Family By Ps. Johanes Thelee

JPCC Kota Kasablanka Service 4 (5 Agustus 2018)

Bulan ini kita akan berbicara mengenai tema baru yaitu mengenai Keluarga atau Family. Suka atau tidak suka, kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga. Terlepas dari keluarga kita menyenangkan atau tidak, ada atau tidak ada lagi, sadar atau tidak, kita semua pasti berasal dari sebuah keluarga dan juga produk dari keluarga, We are all Family Product.

Sharing Ps. Johanes – Beberapa waktu yang lalu, anak saya yang lelaki suka memanjat dinding tembok rumah kami. Begitu saya melihatnya, saya langsung khawatir dan segera mengingatkan-nya. Tetapi saya teringat bahwa semasa kecil, saya juga seperti itu. Bahkan saya dulu juga bukan hanya memanjat tembok atau pintu, tetapi juga memanjat ranting-ranting besi yang menopang tangga di rumah kami.

Hal tersebut juga dilakukan oleh anak saya yang lelaki. Sadar atau tidak, kita semua adalah produk dari keluarga dimana kita berasal. Produk itu terkadang belum tentu harus secara jasmani.

Salah satu contohnya adalah kehidupan seorang tokoh bernama Tarzan, yang dibesarkan oleh sebuah “Keluarga” di hutan, dan dia kemudian bertumbuh besar menjadi produk dari keluarga tersebut, dimana dia bisa menirukan suara-suara binatang.

Pada dasarnya, tidak ada keluarga yang sempurna dimanapun kita berada. Yang ada hanyalah momen-momen sempurna yang bisa kita bangun di dalam keluarga.

Sewaktu kecil, saat saya diantar pulang oleh teman saya. Karena rumah saya kecil, saya merasa malu dan suka meminta agar diantarkan di depan rumah orang lain yang lebih besar dan mengaku bahwa itu adalah rumah saya. Tidak ada manusia dan keluarga yang sempurna, begitu juga gereja.

Keluarga biasa-nya datang dan terjadi di dalam dua fase.

1. Fase “You’re Born into a Family”

Fase yang pertama adalah fase dimana kita melihat keluarga sebagai satu unit, “You’re Born into a Family”. Kita semua tidak bisa memilih kondisi disaat kita dilahirkan, baik dari orang tua kita, dan juga dari jenis kelamin. Daam fase ini, kita tidak bisa memilih dan terlahir di keluarga itu.

2. Fase “You Build that Family”.

Fase yang kedua adalah Fase “You build that Family”, dimana kita membangun keluarga tersebut. Salah satu elemen dalam hal ini adalah pernikahan, dimana kita bisa memilih pasangan yang kita inginkan.

Dua Fase ini seringkali berjalan bersamaan, meskipun terkadang dalam membangun sebuah keluarga, ada juga keluarga angkat dimana ada orang tua yang mengangkat seseorang sebagai anak-nya. Tetapi kebanyakan dari kita akan masuk ke dalam dua fase diatas.

Tidak ada keluarga yang sempurna, yang ada adalah keluarga yang ilahi atau Godly Family. Dibutuhkan Tuhan yang sempurna untuk mengubah keluarga yang tidak sempurna menjadi keluarga ilahi atau Godly Family. Pada dasarnya, Keluarga adalah Ide-nya Tuhan, Family is God’s Idea.

Tuhan menggunakan keluarga untuk memenuhi bumi ini, bahkan Tuhan juga menyebut diri-Nya sendiri sebagai seorang Bapa. Keluarga adalah ide-nya Tuhan.

Sangat riskan sekali untuk membangun keluarga tanpa melibatkan Tuhan. Kita perlu menjadikan Tuhan sebagai sumber atau dasar di dalam kita membangun keluarga.

Opening Verse – “Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” ‭‭Mazmur‬ ‭127:1‬ ‭TB‬‬

Keluarga adalah Ide-nya Tuhan, dengan tujuan untuk memenuhi Bumi ini. Kalau kita tidak mengijinkan Tuhan untuk membangun keluarga, semua usaha kita akan menjadi sia-sia.

Keluarga adalah unit terkecil di dalam sebuah komunitas, tetapi tetap memiliki pengaruh atau dampak yang begitu luar biasa untuk mengubah dunia ini. Pernikahan yang kuat akan membentuk keluarga yang kuat, Keluarga yang kuat akan membentuk komunitas yang kuat dan Komunitas yang kuat akan membentuk negara yang kuat. Dengan cara ini-lah kita bisa mengubah dunia kita.

Supporting Verse – “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.” ‭‭Mazmur‬ ‭127:4-5‬ ‭TB‬‬

“Don’t you see that children are GOD ’s best gift? the fruit of the womb his generous legacy? Like a warrior’s fistful of arrows are the children of a vigorous youth. Oh, how blessed are you parents, with your quivers full of children! Your enemies don’t stand a chance against you; you’ll sweep them right off your doorstep.” ‭‭Psalm‬ ‭127:3-5‬ ‭MSG‬‬

Dengan ada-nya Tuhan disaat kita membangun sebuah keluarga, kita akan membangun generasi-generasi muda dengan pribadi yang kuat.

Pahlawan atau Warrior dalam ayat diatas adalah orang-orang yang membangun rumah atau keluarga tersebut dengan mengandalkan Tuhan.

Pahlawan atau Warrior, orang yang membangun rumah atau keluarga dengan mengandalkan Tuhan ini akan melahirkan generasi pahlawan dengan pribadi yang kuat, berdampak untuk mengubah dunia dan tidak gampang dikalahkan oleh musuh.

Sama seperti apa yang kita kerjakan di dalam gereja ini, dimana kita ingin membangun generasi bintang yang berkenan bagi Tuhan dan dihormati oleh manusia, sehingga gereja ini bisa menjadi relevan dan memiliki dampak yang global dimanapun kita berada. Itu sebab-nya, Keluarga atau Family menjadi tema yang penting di gereja ini.

Bagaimana cara kita melakukan ini? Bagaimana kita bisa membangun keluarga seperti kisah diatas? Caranya dengan mengijinkan atau Mengandalkan Tuhan untuk membangun keluarga

Jadikan Tuhan sebagai dasar, dengan mengijinkan Kasih untuk merajai keluarga kita karena pada dasarnya Tuhan adalah Kasih.

Salah satu kata yang dipakai di dalam bahasa aslinya untuk menerjemahkan kasih adalah “Storge”, yaitu Kasih yang bekerja di sebuah keluarga, dipenuhi rasa tanggung jawab, dari orang tua kepada anak, anak kepada para saudara. Kasih yang mengikat diantara setiap level dalam hubungan keluarga.

Selain Storge, kata Kasih di dalam bahasa asli-nya ada berupa “Agape”, “Philia”, dan “Eros”. Storge adalah kata Kasih yang digunakan utamanya di dalam keluarga, a Family Love.

Supporting Verse – “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” ‭‭1 Yohanes‬ ‭4:7-8‬ ‭TB‬‬

Disaat kita menjadikan Tuhan sebagai sumber untuk membangun keluarga, kita menjadikan Kasih sebagai dasar keluarga kita.

Itu sebabnya keluarga adalah tempat dimana kita mengenal kasih yang sejati, belajar untuk menerima dan memberi kasih karena diluar keluarga, kasih yang yang kita temukan bisa jadi tidak murni dan bahaya.

Ada 3 esensi Kasih yang perlu kita mengerti

  1. God is love, Allah adalah Kasih.
  2. Love is Giving. Kasih adalah selalu mengenai memberi. Dan itu sebabnya hal ini perlu terjadi di dalam sebuah keluarga.
  3. Love is a choice to live beyond yourself. Kasih juga adalah sebuah pilihan untuk hidup melebihi diri kita sendiri.

Tanpa pengertian akan esensi kasih, akan sulit untuk membangun rumah tangga kita dengan menjadikan Tuhan sebagai pegangan karena Allah adalah Kasih.

Supporting Verse – “Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.” ‭‭Amsal‬ ‭24:3-4‬ ‭TB‬‬

“Through [skillful and godly] wisdom a house [a life, a home, a family] is built, And by understanding it is established [on a sound and good foundation], And by knowledge its rooms are filled With all precious and pleasant riches.” PROVERBS‬ ‭24:3-4‬ ‭AMP‬‬

Dengan hikmat yang datang dari Tuhan, dan pengertian di atas dasar yang kuat yaitu Kasih dan juga pengetahuan yang kita dapatkan untuk mengisi dengan hal-hal yang baik dan berharga, Rumah atau Keluarga bisa dibangun.

Keluarga adalah tempat dimana terjadinya proses pendewasaan, karena di dalam fase-fase tersebut, hikmat, pengertian dan pengetahuan akan terus dibangun, Kita akan belajar untuk terus menerima kasih, memberi dan mengasihi.

Di dalam fase “you build”, kita akan ada di dalam posisi untuk belajar dan bertanggung jawab. Semua ini adalah bagian dari proses pendewasaan.

Ada banyak orang yang berpikir bahwa keluarga mereka tidak sempurna, mereka berpikir bahwa yang perlu diganti adalah salah satu anggota dari keluarga tersebut.

Tetapi sebenarnya untuk reimagine atau membayangkan kembali keluarga seperti apa yang kita ingin bangun, yang perlu diubah adalah proses pendewasaan-nya, bukan anggota keluarga-nya. Apakah Tuhan menjadi dasar dari keluarga ini?

Supporting Verse – “Children, obey your parents in the Lord [that is, accept their guidance and discipline as His representatives], for this is right [for obedience teaches wisdom and self-discipline]. HONOR [esteem, value as precious] YOUR FATHER AND YOUR MOTHER [and be respectful to them]–this is the first commandment with a promise– SO THAT IT MAY BE WELL WITH YOU, AND THAT YOU MAY HAVE A LONG LIFE ON THE EARTH.” EPHESIANS‬ ‭6:1-3‬ ‭AMP‬‬

Ketika Kita menjadikan Tuhan sebagai dasar untuk membangun keluarga, kita akan bisa melihat sudut pandang Tuhan, dan melihat Perintah Tuhan bukan menjadi suatu keterpaksaan.

Orang tua kita adalah perwakilan Tuhan di dalam hidup kita. Karena kalau kita tidak taat pada sesuatu yang terlihat, bagaimana kita menjadi taat kepada sesuatu yang tak terlihat?

Ketaatan mengajarkan hikmat dan disiplin pribadi, ketika kita taat kepada orang tua kita yang merupakan perwakilan Tuhan, janji yang datang melalui perintah itu akan datang dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa menghidupi kehidupan yang panjang umur di dunia ini.

Bukan hanya untuk kepentingan orang tua, tetapi ada misi yang perlu kita berikan kepada anak kita selanjutnya, yaitu nilai-nilai kerajaan Allah. Sehingga semua ini akan menjadi proses pendewasaan yang menghasilkan pribadi yang kuat dan berdampak bagi dunia ini.

Supporting Verse – “Fathers, do not provoke your children to anger [do not exasperate them to the point of resentment with demands that are trivial or unreasonable or humiliating or abusive; nor by showing favoritism or indifference to any of them], but bring them up [tenderly, with lovingkindness] in the discipline and instruction of the Lord.” ‭‭EPHESIANS‬ ‭6:4‬ ‭AMP‬‬

—————————————-

Notes : Off-Topic, but I also want to ask you to join us in raising funds for our friend, Andika who are currently suffering from Lymphoma Cancer. Andika’s brother is the one who maintain and designed this blog.

It is more blessed to give than to receive. Here are his fundraising website if you’re interested to get more info and help. Thank you and God Bless!

Links to Andika’s Kitabisa Fundraiser :

https://kitabisa.com/survivorcancer