Dress For The Future By Ps. Johannes Thelee

JPCC Sutera Hall 2nd Service (20 Oktober 2024)

Hari ini tentunya terjadi suatu peristiwa yang bersejarah di dalam gereja kita, bukan hanya tentunya terjadi di negara kita yang sebentar lagi akan terjadi. Tadi di Ibadah Kasablanka 1, sudah berlangsung proses pentahbisan atau pelantikan transisi kepemimpinan Senior Pastor JPCC dari Ps. Jeffrey Rachmat ke Ps. Jose Carol.

It’s a new season for our Church, dan juga sebentar lagi untuk negara kita dengan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di negara kita. Kita percaya bahwa Tuhan akan melakukan perkara yang lebih besar di depan kita, musim yang baru di gereja dan negara kita saat ini. Seingat saya sewaktu kita menentukan tanggal pelantikan ini, kita belum tahu bahwa hari pelantikan Senior Pastor ini sama dengan hari pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Jika saudara ingin melihat proses pelantikan Senior Pastor di JPCC, tentu saudara juga bisa menyaksikan proses pelantikan ini secara online di Ibadah pertama Kasablanka.

Hari ini kita akan melanjutkan bagian terakhir dari sesi pengajaran “Wisdom” (Discerning Heart), Hikmat adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan (wawasan, segala informasi yang telah kita terima) atau pikiran dengan pengertian atau hati agar kita bisa menjadi orang yang tepat, dengan cara yang tepat, di waktu yang tepat.

Selama 2 minggu terakhir, kita sudah belajar banyak dari kehidupan Raja Salomo, seorang raja yang dari sejak masa pelantikannya, dia berdoa dan meminta hikmat kepada Tuhan. Tuhan mengkaruniakan hikmat yang begitu besar dan luar biasa kepadanya untuk memimpin Bangsa Israel yang besar. Minggu lalu kita melakukan sesi “OIA” atau observasi lebih tepatnya, dan melakukan interpretasi tentang bagaimana raja Salomo dengan hikmat dari Allah menentukan siapa yang menjadi Ibu yang sebenarnya dari anak yang masih hidup itu.

Minggu ini kita akan kembali melihat sepak terjang dan apa yang dilakukan Tuhan di dalam kehidupan Raja Salomo.

Opening Verse – [29] Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, [30] sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. [31] Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. [32] Ia menggubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima. [33] Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan. [34] Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu. 1 Raja-raja 4:29-34 TB

Salomo menulis 3000 Amsal dan menciptakan begitu banyak lagu (1005 lagu), luar biasa pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan seorang Raja Salomo. Ketika dia diangkat menjadi raja, beliau masih berusia 20an tahun, jauh di bawah 30 tahun. Jadi kalau ada penghargaan “Forbes 30 under 30 untuk Global Leaders”, maka kesuksesan dan kecemerlangan Salomo melampaui semua itu pada masanya.

Itu sebabnya tidak heran banyak negara yang mengirim upeti dan membawa utusan untuk belajar dari Hikmatnya Salomo, namun yang menarik di balik kesuksesan dan kehebatan dari seorang Raja Salomo, kita temukan bahwa ada Pribadi yang jauh lebih besar dan hebat daripada raja Salomo, karena Pribadi itu tidak hanya berhikmat dan bijaksana, tetapi Pribadi itu adalah sumber dari kebijaksanaan dan segala hikmat yang bernama Yesus Kristus.

Itu sebabnya di dalam satu kejadian, Yesus menyatakan DiriNya kepada ahli taurat dan orang Farisi sebagai Pribadi yang lebih besar dan hebat dari seorang Raja Salomo. Jadi konteksnya pada saat itu para ahli taurat dan orang Farisi sedang mencobai dan menguji Yesus dan meminta tanda keajaiban jika Dia adalah Tuhan. Yesus berkata bahwa mereka tidak akan percaya jika Dia menunjukkannya seperti halnya ketidakpercayaan Yunus dahulu.

Supporting Verse – [42] Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” Matius 12:42 TB

[3] sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kolose 2:3 TB

[24] tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 1 Korintus 1:24 TB

Yesus menyatakan bahwa diriNya lebih besar daripada Salomo karena Dia adalah sumber dari segala hikmat dan kebijaksanaan. Dia ada sebelum Dunia dijadikan dan kepadaNyalah kita semua belajar, itu sebabnya hari ini, marilah kita belajar dari sumber sebagai hikmat dan pengetahuan, Tuhan kita, Yesus Kristus.

Sharing Ps. Johannes – Minggu lalu, saya bersama dengan keluarga saya harus menghadiri sebuah pesta pernikahan keponakan saya. Jadi, kami harus menghadiri pesta itu dan karena saya adalah pamannya dan merupakan bagian dari keluarga, maka kami harus berdandan lebih rapih secara formal dari biasanya. Saya dan anak lelaki saya memakai jas lengkap dengan dasi kupu-kupu, sementara Istri dan putri saya memakai gaun pesta yang lebih dari biasanya. Masalahnya ketika kami harus sampai ke lokasi pesta, letaknya dekat sekali dengan kolam renang, jadi bisa dibayangkan, kami dandan begitu rapih dan sewaktu melewati kolam renang, ada banyak orang yang sedang berenang dan saya bisa merasakan ada mata-mata yang melirik kami. “We feel out of place”.

Tetapi saya jadi berpikir, berapa banyak dari kita dalam keseharian hidup kita, ketika kita menjalaninya dan menerapkan hikmat, kita sering merasakan “out of place”, seperti dianggap sok suci, sok kudus dan berlebihan. Itu terjadi karena kita semua sedang “dress up” untuk masa depan kita. Itu sebabnya judul kotbah saya adalah “Dress for the Future“, Berdandan untuk Masa Depan.

Belajarlah dari Pribadi Yesus, Dia memberikan beberapa perumpamaan, salah satunya tentang perumpamaan 10 gadis (5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh), dan ini sesuai dengan situasi yang tadi saya sampaikan dan ceritakan, situasi dimana kita merasa tidak ada pada tempatnya dan dianggap berlebihan.

Supporting Verse – [1] “Pada waktu Aku datang kembali dan disambut sebagai Raja di dunia ini, kejadiannya bisa digambarkan seperti cerita berikut: Suatu hari ada pesta pernikahan yang diadakan pada malam hari. Sepuluh orang gadis bersiap-siap menghadiri pesta pernikahan itu. Masing-masing membawa pelitanya dan pergi menyambut pengantin laki-laki. [2] Lima gadis di antara mereka bijak, dan lima lainnya bodoh. [3-4] Masing-masing gadis yang bijak membawa minyak cadangan dalam botol untuk pelita mereka, sedangkan para gadis yang bodoh membawa pelita saja tanpa minyak cadangan. [5] Ternyata lama sekali pengantin laki-laki tidak juga datang, sehingga semua gadis itu mengantuk dan tertidur. [6] “Pada tengah malam, ada orang yang berteriak, ‘Pengantin laki-laki datang! Mari sambutlah dia!’ [7] “Gadis-gadis itu pun segera bangun dan mengatur sumbu-sumbu pelita mereka supaya menyala lebih terang. [8] Lalu kelima gadis yang bodoh meminta kepada gadis-gadis yang bijak, ‘Berilah saya sedikit minyakmu, karena pelita saya sudah hampir padam.’ [9] “Tetapi para gadis yang bijak menjawab, ‘Aduh, saya tidak bisa memberikannya. Kalau dibagi, minyak ini tidak akan cukup untuk kita berdua. Lebih baik kamu cepat-cepat membelinya ke penjual minyak.’ [10] “Selagi mereka pergi membeli minyak, pengantin laki-laki pun tiba. Kelima gadis bijak yang sudah siap sedia itu ikut masuk bersama dia ke tempat pesta pernikahan. Lalu pintunya ditutup dan dikunci. [11] “Tidak lama kemudian gadis-gadis yang bodoh itu pun kembali dan berkata, ‘Tuan, tuan, tolong bukakan pintu bagi kami!’ [12] “Jawab pengantin laki-laki itu, ‘Saya menegaskan kepada kamu semua: Saya tidak mengenalmu.’” [13] Yesus pun mengakhiri perumpamaan-Nya dengan berkata, “Karena itu siap sedialah selalu, karena kalian tidak tahu hari atau waktu persisnya ketika Sang Manusia datang kembali!” Matius 25:1-13 TSI

Memang perumpamaan ini sedang berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, tetapi ada pelajaran tentang Hikmat yang bisa kita pelajari bahwa “The future belongs to those who prepare themselves“. Masa Depan itu adalah milik mereka yang mempersiapkan dirinya. Gadis-gadis yang bodoh dan tidak membawa minyak cadangan ini ibaratnya seperti Tim olahraga atau Tim sepakbola yang walaupun hebat tetapi tidak punya pemain cadangan. Mereka akan kewalahan suatu hari jika pemain utamanya yang hebat akan kelelahan, cedera dan perlu digantikan.

Kita semua bisa punya hari yang buruk dimana semua tidak bekerja tidak baik, celakalah jika itu terjadi dan jika tim yang hebat itu tidak ada pemain cadangan yang siap dan bisa menggantikan pemain utama. Dan itu juga yang sebenarnya terjadi pagi hari ini, dalam proses pelantikan transisi kepemimpinan Senior Pastor dari Ps. Jeffrey Rachmat ke Ps. Jose Carol, ini merupakan buah dari Hikmat Tuhan yang turun atas kehidupan Ps. Jeffrey yang sudah mempersiapkan ini jauh sebelumnya. Tepatnya semenjak tahun 2012, Ps. Jeffrey mulai mencetuskan gagasan untuk mulai mempersiapkan regenerasi dalam setiap lapisan kepemimpinan yang ada, bahkan juga sampai dua-tiga layer lapisan kepemimpinan yang ada. Hal yang sama juga berlaku dalam cadangan sumber daya lainnya seperti misalnya cadangan keuangan. Sehingga kita bisa “siap sedia” disaat tantangan atau kesulitan datang.

Oleh karena itu, disaat melewati pandemi, kita berhasil melewatinya dengan baik karena sudah ada cadangan yang kita telah lakukan semenjak tahun 2012. Itu sebabnya kita selalu membutuhkan volunteers yang baru, mengajak terlibat dalam pelayanan, apa yang Ps. Jeffrey cetuskan sebagai gagasan regenerasi adalah alasan mengapa kita selalu mengajak saudara semua untuk ikut melayani sehingga kita bisa memperlengkapi semua volunteers yang ada, karena sama seperti tim olahraga, setiap pemain cadangan-pun harus mengikuti porsi dan program pelatihan yang ada dan sama, walaupun mereka belum bermain di Tim utama. Jadi disaat tiba waktunya, saat ada pemain utama yang cedera dan transisi perlu terjadi, ada kualitas yang sama dan tidak jauh berbeda.

Itulah yang terjadi hari ini, Ps. Jose Carol menggantikan Ps. Jeffrey Rachmat sebagai senior pastor dari JPCC. Apa hubungan ini dengan hikmat Tuhan?

Karena waktu adalah alasan mengapa kita butuh Hikmat Tuhan. Tidak ada satupun dari kita yang tahu persis kapan kesempatan, tantangan atau kesulitan datang. Sama juga dengan perumpamaan kedua yang Yesus ceritakan di bawah ini.

Supporting Verse – [24] ”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. [25] Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. [26] Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. [27] Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Matius 7:24-27 TB

Kedua perumpamaan diatas ini punya pola yang mirip, keduanya tidak tahu kapan tiba waktunya, Gadis bodoh tidak tahu kapan pengantin pria datang, atau yang membangun rumah tidak tahu kapan banjir dan musibah akan datang. Tidak ada perencanaaan tentang itu semua, Tetapi orang yang bijaksana mempersiapkan dirinya sehingga kapanpun datang, mereka selalu siap.

Waktulah yang akan membuktikan pada akhirnya siapa yang bijaksana dan siapa yang bodoh, because “The future belongs to those who prepare themselves”.

Supporting Verse – [7] Karena iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan – dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Ibrani 11:7 TB

[7] Contoh lain adalah Nuh. Dia percaya penuh ketika Allah memberitahunya tentang hal-hal yang belum pernah dilihat manusia. Karena Nuh percaya dan menghormati Allah, dia membangun sebuah kapal besar untuk menyelamatkan keluarganya. Dengan percaya penuh itulah Nuh membuktikan bahwa orang-orang yang ada di dunia pada zaman itu bersalah. Dan karena keyakinannya juga, Allah menerima dia sebagai orang benar. Ibrani 11:7 TSI

Kisah Nabi Nuh juga merupakan contoh akan hal ini, dimana saat itu hujan belum pernah turun di bumi, apalagi sampai banjir 40 hari dan 40 malam. Mungkin Nabi Nuh dikira orang gila dan orang aneh disaat membangun bahtera kapal yang sangat besar itu. Nuh tetapi percaya penuh dan menghormati Tuhan Allah yang dia sembah dan kenal, membuktikan bahwa orang yang tidak mendengarkan Firman Tuhan saat itu adalah orang yang bodoh.

Itu sebabnya Pengenalan akan Tuhan akan menghasilkan Iman dan ketaatan di dalam hidup kita, kita percaya penuh akan Tuhan Allah yang hidup yang kita kenal PribadiNya melalui FirmanNya, bukan Tuhan yang agamawi. Pengenalan akan Tuhan melahirkan Iman dan ketaatan, pada saat kita taat melakukan FirmanNya, kita sedang menerapkan Hikmat Tuhan di dalam hidup kita, Dan itu akan mengajarkan kita untuk dapat mempersiapkan diri untuk hari esok.

God’s wisdom teaches us to prepare for tomorrow.

Masa depan milik dari mereka yang mempersiapkan diri mereka untuk hari esok. Mungkin ada beberapa yang suka mengeluh bahwa “Koq susah dan repot sekali mau menikah di JPCC, harus ikut kelas, bertemu fasilitator berkali-kali, interview dengan Pastor, dan lain sebagainya.”

Tetapi tahukah saudara bahwa pernikahan saudara berjalan seumur hidup tetapi hari pernikahan hanya satu hari saja? Oleh karena itu pernikahannya harus dibekali dan dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh, karena kita tidak akan tahu kapan tantangan dan hujan akan datang, itu sebabnya kita perlu mempersiapkannya dengan baik dan akhirnya hanya waktu yang akan membuktikan bahwa apakah semua yang kita lakukan untuk mempersiapkan pernikahan kita ini adalah hal yang bodoh atau bijaksana.

Sama seperti disaat kita travelling ke luar negeri, kalau kita tidak mencari tahu sebelumnya akan negara yang kita kunjungi, maka yang terjadi disaat kita sampai, kita akan menghabiskan waktu dalam kebingungan dan tidak bisa menikmati waktu kita disana. The future belongs to those who prepare themselves.

Mungkin ada banyak dari kita yang berpikir, mengapa dari muda, kita harus repot-repot belajar membangun kebiasaan olahraga, finansial atau investasi, belajar tentang persiapan pernikahan, istirahat yang cukup, bible study, pelayanan, atau kenapa harus bertumbuh di dalam komunitas? Saudara mungkin berpikir untuk apa melakukan itu semua karena saat ini semuanya baik-baik saja bersama dengan Tuhan.

Masalahnya karena kita tidak pernah tahu kapan kesempatan, tantangan dan kesulitan itu akan muncul. Itu sebabnya ketika kita menerapkan Hikmat Tuhan dalam hidup kita, kita seperti sedang berdandan untuk masa depan kita, “Dress for the Future”.

Orang yang bijaksana adalah orang yang mempersiapkan diri untuk hari esok karena masa depan adalah milik mereka yang mempersiapkan dirinya dengan baik. Mari kita belajar untuk mempersiapkan diri kita, sama seperti kita sedang “Dress up for the Future”, mungkin kita akan dibilang terlalu kaku atau sok suci, tidak apa-apa tentunya karena itu adalah hidup kita. Mari kita belajar dari Yesus dan mengenal Firman Tuhan, jalankan Hikmat Tuhan dalam kehidupan kita supaya nama Tuhan dimuliakan di dalam hidup kita. Semoga apa yang dibagikan hari ini dapat menutup seri pengajaran ini dan memberkati kita semua.

P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga (Instagram). Thanks much and God Bless!

Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes