JPCC Online Service (26 November 2023)
Apa kabar semuanya? Selamat datang di dalam Ibadah kami, buat saudara juga yang menyaksikan secara online dimanapun itu, Selamat mengikuti ibadah ini. Terima kasih kepada semua volunteers yang sudah melayani baik di atas panggung maupun di di bawah dan setiap lantai gereja.
Sudah lama tidak hadir disini karena saya “ketua kelurahan” di sebelah sana. Sudah 3 minggu kita belajar tentang Pemuridan atau Discipling, dan hari ini kita akan membahas bagaimana “Discipling is about passing our Faith to the next generation”. Judul kotbah hari ini saya namakan “Discipling the Next Generation” atau pemuridan kepada generasi berikutnya.
Sharing Ps. Jussar – Saya pernah ketemu dengan pasangan yang mau menikah, ngobrol tentant rencana mereka untuk menikah dan berkata kepada saya “Kami mau menikah tetapi sebenarnya kami ragu dan takut untuk menikah”, saya tanyakan alasannya kenapa, apakah karena restu calon mertua atau biaya yang kurang.
Tetapi jawab mereka karena adanya ketakutan mereka dalam mempunyai anak. Dikarenakan oleh ketakutan mereka dalam membesarkan anak di jaman sekarang dengan budaya dan pergaulan dunia yang ada sekarang.
Lalu saya katakan kepada mereka, “Apakah memangnya Tuhan berpikir seperti itu? Kalau Tuhan hadirkan seorang manusia di dunia, Dia tentu tidak kaget dengan keadaan dan perkembangan dunia sekarang”.
Justru kita ingin melahirkan generasi berikutnya di dalam Tuhan, sekarang bagaimana sebagai generasi pendahulu, kita ditugaskan untuk memuridkan mereka. Discipleship bukanlah tugasnya Hamba Tuhan atau pemimpin gereja saja, tetapi semua dari kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus seharusnya mampu untuk melakukannya, terutama dimulai dari keluarga kita.
Hanyalah dengan Iman kepada Kristus seseorang bisa menjalani dan menggenapi Rencana Tuhan ketika dia hidup di jamannya, baik di masa lalu maupun di masa depan.
Opening Verse – Yesus mendekati mereka, dan berkata, “Seluruh kuasa di surga dan di bumi sudah diserahkan kepada-Ku. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:18-20 TB
Kita diminta untuk memuridkan dan kita hanya bisa memuridkan sampai di level dimana kita melakukan dan menghidupi Perintah dan KebenaranNya, Dia juga berjanji bahwa Dia akan menyertai kita, dan lalu kita akan mengimpartasi semua nilai itu kepada generasi berikutnya supaya mereka juga memiliki karakter ilahi sesuai dengan apa yang Tuhan mau.
Jadi jangan takut untuk membesarkan anak dan mementor generasi muda, mengajarkan anak kita di jaman apapun. Dunia bahkan berkata bahwa kita hidup di angkatan yang bengkok, tetapi karena Pribadi Tuhanlah yang kita ajarkan ke mereka dan akan membentuk karakter mereka yang kuat. Dan sebagai pemurid, kunci terutama adalah kita harus menjadi teladan.
Discipleship begins at Home. Ini yang disampaikan Ps. Peter Tan-Chi sebelumnya, Pemuridan diawali dan dimulai dari rumah dan keluarga. Karena mereka yang di rumah sangat bisa melihat siapa kita dan dekat dengan kita secara jelas dan authentic.
Itulah sebabnya anak-anak kita adalah yang paling mudah dan paling susah untuk dimuridkan. Banyak dari generasi saya yang kenal Tuhan terlebih dahulu sebelum mengenal gereja, tetapi di generasi sekarang mengenal gereja terlebih dahulu baru mengenal Tuhan. Justru kitalah yang ada di pihak keluarga yang paling mungkin untuk memperkenalkan kepada mereka siapa Tuhan, mengimpartasikan, mengajar dan mendidik anak-anak kita.
Ini juga berlaku untuk setiap generasi pendahulu dan bukan orang tua saja, semua yang bisa membantu generasi muda yang Tuhan tempatkan di sekitar kita.
Supporting Verse -Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Amsal 22:6 TB
Rumah dan keluarga menjadi tempat utama pelatihan dan pertumbuhan spiritual seseorang, dan disinilah peran orang tua sebagai oran Kristen.
Supporting Verse -Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Efesus 6:4 TB
Sebenarnya ini berlaku untuk Ibu juga, tetapi dimlai dari seorang ayah yang merupakan pemimpin keluarga. Besarkan mereka dengan tata tertib dan pengajaran Tuhan.
Supporting Verse – Discipline your children while there is hope. Otherwise you will ruin their lives. Proverbs 19:18 NLT
Disiplin bukan menghukum, tetapi menjadikan mereka murid. Kapan harapan itu ada? sekarang, karena kita dihadirkan generasi muda yang ada di sekitar kita termasuk di gereja ini. Kita sebagai generasi pendahulu punya privilege untuk mengenalkan Tuhan kepada anak-anak kita.
Generasi berikutnya sangat butuh kita untuk menujukkan dan bukan hanya sekedar memberitahu kepada mereka bagaimana mereka menghormati Tuhan, menjadi orang yang takut Tuhan dan bagaimana mereka mengasihi Tuhan, dan dimulai dari kita yang menjadi teladan yang mengarahkan mereka kepada Kristus.
Values are more caught than taught.
Nilai lebih ditangkap sewaktu kita tunjukkan dan perlihatkan, daripada hanya diajarkan. Kita harus berkomitmen untuk membagikan iman kita kepada generasi berikutnya. Kalau tidak kita akan kehilangan satu generasi karena persaingan dengan nilai lain yang bukan berasal dari Tuhan.
Kita hidup di dalam masyarakat yang dipenuhi 1/8 Kebenaran, Kebenaran sering dibengkokkan ke arah yang lain, dan bersaing mendapatkan jiwa setiap orang termasuk generasi muda. Kalau kita menangkan generasi muda maka kita akan memenangkan generasi berikutnya.
Anak-anak muda sekarang sangat terekspos dengan social media, untuk mereka mencari sesuatu, tidak dibutuhkan lebih dari 5 detik saja. Misalnya mereka mencari arti kata seks, maka keluar ribuan jawabannya yang belum tentu semua nilai sama dengan nilai Kebenaran.
Kalau anak kita punya pertanyaan, siapa yang akan mereka cari untuk jawabannya? Kita sebagai orang tua, mentor, atau gadget? Siapa yang mereka datangi pertama-tama waktu mereka ada pertanyaaan dan butuh jawaban. Saya berdoa agar kita semua sebagai orang tua dan generasi pendahulu sanggup untuk berketetapan mewariskan iman kita kepada Kristus kepada anak-anak dan generasi berikut.
Berikan diri dimuridkan, hidupi dan alami Tuhan, wariskan iman kepada generasi berikut
Kita sudah belajar sepanjang tiga minggu bagaimana kita menjadi seorang murid yang kita memuridkan. Untuk menjadi teladan harus dimulai dengan membangun hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
Kita tidak bisa membesarkan anak kita dan memuridkan generasi berikutnya jika kita tidak mengenal Tuhan secara pribadi. Artinya, kita harus memulai terlebih dahulu dengan menjadi murid Tuhan dan menghidupinya. Warisan itu bukan hanya uang atau materi tetapi investasi terbesar yang kita bisa lakukan dalam hidup kepada generasi berikut adalah dengan mengajari mereka jalan-jalan dan nilai Tuhan.
Jujur sebagai seorang ayah, saya suka berpikir seperti ini bahwa setelah saya tidak ada, apa yang saya bisa warisi ke anak-anak saya, apakah materi atau rumah? Sepertinya untuk mereka saja itu tidak cukup dan itu membuat saya kuatir.
Tetapi pemikiran itu sirna karena saya berpikir bahwa saya sudah mewariskan iman saya kepada mereka tentang siapa Yesus dan Tuhan. Saya sudah dan akan terus melakukannya dan tidak ada warisan yang lebih besar di dunia ini akan hal itu.
Bersedialah untuk dimuridkan dan mengalami, karena banyak orang tua kehilangan kesempatan unutk mendidik anak mereka sendiri karena tidak kaya akan penghalaman berjalan bersama Tuhan dan tidak berserah serta tidak mengalami Tuhan dalam hidupnya. Kita sudah belajar bahwa discipleship hanya dapat dilakukan melalui keteladanan dengan jalan menjadi contoh terlebih dahulu.
Mengajarkan saja tanpa pernah mencontohkan hanya menjadi sebuah teori. Mencontoh saja tanpa pernah belajar lebih dahulu akan membuat seseorang melakukan tanpa pengertian – Ps. Jeffrey Rachmat
Supporting Verse – Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Filipi 4:9 TB
Pelajari, Terima, Dengar dan Lihat, untuk kemudian melakukannya, maka kita akan mengalami Tuhan. Mengalami Tuhan membuat kita menghasilkan buah dalam hidup kita seperti sabar, setia, menguasai diri, murah hati. Karena semua ini tidak akan otomatis masuk ke dalam diri kita saat kita menerima Yesus. Karakter kita akan terbentuk disaat kita melakukannya, itu yang dinamakan mengalami Tuhan.
Semua ini hanya terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan anak kita bisa melihatnya. Sewaktu kita mengalami berbagai tantangan dan pergumuluan hidup, sehingga disaat mereka melihatnya dengan mata mereka sendiri, mereka rela untuk menirunya, untuk menjadi contoh dan teladan. Tunjukkan keteguhan kita dalam masa pergumulan yang susah karena iman kita akan selalu diuji.
Abraham bahkan diuji dengan ujian yang tidak tanggung-tanggung, disuruh untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal. Anak-anak kita juga akan belajar dan rela berdiri teguh jika mereka melihat kita juga berdiri teguh dalam iman di dalam pergumulan yang ada. Setiap anak Tuhan pasti punya pengalaman ini, ceritakan dan saksikan pengalaman kehidupan kita berjalan bersama Tuhan.
Do you share it with your kids and to the next generation? Ingatkan mereka bahwa mereka tidak pernah sendirian. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan mereka yang juga terlihat dalam hidup kita, ingatkan mereka juga bahwa Tuhan selalu ingin bekerja dalam hidup mereka.
Dimuridkan, Mengalami dan Wariskan.
Memberi dan menerima warisan nilai harus dibangun dari hubungan. Generasi ini adalah generasi yang sangat membutuhkan hubungan melebihi dari generasi sebelumnya. Mereka sangat mudah mencari informasi secara langsung tetapi mereka tetap membutuhkan hubungan yang terjadi dengan orang yang dekat dengan mereka.
Kalau tidak ada hubungan akan sangat sedikit sekali alasan mereka mendengar kita, tidak ada updaya bagi mereka mengambil contoh dari kita. Harus dibangun dari hubungan karena motto mereka adalah “Jangan bilang kamu peduli, Tunjukkan kepadaku bahwa kamu memperhatikan aku!”
Supporting Verse – Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Ulangan 6:6-9 TB
Ajarkan berulang-ulang, kita punya tugas untuk mengajarkan mereka di segala situasi, kondisi dan keadaan. Bicarakan, Perlihatkan, dan Contohkan kepada mereka. Ceritakan pengalaman keberhasilan dan kegagalan kita, share pergumulan hidup kita tanpa ditutup-tutupi untuk kemudian bagaimana kita bisa mengatasinya. Sehingga mereka bisa berpikir bahwa kita juga manusia biasa yang bisa merasakan sakit, bicara dengan terbuka dan jadilah rentan dengan mereka karena mereka tahu bahwa kita adalah pemimpin.Vulnerability brings connectionKerentanan itu akan membawa ketersambungan, begitu banyak orang tua yang susah ngomong dengan anaknya. Sewaktu masih kecil, begitu mudah untuk berbicara dengan anaknya tetapi disaat anaknya sudah beranjak remaja, begitu susah untuk mengajak anaknya ngomong di mobil saat selesai menjemput sekolah. Marasa bahwa “Gap”nya semakin besar karena usia. Tentu saja selamanya gapnya akan besar karena namanya juga generasi berikutnya. Ini masalah yang timbul di berbagai gereja antara generasi pendahulu dan generasi berikutnya. Masalahnya bukan di”gap”, tetapi kita harus belajar komunikasi. Terbuka sama anak-anak, dengan terbuka, koneksi akan semakin terbangun satu sama lain. Kenali apa yang menjadi ketertarikan mereka saat ini. Belajar untuk mendengar. Supporting Verse – Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. Amsal 18:13 TB Dengarkan dengan hati, bukan hanya dengan suara fisik dan responi dengan positif setiap kegagalan dan keanehan mereka. Dengar hal-hal yang membuat mereka tertarik dan bicarakan itu. Selami dunia pribadi anak, jangan hanya biarkan teman-teman di SGL saja yang mengetahui itu. Terlibat di dalam apa yang mereka hidup, kehidupan mereka bukan hanya sekedar PR dan Les saja, ada banyak yang lainnnya. Lakukan dengan sengaja di waktu yang disengaja diadakan, di waktu yang tanpa sengaja ada. Makan malam misalnya, itu adalah waktu yang paling baik untuk saudara bicara sengaja terbuka. Sediakan waktu yang khusus untuk ketemu dan ngobrol secara dekat atau jauh jaraknya (daring), bukan hanya sekedar kualitas waktu, tetapi juga kuantitas waktu. Dua-duanya perlu. Dan sengaja isi pembicaraan, bukan hanya sekedar basa-basi, Tanya , ngobrol, diskusi dan punyai heart-to-heart conversation dengan anak yang lebih dewasa, dorong dan puji mereka, dan terlibat di dalam kehidupan mereka.
Bersikap sengaja dalam memberitahu mereka bahwa mereka dibutuhkan dan dihargai, berikan diri kita dimuridkan kemudian alami Tuhan dan kemudian wariskan itu kepada generasi berikutnya.
Sewaktu proses pemuridan itu terjadi, saya percaya tidak susah bagi generasi berikut untuk juga memberikan diri mereka mau melayani Tuhan dengan cara membantu orang lain dan menolong mereka.
Supporting Verse – Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. 1 Korintus 11:1 TB
Murid Yesus itu kebanyakan nelayan dan orang biasa, tidak pernah dihadapkan pada hal besar sebelumnya dan Yesus membawa mereka, mengenalkan mereka pada orang-orang dan situasi berbeda, dimana muncul begitu banyak tantangan dan bahkan mereka juga ditolak. Pada dasarnya, mereka dikeluarkan dari zona nyaman mereka dan melihat begitu banyak mukjizat Yesus. Mereka melihat semua dengan mata dan kepala mereka sendiri, memperkenalkan mereka pada Kuasa dan OtoritasNya sebagai Tuhan sehingga mereka dapat bergantung kepadaNya.
Akhirnya mereka juga diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri, bukan sekedar melihat saja, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan memberikan kabar baik kepada orang-orang, mereka merasakan kuasa Tuhan bekerja melalui mereka dan merasakan sukacita disaat bisa menolong dan membantu orang lain.
Perkenalkan generasi berikutnya, anak-anak kita kepada pelayanan, menolong dan membantu orang lain, memang ini bisa dilakukan dimana saja tetapi gereja juga ikut membantu makanya hari ini diadakan “Ministry Day”, supaya bukan hanya anak-anak muda, kita juga, agar jika mereka melakukannya dengan baik maka kita juga akan ikut tertolong. Belajar untuk ikut membantu dan menolong orang lain.
Beri kesempatan melayani dan berikan tanggung jawab, berdayakan sejak dini dan sesering mungkin. Ada banyak teman-teman dari youth yang sudah mulai melayani di gereja kita.
Intinya membantu orang lain dengan melayani, bersedia untuk dimuridkan, alami dan kemudian wariskan, arahkan dan pimpin generasi berikut kepada Kristus. Jadi, pilihan ada di tangan kita meskipun kita sudah mendapatkan status untuk jadi pemurid tetapi kita harus mengambil keputusan untuk bersedia dimuridkan.
Berikan diri dimuridkan, hidupi dan alami Tuhan, wariskan iman kepada generasi berikut.
Sebesar itu dampak yang bisa kita alami kalau kita memfungsikan diri kita menjadi orang yang bisa mengimpartasikan sehingga berdampak kepada generasi berikutnya, bukan hanya orang yang cinta Tuhan, taat dan mau bertumbuh di dalamNya, tetapi juag bersedia memberikan diri untuk menolong dan membantu orang lain, melayani Tuhan dimanapun Tuhan menempatkan kita.
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes



