JPCC Online Service (22 Maret 2020)
Hari ini saya ingin melanjutkan Firman Tuhan dengan Tema Kekudusan atau Holiness. Topik yang penting karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kudus. Disaat Tuhan hadir, maka tempat itu akan menjadi kudus.
Menariknya Tuhan yang begitu kudus dan sempurna ingin mengajak kita yang tidak kudus untuk mengikutiNya dan menjadi sama sepertiNya.
Opening Verse – “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” 1 Petrus 1:15-16 TB
Kebanyakan dari kita saat mendengar kata kudus langsung merasa tereliminasi, saat mendengar kudua mungkin beberapa dari kita akan berpikir sesuatu yang kaku, penuh kepura-puraan dan penuh peraturan, kuno, tidak televan, tidak asik, mengekang, dan susah untuk dilakukan.
Alasan mengapa kita berpikir demikian adalah karena kita suka melihatnya dari lensa hukum, seperti sebuah to-do list yang harus dilakukan.
Selain itu, sebagian dari kita suka merasa gagal dan tidak layak. Kita suka mengungkapkan kata “seharusnya” di akhir tahun, berandai bahwa seharusnya kita bisa hidup lebih sehat, seharusnya bisa jadi orang tua, teman dan pemimpin yang lebih baik, dan sebagainya.
Disaat kita gagal, kita akan merasa menyesal dan frustrasi dan hal ini terjadi berulang-ulang sampai kita menjadi menyerah dan meninggalkan Tuhan.
Ternyata, ada satu tokoh luar biasa di Alkitab yang mengalami ini. Orang ini adalah Rasul Paulus. Dia menulis 2/3 dari perjanjian baru. Mari kita lihat di ayat berikut.
Supporting Verse – “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.” Roma 7:19-26 TB
Paulus mencoba menemukan Root Cause dan core issue dari pergumulan dosa dari dirinya dan juga yang kita alami sekarang, kita tahu apa yang baik dan ingin melakukannya, tetapi kedagingan kita selalu mau yang berlawanan dan suka dengan dosa.
Paulus tidak hanya sekedar menemukan core issue dari hal ini, tetapi dia juga menemukan solusinya bahwa dengan bersyukur kepada Tuhan, karena melalui Yesus, kita bisa diselamatkan. Jesus is the starting point dan awal mulanya.
Hari ini saya ingin membantu kita semua agar punya framework yang tepat mengenai kekudusan.
Ada seorang teolog yang berkata bahwa Kekudusan bukan jalan menuju Kristus, tetapi Kristus adalah jalan menuju kekudusan.
Kita butuh Tuhan untuk menuntun kita dalam hidup yang kudus. Di awal mulanya saat kita diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, sampai dosa masuk dan mencuri identitas kita. Iblis adalah seorang pencuri yang strategis, karena tanpa identitas, kita tidak akan bisa mengakses semua potensi yang Tuhan sudah berikan dalam hidup kita.
Tanpa identitas, kita tidak akan pernah menemukan tujuan hidup kita. Kabar baiknya disaat kita menaruh iman kita dalam Yesus, kita dibenarkan dan dikuduskan melaluiNya, dan mendapatkan identitas kita kembali, kita menjadi AnakNya.
Supporting Verse – “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” Yohanes 1:12 TB
“Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” Galatia 4:7 TB
Apa perbedaan Hamba dengan Anak? Pertama, hamba punya akses yang terbatas, tetapi sebagai anak, maka kita akan bisa memakai apa yang ayah kita punya, akses serta otoritas akan kita miliki, dan bahkan kita juga menjadi pewarisNya.
Kedua, Hamba bisa dipecat jika tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi sebagai anak, sebandel-bandelnya kita, kita tidak akan dipecat oleh orang tua kita. Tidak ada satupun yang bisa membuat kita tidak menjadi anak.
Kita adalah Anak Tuhan dan sudah dibenarkan olehNya. Disaat kita dibenarkan oleh Tuhan, Tuhan yang sepenuhnya bekerja dan sifatnya sempurna, dan hanya diperlukan sekali dan berlaku selama-lamanya.
Supporting Verse – “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2:8-9 TB
“Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.”
Roma 5:15 TB
Tidak ada satupun dari diri kita yang lebih baik dan lebih suci dari orang di sekeliling kita. Karena pada dasarnya kita tidak layak dan tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri sampai Yesus datang dan memberikan pengorbanan yang sempurna untuk kita semua. Kita dibenarkan melalui Yesus.
Setelah kita dibenarkan dalam proses bernama Justification, tentu pekerjaan Tuhan tidak berhenti sampai disini saja. Tujuan keselamatan bukan hanya agar kita bisa masuk ke surga. Tuhan begitu mengasihi dan menerima kita apa adanya, Dia tidak bisa diam dan meninggalkan kita untuk berada di tempat yang sama, Dia punya rencana yang luar biasa untuk kita semua.
Setelah kita dibenarkan dan dikuduskan oleh Tuhan, kita dikuduskan untuk menjadi seperti Yesus. Kita dibenarkan dari dalam dan keluar, diberikan Roh Kudus untuk menuntun dan mengubahkan hidup kita.
Roh Kudus akan membantu kita untuk memberi, dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dia mau agar kita bisa berubah, diubahkan dari dalam keluar dan bentuknya adalah kerjasama.
Dalam proses dikuduskan atau sanctification ini, prosesnya berlaku seumur hidup, dan kita akan selalu diproses. Seperti halnya saya yang tinggal dengan suami saya yang bekerja sebagai Personal Trainer, tetapi hal ini tidak akan membuat saya secara otomatis menjadi sehat, butuh kerjasama dan proses agar saya bisa menjdi sehat dengan mengikuti tuntunan dari suami saya agar saya bisa menjadi sehat.
Begitu juga dalam hubungan kita dengan Tuhan, kata kudus artinya adalah kita dipisahkan dengan tujuan yang mulia. Agar kita bisa menjadi berbeda dari yang lain, bahkan di dalam situasi yang sulit, kita bisa punya respon yang berbeda karena Tuhan ada bersama dengan kita.
Saya ingin berikan beberapa langkah praktis dalam proses dikuduskan :
1. Mendekat
Supporting Verse – “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” Yakobus 4:8 TB
Ayat yang menarik karena hubungan seharusnya bersifat dua arah, Tuhan yang kita sembah selalu ada bersama dengan kita. Tetapi masalahnya adalah kita yang suka menjauh dariNya.
Just because He is present, it doesn’t mean we are in His Presence – Jhonny Herjawan
Membutuhkan sebuah keputusan agar kita bisa mendekat kepadaNya karena hubungan bersifat dua arah. Kita perlu mendekat kepadaNya.
2. Jujur
Salah satu tanda kedekatan kita dengan seseorang adalah keberanian kita untuk jujur kepadanya.
Daud sering disebut Biji MataNya Tuhan, dan kalau kita baca di Mazmur, dia sering marah-marah kepada Tuhan dan berani jujur kepadaNya.
Beberapa dari kita suka tidak berani jujur kepada Tuhan, Tuhan bisa mengatasi kemanusiaan kita, beranilah Jujur kepada Tuhan tentang kondisi kita pada hari ini.
3. Minta Pertolongan
Sama seperti Daud, dia tidak hanya sekedar jujur dan mengungkapkan emosinya, tetapi pada akhirnya dia selalu mengatakan bahwa Tuhan adalah pertolongannya.
Kita bisa meminta pertolongan kepadaNya, karena kita tidak akan mampu jika Tuhan tidak membantu kita.
Berani jujur dan meminta pertolonganNya untuk mengatasi masalah, keegoisan, amarah agar bisa terjadi damai sejahtera dan sukacita dalam hidup kita.
Jesus is the starting point, Dia adalah awal dari segalanya dan akan menolong kita dalam proses untuk menjadi serupa denganNya, agar kita bisa mengalami kehidupan yang Tuhan janjikan. Kita tidak sendirian karena Roh Kudus ada bersama dengan kita. Fokus dengan hal yang benar, jujur dan berani meminta pertolongan kepadaNya.
Perlahan tapi pasti, kita akan bisa mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan, bukan karena kuat gagah kita, tetapi karena Tuhan yang memampukan kita, To God be teb Glory.
Closing Verse – “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” Filipi 1:9-11 TB