Fruitful and Joyful By Ps. Jose Carol

JPCC Online Service (20 Maret 2022)

Halo, salam untuk anda semua di JPCC. Apa kabar saudara semua? Selamat datang di kebaktian Minggu kami! Senang sekali bisa bersama anda semua. Saya berharap anda semua dalam keadaan yang baik-baik saja, dimanapun anda mengakses layanan online ini.

Melanjutkan tema bulanan kita tentang kehidupan yang berbuah, Di bulan maret ini saya ingin melanjutkan pelajaran yang sudah kita pelajari bersama terutama tentang kehidupan yang berbuah, Saya ingin memberi judul kotbah saya hari ini “Fruitful and Joyful“, “Berbuah dan Hidup Penuh Sukacita“.

Selama beberapa minggu terakhir kita telah belajar bahwa keinginan Bapa di Surga bagi setiap dari kita, agar memiliki kehidupan yang bukan sekedar berbuah, melainkan berbuah lebat, berbuah banyak. Saya mendapati, tidak semua orang percaya mengerti dan menghidupi kebenaran ini. Sangat disayangkan apabila kita mendapati banyak anak-anak Tuhan yang hidupnya sesungguhnya memiliki potensi, kuasa, dan kemampuan yang sangat besar, tetapi tidak pernah dimanfaatkan secara maksimal agar kehidupan mereka bisa berbuah lebat sedemikian rupa, seperti keinginan Bapa di Surga—yang Alkitab sebut sebagai Sang Pemilik Kebun Anggur. 

Selain Dia ingin hidup kita berbuah banyak, Bapa di Surga juga ingin agar sukacita-Nya ada di dalam hidup setiap kita. Bahkan, Dia bukan hanya ingin sukacita itu ada dalam hidup kita, Dia ingin agar sukacita kita menjadi penuh. Mengutip firman Tuhan dari perikop acuan kita sepanjang bulan ini, yaitu Yohanes pasal 15 mengenai “Pokok Anggur yang Benar”.

Opening Verse – Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Yohanes 15:11 (TB)

Pencapaian, keberhasilan materi, jabatan, kekuasaan, bahkan popularitas di dunia ini takkan mampu mengisi kebutuhan terdalam jiwa kita, sebagai manusia, yaitu kepuasan yang dirasakan saat mengetahui bahwa sesungguhnya kita sedang menjalani kehidupan yang memenuhi rancangan dan kehendak Bapa kita di Surga.

Saya tidak berkata bahwa pencapaian, keberhasilan materi, jabatan, kekuasaan dan popularitas, tidak penting atau sama sekali tak berarti, tetapi yang ingin saya garis bawahi adalah bahwa semua itu hanyalah sebagian dari semua yang Tuhan tempatkan dalam tangan dan kehidupan kita, untuk kita jalani dan kelola.

Tujuan dan alasan keberadaan semua hal yang saya sebut tadi (berbuah, sukacita) adalah untuk memenuhi rancangan dan panggilan-Nya dalam hidup kita di muka bumi.

Jadi, hari ini saya ingin membagikan tiga kunci dari pengajaran Yesus mengenai rahasia untuk memiliki hidup yang berbuah lebat serta untuk hidup di dalam sukacita yang penuh, terutama seperti diajarkan perikop Yohanes 15, mengenai “Pokok Anggur Yang Benar”.

Saya mengutip dari ayat pertama sampai ayat ke-13, baru kemudian saya akan memperdalam apa yang kita pelajari selama ini. Ada tiga kunci untuk hidup yang berbuah lebat dan hidup dengan sukacita yang penuh, dan ketiganya berkaitan dan berhubungan dengan kata ‘tinggal‘.

Supporting Verse – Akulah v pokok anggur w yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. ” Perintah supaya saling mengasihi “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Yohanes 15:1-13 (TB)

Saya yakin, kalau Saudara sudah akrab dengan perikop dan ayat-ayat yang kita pernah pelajari, Saudara mungkin segera menyadari, kata ‘tinggal‘ muncul tiga kali di dalam perintah yang Yesus berikan bagi kita. Apa saja ketiga kunci tersebut?

Pertama, Yesus berkata, “Tinggallah di dalam Aku.

Supporting Verse – “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Yohanes 15:4 (TB)

Yang pertama, ”Tinggal di dalam Aku.”

Kedua, “Tinggal di dalam firman-Ku.”

Supporting Verse – “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yohanes 15:7 (TB)

Ketiga, “Tinggallah di dalam kasih-Ku.” 

Supporting Verse – ”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” 15:9-10 (TB)

Jadi, ada tiga kata ‘tinggal‘ di perikop ini: “’Tinggal’ di dalam Aku.” “’Tinggal’ di dalam firman-Ku.” “’Tinggal’ di dalam kasih-Ku.” Mari kita pelajari lebih dalam ketiga kunci atau perintah penting dari Yesus ini.

Jadi, apa artinya “tinggal di dalam Dia”? Apa implikasi dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan kita, perihal keberadaan kita di dalam Dia dan Dia di dalam kita? Apa artinya “tinggal di dalam firman-Nya” dan “tinggal di dalam kasih-Nya”?

Mari kita belajar.

Pertama, “Tinggallah di dalam Aku.”

Sekali lagi, pertanyaannya, apa maksudnya? Apa artinya? Bagaimana caranya kita tinggal di dalam Dia, dan Dia tinggal di dalam kita?

Saudara, selama beberapa minggu ini ada banyak orang bertanya pada saya: “Apakah maksud dari ‘tinggal di dalam Dia’ adalah rajin ke gereja, terlibat pelayanan, aktif di komsel?”

Bahkan ada yang bertanya, “Apakah saya harus meninggalkan kehidupan duniawi, meninggalkan pekerjaan saya, kemudian ‘tinggal’ di dalam pelayanan saja?”

Lalu bagaimana cara kita memahami dan kemudian menjalani hidup kita, agar menunjukkan bahwa kita tinggal di dalam Dia dan Tuhan sungguh-sungguh tinggal di dalam kita?

Ucapan dan pengajaran Yesus mengenai “Pokok Anggur yang Benar” di Yohanes 15 ini diapit oleh Yohanes 14 dan Yohanes 16, yang berisi pengungkapan Yesus mengenai rencana kepergian-Nya ke Surga, meninggalkan murid-murid-Nya, dan bagaimana Dia tak akan meninggalkan mereka sebagai yatim piatu, serta janji mengenai Roh Kudus yang akan menyertai murid-murid-Nya, selama-lamanya.

Dalam Yohanes 14:2 (TB) Yesus katakan seperti ini.

Supporting Verse – “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Yohanes 14:2 (TB)

Yesus sedang mengungkapkan rencana-Nya untuk kembali ke Surga. Kemudian pasal 14 dilanjutkan dengan janji akan seorang Penolong yang lain, yaitu Roh Kudus. Kita bersyukur untuk kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan kita, sejak Yesus menjanjikannya.

Supporting Verse – “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yohanes 14:16-18 (TB)

Saudara, kembali kepada pertanyaan kita tadi, apa arti “kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita”? Izinkan saya coba jelaskan kepada Saudara.

Saya selalu membayangkan bahwa karena kita telah diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, maka kalau seandainya saya gambar seperti ini— ini adalah gambar diri kita, yang diciptakan Tuhan.

Lalu, dalam Yohanes 14:17 tadi kita baca bahwa Roh Kudus diam di dalam kita. Artinya, ketika Saudara dan saya percaya dan mengundang Yesus masuk ke dalam kehidupan menjadi Tuhan dan Juruselamat kita, maka pada saat itu juga, Roh Kudus akan datang, tinggal, dan diam di dalam kita. 

Karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan diri-Nya, artinya, di mana mata Saudara berada, di sana jugalah mata Tuhan berada. Demikian pula, di mana telapak tanganmu berada, di sana tangan Tuhan ada.

Jadi, dengan demikian Anda mulai menjalani kehidupan, mulai memandang dunia setiap hari bukan dengan mengandalkan mata jasmani. Kita tak lagi hanya menjalani kehidupan dengan kekuatan kita sendiri. Kita mulai mengizinkan mata Tuhan memandang dunia melalui mata kita, hati kita mulai merasakan apa yang Tuhan rasakan, pikiran kita mulai dipenuhi dengan apa yang Surga rancangkan, dan mulut kita pun pasti akan mulai memperkatakan iman, kehidupan, serta kuasa yang bekerja dalam diri kita, karena Roh Kudus ada dalam diri kita.

Pasal 16 memperjelas tentang pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita.

Supporting Verse – “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang—karena pada waktu Yesus mengucapkan ini, Roh Kudus belum datang— “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Yohanes 16:12-13 (TB)

Ucapan Yesus “tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” sesungguhnya bukan mengenai rutinitas agamawi, bukan aktivitas gerejawi atau pun pelayanan kita, melainkan hubungan pribadi kita masing-masing dengan Roh Tuhan yang tinggal dalam kita.

Hubungan pribadi antara Tuhan dengan kita, umat-Nya, juga digambarkan sebagai hubungan antara mempelai pria dan mempelai wanita. Keintiman kita dengan Roh Kudus akan membuahkan perkara-perkara rohani di dalam dan melalui kehidupan kita.

Sekali lagi, Tuhan ingin agar kita berbuah banyak, dan buah kita tetap adanya. Bayangkan semua buah yang dapat dihasilkan melalui keberadaan Saudara di mana pun Tuhan menempatkan Saudara; pengharapan yang muncul, kesadaran dari jalan yang salah, pertobatan, kesembuhan, masa depan, pertolongan, sukacita, damai sejahtera yang Saudara tebarkan dan sebarkan— buah yang lahir melalui keberadaan Saudara karena Dia tinggal di dalam Saudara dan Saudara ada di dalam Dia.

Saya bisa membayangkan, bagaimana dunia di sekitar Saudara dapat berubah karena Saudara ada di dalam Tuhan dan Roh Kudus ada di dalam Saudara. 
Jadi, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu”—itu yang pertama.

Kedua, “Tinggallah di dalam firman-Ku.”

Supporting Verse – “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yohanes 15:7 (TB)

Ayat yang kedua dan ketiga berkata bahwa kita menjadi bersih karena firman yang ada di dalam hidup kita. 

Supporting Verse – “Setiap ranting pada-Ku..”—Dia katakan— “yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Yohanes 15:2 (TB)

Saat kita tinggal dan taat pada firman-Nya, kita akan makin banyak berbuah, Saudara, karena firman-Nya akan membersihkan kita. Pruning (pemangkasan)—yang minggu lalu kita pelajari dari pastor Alvi—akan dilakukan dan akan dikerjakan oleh firman yang ada di dalam kita.

Kalau “tinggal di dalam Dia” akan membawa kita kepada kehidupan yang berbuah—seperti tadi kita pelajari di poin pertama— maka “tinggal di dalam firman-Nya” akan membuat kita menerima jawaban atas semua doa yang kita naikkan pada Dia.

Saat kita tinggal di dalam firman-Nya, taat kepada firman-Nya, kita akan berbuah banyak dan doa kita akan dijawab. Namun, mungkin banyak di antara Saudara yang bertanya: “Ya tetapi, mengapa doa saya belum dijawab oleh Tuhan? Mengapa yang saya minta dan kehendaki, belum dijawab oleh Tuhan? Padahal Tuhan berjanji, ‘Mintalah apa saja yang kamu kehendaki, maka kamu akan menerimanya.’”

Ketahuilah, bahwa “mintalah apa saja”— yang Tuhan katakan— bukan berarti “asal minta saja”. Karena dengan pengenalan dan ketaatan pada firman-Nya, maka “apa saja” kehendak kita di dalam doa dan permohonan, pasti menuruti kebenaran dan kehendak Dia, yang ada di dalam kita.

Jadi bukan asal minta saja, melainkan, kita menerima apa saja yang kita minta, karena semuanya sesuai dengan kebenaran firman dan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Sekali lagi, sebenarnya Bapa di Surga ingin menjawab setiap permohonan kita.

Supporting Verse – Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Yesaya 55:11 (TB)

Firman ini berbicara tentang dahsyatnya perkataan atau firman yang diucapkan Tuhan. Jadi, pada saat kita tinggal, taat, dan memperkatakan kebenaran atau firman yang ada di dalam kita, maka firman yang keluar itu tidak akan kembali pada kita dengan sia-sia.

Namun, ia—perkataan dan firman tersebut, yang penuh dengan kuasa— akan melaksanakan sesuai dengan yang Bapa di Surga kehendaki. Demikianlah jika kebenaran firman yang berkuasa, ada dalam hidup kita.

Supporting Verse – “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Yohanes 15:8 (TB)

Orang Kristen yang sakit hati dan kecewa karena permintaan mereka belum dijawab Tuhan, bila kita telusuri, akar dari kekecewaan mereka pasti berhulu pada tingkat kedewasaan dan keterbatasan pengenalan mereka akan Tuhan dan firman-Nya dalam hidup mereka.

Jadi sekali lagi, tinggallah di dalam firman-Nya, maka apapun yang kau minta, engkau akan menerimanya. 

Ketiga dan yang terakhir adalah perintah Yesus untuk tinggal di dalam kasih-Nya. 

Dia katakan, ”Tinggallah di dalam kasih-Ku.”

Supporting Verse – ”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” Yohanes 15:9-10 (TB)

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yohanes 15:12-13 (TB)

Ketika Yesus memerintahkan kita untuk tinggal di dalam kasih-Nya dan saling mengasihi satu sama lain, Dia bukan sedang memberi beban tambahan pada kita,  di luar dari semua yang Dia sudah berikan dan percayakan kepada kita— untuk menaati dan tinggal di dalam firman-Nya, agar kita berbuah banyak dan menjadi berkat. Namun, semua yang kita katakan harus bersumber dari rasa cinta kasih kita kepada Dia.

Pertanyaannya, apakah Saudara mengasihi Tuhan seperti Tuhan sudah mengasihi Saudara? 

Ketika Saudara bisa mengasihi Dia, dan tinggal di dalam kasih-Nya, tidak akan menjadi beban bagi Saudara untuk menaati dan menuruti perintah-Nya. Oleh sebab itu, Dia katakan, bila Saudara tinggal di dalam kasih-Nya, maka Saudara juga akan dengan senang hati menuruti perintah-perintah-Nya. 

Apabila kita ada di dalam kasih-Nya, maka kita juga akan mampu mengasihi sesama, seperti Tuhan telah mengasihi kita. Selanjutnya saya ingin kutip ayat terakhir, Yohanes 15:11 (TB).

Closing Verse – “Semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Yohanes 15:11 (TB)

Ayat ini sebenarnya menyingkapkan rahasia yang Yesus ingin kita ketahui, bahwa sesungguhnya, tak ada sukacita yang lebih besar daripada sukacita yang mengalir saat kita hidup saling mengasihi, apalagi saat kita berani memberikan nyawa atau hidup kita bagi sesama.

Sukacita mengalir bukan pada saat kita menerima sesuatu, melainkan pada saat kita memberi dari kehidupan kita.

Alkitab menjanjikan kepada kita bahwa sukacita yang penuh hadir pada saat kita memberi hidup kita bagi orang lain. 

P.S: Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.

If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!