Jasa Antar Barang By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Online Service (10 Mei 2020)

Tidak terasa, kita sudah memasuki minggu kedua di bulan Mei ini. Tema kita bulan ini adalah tentang “Worship” atau “Penyembahan“.

Saya ingin mengingatkan kita tentang apa yang disampaikan Ps. Sidney minggu lalu, bahwa worship bukan hanya sekedar mengangkat tangan kita ke atas untuk menyembah Tuhan, tetapi juga menurunkan tangan kita ke bawah untuk menolong sesama kita.

Kita semua perlu untuk mengerti bahwa :

Opening Verse – Tidak! Tuhan telah menyatakan kepada kita apa yang baik. Yang dituntut-Nya dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita. Mikha 6:8 BIMK

Sayangnya memang selama ini yang menjadi penekanan tentang worship adalah lagu dan seberapa pelan atau kerasnya lagu dan liriknya. Tidak salah, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk menyembah Tuhan.

Kita semua percaya kepadaNya dan dipanggil untuk menjadi Penyembah yang benar. Jadi untuk urusan worship, bukan hanya ditujukan kepada pemusik dan penyanyi saja, malah bisa saja  yang pandai menyanyikan lagu penyembahan belum tentu menyembah dengan benar, pemyembah yang sesungguhnya juga merendahkan tangannya untuk membantu sesama.

Di Alkitab hanya dicatat kejadian Penyembahan nyanyian puji-pujian oleh Yesus, yaitu di ayat berikut :

Supporting Verse – Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. Matius 26:30 TB

Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. Markus 14:26 TB

Jelas disini bahwa ada unsur dan cara lain daripada sebuah Penyembahan. Kata Worship pertama kali muncul di Alkitan bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan lagu, musik atau tarian.

Supporting Verse – Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Kejadian 22:1‭-‬5 TB

Menarik sekali karena disebutkan Ishak anaknya yang tunggal itu, kita tahu bahwa Abraham mempunyai anak terlebih dahulu dengan Hagar, seorang pelayan dari istri Abraham. Anak mereka bernama Ishmael, tetapi Alkitab menyatakan bahwa Ishak adalah anak tunggal Abraham dan yang telah dijanjikan kepadanya.

Ishak inilah yang harus dipersembahkan kepada Tuhan. Memang luar biasa Iman Abraham, Dia begitu taat kepada Tuhan, bahkan sampai rela menyerahkan anaknya yang tunggal dan telah dijanjikan serta ditunggu begitu lama olehnya.

Perkataan Iman yang dikatakan oleh Abraham kepada kedua bujang juga merupakan pernyataan iman. Abraham beriman bahwa Tuhan tidak akan membiarkan Tuhan membunuh anaknya sendiri.

Kata sembahyang inilah yang dimaksud dengan Worship, bukan dilakukan dengan nyanyian pujian di gedung yang besar, melainkan dengan iman, ketaatan dan pengorbanan. Kegiatan penyembahan yang dilakukan Abraham adalah kegiatan iman yang didasari oleh ketaatannya akan Perintah Tuhan untuk mempersembahkan korban terbaik yang ada padanya.

Iman, Ketaatan dan Pengorbanan adalah sebuah elemen dan unsur dasar dari Penyembahan.

Sekarang, kita akan melihat meskipun kata Worship pertama kali disebut di ayat ini, tetapi sebenarnya kegiatan penyembahan bisa kita lihat dari keluarga pertama di dunia ini, yaitu keluarga Adam.

Supporting Verse – Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Kejadian 4:3‭-‬5 TB

Siapa yang mengajarkan kepada Kain dan Habel untuk memberikan Persembahan? Tentunya pastinya Adam sebagai ayah mereka.

Yang bisa kita pelajari dari Persembahan Habel dan Kain adalah ada persembahan yang berkenan kepada Tuhan, dan ada juga yang tidak diterima olehNya.

Jadi, kita harus tahu bahwa tidak semua Penyembahan diterima oleh Tuhan.

Supporting Verse – Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman Tuhan semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?” Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?” Dengan cara menyangka: “Meja Tuhan boleh dihinakan!” Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman Tuhan semesta alam. Maka sekarang: “Cobalah melunakkan hati Allah, supaya Ia mengasihani kita!” Oleh tangan kamulah terjadi hal itu, masakan Ia akan menyambut salah seorang dari padamu dengan baik? firman Tuhan semesta alam. Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman Tuhan semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu. Maleakhi 1:6‭-‬10 TB

Disini kita lihat bahwa Tuhan tidak mau menerima persembahan UmatNya karena mereka tidak mempersembahkan yang terbaik. Mereka bahkan mempersembahkan barang yang mereka sendiri tidak mau untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Our Worship expresses our reverence to God.
Penyembahan kita menggambarkan Penghormatan kita kepada Tuhan.

Supporting Verse – Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: “Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!” Kamu berkata: “Lihat, alangkah susah payahnya!” dan kamu menyusahkan Aku, firman Tuhan semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman Tuhan . Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman Tuhan semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa. Maleakhi 1:12‭-‬14 TB

Kalau kita ingin menerima Berkat Tuhan, maka kita harus belajar untuk memberikan yang terbaik kepadaNya. Kalau kita datang untuk menyembah Tuhan, maka kita harus mempersembahkan apa yang berkenan di HatiNya, bukan suka-suka kita seperti apa yang dilakukan Bangsa Israel di ayat diatas.

Untuk mengetahui apa yany berkenan di Hati Tuhan, kita perlu membangun hubungan dengan Tuhan. Kita perlu mengenalNya dengan sungguh-sungguh.

Penyembahan adalah Sarana untuk datang atau masuk ke Hadirat Tuhan.
Jangan berhenti dalam HadiratNya saja, kita perlu masuk lebih dalam untuk mengenal siapa yang kita sembah.

Dalam masa PSBB, kita tidak mudah untuk bisa keluar rumah dan harus memesan atau belanja online. Ada begitu banyak kurir yang mengantar barang ke rumah Kita, namun saat mereka datang, mereka tentu akan berhenti di halaman rumah kita saja.

Mereka tahu nama kita, karena tugas mereka adalah mengantar barang yang kita order, tetapi mereka tidak mengenal siapa kita.

Hal ini mirip dengan mental orang-orang yang bergereja dengan mental yang sama, yaitu mental jasa antar barang. Mereka masuk hanya sampai hadiratNya, datang dengan nanyian dan terkadang juga dengan uang persembahan, dan mereka datang hanya untuk sekedar absen tetapi tidak pernah mengambil waktu untuk mengenal pemilik Rumah, yaitu Yesus.

Akibatnya mereka tidak tahu apakah persembahan yang mereka bawa berkenan atau tidak di mata Tuhan. Itu sebabnya saya tidak heran jika suatu hari mereka akan merasa capai dan kecewa dengan Tuhan.

Jadi, jangan cuman sekeda ikut ibadah saja, tetapi kenalilah Tuhan dan bangun hubungan denganNya. Dia merindukan ketaatan kita, itulah tanda hormat dan menandakan hubungan kita kepadaNya.

Supporting VerseTetapi Samuel berkata, “Manakah yang lebih disukai TUHAN, ketaatan atau kurban persembahan? Taat kepada TUHAN lebih baik daripada mempersembahkan kurban. Patuh lebih baik daripada lemak domba. 1 Samuel 15:22 BIS

Ini adalah perkataan Nabi Samuel kepada Saul, karena Raja Saul berpikir bahwa dia sudah mempersembahkan korban kepada Tuhan. Padahal dia sebenarnya tidak mentaati perintah Tuhan sepenuhnya. Saul berpikir bahwa karena sudah memberikan Persembahan kepada Tuhan, maka itu seperti Barter dan membuat dia bisa hidup sesuai apa yang dia inginkan.

Jangan sampai kita ikut berpikir seperti Saul. Obedience is better than Sacrifice.

Supporting Verse – Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Markus 7:6‭-‬8 TB

Yang dikatakan munafik oleh Yesus adalah sekelompok orang-orang Farisi  dan para ahli taurat karena mereka mempersoalkan hal-hal yang tidak dipersoalkan oleh Yesus. Sedangkan dalam hal-hal yang dikehendaki oleh Tuhan malah tidak mereka lakukan. Mereka terlihat berdoa dan bernyanyi dengan begitu panjang dan heboh, tetapi hati mereka begitu jauh dari Tuhan.

Supporting Verse – Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.1 Samuel 16:7 TB

Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: “Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Markus 12:38‭-‬44 TB

Yesus mengetahui isi hati setiap orang, yang Tuhan kehendaki dalam penyembahan adalah pengenalan akan Tuhan.

Supporting Verse – Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Yohanes 4:22‭-‬24 TB

Tuhan kita adalah Tuhan yang begitu bisa dikenali jika kita datang untuk menyembahNya dengan benar. Kenali siapa yang kita sembah dan nanyikan, jangan hanya datang ke rumahNya untuk mengantar barang dan kemudian pergi.

Saya akan tutup dengan ayat dan kejadian dari Abraham.

Closing Verse – Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “ Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan , akan disediakan.” Kejadian 22:6‭-‬14 TB

Perhatikan, bahwa semua terjadi sesuai apa yang Abraham imani, dia sudah mengatakannya terlebih dahulu. Dia juga mengatakan kepada Ishak bahwa Tuhan akan menyediakan korban bakaran dan itu jugalah yang terjadi.

Sebuah perkataan Iman, Abraham mengenal Allah sebagai Allah yang menyediakan atau Jehovah Jireh. Apakah kita mengenal Allah yang sama?

Kenanilah Allah yang menyediakan, bukan hanya apa yang Dia bisa sediakan tetapi kenalilah juga PribadiNya. Abraham berkata-kata sebelum dia bisa melihat realitanya. Imannya didasari akan pengenalan dia kepada Tuhan yang dia sembah.

Kalau kita mengenal Tuhan dengan baik, maka penyembahan selalu akan mengalir dalam hidup kita, taat tanpa keraguan, memberikan persembahan yang terbaik tanpa perlu takut kekurangan, mengucap syukur senantiasa dan nyanyian pujian akan keluar dari mulut kita setiap waktu, bukan hanya di hari minggu saja.

Penyembahan yang benar keluar dari hati dan bukan hanya di bibir saja. Sebagai bentuk ketaatan dan ekspresi Iman kita kepada Tuhan sambil selalu memberikam yang terbaik sebagai korban yang berkenan, dan semua ini bertujuan untuk membangun hubungan dengan Tuhan.

Untuk mengenal Yesus secara pribadi karena mengenal Tuhan yang sangat mulia merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa untuk kita sebgai seorang manusia yang tidak mulia.