Faithful Disciples By Ps. Alvi Radjagukguk

JPCC Online Service (13 Maret 2022)

Salam damai sejahtera, JPCC Date Member, Volunteer, Leader, Pastor, dan setiap Saudara yang mengikuti ibadah daring JPCC hari ini. Di bulan Maret, kita masih akan membahas tentang kehidupan yang berbuah.

Siapkan catatan Saudara. Pesan Tuhan hari ini saya beri judul: “FRUITFUL DISCIPLES” (“Murid-murid yang Berbuah”). Saudara, sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberi perintah kepada setiap orang yang menyebut diri “pengikut Kristus“. Perintah yang kita kenal sebagai “Amanat Agung“.

Opening Verse – Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Matius 28:18-20 (TB)

Sayangnya, untuk beberapa orang Kristen, Amanat Agung ini turun kadarnya menjadi sebuah “Pilihan Agung“; Pilihan Agung, bukannya Amanat Agung.

Supporting Verse – Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Yohanes 15:16 (TB)

Amanat untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus, adalah perintah untuk membangun pribadi-pribadi yang hidupnya berbuah untuk Tuhan. Hidup dalam pengabdian kepada Tuhan seharusnya menghasilkan buah yang tetap, karena tujuan akhir kedewasaan iman Kristen tak berhenti pada fase bertumbuh, tapi pada fase berbuah.

Supporting Verse – You have not chosen Me, (Bukan kamu yang memilih Aku,) but I have chosen you (Akulah yang telah memilihmu), and I have appointed and placed (Aku telah menunjuk dan menempatkan) and purposefully planted you, (dan telah menetapkanmu demi sebuah tujuan) so that you would go and bear fruit (supaya kamu pergi dan menghasilkan buah) and keep on bearing. (dan terus berbuah.) John 15:16a (AMP)

Saudara, Tuhan menetapkan kita untuk terus-menerus berbuah. Tuhan tidak ingin kita hanya pernah berbuah. Tuhan ingin Saudara dan saya selalu berbuah, karena berbuah adalah tanda seorang murid Kristus.

Adalah tidak mungkin jika seseorang menyebut diri “pengikut Kristus” tapi hidupnya tak berbuah. Untuk mengerti maksud dari berbuah, ada sebuah prinsip “The Law of First Mention“; yang menyatakan bahwa untuk mengerti kata tertentu, kita perlu temukan tempat pertama kata tersebut muncul dalam Kitab Suci, yaitu dalam Kejadian 1:26-28 (BIMK).

Supporting Verse – Kemudian Allah berkata, “Sekarang Kita akan membuat manusia yang akan menjadi seperti Kita dan menyerupai Kita. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang lain, baik jinak maupun liar, baik besar maupun kecil.” Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikannya mereka seperti diri-Nya sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan. Kemudian diberkati-Nya mereka dengan ucapan “Beranakcuculah yang banyak, supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menguasainya. Kamu Kutugaskan mengurus ikan-ikan, burung-burung, dan semua binatang lain yang liar. Kejadian 1:26-28 (BIMK)

Mari kita lihat dan ingat lagi urutannya.

Pertama-tama, Tuhan memberi identitas kepada manusia; di mana setiap kita diciptakan, dijadikan, serupa dan segambar dengan Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya sumber identitas manusia.

Setelah memberi identitas, Tuhan memberi manusia tugas untuk menguasai semua sumber daya yang ada di bumi. Lalu Tuhan memberkati manusia dengan sebuah tujuan, yaitu untuk memenuhi bumi dengan manusia-manusia lain yang diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan.

Tujuan akhir Tuhan menciptakan manusia dan memberi mereka kuasa untuk memelihara sumber daya itu adalah supaya kerajaan Tuhan diperluas di muka bumi.

Saya ulangi, supaya kerajaan Tuhan diperluas di muka bumi ini. Jadi, polanya adalah: identitas, tugas, dan tujuan. Namun kemudian, terjadi distorsi. Manusia membuat tujuan akhir yang tak selaras dengan desain Tuhan yakni supaya kerajaan Tuhan diperluas di muka bumi.

Manusia ingin memperluas atau membangun kerajaannya sendiri. Identitas diri yang awalnya hanya ditemukan di dalam Tuhan, akhirnya bergeser dan mulai ditentukan oleh hal-hal lain seperti pencapaian, kesuksesan, dan kepemilikan manusiawi.

Akibatnya, saat pencapaian, kesuksesan, dan kepemilikan itu hilang, identitas diri pun, seolah hilang, sehingga tak jarang manusia hidup dalam kefrustrasian dan keputusasaan. Identitas diri yang salah menyebabkan manusia menghasilkan buah yang salah; yang awalnya berporos pada kepentingan dan agenda Tuhan, menjadi berporos pada kepentingan dan agenda diri sendiri.

Dengan demikian, kita bisa tarik kesimpulan, bahwa buah yang sejati selalu berporos pada kepentingan Tuhan dalam memperluas kerajaan-Nya di muka bumi. Saya ulangi, buah yang sejati selalu berporos pada kepentingan Tuhan dalam memperluas kerajaan Tuhan di muka bumi.

Namun, jangan salah tanggap. Tuhan senang melihat Saudara berhasil di seluruh area kehidupan.

Pertanyaannya, apakah keberhasilan kita itu untuk memperluas kerajaan Tuhan di muka bumi? Atau hanya untuk memuaskan ambisi, kepentingan, dan agenda kita semata?

Karena “berhasil” selalu tentang diri sendiri, sedangkan “berbuah“, selalu tentang orang lain, dan yang terutama, tentang kerajaan Tuhan.

Berhasil” selalu berujung pada perkara-perkara yang fana, sia-sia, dan temporer, tapi “berbuah” selalu tentang perkara-perkara yang kekal.

Supporting Verse – so that you would go and bear fruit and keep on bearing[16] and that your fruit will remain and be lasting. John 15:16b (AMP)

Buahmu itu tetap dan terus bertahan sampai selamanya. Mari kita cermati lebih lagi sebuah perikop yang sudah Saudara dengar beberapa kali, perikop di mana Yesus berbicara tentang arti “hidup dalam Dia“, dalam percakapan dengan murid-murid-Nya di Upper Room (Lantai Atas), sebelum Yesus meninggalkan mereka, untuk kemudian Ia disalibkan.

Supporting Verse – Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.—kata Tuhan—, Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.—Ingat lagunya? Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu—”berhasil banyak”, bukan ya?berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Yohanes 15:1-8 (TB)

Dalam perikop tentang ‘pokok anggur yang benar‘, ada tiga figur utama yaitu:

  1. Yesus sebagai pokok anggur yang benar
  2. Allah Bapa sebagai penggarap atau pemelihara kebun anggur
  3. Kita—murid-murid-Nya— yang digambarkan sebagai ranting-ranting atau carang-carangnya.

Hal pertama yang Yesus katakan tentang ranting, yaitu dipotong atau dibersihkan. “Dipotong” atau “dibersihkan” sama-sama melibatkan pemangkasan tapi berbeda tujuan akhirnya.

Ranting yang tidak berbuah akan dibuang, jadi kering, dikumpulkan, lalu dibakar. Namun ranting yang berbuah akan dibersihkan, dipangkas, supaya lebih banyak berbuah.

Untuk mengulangi saja, pruning adalah proses memangkas atau memotong bagian-bagian tak penting dan tak berguna, yang menghambat pertumbuhan pohon.

Pruning ternyata adalah bagian terpenting dalam proses pembuatan minuman anggur, karena pruning berpengaruh langsung pada kualitas anggur yang dihasilkan.

Ada setidaknya empat manfaat dari pruning; Saudara siap?

Pertama, memperbanyak dan memperbesar ukuran buah.

Pruning (pemangkasan) dilakukan supaya buahnya makin banyak dan makin besar.

Kedua, memicu pertumbuhan di area yang dipangkas.

Setelah dipangkas, ranting mengeluarkan cairan yang bernama “getah berdarah” (sap bleeding), seperti Saudara lihat dalam gambar berikut ini. Fenomena ini tak terjadi di semua tanaman, tapi menariknya, terjadi pada pohon anggur.

Cairan bening seperti agar-agar ini terlihat muncul dari “luka” akibat dipangkas. Pohon anggur, khususnya, perlu melewati proses pruning di musim semi agar dapat bertumbuh di musim berikutnya. Jadi, fungsi kedua dari pruning adalah memicu pertumbuhan di area yang dipangkas.

Ketiga, mengurangi masalah terkena penyakit.

Keempat, meningkatkan penyaluran cahaya.

Daun atau ranting yang menghalangi sinar matahari akan dipangkas supaya pohon bisa mendapat sinar matahari dengan optimal. Saudara, ketahuilah bahwa proses yang Tuhan izinkan terjadi sering kali menjadi bagian terpenting dalam hidup ini, karena berpengaruh langsung pada kualitas hidup kita.

Semakin kita diproses, semakin matang buah kita, semakin dewasa karakter kita. Jangan kaget bila Tuhan membersihkan kita, karena Dia ingin hidup kita makin berbuah. Setiap kali kita dibersihkan, Tuhan sudah tahu bahwa kita akan berbuah lebih banyak, dan buah kita akan bertahan selama-lamanya.

Dalam perikop ini, kita kembali melihat sebuah pola Kiasme atau “Chiasm“, beberapa frasa sengaja diulang-ulang dan dicerminkan di sekitar prinsip utama.

Fungsi sebuah Kiasme adalah supaya pembaca fokus pada bagian terpenting dalam perkataan-perkataan Yesus. Seperti Saudara bisa lihat di layar, ayat pertama seperti diulang di ayat kelima, ayat kedua seperti diulang di ayat 4b.

Prinsip utama ada pada ayat 4a, yaitu“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Kalau Saudara cermati, ayat keempat adalah satu-satunya perintah dalam perikop Pokok Anggur yang Benar ini.

Perintah ini menggunakan bentuk kata kerja “Aorist Imperative Active”, menurut tata bahasa Yunani. Izinkan saya menjelaskan kepada Saudara. “Aorist Imperative” artinya sebuah tindakan atau perintah yang terjadi di masa lalu, tapi masih berlangsung sampai sekarang.

“Active” artinya bahwa keintiman hubungan antara pokok anggur dan rantingnya, secara aktif perlu terus diusahakan oleh orang percaya atau seorang murid. Menariknya, perintah ini menggunakan kata kerja yang diperuntukkan hanya bagi orang percaya.

Kata “tinggallah” di sini berasal dari kata μείνατε [baca: meinate],yang akar katanya adalah μένω [baca: meino] dari bahasa Yunani, yang artinya to stay (tinggal), abide (berdiam), remain (bertahan).

Perintah Yesus ini mengandung sebuah janji yaitu bagi mereka yang terus tinggal, berdiam, dan hidup tersambung dengan Tuhan, hidupnya pasti akan menghasilkan buah.

Perintah untuk hidup dengan tinggal dalam Tuhan, diperjelas lagi dalam Yohanes 15:4b (TB).

Supporting Verse – Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Yohanes 15:4b (TB)

Frasa “dari dirinya sendiri” diterjemahkan dari bahasa Yunani ἑαυτοῦ [baca: eautou], sebuah kata ganti “reflexive pronoun, genitive neuter third person singular”—itu bukan menu makanan, jangan fokus pada istilah itu—yaitu kata ganti dalam bentuk orang ketiga, digunakan untuk menunjukkan bahwa yang melakukan dan yang mendapatkan dampaknya, adalah orang yang sama.

Di sini Yesus menekankan bahwa sebuah ranting atau [dalam hal ini] seorang murid tak bisa mencapai apa pun dengan kemampuan atau kekuatannya sendiri; bahwa murid-murid Yesus tak bisa akan berbuah, kalau mereka tidak terus tinggal hubungan yang intim dengan Yesus.

Itu sebabnya, Saudara, selama kita hidup dengan kekuatan sendiri dan hanya untuk kepentingan diri sendiri saja, kita tidak akan memiliki hidup yang berbuah. Sekali lagi saya ulangi, selama kita hidup dengan kekuatan sendiri dan hanya untuk kepentingan diri sendiri saja, kita tidak akan pernah bisa memiliki hidup yang berbuah.

Saudara, di sini kita belajar bahwa “berbuah” adalah sebuah akibat. Sebabnya, kita tinggal dan berdiam di dalam Tuhan sebagai Pokok Anggur. Berbuah tak bisa dihindari kalau seseorang tinggal dalam Tuhan. Mungkin kuantitas atau kualitas buahnya bisa berbeda-beda, tapi keberadaan buahnya pasti dan tidak bisa tidak terjadi.

Seorang murid yang tinggal diam dalam pokok anggur, pasti berbuah. Saudara, pokok anggur dan rantingnya sebenarnya berbicara tentang dua hal: ketergantungan dan ketersambungan.

Ranting akan sepenuhnya bergantung kepada pokok anggur, untuk mendapatkan semua asupan yang diperlukan untuk bertahan, bertumbuh, dan berbuah. Itu sebabnya, ranting harus tersambung secara konstan dan terus menerus. Dengan kata lain, murid Kristus yang sejati selalu bergantung sepenuhnya dan tersambung seutuhnya pada Tuhan, seumur hidupnya; demikianlah murid yang sejati.

Supporting Verse – Live in me. Make your home in me just as I do in you. In the same way that a branch can’t bear grapes by itself but only by being joined to the vine, you can’t bear fruit unless you are joined with me.” John 15:4 (MSG)

Hiduplah dalam-Ku —kata Tuhan. Jadikan Aku tempat kediamanmu, sama seperti Aku berdiam dalam hidupmu. Sama seperti sebuah ranting tak bisa menghasilkan buah anggur dengan sendirinya, kecuali ia bersatu dengan pokok anggur, kamu juga tidak bisa menghasilkan buah jika tidak bersatu dengan Aku.

Itu sebabnya, Saudara, jadikan Tuhan tempat kediaman kita. Tempat kita pulang untuk berlindung dan menemukan istirahat. Tempat yang kita tuju ketika menghadapi semua keletihan dan kebisingan hidup. Kalau Saudara belum pernah melihat pohon anggur, gambar ini mudah-mudahan dapat membantu untuk memahami.

Batang utama yang tumbuh dari bawah itu adalah pokok anggur. Dahan yang bercabang ke kiri dan ke kanan adalah ranting-rantingnya. Tugas terpenting sebuah ranting adalah sesederhana menempel kepada pokok anggur.

Memang, “menempel” istilah Alkitabnya “abiding” atau “remaining in God“—tidak kelihatan spektakuler, tetapi— menurut saya—merupakan sebuah kekuatan super.”

Menempel” adalah sebuah kekuatan super!” Diam dan tinggal tetap dalam Tuhan”, sayangnya, tak jarang dilihat sebagai sesuatu yang “lemah”. Hanya “nempel”! Padahal sebenarnya itu adalah kekuatan yang luar biasa.

Itu sebabnya, Saudara, doa kita dijawab atau tidak, tetaplah beriman pada kedaulatan Tuhan. Kejadiannya menyenangkan atau menyebalkan, tetaplah percaya pada hati Tuhan. Sedang ingin atau tidak, tetaplah puji Dia dengan hati yang tulus. Mengerti atau belum, tetaplah baca dan pelajari firman-Nya. Berubah atau tidak, tetaplah terima dan ampuni orang yang bersalah pada kita. Ramai atau sepi, menyenangkan atau membosankan, mari terus lakukan pertemuan DATE (komsel), one-on-one (pertemuan pribadi) dan Huddle. Tetaplah menempel!

Saudara, di sini kita lihat bahwa inisiatif untuk diam dan tinggal dalam Tuhan, adalah bagian kita, sementara Tuhan, akan selalu meresponi inisiatif kita tersebut.

Supporting Verse – Datanglah mendekat kepada Allah, maka Allah akan datang mendekat kepadamu. Yakobus 4:8 (VMD)

Tuhan bukannya menjauh dari kita, Saudara. Namun, seringkali, justru dosa dan pelanggaran kita, serta kecenderungan kita mengandalkan diri sendiri, yang membuat Tuhan terasa jauh dari kita. Itu sebabnya, Saudara, izinkan saya berkata saat kita merasa sedang ingin egois, sedang malas memperhatikan orang lain, datanglah kepada Tuhan. Pulanglah kepada Dia dan temukan kelegaan.

Ketika Saudara sudah tak kuat bertahan atau merasa seperti korban, alami kembali hadirat Tuhan. Izinkan kasih dan damai sejahtera Tuhan melingkupi hati dan pikiran kita. Ketika merasa tak ada yang mengerti Saudara, dan saat tuduhan datang bertubi-tubi, ingatlah bahwa Dia selalu mengerti. Karena Tuhan kenal Saudara, Tuhan kenal kita, lebih daripada kita kenal diri sendiri. Jadi, Saudara, temukan rumah di dalam Tuhan, lagi dan lagi.

Di Yohanes 15:5 (TB) kita akhirnya melihat kata “ranting” diperkenalkan secara positif, setelah di ayat kedua dan keempat dicatat sebagai ranting yang tak berbuah atau ranting yang tak dapat berbuah— kalimatnya negatif.

Supporting Verse – Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Yohanes 15:5 (TB) 

Yesus mengerti bahwa adalah sangat alami bagi seorang murid Kristus untuk tidak berbuah, karena dia menghindari proses, atau tidak lagi tinggal dalam Tuhan, dan mulai mengandalkan kekuatannya sendiri.

Di sini, Yesus juga memperjelas ilustrasi-Nya pada ayat-ayat sebelumnya, bahwa hanya murid-murid yang terus menerus tinggal dalam Tuhan dan Tuhan dalam mereka, yang mampu untuk terus-menerus berbuah. Lebih jauh lagi, Yesus menegaskan bahwa tanpa hubungan intim yang selalu tersambung dengan Dia, maka murid-murid-Nya tak akan bisa menghasilkan sesuatu yang ilahi dan kekal.

Sepertinya bagi Rasul Yohanes, memilliki hidup artinya menghasilkan buah, jadi seseorang yang tak menghasilkan buah, sebenarnya menunjukkan bahwa ia belum betul-betul memiliki kehidupan itu sendiri.

Supporting Verse – Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Yohanes 15:6 (TB) 

Perhatikan bahwa Yesus bukan berkata, “Barangsiapa tidak berbuah akan dibuang,” melainkan, “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Dia…” yang akan dibuang. Sekali lagi kita melihat pola bahwa “berbuah” itu adalah sebuah akibat, sedangkan “tinggal diam” adalah sebabnya.

Dari sini kita juga bisa melihat, bahwa Yesus bisa mengenali siapa yang benar-benar tinggal dalam Tuhan, dan siapa yang hanya terlihat tinggal dalam Tuhan. Kita tak bisa melihat seutuhnya atau membedakan sekadar dari tampak luarnya saja.

Pertanyaannya sekarang, apa karakteristik orang-orang atau murid-murid yang benar-benar tinggal dalam Yesus? Jawabannya ada di ayat ketujuh.

Supporting Verse – Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Yohanes 15:7 (TB) 

Yesus menghubungkan prinsip “tinggal di dalam” Dia dengan dua hal, yang sebetulnya Yesus sudah sampaikan di pasal sebelumnya.

Hal yang pertama adalah bahwa “firman-Ku tinggal di dalam kamu”.

Supporting Verse – Jawab Yesus, “Setiap orang yang mengasihi Aku akan mengikuti ajaran-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia. Jadi Aku dan Bapa-Ku akan datang kepadanya dan tinggal dalam dirinya. Tetapi orang yang tidak mengasihi Aku juga tidak mengikuti ajaran-Ku. Ingatlah: Ajaran ini bukan berasal dari diri-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus-Ku.” Yohanes 14:23-24 (TSI)

Tanda seorang murid tinggal di dalam Tuhan adalah kesetiaan dan ketaatannya kepada firman; mengizinkan firman Tuhan mengambil tempat tertinggi dalam setiap perilaku dan keputusannya.

Hal yang kedua, tinggal dalam Tuhan adalah seperti doa yang dijawab oleh Tuhan.

Makanya dikatakan, “Mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Kembali di pasal sebelumnya.

Supporting Verse – Apa saja yang kalian minta dalam doa supaya Aku dimuliakan, Aku akan menjawab doamu itu. Dengan begitu, Bapa akan dimuliakan melalui Aku, Anak-Nya. Ya, apa saja yang kalian minta kepada-Ku demi kemuliaan-Ku, Aku akan memberikannya.” Yohanes 14:13-14 (TSI)

Dari sini kita belajar bahwa tanda seorang murid yang tinggal dalam Tuhan adalah doanya selaras dengan kehendak Tuhan dan dia berdoa bagi kemuliaan Tuhan.

Kesimpulannya, keintiman hubungan kita dengan Tuhan terpelihara melalui ketaatan dan doa.

Ketaatan dan kesetiaan kepada firman, dan doa yang memuliakan Tuhan.

Supporting Verse – Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Yohanes 15:8 (TB) 

Saudara, tujuan akhir dari berbuah adalah membawa kemuliaan bagi Bapa, Sang Pemelihara kebun anggur, bukan bagi para murid, yang adalah ranting-ranting pohon anggur.

Sama seperti pokok anggur mengalirkan getah kepada ranting-ranting supaya ranting-ranting mampu berbuah banyak, demikian pula Kristus, sebagai Pokok Anggur yang Benar, berkomitmen untuk mengalirkan kekuatan ilahi dan kehidupan-Nya kepada setiap murid yang terus-menerus tinggal diam di dalam Dia.

Sebagai penutup, mari kita rekap apa yang sudah kita pelajari hari ini.

Pertama, Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus, adalah perintah untuk membangun pribadi-pribadi yang hidupnya berbuah. Adalah tidak mungkin bila seseorang menyebut dirinya murid Yesus atau pengikut Kristus,tapi hidupnya tidak berbuah.

Pelajaran berikutnya, buah yang sejati selalu berporos kepada kepentingan Tuhan dalam memperluas kerajaan-Nya di muka bumi. Sama seperti pohon memerlukan proses untuk bisa menghasilkan buah, proses yang Tuhan izinkan seringkali menjadi bagian terpenting dalam hidup kita, karena berpengaruh langsung pada kualitas kehidupan kita.

Pelajaran berikutnya, ranting yang tinggal diam pada pokok anggur menunjukkan ketergantungan dan ketersambungan. Itu sebabnya, murid Kristus yang sejati akan selalu bergantung sepenuhnya dan tersambung seutuhnya pada Tuhan, seumur hidupnya.

Keintiman hubungan kita dengan Tuhan, dapat terpelihara melalui ketaatan terhadap firman dan doa.

Yang terakhir kita belajar, bahwa Tuhan ingin agar setiap murid-Nya berbuah banyak. Percayalah, yakinlah, bahwa Tuhan berkomitmen untuk mengalirkan kekuatan ilahi dan kehidupan kepada setiap Saudara yang terus-menerus tinggal di dalam Dia. Saya berdoa, berharap, dan percaya ada pesan yang begitu pribadi yang Tuhan titipkan buat setiap Saudara dan saya.

P.S: Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.

If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!