Brighter (Part 2) By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (27 January 2019)

Opening Verse – “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.” ‭‭Filipi‬ ‭2:14-16‬ ‭TB‬‬

Ayat ini menjadi landasan apa yang kita percayai pada saat kita membangun dan memulai jemaat ini 20 tahun yang lalu. Penting sekali bukan hanya sekedar percaya, tetapi kita juga harus berpegang kepada Firman Kehidupan. Pada saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita, Dia adalah Terang itu sendiri.

Terang ada di dalam kita, Tema gereja kita tahun ini ada Brighter atau bersinar lebih terang lagi. Bukan berarti kita harus ngotot untuk menjadi lebih terang lagi karena terang dari Tuhan itu sudah ada di dalam diri kita. Kita adalah bait dan tempat Roh Tuhan tinggal di dalam kita.

Tetapi sinar-Nya yang keluar dari kita bisa berbeda-beda karena noda atau debu yang memenuhi kehidupan kita semua. Semua bentuk kemunafikan yang kita tahu bahwa itu ada, meskipun melayani Tuhan, ada kemunafikan di dalam-nya.

Beberapa dari kita tentu mengalami ini, ada segala kedagingan, kepalsuan, ketidakdewasaan, ketidak-kudusan dan ambisi pribadi kita yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan.

Hal-hal inilah yang mengambil peranan sehingga kita tidak bersinar sebagaimana mestinya. Jadi disaat kita berkata “Marilah kita bersinar lebih terang“, itu bukan berarti “More of You, but Less of me“.

Bukan berarti lebih lagi Tuhan, karena Tuhan ada di dalam kita, tetapi biarlah noda yang memenuhi kedagingan, kemunafikan, ketidak-dewasaan dan ketidak-kudusan hilang dari kita sehingga tidak lagi menghalangi sinar Tuhan yang ada dalam diri kita.

Tahukah anda bahwa hidup sebagai terang adalah hidup sebagai ukuran, dunia mengenal alat pengukur terang dan tidak ada yang namanya alat pengukur kegelapan, karena kegelapan adalah hasil dari tidak adanya terang dalam hidup kita. Jadi hidup sebagai terang artinya hidup sebagai standar atau ukuran.

Pada saat kita menang dalam menghadapi percobaan atau masalah kita, apa yang kita lakukan? Sebab kita bisa menang dan tidak memuliakan Tuhan, dan sebaliknya pada saat kita sedang mengalami kekalahan, apa yang kita lakukan? Sebab kita bisa saja kalah tetapi tetap memilih untuk memuliakan Tuhan.

Kita bisa saja menjadi gagal tetapi tetap memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita, kita menjadi ukuran dan standard, berkali-kali dalam hidup saya sendiri, saya begitu terberkati karena melihat respon yang baik dari anak-anak Tuhan saat menghadapi suatu kegagalan.

Hidup kita sebagai ukuran, baik pada saat kita menang atau kalah, baik pada saat kita ada di atas, atau pada saat kita berada di lembah kekelaman. Dalam hidup ini, kita tidak hanya berhadapan dengan “siang” tetapi kita juga akan berhadapan dengan “malam“.

Bagaimana respon kita pada saat kita menghadapi siang, dan bagaimana juga respon kita pada saat kita menghadapi malam?

Kita bisa menjadi standar dan ukuran kalau kita mau menjadi terang. Bisakah anda membayangkan kalau terang yang seharusnya menyinari kegelapan itu menjadi padam? Maka betapa gelapnya kegelapan tersebut, jadi dimanapun kita berada, jadilah terang yang menyinari, dam bukan terang yang menyilaukan.

Pada saat lampu yang ada di panggung area bawah ini menyala dan persis kena mata saya. Secara otomatis saya langsung mengalihkan muka saya, karena terangnya bukan menyinari dan sebaliknya menyilaukan. Kita juga seharusnya menjadi terang yang menyinari dan bukan menyilaukan.

Banyak orang yang mengilustrasikan lilin sebagai pembawa terang, tetapi sadarkah kita bahwa kita diingatkan pada saat kita membawa lilin sebagai terang yang mengeluarkan sinar, lilin itu besedia terbakar untuk menyinari yang lain.

Seperti halnya Yesus yang rela untuk mati dan menyerahkan hidupnya agar kita semua bisa mendapatkan hidup, itulah terang dari lilin tersebut supaya kita bisa menikmati sinar-Nya, dan inilah perwujudan Kasih yang sebenarnya.

Rela untuk menyerahkan sesuatu yang berharga supaya orang lain mendapatkan keuntungan. Tidak heran di jaman dimana orang semua sekarang ini lebih mementingkan dirinya sendiri, maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin.

Kita tidak lihat bagaimana Kasih yang sebenarnya bisa diperlihatkan. Padahal Alkitab berkata bahwa dari Iman, Pengharapan dan Kasih, yang terbesar adalah Kasih.

Kerelaan untuk kehilangan sesuatu yang berharga supaya yang lain bisa mendapatkan sesuatu yang berharga, seharusnya kita dikenal seperti itu.

Sebagai contoh, ada seorang ibu yang rela kehilangan bentuk tubuhnya yang sempurna dan ideal untuk kemudian mengandung. Sudah diet dan olahraga agar bisa mendapat bentuk tubuh yang ideal, dan kemudian hamil serta kehilangan bentuk tubuhnya itu, dia menjadi gemuk, tetapi dia rela kehilangan bentuk tubuhnya karena kasihnya, dia rela untuk melahirkan seorang anak.

Itulah Kasih, rela untuk kehilangan sesuatu yang berharga supaya yang lain bisa mendapatkan manfaatnya. Kenapa di gereja ini saya khusus meminta supaya para volunteers bisa dihargai?

Karena mereka semua rela untuk kehilangan sesuatu yang berharga, yaitu waktu mereka, jam tidur, energi serta saat-saat bersama keluarga, mereka rela kehilangan semua itu untuk kemudian menguntungkan kita semua, itulah Kasih.

Jam 5 pagi beberapa dari mereka sudah harus ada di gereja untuk melakukan aktifitas sound check, make-up, dan lain sebagainya. Kita bisa dengan mudah berkata “kurang bagus hari ini pelayanan-nya”, tetapi mereka tetap hadir dan melakukan bagian mereka, Kasih-lah yang membuat gereja menjadi kuat.

Suporting Verse – “Tentang daging persembahan berhala kita tahu: “kita semua mempunyai pengetahuan.” Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.” ‭‭1 Korintus‬ ‭8:1‬ ‭TB‬‬

“Now regarding your question about food that has been offered to idols. Yes, we know that “we all have knowledge” about this issue. But while knowledge makes us feel important, it is love that strengthens the church.” ‭‭1 Corinthians‬ ‭8:1‬ ‭NLT‬‬

Pada saat pengetahuan bisa membuat kita merasa penting, dan kelihatan baik, saya mendukung pengetahuan karena hal itu begitu penting tetapi kita harus tahu bahwa iblis adalah penipu, dan penipu bisa mendapatkan tempatnya dan bereaksi di area-area dimana orang-orang tidak mempunyai pengetahuan.

Kita harus punya pengetahuan, pengetahuan membuat kita diperlengkapi tetapi Kasih-lan yang membuat gereja menjadi Kuat. Love strengthened the Church.

Menjadi bintang artinya menjadi Duta, menjadi perwakilan Kristus di dunia ini, dan ditempatkan dimanapun kita berada dan di dalam kondisi apapun. Di Alkitab kita melihat bahwa ada beberapa Hamba Tuhan yang ditempatkan di berbagai area yang berbeda-beda.

Menjadi bintang artiny kita menjadi Duta, Duta-nya Tuhan di dunia ini sehingga dunia bisa mengenalNya serta rencanaNya dalam kehidupan mereka.

Pernahkah anda datang ke kedutaan negara asing? Jika anda masuk dalam area kedutaan tersebut, maka anda akan berada di dalam wilayah yang asing, yang tentu berbeda dengan yang biasa kita lihat di kota ini, kita bisa melihat budaya yang berbeda meskipun secara lokasi dan geografis area ini ada di dalam Jakarta.

Beberapa kali sewaktu dulu saya masih harus mengurus visa di kedutaan belanda di Jakarta, begitu saya masuk ke dalamnya, saya langsung bisa mengenali “Belanda” disana, baik di dalam WC dan area ruang tunggu mereka. Sama seperti saat saya sedang ada di Belanda, padahal saat itu saya sedang ada di Jakarta.

Begitu juga disaat saya sedang masuk dan mengurus visa saya di kedutaan Jerman, disaat saya memasuki kedutaan jerman, saya bisa tahu dan langsung mengenalinya meskipun saya sedang berada di Jakarta.

Begitu juga saat saya sedang kehilangan passport disaat sedang bepergIan ke luar negeri dan harus mengurus dokumen di kedutaan Indonesia, saya bisa langsung mengenali “Indonesia” disaat memasuki gedung kedutaan indonesia tersebut.

Itulah artinya menjadi Duta, kita inilah Duta-Nya Tuhan di dunia ini, meskipun di sekitar kita berbeda budsyanya, kita tetap harus mencerminkan kerajaan Allah. Sama seperti meskipun berbeda budaya, tetapi kedutaan mencerminkan budaya negaranya.

Arrinya pada saat kita berada di dunia, memang di sekitar kita tidak memiliki budaya, prinsip dan nilai yang sama, tetapi kita tetap harus memegang Firman Tuhan sambil bersinar dan terus berpegang dalam Firman Kehidupan.

Kita harus memegang nilai dan prinsip kita, meskipun orang di sekitar kita tidak memegang nilai dan prinsip itu. Itu artinya menjadi Terang buat mereka, saya seringkali berpikir bagaimana kita bisa merepresentasikan Tuhan di dunia ini, dengan sebaik dan senatural mungkin.

To be in the world but not of the world, Bagaimana kita bisa ada di dunia ini tetapi tidak menjadi bagian dari dunia ini?

Supporting Verse – “Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.” ‭‭Yehezkiel‬ ‭1:10‬ ‭TB‬‬

Saya pikir ayat ini merupakan sebuah ilustrasi yang menggambarkan bagaimana kita seharusnya membawa diri kita kalau kita mau menjadi berkat, cahaya, terang dan duta Tuhan di dunia ini, ayat ini menggambarkan dengan begitu jelas. Mari saya jelaskan lebih lanjut :

  1. Muka Singa di bagian Kanan.

Pertama adalah Muka Singa, Singa menggambarkan kekuatan, dan dikenal dengan keberanian. Jika saya hadirkan singa disini, maka tidak ada seorangpun yang akan bersantai-santai.

Di rumah kami, anak saya tidak boleh memelihara binatang dan karena itu kita sering pergi berwisata ke kebun binatang, Disaat saya mengunjungi kebun binatang, orang-orang selalu kagum disaat melihat singa, begitu juga anak saya.

Singa dikenal dengan keberanian dan kekuatan-nya, singa tidak perlu berbuat apa-apa dan tetap bisa membuat orang-orang takut. Itulah singa, wibaya yang dibawa karena kehadiran-nya.

Kalau kita bisa merepresentasikan ini dalam kehidupan kita, seharusnya keberadaan kita ini bisa disegani oleh dunia, dihormati sama orang, dan dimanapun kita ditempatkan, maka orang di sekitar kita akan merasa segan untuk melakukan hal yang jahat, pecicilan, atau bahkan untuk berkata-kata tidak baik, semua karena ada kita disana, kehadiran kita seperti singa akan membuat orang menjadi segan.

Semua karena ada Roh Tuhan yang bersama dengan kita. Alkitab beekata bahwa barangsiapa yang menerimaNya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Bukan karena kita preman, tetapi karena ada kuasa dan urapan Tuhan yang seharusnya dikenali oleh orang lain.

Tidak peduli baik usia kita adalah anak-anak ataupun oma dan opa, karena jika ada terang Tuhan di dalam diri kita, ada kuasa yang kuat di dalam mulut kita. Karena itu berhati-hatilah dengan mulut kita karena ada kuasa di dalamnya.

Kalau setiap kali yang kita omongkan kemudian jadi, orang di sekitar anda akan merasa segan dengan diri anda. Orang akan datang dan meminta agar diberkati dan didoakan oleh kita. Itulah muka singa. Dikenal, disegani dan dihormati. Ada kuasa, kasih dan hikmat Tuhan dalam diri kita yang bekerja di dalam dan melalui kita,

Singa disebut sebagai satu-satunya jenis kucing besar yang tinggalnya berkelompok. Meskipun dia kuat dan berani, tetapi dia tidak suka sendirian dan suka berkelompok, singapun punya komunitas.

Dia merasa untuk tidak boleh sendirian dan harus ada di dalam sebuah kelompok. Singa juga punya penglihatan malam yang luar biasa, dan memudahkan dia untuk berburu pada saat malam hari.

2. Muka Lembu di Bagian Kiri

Muka yang kedua adalah Muka Lembu, Binatang yang jauh berbeda dengan singa. Lembu adalah binatang yang penurut dan tunduk kepada otoritas, binatang yang mudah untuk dikendalikan.

Kita tidak akan merasa takut disaat bertemu lembu, karena lembu menggambarkan binatang yang penurut.

Artinya bahwa betul kita harus disegani dan dihormati karena ada kuasa dan hikmat Tuhan, tetapi pada saat yang bersamaan, kita juga harus punya sikap seorang pelayan, a servant heart atau sikap seorang hamba.

Tidak bossy atau tinggi hati, senang menolong orang lain, berkemurahan hati, tidak suka pamer. Kalau kita mau menjadi Duta Tuhan dalam hidup kita, bukan hanya kita perlu kekuatan, kuasa dan hikmat Tuhan tetapi kita juga perlu sikap seorang hamba yang menyeimbangkan itu semua.

Kita perlu untuk mempunyai sikap rendah hati, tidak suka pamer akan kuasa dan pengurapan yang dimiliki, dan sebaliknya selalu ingin melayani orang lain, dan mudah untuk tunduk.

3. Muka Rajawali di Bagian Belakang

Muka yang ketiga adalah Muka Rajawalk yang berada di belakang, selalu ingat bahwa kita adalah Rajawali. Rajawali sering dipakai untuk menggambarkan kebebasan atau freedom, melambangkan kekuasaan, tetapi juga menggambarkan sesuatu yang luar biasa yaitu excellent.

Kita harus dikenal bukan hanya oleh karena kuasa dan hikmat Tuhan, kita juga harus dikenal sebagi orang yang murah hati, rendah hati dan punya hati seorang hamba, tetapi pada saat yang bersamaan kita juga berpikir secara excellent.

Bekerja secara excellent dan luar biasa, rajawali berbeda dengan burung yang lain. Pada saat badai datang, rajawali tidak seperti burung yang lain, dia sebaliknya mengepakkan sayapnya ke atas dan menggunakan badai sebagai alat untuk terbang tinggi keatas. Kita tidak akan pernah melihat rajawali yang mengepakkan sayapnya ke bawah seperti seorang ayam.

Saya dapati bahwa banyak anak-anak muda yang baru melakukan sedikit saja dan langsung ingin mendapatkan “sabbatical” seperti halnya seorang ayam. Jadilah rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mata rajawali sangat tajam dan mempunyai penglihatan yang empat kali lebih bagus daripada manusia.

Rajawali bisa menukik dengan begitu cepat disaat berburu, sangat jarang melihat seorang rajawali tidak mendapatkan apa yang dia mau disaat berburu. Kita harus dikenal sebagai anak Tuhan yang excellent, menjadi yang terbaik dimanapun Tuhan tempatkan, berpikir out of the box.

Tentu tidak selalu kita harus berpikir “Out of the box”, kadang-kadang berpikir “In the box” juga tidak apa-apa, yang penting adalah kita tidak takut untuk berpikir out of the box dan dikenal sebagai generasi yang produktif.

4. Muka Manusia di Bagian Depan.

Yang saya senang dari ayat ini, muka dan gambar yang depan adalah muka manusia, artinya meskipun kita kuat, diurapi oleh hadirat Tuhan, ada kuasa dalam perkataan kita, dan meskipun kita adalah orang yang rendah hati, dan melayani, dan pada saat bersamaan juga berpikir mengenai hal yang excellent, tetapi yang keluar dan dihadapi orang tetap manusia.

Artinya adalah bahwa kita tetap bisa berbuat salah, bisa gagal, bisa mengalami apa yang manusia alami, kita bukanlah malaikat atau Tuhan. Kita juga harus bisa dikenal agar bisa berhubungan dengan manusia yang lain, tidak menjadi orang yang eksklusif dan tahu bagaimana menjangkau orang lain.

Pada saat kita melihat ada seseorang yang mengalami kesulitan, kita tidak akan menghakimi mereka, tetapi kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan, terhubung dengan mereka dan kemudian menolong mereka.

Karena Kasih-lah yang membuat gereja menjadi kuat. Gambar depan-nya tetaplah manusia, otak kanan boleh singa, dan otak kiri boleh lembu, otak belakang boleh rajawali tetapi di depan-nya tetap manusia.

Kita harus bisa menyampaikan Kasih Tuhan dan tidak boleh sombong, menjadi eksklusif dan tahu bagaimana membina hubungan dengan sesama manusia. Because if we love God, we supposed to love His people too.

Supporting Verse – “dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.” 2 Korintus‬ ‭6:6-10‬ ‭TB‬‬

Dihina dan difitnah orang, tetapi pada saat yang bersamaan, orang mau dendengar dia. Itulah sikap sebagai Hamba Allah. Setelah mengerti ini semua. Muka yang mana yang harus kita kembangkan dalam hidup kita?

Apa itu muka singa karena kita sering dilecehkan orang? Kita harus dekat dengan Tuhan karena kedutaan itu tidak dapat berdiri sendiri. Kedutaan didukung dan harus terhubung dengan negara asalnya, demikian juga dengan kita.

Mungkin kita kurang bagus dalam hubungan, selalu gagal dan tidak bisa membina hubungan, atau mungkin kita tidak dikenal sebagai orang yang excellent, kita harus belajar untuk mengerjakan apapun juga sebaik mungkin baik sebagai pasangan, pengusaha, mertua dan lain-nya.

Atau kita harus bekerja di dalam muka lembu karena selama ini kita lebih dikenal sebagai orang yang sombong, suka pamer dan bossy. Tahukah anda bahwa disaat saya mencari ketiga foto dari binatang diatas, yang paling gampang ditemukan adalah muka singa dan rajawali.

Tetapi foto lembu begitu susah dicari, karena mungkin kurang menarik, kebanyakan orang ingin punya kekuatan, hikmat dan kuasa, menjadi excellent, tetapi tidak banyak orang yang ingin menjadi seperti lembu yang ingin melayani dan menolong orang lain, mudah dikendalikan dan tunduk pada otoritas.

Manusia seperti itu, bahkan orang-orang yang ada di dalam gereja. Banyak yang meminta kuasa dan hikmat Tuhan, kelihatan hebat, tetapi sedikit yang mau kelihatan seperti pelayan. Saya bersyukur bahwa di tempat ini ada begitu banyak orang yang mau melayani Tuhan.

Disaat kita menajdi volunteers, kita sedang melatih diri kita agar mempunyai sikap yang melayani sehingga hal itu akan terbawa untuk selama-lamanya.

Closing Verse – “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.” ‭‭Roma‬ ‭14:17-18‬ ‭TB‬‬

“God’s kingdom isn’t a matter of what you put in your stomach, for goodness’ sake. It’s what God does with your life as he sets it right, puts it together, and completes it with joy. Your task is to single-mindedly serve Christ. Do that and you’ll kill two birds with one stone: pleasing the God above you and proving your worth to the people around you.” ‭‭Romans‬ ‭14:17-18‬ ‭MSG‬‬

Kita tidak mau sekedar menjadi orang-orang yang berkenan kepada Allah, tetapi juga dihormati oleh manusia. Kita tidak bisa menuntut hormat dan meminta orang agar menyegani kita, tetapi kita bisa menunjukkan nilai kita supaya orang bsia menghargai kita.

Jadilah yang terbaik, belajar dan punya pengetahuan, jadilah orang yang berhikmat dan rendah hati, buatlah dirimu agar menjadi orang yang layak untuk dihargai, itulah yang disebut menjadi bintang di dunia ini sambil berpegang dengan Firman. Karena kita tidak bisa berdiri sendiri, sendirian kita tidak ada artinya tetapi bersama dengan Tuhan, kita akan bisa melakukan perkara yang gagah perkasa.