From Death to Life By Ps. Jeffrey Rachmat

Sutera Hall 2nd Service (20 April 2025)

Selamat Pagi, Selamat Hari Paskah buat saudara yang menyaksikan di tempat ini, atau di are overflow maupun secara online. Saya minta saudara ikut bersama saya untuk memberikan apresiasi kepada teman-teman yang sudah melayani dengan luar biasa.

Hari ini kita merayakan Hari Paskah, hari kebangkitan Yesus. Tahukah saudara bahwa yang menarik dan cukup lucu adalah ada banyak orang ingin pergi berziarah ke Israel. Salah satu dari agenda mereka adalah untuk melihat kuburan dimana Yesus dulu diletakkan. Itu adalah satu daerah tujuan dari semua turis disana. Jutaan orang bahkan datang kesana, hanya untuk foto sesuatu yang “kosong”, atau tidak ada apa-apa, itu adalah bukti bahwa Maut telah dikalahkan.

Takukah saudara bahwa manusia di jaman sekarang sudah sangat canggih dan hebat. Manusia bisa membuat begitu banyak hal yang canggih mulai dari pesawat, kapal selam, pesawat antariksa, komputer yang super canggih, teknologi “AI”, teknologi stem cell, bahkan di dunia kedokteran dimana sekarang penyakit kanker sudah tidak lagi menakutkan seperti dulu.

Manusia sungguh hebat sekarang, tetapi dalam semua kehebatan dan kecanggihan manusia, tidak ada yang bisa berurusan dengan kematian. Itu bukan ranah manusia lagi. Belum ada sampai hari ini yang bisa mengalahkan kematian.

Karena untuk bangkit dari kematian dan mengalahkan maut, itu hanya Tuhan yang bisa lakukan, dan untuk itu kita bersukacita karena Tuhan kita bangkit dan sudah mengalahkan maut.

Opening Verse – God raised Jesus from the dead and set him free from the pain of death, because death could not hold him. Acts 2:24 NCV

Itu adalah suatu perayaan yang perlu untuk dilakukan dan seharusnya lebih berarti daripada natal. Sebab natal tidak akan berarti banyak bagi kita orang percaya kalau Yesus tidak bangkit dari kematian. Ini yang seharusnya menjadi landasan Iman kekristenan kita.

Bukan mukjizat atau perkara-perkara yang supranatural atau tentang Kasih dan pengampunan, ada juga yang berpikir bahwa landasan Iman kekristenan adalah pengajaran tentang hidup benar, hidup dalam kesucian, dalam moral integritas, atau malah berupa kehidupan yang berhasil dan menjadi berkat.

Semua itu baik tetapi semua itu bukanlah landasan Iman kekristenan, landasan iman kekristenan kita adalah Kebangkitan Yesus dari kematian. Tuhan sudah menyatakan Kehendak dan RencanaNya dan itu adalah Kabar Baik untuk kita semua.

Kematian bukan akhir, atau sebuah titik, tetapi adalah sebuah koma. Karena barangsiapa mati di dalam Kristus, dia akan mengalami kebangkitan dan hidup yang kekal. Kepercayaan dan keyakinan ini yang melandasi semua ajaran Firman Tuhan.

Di ayat di bawah ini, ada respon sebagian jemaat-jemaat di korintus yang meragukan kebangkitan bagi orang-orang percaya dari kematian.

Supporting Verse – [15] Seandainya tidak ada kebangkitan orang mati, berarti kami sudah berbohong dan mengajarkan yang salah tentang Allah, sebab selama ini kami memberitakan bahwa Allah menghidupkan Kristus kembali. [16] Andaikata benar bahwa orang mati tidak akan dihidupkan kembali, berarti Kristus juga tidak pernah dihidupkan kembali. [17] Dan seandainya Kristus tidak dibangkitkan kembali, percuma saja keyakinan kita, dan kita masih dikuasai oleh dosa! [18] Seandainya tidak ada kebangkitan, berarti saudara-saudari kita yang mati dalam keadaan percaya pada Kristus juga sudah binasa! [19] Seandainya pengharapan kita kepada Kristus hanya berlaku untuk kehidupan di dunia ini saja, kita orang paling malang di antara semua manusia! [20] Tetapi sesungguhnya, Kristus sudah dihidupkan kembali dari antara orang mati! Itulah yang menjadi jaminan bahwa orang-orang lain yang sudah mati juga pasti akan dihidupkan kembali. 1 Korintus 15:15-20 TSI

Yesus adalah permulaan, Buah sulung, yang pertama, prototype, bahwa Allah sudah memulai sesuatu yang baru di dunia, melakukan sesuatu yang mustahil bahwa yang mati bisa dihidupkan kembali. Tidak bisa dirancang dan dilakukan oleh manusia manapun juga dan Ini adalah landasan Iman kekristenan kita.

Upah dosa adalah maut dan akibatnya adalah kematian. Cepat atau lambat, kita semua akan mati karena dosa. Tetapi dosa sudah dituntaskan dan maut sudah dihilangkan, itu sebabnya kita punya pengharapan yang baru. Inilah yang menjadi judul kotbah saya hari ini, “From Death to Life”.

Melalui kebangkitan Yesus, semua yang mati dapat dihidupkan kembali.

Ini kabar baiknya, Janji akan kebangkitan ditawarkan melalui Yesus kepada kita semua yang percaya kepadaNya. Melalui kebangkitan Yesus, semua yang mati dapat dihidupkan kembali.

Alkitab mencatat bahwa setelah Yesus bangkit, Dia beberapa kali menampakan diri baik di hadapan banyak orang maupun juga para muridNya. Pagi ini saya mau mengajak saudara meneliti salah satu kejadian tersebut.

Supporting Verse – [1] Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. [2] Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Yohanes 21:1-2 TB

Dikatakan bahwa Yesus menampakan diriNya, karena memang setelah Yesus bangkit, Dia tidak terus menerus berada bersama dengan MuridNya. Tidak seperti dulu sebelum Dia disalibkan. Bahkan kehadiran Yesus terkesan tiba-tiba dan tidak selalu bisa dikenali muridNya.

Supporting Verse – [3] Kata Simon Petrus kepada mereka: ”Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: ”Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. [4] Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. [5] Kata Yesus kepada mereka: ”Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: ”Tidak ada.” Yohanes 21:3-5 TB

Yang menjadi pertanyaan, mengapa Petrus mencari ikan lagi? Bukankah itu suatu pekerjaan yang sudah dia tinggalkan disaat dia pertama kali dipanggil oleh Yesus 3 tahun sebelumnya? Bukankah Petrus yang sama sudah menerima Nubuatan dari Yesus bahwa dia akan menjadi “Penjala manusia” dan bukan lagi penjala ikan? Mengapa dia kembali menjala ikan, dan bahkan teman-temannya yang lain juga melakukan itu.

Sepertinya Petrus belum bisa mendapatkan sebuah kepastian akan masa depannya, dengan sejak matiNya Yesus di atas kayu salib, meskipun dia tahu bahwa kemudian Yesus sudah bangkit tetapi Yesus tidak selalu bersama dengannya.

Dia mulai kehilangan visi akan masa depannya, dia sudah punya istri dan juga mertua yang tinggal bersamanya, dia punya tanggung jawab secara finansial, dan bisa jadi ini penyebab mengapa Petrus kembali menangkap ikan, kepada profesi masa lalunya karena dia tidak bisa lagi melihat masa depan yang Tuhan janjikan kepadanya.

Tanpa visi untuk masa depan, kita akan selalu kembali ke masa lalu.

Ini yang dilakukan oleh Petrus dan teman-teman yang lain. Bisa dibayangkan apa yang ada di benaknya ketika semalaman dia pergi mencari ikan dan tidak dapat satupun. Mungkin dia merasa kehilangan keahlian dia atau bahkan merasa bahwa Tuhan marah dengannya, mungkin banyak juga pikiran, pertanyaan dan perasaan bersalah yang muncul karena dia kembali kepada masa lalunya, sedemikian rupa sampai dia lupa akan siapa yang bertanya kepadanya.

Supporting Verse – [6] Maka kata Yesus kepada mereka: ”Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. [7] Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: ”Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. [8] Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Yohanes 21:6-8 TB

Dalam hal ini, Yohanes, Murid yang dikasihi Yesus lebih sensitif terhadap suara dan lebih sensitif dalam mengenali kehadiran Yesus yang menjadi gurunya. Dia bilang kepada Petrus, bahwa itu “Tuhan”.

Petrus tidak peduli lagi dengan banyaknya ikan yang ditangkap atau mukjizat yang sedang terjadi saat itu. Bayangkan semalaman dia mencari dan tidak ada satu ikanpun yang mau mampir ke jalanya, dan tiba-tiba ada 153 ikan besar masuk ke jala mereka. Petrus langsung mengenakan pakaian dan terjun untuk menemui Yesus. Alkitab mengatakan bahwa yang terjun hanyalah Petrus.

Supporting Verse – [9] Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. [10] Kata Yesus kepada mereka: ”Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” [11] Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. [12] Kata Yesus kepada mereka: ”Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: ”Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. [13] Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. [14] Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Yohanes 21:9-14 TB

Bukankah Yesus yang tadi memanggil dan bertanya, ”Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?”, memberikan kesan seolah-olah Yesus sedang mencari makan. Dan murid-murid mungkin merasa kesal karena sudah semalaman mencari ikan tetapi tidak dapat satupun dan tiba-tiba ada orang yang menunggu di pantai dan meminta makanan.

Tetapi setelah mereka sudah sampai di pantai, makanan sudah tersedia untuk mereka. Yesus sangat memperhatikan kehidupan murid-muridNya, semalaman mereka mencari ikan dan tidak mendapatkan apa-apa, Dia adalah gembala yang baik.

Tetapi ada yang menarik disini yang seringkali kita tidak perhatikan, yaitu mengenai “api arang” di ayat ke-9. Mungkin hal ini tidak berarti banyak untuk kita. Tetapi saya mencoba mencari konteksnya dan temukan hanya dua kali kata ini muncul di perjanjian baru. Yang pertama sebelumnya muncul di Yohanes 18.

Supporting Verse – [18] Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Yohanes 18:18 TB

[25] Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: ”Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?” [26] Ia menyangkalnya, katanya: ”Bukan.” Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: ”Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?” [27] Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. Yohanes 18:25-27 TB

Disitulah terakhir kali tercatat Petrus melihat “api arang”, dan disitulah Petrus mengkhianati dan menyangkal Pribadi yang paling dia kasihi. Di depan api arang itu, Petrus mengingkar janjinya untuk setia sampai mati kepada Yesus.

Di depan api arang itu, Petrus menemui bahwa dirinya adalah seorang pengecut, bisa jadi dia kecewa terhadap dirinya sendiri, gagal, kehilangan pengharapan. Sama seperti orang yang mati dan tidak punya masa depan, dan itulah yang menyebabkan kenapa dia kembali untuk menjala ikan.

Jadi saudara bisa bayangkan bahwa ini adalah kejadian yang pertama bagi Petrus tentang api arang. Kejadian yang kedua, Tahukah saudara bahwa untuk membuat api arang tidak terjadi begitu saja, Yesus harus membawa kayu untuk membuatnya dan ini adalah sesuatu yang sengaja dilakukan oleh Yesus.

Dan bayangkan disaat Petrus mendarat kembali untuk melihat Yesus dan melihat adanya api arang disana yang dibuat Yesus. Sesuatu pasti muncul dalam pikirannya. Tetapi yang Petrus tidak sadari adalah apa yang akan dia alami di situasi dan kondisi api arang kedua ini tidak sama dengan situasi dan kondisi di api arang yang pertama.

Lucunya Yesus yang mengubah namanya dari Simon menjadi Petrus, tetapi sekarang Yesus yang sama memanggilnya Simon kembali karena dia sedang kembali ke masa lalu.

Supporting Verse – [15] Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: ”Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” [16] Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: ”Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” [17] Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: ”Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: ”Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku. Yohanes 21:15-17 TB

Di Api arang yang pertama, Petrus menyangkal Yesus sebanyak 3 kali, dan di Api arang yang kedua, Yesus memulihkan Petrus dengan 3 pertanyaan tentang Kasih, “Apakah engkau mengasihi aku?”. Sungguh luar biasa.

Yesus sengaja menciptakan kembali momen yang sama, yaitu api arang, dan diatasnya ada ikan dan roti, mengingatkan dia bahwa dia akan kembali menjadi penjala manusia, dan roti berbicara tentang DiriNya sendiri.

Yesus kembali menciptakan momen itu bukan untuk mempermalukan dan menghakimi Petrus tetapi untuk mendatangkan kesembuhan dan pemulihan persis di tempat dimana Petrus gagal. Yesus menemui Petrus di api arang bukan dengan penghakiman tetapi dengan Kasih Karunia.

Api arang adalah pengingat akan kegagalan Petrus di masa lalu dimana ia berusaha untuk mengikuti Yesus dengan kekuatannya sendiri. Tetapi api arang juga sekaligus menjadi tempat pemulihan untuk menjemput masa depan Petrus. Tetapi kali ini bukan dengan kekuatan Petrus sendiri, tetapi dengan Kasih Karunia yang Yesus berikan kepadanya.

Yesus tidak menghapus masa lalu Petrus tetapi Dia menebusnya. Yesus mengubah tempat dimana dia gagal menjadi tempat dimana dia dipulihkan. Api arang yang mengingatkan Petrus akan kegagalannya dan mendatangkan ketakutan, dimana Petrus merasa kecewa dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya pengecut. Tetapi api arang kemudian membawanya kepada pengampunan dan persekutuan yang lebih dalam dengan Yesus.

Yesus mengubah tempat kegagalan menjadi tempat pemulihan.

Api arang yang tadinya menyala membawa penyesalan sekarang berubah menjadi api yang membawa panggilan dan tugas penggembalaan untuk Petrus. Sungguh kisah dan kejadian yang luar biasa.

Kisah ini membawa kabar baik bahwa kebangkitan Yesus yang menebus kita dari dosa dan maut memungkinkan terjadinya transformasi kehidupan, memungkinkan terjadinya restorasi hubungan antara Tuhan dan manusia, dan juga memungkinkan terjadinya pemulihan akan masa depan. Karena masa depan sungguh ada.

Melalui kebangkitan Yesus, semua yang mati bisa dihidupkan kembali. Hari ini ada undangan bagi kita semua untuk hidup di dalam pengertian yang baru, dalam harapan dan realita yang baru. Alkitab menyatakan bahwa semua yang menaruh iman kepada Yesus percaya bahwa semua yang mati dapat dihidupkan kembali, bahkan pada saat kita mati, kita akan dibangkitkan kembali dan mengalami hidup yang kekal.

Transformasi, restorasi dan pemulihan tidak hanya terjadi di masa depan tetapi juga dimulai hari ini.

Apa api arang buat saudara? atau apa api arang saudara? Tempat dimana kita gagal dan kecewa, dan kehilangan pengharapan.

Mungkin hari ini kita berada dalam kondisi yang sama dengan Petrus, kita kehilangan arah dan pandangan masa depan mulai kabur, tidak jelas akan panggilan kita. Atau mungkin kita mulai bertanya-tanya mengapa ini terjadi pada hidupku.

Atau mungkin kita juga datang ke kebaktian paskah ini secara kebetulan bahwa siapa tahu ada mukjizat bagi hidup kita. Yakinlah bahwa tidak ada kebetulan, Tuhan mengasihi kita semua dan biar hari ini Firman Tuhan memberikan jawaban bagi kita.

Biar Firman Tuhan menghidupkan kembali pengaharapan kita yang sudah mulai hilang. Percayalah bahwa Tuhan tetapi setia, Dia adalah gembala yang baik dan Dia bangkit untuk kita semua. Mari kita responi kabar baik ini, take one step at a time, dan alami Kuasa KebangkitanNya.