan penuh keyakinan dan percaya diri, sehingga kita bisa penuh Iman berdoa dan menikmati kehidupan doa kita semua melalui sesi pengajaran bulan ini.
Di dalam injil, Ada satu momen dimana para murid Yesus meminta Yesus mengajar mereka cara untuk berdoa.
Opening Verse – [1] Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: ”Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” [2] Jawab Yesus kepada mereka: ”Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. [3] Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya [4] dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lukas 11:1-4 TB
Disini kita temukan bahwa sebelum Yesus mengajar cara berdoa kepada para MuridNya, Yesus sendiri sudah memiliki kebiasaan untuk berdoa, memberikan teladan berdoa kepada murid-muridNya.
Sebagai pengikut Kristus, kita harusnya juga punya kehausan untuk selalu mau belajar dari Tuhan. Yesus mengajar sebuah doa yang sudah kita kenal dan hafal yaitu “Doa Bapa Kami”. Tetapi selanjutnya, Mari kita juga lihat Kitab Matius karena Dia juga mencatat sesuatu yang bisa melengkapi kisah yang sama tentang berdoa.
Supporting Verse – [5] “Janganlah kamu berdoa seperti orang-orang munafik. Karena mereka suka berdiri memamerkan dirinya dengan berdoa di depan umum, di rumah-rumah pertemuan, atau di simpang-simpang jalan. Aku menegaskan kepadamu: Hanya itulah upah mereka. [6] Sebaliknya, waktu kamu berdoa, masuklah ke kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu. Dia ada di tempat tersembunyi dan menyaksikan apa saja yang dilakukan secara tersembunyi. Maka Dialah yang akan memberi upah kepadamu secara terang-terangan. [7] “Waktu kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka terus mengulang-ulang permohonan mereka karena menganggap bahwa Allah lebih mendengarkan doa yang diulang-ulang. [8] Janganlah meniru mereka. Karena Bapamu sudah tahu apa yang kamu perlukan sebelum kamu memintanya. Matius 6:5-8 TSI
https://bible.com/bible/320/mat.6.5-8.TSIMatius 6:5-8 TSI
Sebagai pengikut Kristus, seharusnya kita juga punya kehausan untuk belajar. Menarik karena Matius mencatat bahwa apa itu yang bukan menjadi tujuan dari berdoa.
Menarik karena Matius mencatat apa yang Yesus lakukan sebelum Dia mengajar “Doa Bapa Kami”. Yesus bilang dulu kepada muridNya apa itu yang bukan menjadi tujuan dari berdoa.
Pertama, Doa itu bukan untuk menunjukkan kehebatan Iman kita.
Karena jika itu, kita hanya berdoa supaya orang memuji kita dan tidak memaknai apa yang kita doakan. Doa itu bukan untuk menunjukkan kehebatan Iman kita melalui kata-kata impresif yang kita ucapkan.
Tetapi Doa seharusnya menjadi sesuai yang sangat “intimate or private”, di tempat yang tersembunyi dan tidak perlu dilihat orang. Prayer is our private conversation with God, Itulah Doa.
Kedua, Doa itu bukan sarana untuk meminta dan mendapatkan semua yang kita mau.
Kalau berdoa, tidak perlu bertele-tele karena itu yang dilakukan orang yang tidak mengenal Tuhan, berpikir bahwa dengan kata-kata banyak dan impresif itu yang membuat doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Karena Tuhan mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita meminta kepadaNya. Dia adalah Tuhan yang maha tahu dan Bapa yang baik.
Semua yang jadi orang tua disini mungkin bisa memahami ini, bahwa sebagai orang tua yang baik, kita tahu apa yang anak kita butuhkan sebelum dia memintanya kepada kita.
Bapa kita di Surga tahu apa yang kita butuhkan jadi kita tidak perlu berpikir bahwa hanya dengan kata-kata yang banyaklah yang membuat doa kita dikabulkan. Dia tahu apa yang terbaik untuk kita, dan doa bukanlah sarana untuk meminta dan mendapatkan apa yang kita mau.
Jadi apa itu tujuan dari berdoa?
Setelah Yesus mengajar kepada muridNya apa yang bukan menjadi tujuan dari berdoa, barulah Dia mulai mengajar cara berdoa yang benar.
Supporting Verse – [9] Jadi hendaklah kalian berdoa seperti ini: Bapa kami yang di surga, kiranya semua orang menghormati Engkau sebagai Allah yang kudus. [10] Kiranya Engkau datang dan memerintah sebagai Raja, dan biarlah apa pun yang Engkau kehendaki terlaksana di dunia ini, sama seperti kehendak-Mu selalu terlaksana di surga. Matius 6:9-10 TSI
[9] Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, [10] datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Matius 6:9-10 TB
Hal Pertama yang Dia ajarkan adalah, Prayer begin with relationship.
Doa selalu dimulai dengan sebuah Hubungan. Itu sebabnya Dia berkata “Bapa Kami”, sebuah gambaran dari hubungan yang sangat personal. Tuhan mau kita datang kepadaNya bukan sebagai Pribadi Allah yang jauh dari kita tetapi sebagai Bapa dan Tuhan yang mengasihi kita, dan sewaktu kita berdoa, kita harus tahu dan yakin bahwa kita sedang berkomunikasi dengan seorang Pribadi yang mengasihi kita. Itu yang akan mengubah kehidupan doa kita.
Berdoa adalah saat dimana kita berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan yang mengasihi kita.
Kata kuncinya adalah “komunikasi” dan “Pribadi”, komunikasi artinya ini bersifat 2 arah, dialog dan bukan monolog, artinya ada saat kita berbicara dan juga saat kita mendengar. Sementara “Pribadi” artinya kita sedang berbicara dengan Tuhan secara langsung tanpa perantara, punya akses karena kita sudah ditebus olehNya, dimana kita bisa datang kepada Tuhan kapan saja dan dimana saja secara langsung.
Doa juga merupakan sebuah hubungan yang “asli”, kita tidak perlu pura-pura. Kita sedang berbicara kepada Pribadi yang begitu dekat dengan kita, seorang “Bapa”, sehingga kita tidak perlu kata-kata yang terlalu formal atau impresif untuk berbicara kepadaNya. Tuhan mau dekat kepada kita dan mau mendengar isi hati kita, jadi datanglah kepadaNya dengan apa-adanya.
Menariknya, Yesus juga melanjutkan dengan kata-kata, “Bapa kami yang di Surga”, tidak hanya Tuhan adalah Tuhan yang dekat dengan kita, tetapi disaat yang bersamaan, Dia ada di Surga, yang punya perspektif yang sangat berbeda dengan perspektif kita yang ada di dunia.
Beberapa waktu lalu kita di Tim pastoral sedang hiking bareng, dan ada beberapa yang menyerah sampai di pos pertama atau kedua, dan hanya sedikit yang bertahan sampai puncak. Saya tentu salah satunya, Praise the Lord! Kita bisa melihat view yang sangat berbeda dengan mereka yang menyerah di awal dan tidak ikut naik diatas.
Jadi ingatlah bahwa Tuhan ada diatas, Dia ada di Surga dengan perspektifNya yang lebih luas, lebih besar dan tidak terbatas, sementara kita ada di bumi dengan perspektif yang terbatas.
Terlepas dari apa yang kita alami, kita perlu ingat bahwa Tuhan berdaulat atas segalanya. Belajarlah untuk percaya kepadaNya.
Pertanyaan Renungan : Sewaktu kita berdoa, bagaimana kita melihat Tuhan? Apakah kita melihatNya sebagai seorang Bapa yang dekat dan juga mengasihi kita? Yang mau kita juga mendekat kepadaNya, Atau kita hanya berdoa seakan-akan Dia adalah Pribadi yang jauh daripada kita?
Saya berharapa di titik ini, saudara mulai berubah perspektifNya dan mulai datang kepada Tuhan apa adanya, tahu bahwa Dia mengasihi kita, tahu bahwa Tuhan itu dekat kepada kita dan juga berdaulat atas segalanya.
Kedua, Prayer elevates God, Doa adalah untuk meninggikan Tuhan.
Itu sebabnya Yesus melanjutkan dengan berkata “Dikuduskanlah NamaMu”, dan Kudus adalah sifat dan karakter Tuhan, Kudus artinya dipisahkan dan dikhususkan dari yang biasa, “being set apart”. NamaNya “Kudus”, nama ini erat kaitanannya dengan Reputasi, Kuasa dan karakter seseorang.
Beberapa waktu yang lalu saya ke sebuah restoran dan saat dibilang restorannya penuh. Kebetulan saya kenal juga dengan ownernya, dan saat saya menanyakan nama itu, tiba-tiba kursi dan meja yang tadinya penuh, tiba-tiba menjadi ada sekarang.
Oleh karena itu, sewaktu Yesus mengajar kita untuk bilang “Dikuduskanlah NamaMu”, Kita menjadi ingat kembali bahwa Tuhan itu Kudus, artinya Dia itu layak untuk disembah dan dihormati oleh kita.
Jadi, berdoa bukan hanya sekedar tentang permintaan-permintaan kita. Walaupun memang di dalam doa, ada juga aspek kita meminta, dan inilah yang akan kita pelajari di minggu minggu berikutnya dalam Doa Bapa kami.
Doa adalah tentang menyembahNya di tempat yang Kudus, dan disaat ini terjadi, fokus kita akan beralih dari diri kita, masalah kita dan keterbatasan kita, kepada Kebesara dan Kebenaran Tuhan. Kita mulai melihat kebaikan dan kesetiaan Tuhan, melihat Dia jauh lebih besar dari masalah kita.
Aplikasi : Renungkan kebenaran, kesetiaan, Kasih SetiaNya, dan ucapkan kata-kata pujian dan penyembahan di dalam doa kita
Tuhan tidak mau kita punya Iman seperti anak kecil yang hanya tahu untuk meminta, Dia mau kita beranjak dewasa. Start saying “His Greatness”, “Dikuduskanlah Nama Tuhan”, karena namaNya dikuduskan dari apapun yang ada di dunia ini.
Hal terakhir yang saya bagikan dan Yesus ajarkan tentang berdoa adalah tidak hanya Doa dimulai dengan sebuah hubungan, atau kita juga meninggikan NamaNya karena Dia Kudus dan besar.
Terakhir, Prayer aligns us with God’s will, Doa adalah untuk menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan
Kalimat berikutnya yang Yesus ajarkan kepada para muridNya adalah “Datanglah Kerajaan mu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga”, Yesus mengajar kita untuk belajar fokus membangun Kerajaan dan kehendak Tuhan, bukan membangun kehendak atau Kerajaan kita sendiri. Fokusnya tentang apa yang Tuhan mau dan bukan apa yang kita mau.
Disaat kita berdoa demikian, kita sedang memanggil realita Surga untuk terjadi di realita kita hari ini, dimana kebenaran, keadilan dan damai sejahtera Tuhan terjadi di setiap area kehidupan kita. Itu yang Tuhan inginkan kepada kita semua, agar KebenaraNya berkuasa, dan agar kita bisa mengalami Damai SejahteraNya di setiap area kehidupan kita.
Aplikasi : Adakah area-area dalam kehidupan kita hari ini yang perlu kita serahkan sepenuhnya kepada Tuhan?
Mungkin di area ini kita perlu sepenuhnya berserah kepada Kehendak Tuhan, belajar berkata “not my will, but your will be done”, belajar untuk berkata bahwa ide kita tidak lebih bagus dari ideNya Tuhan. Kita perlu lebih percaya kepada Tuhan daripada bergantung kepada pemikiran dan kekuatan kita, baik itu dalam sekolah, hubungan, bisnis dan pekerjaan kita.
Saya mau tantang kita untuk mengambil waktu minggu ini, melihat kehidupan doa kita, apakah saudara sudah mulai belajar mengakui kebesaran Tuhan dalam kehidupan doa kita? atau isinya masih hanya memohon saja kepada Tuhan.
Saya berdoa dan berharap bahwa kehidupan doa dan perspektif anda mulai berubah, mulai mengalami Kasih Tuhan dan mengalami hubungan yang lebih personal dengan Tuhan. Bagi yang merasa malu untuk berdoa, baik karena tidak merasa layak atau punya kata-kata yang tepat, ketahuilah bahwa Tuhan sudah mengasihi kita jauh sebelum kita memutuskan untuk percaya dan mengasihi kita.
Tidak ada satupun yang bisa memindahkan kita dari KasihNya. Mendekatlah KepadaNya, Start to pray, mulailah berdoa dan tahu bahwa Dia mengasihi kita, tinggikan Dia di dalam doa kita, dan juga berkata “Jadilah KehendakMu di bumi seperti di Surga”, Amin?
Saya berdoa dan berjanji bahwa saudara akan mengalami sesuatu yang berbeda. Saya temukan doa itu seperti sebuah kompas, yang selalu mengarahkan kita ke utara sewaktu kita tersesat.
Dan seperti itulah doa yang selalu menolong mengarahkan kita ke tempat yang tepat, kepada Pribadi yang tepat, Tuhan yang mengasihi dan memiliki jalan serta rancangan yang indah dan lebih jalannya lebih besar dan tinggi untuk kita semua. Saya berdoa agar kita bisa berdoa dengan cara yang benar, menemukan tujuan hidup kita dan hidup kita menjadi lebih dekat kepadaNya.