JPCC Kota Kasablanka Online Service (3 Mei 2020)
Tidak terasa kita sudah masuk ke dalam bulan yang baru. Di bulan mei ini kita akan memasuki tema bulanan yang baru yaitu “Worship” atau “Penyembahan“. Tema yang begitu saya suka dan hidupi melalui perjanjian pelayanan saya selama lebih dari 30 tahun.
Worship sering diumpamakan dengan lagu praise dan lagu worship, dan seakan-akan mengartikan bahwa worship atau penyembahan ini hanya berupa lagu, lirik atau instrumen yang kita mainkan.
Tetapi penyembahan itu jauh lebih dalam dari musik atau lagu yang kita nyanyikan atau mainkan dalam sebuah kebaktian.
Opening Verse – Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yohanes 4:23 TB
Firman Tuhan tidak berkata bahwa Bapa sedang mencari pemain musik yang demikian, tetapi yang dicari adalah penyembah di dalam roh dan kebenaran, ada sebuah hubungan disana, dan kita diminta untuk menghidupi kebenaran Firman Tuhan dalam hidup kita.
Penyembahan sesungguhnya adalah disaat kita menghidupi Kebenaran dan menyembah Dia dengan penuh ketaatan.
Sharing Ps. Sidney – Beberapa waktu yang lalu saya memanggil anak saya, Charis. Dia sedang sibuk menyimak sebuah video di youtube. Dia tidak menjawab dan menggubris apa yang saya panggil, dan sampai akhirnya saya mendatangi dia dan bertanya apakah dia tidak mendengar panggilan saya kepadanya.
Charis kemudian berkata “Aku dengar, Dad. Tetapi aku sedang menyimak dan mendengarkan sesuatu yang lain”. Seringkali ini yang kita anggap tentang pujian dan penyembahan.
Kita sering mendengar lagu pujian dan penyembahan, tetapi kita tidak sadar bahwa dibalik lagu itu, ada makna dari apa yang kita dengarkan, dan Tuhan bisa berkata kepada kita melalui lagu pujian dan penyembahan ini.
Hearing is listening to what is said. Listening is hearing what is not being said.
Artinya kita mendapatkan makna dari apa yang kita simak. Untuk bisa menyimak dalam kehidupan penyembahan kita bukan sekedar dengan mendengar betapa bagus dan enaknya lagu tersebut, tetapi juga kepada pesan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai PenyembahNya.
Worship is not just about Fast Songs and Slow Songs. Worship is Honoring God with out lives.
Supporting Verse – Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1 TB
Penyembahan kita bukan menikmati lagu pujian penyembahan yang kita suka, tetapi Tuhan mau setiap kita menjadi penyembahNya dengan memberikan kehidupan kita sebagai persembahan kudus, melalui ketaatan dalam keseharian kita.
Penyembahan adalah sebuah komunikasi dan tidak hanya mengangkat tangan saja. Tuhan berbicara kepada setiap kita secara pribadi, dan Dia punya pesan khusus dalam kehidupan kita masing-masing.
Tetapi apakah kehidupan kita benar-benar menyimak apa yang Dia katakan kepada kita? Lagu, lirik dan musik hanya sebuah bagian dari penyembahan dan bukanlah penyembahan yang sesungguhnya.
Beberapa tahun yang lalu saya menemukan ayat ini dan menyadarkan saya bahwa apa yang Tuhan minta bukan hanya sekedar lagu dan musik.
Supporting Verse – Apakah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan , Allah di surga, apabila kita datang untuk beribadat kepada-Nya? Haruskah kita membawa sapi muda yang terbaik untuk dipersembahkan sebagai kurban bakaran kepada-Nya? Apakah Tuhan akan senang kalau kita membawa kepada-Nya beribu-ribu domba atau berlimpah-limpah minyak zaitun? Haruskah kita mempersembahkan kepada-Nya anak sulung kita sebagai tebusan atas dosa-dosa kita? Tidak! Tuhan telah menyatakan kepada kita apa yang baik. Yang dituntut-Nya dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita. Mikha 6:6-8 BIMK
Kalau diterjemahkan dalam bahasa modern sekarang, mungkin pertanyaan yang diajukan di Kitab Mikha ini menjadi “Apakah kita membutuhkan tim sound system, lighting, production, band dan praise worship yang paling jago dan hebat di gereja untuk dipersembahkan kepadaNya?”
3 hal yang diminta Tuhan dari kita untuk menyembahNya, yaitu agar kita bisa berlaku adil, mengamalkan cinta kasih dan memperhatikan orang lain di sekeliling kita serta dengan rendah hati berjalan bersamaNya, ketaatan yang harus kita berikan dalam kehidupan penyembahan kita.
Jadi apa itu Worship dan Penyembahan?
Worship is not only Lifting Up our hands in praising God but also lowering our hands in loving others.
Penyembahan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar mengangkat tangan untuk memuji Tuhan, tetapi juga disertai dengan menurunkan tangan kita untuk melihat apa yang bisa kita lakukan untuk mengasihi dan membantu orang-orang di sekeliling kita.
Saya akan lanjutkan kotbah saya dengan sesi videocall dengan rekan penyembah yang saya hormati, baik sebagai Worship Leader ataupun dalam kesehariannya dengan mengelola JPCC Foundation, dua orang ini adalah Ribka Lucman dan Jhony Herjawan.
Mari kita gali lebih dalam makna dari Penyembahan dari kedua orang tersebut.
Question 1 (Ps. Sidney) : Hari ini kita sedang membahas tentang Worship, dari konteks hanya mengangkat tangan untuk memujiNya, tetapi juga dalam menurunkan tangan kita untuk mengasihi orang yang ada di sekeliling kita. Ribka, sebagai salah satu Worship Leader, Boleh kasih sedikit pandangan dan wejangan tentang Penyembahan ini sendiri?
Answer (Ribka) : Bagi saya, Tujuan utama dari sebuah penyembahan untuk kita bukan hanya untuk memuliakan Tuhan, tetapi juga untuk mengajak dan membuat orang lain ikut memuliakan Tuhan melalui kehidupan kita.
Supporting Verse – “Believe me, woman, the time is coming when you Samaritans will worship the Father neither here at this mountain nor there in Jerusalem. You worship guessing in the dark; we Jews worship in the clear light of day. God’s way of salvation is made available through the Jews. But the time is coming—it has, in fact, come—when what you’re called will not matter and where you go to worship will not matter. “It’s who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That’s the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship. God is sheer being itself—Spirit. Those who worship him must do it out of their very being, their spirits, their true selves, in adoration.” John 4:23-24 MSG
Sebagai seorang Penyembah, bukan hanya kita menyembah Tuhan di hari minggu tetapi juga bagaimana kita menjalani kehidupan kita dari hari senin sampai minggu, apakah orang terdekat kita, terutama keluarga kita, bisa merasakan perubahan kehidupan kita dan juga merasakan adanya Yesus dalam hidup kita.
The way I treat my family is an act of worship. Ada 3 hal yang harus saya jaga dalam kehidupan.
Pertama, adalah Perkataan atau Words. Perhatikan perkataan kita terhadap anak dan pasangan kita, atau bahkan juga kepada orang di sekitar kita. Terutama di masa pandemi yang sulit ini, jangan sampai kita beralasann bahwa kita tidak bisa filter perkataan kita karena masa sedang susah. Jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata yang tidak memberikan kehidupan.
Supporting Verse – Words kill, words give life; they’re either poison or fruit—you choose. Proverbs 18:21 MSG
Kedua, adalah Tingkah laku atau Attitude. The more we worship, the more we can transform our Attitude from negative to positive.
Setiap hari saya belajar untuk memberikan attitude yang terbaik, meskipun dalam situasi yang tidak nyaman sekalipun. Jika kita selalu memberikan tingkah laku terbaik disaat bertemu orang-orang yang kita hormati, demikian juga seharusnya kita bisa memberikan tingkah laku yang terbaik kepada orang terdekat kita seperti keluarga.
Perhatikan gesture dan attitude yang kita tabur dalam keseharian kita, baik itu gesture dalam mendengar, atau reaksi kita saat mengalami penolakan, saat mengalami tekanan, atau bahkan gesture disaat memberikan perintah kepada asisten rumah tangga kita.
Ingatlah bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita menabur love and respect, maka secara otomatis kita akan menuai love and respect.
Ketiga, adalah Perbuatan atau Action. Saya belajar bahwa perbuatan dan perasaan kita tidak perlu berjalan secara bersamaan.
Terkadang perasaan itu menipu dan bisa menguasai pikiran kita sehingga kita tidak mau melakukan hal yang baik dan benar. Itu sebabnya kita perlu mempelajari cara kita berpikir, sehingga dari cara kita berpikir yang positif bisa mengalir action yang juga positif.
Sebagai manusia, daging kita memang lemah, dan ada momen dalam hidup dimana kita merasa malas untuk memberikan attitude yang terbaik dalam keseharian kita. Tapi ada masanya bahwa ketika ini terjadi, Roh Kudus akan mengingatkan kita untuk taat.
Karena oleh Ketaatan, kita bisa menyenangkan hati Tuhan. Gagal dalam ketaatan akan membuat kita kehilangan kesempatan untuk menjadi saluran berkat.
Bayangkan kalau kita menjadi selang air, kalau kita bocor maka kita tidak akan dipakai lagi. Jadi, kalau kita tidak mau taat dan dipakai untuk memberkati orang-orang di sekitar kita, yang rugi adalah diri kita.
Supporting Verse – Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16 TB
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3:23 TB
Apa pun ini berarti semuanya, baik itu besar maupun kecil, baik itu di depan atau tidak terlihat oleh orang yang kita kagumi, apapun itu perbuatlah itu untuk Tuhan. Kalau kita menabur sesuatu yang baik, Surga tidak akan pernah berhutang.
Question 2 (Ps. Sidney) : Powerful statement by Ribka. Penyembahan kita tetap sama baik yang kelihatan atau tidak. Saya juga ingin bertanya kepada Ko Jhony Herjawan untuk bisa share sedikit mengenai hubungan antara penyembahan dengan apa yang kita lakukan untuk membantu sesama.
Answer 2 (Jhony Herjawan) : Thank you, saya ingin memulainya dengan ayat dibawah ini.
Supporting Verse – Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Yohanes 4:21-22 TB
Saya dapatkan bahwa Yesus mengatakan “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal”, hal ini bukan mengenai tempat dan cara kita menyembah, tetapi apakah kita mengenal siapa yang kita sembah?
Not where or how we worship, but do we know who we worship?
Kita diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, dan Tuhan itu adalah Kasih. We are created in and as the image of Love.
Supporting Verse – Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 1 Yohanes 4:7-8 TB
Untuk kita bisa mengenal Tuhan, kita perlu mengasihi Tuhan. Untuk mengasihi Tuhan, kita perlu mentaati perintahNya.
Supporting Verse – “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Yohanes 14:15 TB
Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Yohanes 14:24 TB
Jadi, apakah PerintahNya?
Supporting Verse – “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:36-40 TB
To love God is to obey His command with all your heart, soul, mind and might. That is Obedience.
To love other the way you love yourself. Neraca yang serong merupakan kekejian untuk Tuhan. That is justice and humanity.
Jadi, kalau kita mau menyembah Tuhan yang kita kenal, Kita perlu mengasihiNya dengan mentaati perintahNya, yaitu untuk mengasihi Tuhan dan sesama seperti kita mengasihi diri sendiri, itulah Justice and Humanity.
Worship is the expression overflowing from within as a result of our obedience to His great commandments together with our action of justice and humanity.
Worship could also be manifested through loves we bring beyond the four walls of church into the world as an act of humanity and justice.
Question (Ps. Sidney) : I love that, ini sebabnya saya meminta Ribka dan Ko Jhony untuk share disini. Inilah muka penyembahan dimana penyembahan dengan humanity dan justice saling tidak terpisahkan dan inilah penyembahan yang dilakukan oleh JPCC Foundation, terutama dalam masa pandemi ini.
Mungkin ada kata-kata terakhir dari Ribka dan Ko Jhony sebelum saya tutup kotbah hari ini.
Answer 3 (Ribka) : Kalau buat saya, saya tahu saat ini bukan masa yang mudah dan pasti menyulitkan untuk kita semua. Mungkin bahkan ada diantara kita yang memutuskan untuk menyerah di tengah pergumulan yang tidak bisa dikontrol ini.
Merasa takut, cemas, khawatir adalah hal yang wajar, tetapi ingatlah bahwa kita sebagai penyembah Tuhan punya kuasa untuk mengendalikan perkataan kita, tingkah laku kita dan perbuatan kita. Jadi pastikan apapun yang kita perbuat, lakukan itu untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, sehingga ada joy dan sukacita di tengah keluarga kita dan di tengah badai, dan kita bisa tetap kuat untuk bertahan.
Answer 4 (Jhony Herjawan) : Saya mau menguti ayat di bawah ini.
Supporting Verse – Jadi, untuk saat ini ada tiga hal yang kita harus tetap lakukan: percaya, berharap dan saling mengasihi. Yang paling penting dari ketiganya itu ialah mengasihi orang-orang lain. 1 Korintus 13:13 BIMK
Pada saat kita membawa Kasih untuk mengasihi orang lain, kita membawa Kasih ini keluar dari empat tembok gereja ke tempat dimana orang-orang membutuhkanNya. Kasih akan bersentuhan dengan mereka dan Kasih tidak pernah gagal, mereka juga akan bisa melihat dari dekat bagaimana kita menyembah Allah yang kita kenal.
Closing By Ps. Sidney : Penyembahan bukan sekedar apa yang kita lakukan diatas mimbar, tetapi juga di dalam keseharian kita dengan keluarga, dengan tingkah laku, perkataan dan perbuatan kita. Kita harus keluar dari dinding gereja agar bisa menyembahNya dengan membantu orang di sekeliling kita.
Pada akhirnya, Penyembahan tidak hanya tentang lagu dan musik, tetapi kehidupan penyembahan kita yang sebenarnya adalah saat kita mengangkat tangan kita untuk menyembahNya, dan juga disaat kita menurunkan tangan kita untuk mengasihi orang lain, terutama di musim pandemi seperti sekarang ini, saatnya bagi kita menjadi Penyembah yang benar.