Kenny Goh JPCC

Paradoks By Ps. Kenny Goh

JPCC Sutera Hall 2nd Service (27 October 2024)

Berikan apresiasi kepada teman-teman kita yang sudah melayani dengan baik. Selamat pagi semuanya, dan Selamat datang buat yang pertama kali beribadah di JPCC. Kita sudah menyelesaikan seri dan tema bulanan gereja sebelumnya tentang Hikmat atau Wisdom, dan kita akan memasuki seri dan tema pengajaran baru dengan judul “The Cost of following Jesus“.

Saya berdoa agar kita semua bisa menemukan prespektif yang baru dari Firman yang kita akan pelajari hari ini. The cost of following Jesus atau Harga yang untuk kita mengikuti Yesus, banyak orang sering mendengar bahwa untuk ikut Yesus cukup untuk percaya saja, just believe, maka kita semua akan baik-baik saja, sampai mereka tiba di titik dimana ada sesuatu yang lebih dituntut untuk Iman kepercayaan bisa menjadi realita dalam hidup mereka, dan disitu tidak sedikit orang yang kandas, dan berkata “Seharusnya menjadi Pengikut Kristus itu mudah atau gampang!”

Judul kotbah hari ini, yang juga akan menjadi bagian pertama dari seri pengajaran bulan ini adalah “Paradoks“. Iman kekristenan kita seringkali seperti sebuah paradoks.

Opening Verse – [24] Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Matius 16:24 TB

Ini landasan kita untuk 3 minggu ke depan, saya juga mau memberikan konteks akan ayat ini, dimana di ayat sebelumnya kita belajar bahwa Yesus melakukan banyak mukjizat dan diakhiri dengan Yesus memberi makan 4000 orang. Setelah Yesus melakukan itu, baru kita masuk ke Matius 16, setelah Yesus melakukan semua itu, banyak orang Farisi dan Saduki datang dan ingin menguji dan menjebaknya, karena mereka tidak suka akan pergerakan yang Yesus lakukan. Setelahnya Yesus berpisah dan berjalan dengan murid-muridNya serta berkata :

“Hati-hati dengan ragi orang Farisi dan orang Saduki”

Dalam Alkitab, sebenarnya ada beberapa bagian atau details yang cukup lucu dan sepertinya tidak perlu ada tetapi perlu dimasukin disana, dan muridNya berpikir bahwa saat itu Yesus menyindir mereka karena mereka tidak membawa roti. Tetapi Yesus tidak bicara soal ragi atau roti, tetapi melainkan sedang berbicara soal ajaran-ajaran mereka.

Supporting Verse – [5] Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. [6] Yesus berkata kepada mereka: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” [7] Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: ”Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti.” [8] Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ”Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! Matius 16:5-8 TB

[12] Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki. Matius 16:12 TB

Setelahnya, Yesus bertanya ke murid-muridNya, menurut mereka Yesus itu siapa? Kata murid-muridNya, ada banyak orang yang bilang bahwa Dia adalah Nabi Elia, dan sebagainya. Petrus kemudian menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang sudah kami tunggu-tunggu dari dulu.

Supporting Verse – [16] Maka jawab Simon Petrus: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” [17] Kata Yesus kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. [18] Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. [19] Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Matius 16:16-19 TB

Petrus pasti berbangga diri karena merasa dirinya begitu dekat dengan Tuhan. Tetapi setelah itu, Mari kita baca ayat-ayat berikutnya, dimana Yesus mulai menjelaskan dan menerangkan tentang Rencana Tuhan ini, dimana Dia “harus” pergi ke Yerusalem dan “menanggung banyak penderitaan”. Yesus tidak pernah berkata secara gamblang tentang rencana Tuhan kepada mereka sebelumnya.

Supporting Verse – [21] Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. [22] Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” [23] Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” [24] Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. [25] Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. [26] Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Matius 16:21-26 TB

Penderitaan ada di Rencana Tuhan buat Yesus. Kalau kita sedang merencanakan liburan atau masa depan kita, tentu kita tidak mencatat bahwa di tahun ini kita akan “menderita”, bukan? Makanya saya tahu bahwa ini Tuhan yang menulis hal tentang “penderitaan Yesus” diatas.

Supporting Verse – [21] Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Matius 16:21 TB

Bayangkan “mood” yang ada setelah Yesus mengatakan hal itu kepada murid-muridNya. Yesus harus menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka adalah ahli torah atau perjanjian lama, kepala agama yang melakukan prosesi Ibadah, dan mereka seharusnya menjadi orang yang paling tahu Firman Allah.

Itu sebabnya, kita tidak bisa menilai kedewasaan seseorang dari seberapa banyak mereka tahu tentang Alkitab, sama seperti para pemimpin, ahli taurat, dan Imam kepala yang tahu banyak akan Firman tetapi kelewatan akan apa yang Tuhan siapkan dan kerjakan di depan dan juga masa depan mereka.

Itu sebabnya di JPCC kita ingin meningkatkan literasi Alkitab, tetapi kami tidak pernah berkata bahwa kedewasaan kita diukur dengan seberapa jauh kita mengenal Alkitab, kita belajar Alkitab agar bisa mengerti dan menjalankan Kehendak Tuhan.

Dan dari ayat diatas, kita ketahui bahwa orang-orang itu yang akan membawa penderitaan kepada Yesus. Tidak hanya penderitaan menjadi bagian dari rencanaNya, tetapi Dia juga akan dibunuh dan dibangkitkan pada hari Ketiga. Jadi dari awal, Yesus sudah memberitahukan kepada murid-muridNya akan semua yang akan terjadi.

Tetapi disaat hal itu terjadi, semua tentu pada panik, kabur dan kecewa. It’s one thing untuk seseorang tahu akan semua rencana Tuhan, tetapi adalah suatu hal yang lain disaat kita “dipercaya”.

Murid-murid Yesus mungkin menjadi panik disaat mendengar rahasia dan rencana Tuhan. Mereka mungkin tidak pernah mendengar dan melihat orang yang ada di depan mereka itu akan mati dan bangkit. Disaat Yesus menyampaikan semua itu, Petrus “menarik dan menegur” Yesus. Kalau kita menegur seseorang, itu artinya Kita yakin kita tahu yang benar dan pihak lain adalah orang yang salah, kita menegur karena mau membenarkan yang salah.

Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah salah dan dialah yang benar. Mungkin dia merasa begitu percaya diri karena sebelumnya dibilang “peka” oleh Tuhan. Dalam pikiran Petrus, Yesus adalah Anak Allah, Mesias yang punya Kuasa, mengapa harus menderita? Kalau ini rencana Tuhan, mengapa harus ada penderitaan dan kematian? Mengapa harus mati dahulu dan baru bangkit? Mengapa tidak langsung memakai malaikat dan menghajar bangsa romawi?

Yesus berkata selanjutnya bahwa Petrus adalah batu sandungan bagiNya, dan dikatakan seperti “iblis”. Bayangkan apa yang ada di pikiran Petrus saat itu. Yesus berkata seperti itu karena Petrus tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, dia hanya memikirkan apa yang ada di pikiran manusia. Isunya adalah pikiran, rencana, dan caranya Allah dengan pikiran, rencana serta caranya manusia.

Supporting Verse – [22] Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” [23] Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Matius 16:22-23 TB

Ada konflik dalam Petrus yang menginginkan cara manusia, dan setelah Yesus menjelaskan isunya, bahwa cara berpikir manusia bertentangan dengan cara berpikir Tuhan, cara berpikir manusia belum tentu benar karena segala sesuatu yang buruk terjadi di dunia itu semua karena dosa, dosa yang mengkorupsi dan mendistorsi cara kita berpikir dan Yesus berkata agar kita perlu berhati-hati akan hal itu. Hanya karena satu kali kita sukses mendengar suara Tuhan, bukan berarti kita akan menjadi selalu benar.

Setelah Yesus mengatakan hal ini, baru Dia mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikuti Yesus, syaratnya adalah mereka harus “Menyangkal dirinya”, ini yang pertama dan akan kita bahas hari ini, Dan yang kedua adalah “Memikul salibnya“, dan kita akan bahas di minggu depan, Dan yang Ketiga adalah “Mengikut Aku“.

Cara berpikir kita dan Tuhan berbeda, kata percaya adalah trust, kita yakin bersama Tuhan dan kalau kita yakin kepada Tuhan, hampir selalu dan seringkali akan melibatkan penyangkalan diri.

Sharing Ps. Kenny – Beberapa bulan lalu saya kesulitan jalan karena kaki saya sakit, dan selanjutnya saya ke dokter. Dia menyarankan selanjutnya mulai sekarang saya sebaliknya memakai sepatu “merek” tertentu. Cukup berat buat saya karena saya adalah orang yang suka sepatu, dan saya tahu jika saya tetapi memakai sepatu merek tertentu, saya tidak akan menjadi sembuh. Karena Saya percaya kepada dokter ini, saya harus menyangkal diri saya dan membeli merek lain yang disarankan dokter agar bisa menjadi sembuh.

Begitu juga dengan hal-hal yang lain dalam hidup kita. Penyangkalan diri ini sangat basic dalam Iman perjalanan kita dengan Tuhan.

Masalahnya, Dunia kita sekarang ini, utamanya karena faktor teknologi, dunia kita penuh dibombardir dengan pesan “Kesayaan” atau “Keakuan”, semua serba “Aku”, bahwa keinginan, kemauan dan preferensi kita paling penting. Sekarang kemewahan baru adalah “personalization”, disaat kita masuk ke hotel dan semua orang mengenal nama kita dan apa yang kita suka, mulai dari jasa dan produk, semua itu semakin “personal” dan membuat kita merasa dilayani dan dipuaskan dengan baik. Semua tentang kita dan apa yang kita inginkan.

Saya membaca formulir interview pelayanan di gereja lain, dan ada pertanyaan yang bilang tentang mengapa kamu mau melayani di gereja ini, dan ada yang jawabannya adalah bahwa melalui pelayanan, saya bisa mengeluarkan potensi saya yang sesungguhnya agar bisa menjadi versi terbaik diri saya untuk Kemuliaan Tuhan.

Saya dan istri selama dua taji belakangan entah kenapa sering sekali ketemu dan counseling kepada para singles yang pacaran dan bertanya, ada orang-orang yang bilang bahwa dia pacaran dengan pasangannya karena pacarnya mengizinkan dirinya menjadi dirinya sendiri dan selama pacaran, dia tidak direpotkan dan sama-sama sibuk sendiri saja. Dan yang lebih serius kalau yang menikah, ada yang berkata bahwa dirinya sudah tidak mendapat apa-apa dari pasangannya, dengan ekspektasi sebelumnya bahwa pasangannya ini bisa mengeluarkan versi terbaik dari dirinya, seakan-akan itu adalah tanggung jawab pasangannya. Dia sudah tidak merasakan ada apa-apa lagi dari pasangannya karena semua ini adalah tentang dan soal dirinya saja.

Saya yakin Yesus datang ke dunia bukan untuk membuat kita lebih “repot”. Yesus tahu persis alasan kenapa kita harus menyangkal diri kita, karena Dia mau kita hidup berkelimpahan dan salah satu masalah terbesar manusia adalah obsesi dengan diri sendiri yang menjadi akar permasalahan dari semua dosa yang ada.

Adam dan Hawa berpikir mereka mau mandiri dari Tuhan, jatuh dalam dosa karena mereka mau menjadi sumber dan terobsesi akan diri mereka sendiri. Saya mengerti mengapa Yesus menyatakan bahwa kita harus menyangkal diri kita jika ingin mengikuti Yesus, because it’s not about you.

Yesus memberikan paradoks ini kepada murid-muridNya, karena barang siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, dia akan kehilangannya tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, dia akan memperolehnya.

What a paradox untuk budaya kita hari ini, bahwa ini adalah kebenaran dan realita dalam Kerajaan Allah, bahwa kita dipanggil bukan untuk sekedar memuaskan diri kita tetapi untuk menyangkal diri kita, supaya akar permasalahan kita bisa dituntaskan.

Semakin orang punya banyak, tingkat “anxiety”, menjadi naik. Di jaman yang penuh dengan personalisasi dan serba “saya”, tingkat ketidakbahagiaan pun meningkat, depresi dan ketidakbahagian juga akan meningkat. Karena obsesi dengan diri sendiri tidak akan mendatangkan hidup, dan kita tidak akan bisa menjadi sumber kehidupan. Kita hanya hidup saat kita mengalihkan obsesi kita kepada Tuhan yang mengasihi kita.

Supporting Verse – [26] Pikirkanlah: Kalau akhirnya kamu mati juga, apa gunanya kamu menjadi kaya sampai memiliki seluruh harta di dunia? Harta sebanyak apa pun tidak bisa membeli hidup yang kekal. Matius 16:26 TSI

Pesan hari ini simple dan satu poin saja, bahwa menyangkal diri demi Yesus adalah jalan hidup yang sejati.

Dan kalau kita mau serius dan mencobanya, sangkal diri kita dan turuti Firman Tuhan, agar tahu bedanya Firman dengan Dunia itu apa, supaya ada hal yang bisa kita sangkal dan bisa mengalami hidup yang Tuhan berikan.

Kalau kita mau ikut serta di dalam ini, Selama 7 hari ke depan, doakan sesering mungkin doa ini bahwa “Bapa, kehendakMu lah yang jadi, dan bukan kehendak ku“.

Doa ini punya potensi untuk mengubah hidup kita, menyangkal diri kita, menuntut kita menyangkal diri kita, menuntut kita untuk saya “no” Kepada self obsession dan menyatakan “Ya” kepada Tuhan.

Ikut Dia supaya kita mengalami kehidupan. Menyangkal diri demi Yesus adalah jalan hidup yang sejati.

Mungkin ada dari kita yang berpikir dan berharap bahwa orang tua kita bisa menyangkal diri mereka dan mulai mementingkan orang lain dan melakukan Kehendak Tuhan, atau bahkan juga pemimpin kita yang bisa melakukan itu, tetapi bisa bayangkan jika kita bisa mulai melakukan itu, senang menyangkal diri untuk sesamanya di dalam komunitas dan dunia kita?

Menyangkal diri demi Yesus adalah jalan hidup yang sejati. Dan sebelum Yesus meminta ini kepada murid-muridNya, Yesus sendiri sudah melakukan itu, Dia menyangkal tahtaNya dan segala kuasa serta kenyamanan yang ada, dan turun sebagai manusia untuk mati, dan ini dilakukan secara intensional untuk kita semua.

P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga (Instagram). Thanks much and God Bless!

Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes