JPCC Online Service (11 October 2020)
Semangat sangat penting karena menggambarkan kekuatan roh atau hati kita. Kita perlu Firman Tuhan sebagai lensa untuk melihat keadaan kita dan sekitar kita agar pengertian dan sudut pandang kita berubah, karena kita mulai melihat keadaan dari perspektifnya Tuhan.
Di tahun 2020 ini, Kesehatan menjadi topik utama bagi banyak orang di dunia. Dengan menyebarnya virus Covid-19, kita disadarkan akan begitu pentingnya kesehatan. Bukan hanya sehat secara fisik tetapi juga secara mental dan spiritual.
Inilah yang menjadi pembahasan kita di Bulan Oktober, karena banyak yang tidak menyadari bahwa sehat itu adalah berkat dari Tuhan sampai mereka kehilangan kesehatan mereka.
Sehat bukanlah kondisi yang permanen, artinya kalau kita sehat hari ini bukan berarti kita akan sehat selamanya. Sehat adalah sebuah kondisi yang harus dicapai dan kemudian dipertahankan setiap saat.
Demikian juga kesehatan dalam pernikahan, keuangan dan lainnya. Tubuh sehat mempunyai sistem Imun yang kuat dan menjadikan kita tidak mudah terkena penyakit. Sehat merupakan standar atau ukuran untuk kita dapat melakukan sesuatu secara maksimal.
Karena kesehatan berhubungan langsung dengan kekuatan, baik secara individu atau institusi. Kita dapat berprestasi dengan maksimal kalau kita sehat. Seorang atlit harus membatalkan pertandingannya jikalau diketahui bahwa dia tidak sehat disaat hari pertandingannya.
Tentu Kehendak kita adalah agar kita sehat, baik secara tubuh jasmani kita dan terutama sehat dalam kerohanian kita. Seorang pencipta tentu mengharapkan agar yang Dia ciptakan dapat berfungsi dengan maksimal, karena Nama Dia dipertaruhkan disana.
Minggu lalu kita sudah mendengar dari ayat 3 Yohanes 1 yang berkata :
Opening Verse – Saudara yang saya kasihi, doa saya, kamu akan berhasil dalam segala hal dan sehat secara jasmani— sama seperti kehidupan rohanimu sehat. 3 Yohanes 1:2 TSI
Kebenaran itu pararel dan berhubungan antara yang rohani dan alami, antara yang kelihatan dan tidak kelihatan. Dalam bahasa latin dikatakan : “Mens Sana In Corpore Sano” dengan artian bahwa dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
Sehat secara jasmani itu penting tetapi secara rohani lebih penting lagi. Kalau kita sehat secara mental dan spiritual maka hidup kita bukan tempat yang ideal untuk iblis bekerja. Sehat itu bukan tentang perasaan saja karena banyak orang yang merasa sehat kemudian dikejutkan dengan tiba-tiba jatuh sakit.
Sebenarnya kita baru bisa dibilang sehat kalau kita sudah diperiksa atau melakukan yang namanya Check-Up. Perusahaan dikatakan sehat kalau sudah diaudit karena sehat itu ada indikatornya.
Ada angka tertentu yang perlu dicapai sebagai batas aman untuk menyatakan sehat atau tidak. Keseimbangan adalah kunci kehidupan, Balance is the key of life.
Ketidakseimbangan akan menimbulkan gangguan pada kesehatan dan juga menyebabkan kejatuhan. Hal ini harus segera diteliti penyebabnya dan apa yang perlu diseimbangkan kembali agar bisa menjadi sehat dan berfungsi kembali.
Ini bukan hanya berlaku dalam kesehatan saja tetapi juga di dalam keuangan. Kalau neraca keuangan tidak seimbang maka pasti ada kesalahan dan perlu segera dicari. Demikian juga area kehidupan yang lain.
Supporting Verse – Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Efesus 5:15-17 TB
Kehendak Tuhan adalah supaya agar kita sehat. Bebal itu artinya sukar mengerti dan tidak tajam pikirannya dan cepat dalam menanggapi sesuatu. Kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh akan pola hidup kita, apa yang kita makan dan minum dalam keseharian kita, begitu juga saat kita beristirahat.
Disaat kita melakukan check up, biasanya yang diambil dari tubuh kita adalah darah, air seni atau kotoran. Sebab dengan memeriksa apa yang keluar dari tubuh kita, laboratorium dapat menemukan apa yang masuk ke dalam tubuh kita.
Supporting Verse – “Setiap orang tahu: Kalau mau makan buah yang enak, ambillah dari pohon yang baik. Buah dari pohon yang tidak baik pasti tidak enak. Karena setiap pohon dinilai dari buah yang dihasilkannya. Hei! Kamu keturunan ular berbisa! Bagaimana mungkin kamu orang jahat mengeluarkan kata-kata yang baik?! Karena kata-kata yang keluar dari mulut orang tergantung dari hati orang itu. Kalau orang itu baik, hatinya juga baik, maka kata-kata yang keluar dari mulutnya juga baik. Kalau orang itu jahat, hatinya juga jahat, maka kata-kata yang keluar dari mulutnya juga jahat. Matius 12:33-35 TSI
Perhatikan kata-kata seperti apa yang sering keluar dari mulut kita, apakah kata-kata yang pahit dan negatif, penuh makian, umpatan, amarah dan dusta? Atau sebaliknya kata-kata yang membangkitkan semangat? Yang positif, manis, pujian penyembahan dan ucapan syukur?
Hal ini penting karena ini merupakan indikator akan apa yang sedang terjadi dalam hidup kita. Dalam pola hidup sehat yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah istirahat karena manusia tidak didesain untuk bekerja secara terus menerus tanpa berhenti.
Istirahat adalah waktu dimana kita menghentikan aktifitas untuk mengumpulkan kembali kekuatan. Baik itu berupa liburan, rekreasi atau tidur. Selain kuantitas, kualitasnya juga penting. Karena kalau kita tidur lama tetapi tidak lelap, maka kita tidak akan mendapatkan kualitas istirahat yang baik.
Atau kita ada waktu liburan panjang, tetapi terus sibuk check email dan telpon kesana kemari, itu namanya kerja di tempat liburan. Di Alkitab dari sejak awal penciptaan kita bisa melihat PolaNya Tuhan yang seharusnya kita ikuti.
Supporting Verse – Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kejadian 1:5 TB
Kita lihat dari pertama Tuhan sudah menerapkan pola dalam menghitung hari. Hari selalu dimulai dari petang atau malam, dikatakan bahwa jadilah petang dan jadilah pagi sebagai hari pertama. Malam adalah waktu untuk beristirahat dan pagi adalah waktu untuk bekerja secara umum.
Kualitas istirahat kita menentukan kualitas pekerjaan kita. Jika tidur kita tidak cukup dan tidak berkualitas, maka tidak heran jika kita tidak mendapatkan hasil terbaik dari apa yang kita lakukan di waktu pagi hari.
Your rest determine your performance.
Mari kita lihat kejadian yang ada di ayat berikutnya.
Supporting Verse – Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31 TB
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:1-3 TB
Karena hari itulah Dia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya. Tuhan sendiri sudah mencontohkannya dan kalau kita perhatikan, satu-satunya hari yang diberkatiNya adalah hari Ketujuh, yaitu haru Istirahat.
Artinya dalam keadaan istirahat dan tidak aktif sekalipun, kita tidak perlu kuatir karena tetap ada Berkat Tuhan. Mungkin ada yang berpikir bahwa kalau begitu kita istirahat terus saja biar selalu diberkati, tetapi ketahuilah hari yang diberkatiNya hanyalah satu sedangkan di hari-hari yang lain, Tuhan mengharapkan kita untuk aktif karena Dia sudah memberkati kita untuk menjadi produktif dan berbuah banyak.
Istirahat atau Liburan bertujuan supaya kita dapat mengembalikan kekuatan kita untuk kembali bekerja dengan kapasitas penuh, seperti battery yang sudah full dicharge.
Mari kita buka ayat berikut.
Supporting Verse – Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Markus 6:30-32 TB
Disini murid-murid Yesus kembali berkumpul setelah mereka diberi kuasa oleh Yesus untuk pergi mengabarkan berita baik dan membebaskan orang-orang yang terbelenggu oleh kuasa jahat. Mereka kembali untuk melaporkan kepada Yesus apa yang mereka kerjakan.
Supporting Verse – Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Markus 6:12-13 TB
Tentu perlu diketahui bahwa Murid-murid Yesus masih sangat muda dan mereka kembali dengan pengalaman mengusir setan dan menyembuhkan orang banyak. Bisa dibayangkan bagaimana antusiasme mereka untuk bisa melakukan apa yang guru mereka lakukan.
Namun begitu tahu bahwa mereka sibuk pelayanan sampai tidak sempat makan, Yesus langsung menyuruh mereka untuk pergi ke tempat yang sunyi dan beristirahat. Dalam terjemahan Indonesia hal ini begitu jelas dan kalimat “marilah beristirahat” ini dinyatakan dengan tanda seru dan merupakan kalimat perintah.
Yesus mengajar MuridNya bahwa meskipun mereka dilengkapi dengan kuasa supranatural, tetapi mereka tidak boleh mengabaikan hal-hal yang alami. Yesus tidak mau bahwa hal tidak sempat makan menjadi kebiasaan para MuridNya. Karena jika menjadi kebiasaan maka yang terjadi adalah ketidakseimbangan yang menyebabkan MuridNya rentan akan sakit.
Mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
Biasanya sebelum kita jatuh sakit, ada gejala atau symptom yang merupakan early warning system atau peringatan dini dari tubuh kita. Kalau peringatan dini ini dikenali dan diresponi dengan baik maka kita bisa terhindar dari sakit.
Di beberapa kamar kecil terutama di bandara saya sering melihat informasi yang menggambarkan warna air seni kita. Karena dari warna air seni kita dapat mengetahui apakah asupan air di tubuh kita cukup atau tidak.
Kita dianjurkan untuk minum air putih kalau air seni kita mulai berwarna kuning, supaya kita tidak mengalami dehidrasi. Warna air seni perlu diperhatikan karena menolong kita untuk mengenali yang namanya gejala.
Masalahnya tidak semua kita terlatih untuk mengenali gejala sehingga kita gagal mengenali peringatan dini dan jatuh sakit. Banyak orang mengalami kelelahan mental karena mereka tidak memperhatikan gejala yang timbul atau tidak mengenali peringatan dini.
Karena disaat peringatan dini terlewatkan maka dengan berselangnya waktu rasa sakit akan muncul. Rasa sakit baik secara fisik maupun yang dialami di hati sebenarnya adalah sinyal yang dikirimkan tubuh ke otak kita untuk memberitahu kita bahwa ada sesuatu di tubuh kita yang tidak berfungsi dengan benar, terjadi ketidakseimbangan, atau ada sesuatu yang melampaui daya batas tubuh, atau bahkan ada sesuatu yang berpotensi membahayakan tubuh kita.
Rasa sakit memang tidak menyenangkan dan kita mau agar bisa segera bebas dari rasa sakit ini. Tetapi kalau kita masih bisa merasakan sakit, itu sebenarnya adalah tanda kalau kita sehat.
Sharing Ps. Jeffrey – Ada seorang dokter senior yang setiap kali bertemu dengan saya sebelum masa Covid-19 ini lebih senang melakukan high five daripada menjabat tangan saya. Dia selalu melakukannya dengan keras. Pertama kali kejadian saya merasa kaget karena telapak tangan saya langsung terasa panas setelah high five dengannya.
Kemudian buru-buru dia katakan bahwa kalau kamu masih merasakan panas artinya kamu sehat, karena sistem syaraf masih berfungsi dengan baik dan memberikan pesan ke otak. Saya baru tahu dan sejak saat itu bertemu kali selalu high five dan tidak menjabat tangan.
Contoh lainnya sewaktu memasak tangan saya menyentuh wajan dan saya merasakan sakit nyeri panas. Pada saat itu ada syaraf di tangan saya yang memberikan pesan cepat ke otak, memberitahukan adanya bahaya dan memerintahkan saya agar segera menarik tangan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Bayangkan jika saya tidak mampu merasakan sakit pada saat tangan saya memegang wajan itu? Maka yang matang bukan hanya makanan tetapi juga tangan saya.
Jadi sebenarnya kemampuan untuk merasakan sakit merupakan berkat tersendiri. Karena rasa sakit bersikap melindungi dan merupakan sebuah karunia. Bukan saja melindungi tetapi rasa sakit punya tujuan.
Pain has a purpose. Kita perlu mengubah pola pikir kita tentang rasa sakit karena meskipun Tuhan mau kita hidup sehat dan hidup tanpa penyakit tetapi bukan berarti kita bebas dari rasa sakit. Rasa sakit atau pain merupakan bagian dari kehidupan, tidak ada yang namanya hidup tanpa kesakitan. Rasa sakit yang kita rasakan menandakan bahwa kita masih hidup.
Orang sehat kalau mau maju dan berhasil harus belajar untuk berteman dengan rasa sakit. Pernahkan kalian mendengar istilah “No Pain, No Gain?” Kalau mau juara harus tahan menderita, seorang atlit harus berlatih mati-matian setiap harinya dengan porsi yang terus ditambah menjelang hari pertandingannya.
Atlit tersebuh sudah belajar menahan rasa sakit dari latihan yang dilakukannya karena ada tujuan yang mau dia capai. Penderitaannya adalah persiapan untuk memperoleh Keberhasilan. Rasa sakit punya tujuan. Pain has a purpose, the greater the pain, the greater the purpose.
Bukankah kita semua dilahirkan dalam kesakitan? Ibu kita harus melewati kesakitan yang luar biasa untuk mendapatkan kita. Healthy things grow, yang sehat pasti bertumbuh. Istilah ini sering dipakai , terdengar keren tetapi banyak yang tidak siap dengan kenyataannya karena pertumbuhan berarti perubahan, dan perubahan itu biasa membawa kesakitan atau penderitaannya sendiri.
Sharing Ps. Jeffrey – Beberapa hari lalu anak terkecil saya, Max merasakan sakit di bagian giginya, ternyata setelah diperiksa ada gigi graham yang mau muncul. Hal ini menandakan bahwa dia mengalami pertumbuhan. Istilahnya adalah growing through pain.
Manusia sebenarnya rela dan punya kemampuan untuk menahan rasa sakit selama mereka punya tujuan dari rasa sakit tersebut. Setiap kali saya reflexi saya juga sering merasa sakit, tetapi karena saya mengenali tujuan dari rasa sakit itu, saya jadi bisa menikmatinya. Yesus rela melalui rasa sakit dan penderitaan dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia berdosa yang Dia kasihi.
Supporting Verse – “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:21-24 TB
Dengan kata lain rasa sakit dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan orang yang percaya kepadaNya. Sehat bukan berarti akan lepas dari rasa sakit dan penderitaan.
Supporting Verse – “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13 TB
Tuhan tidak menghilangkan perkaranya, tetapi dia memberikan kekuatan kepada kita untuk menanggungnya. Rasul Paulus mengerti bahwa Tidak ada yang tidak dapat dia tanggung selama Tuhan memberikan kekuatan kepadanya. Demikian juga dengan tidak ada yang tidak dapat kita tanggung selama Dia memberikan kekuatan kepada kita. Jadi disaat kita berdoa, lebih baik untuk meminta diberi kekuatan daripada meminta diangkat rasa sakitnya.
Supporting Verse – “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Roma 8:17-18 TB
Jadi di dalam Tuhan, penderitaan kita ada tujuanNya. Rasa sakit kita ada tujuanNya. Mutiara terbentuk ketika ada serpihan pasir yang masuk ke dalam tubuh tiram. Pasir tersebut sangat mengganggu, menimbulkan iritasi dan memberikan sakit yang luar biasa dalam tubuh tiram, sehingga tiram mulai mengeluarkan lapisan untuk menutupi rasa sakitnya. Kenyataannya pasir itu tidak pernah hilang sebab kalau pasir itu tidak hilang, tiram akan berhenti mengeluarkan lapisan dan tidak ada mutiara yang terbentuk.
Tetapi karena pasirnya terus ada dan menimbulkan rasa sakit yang semakin besar, maka tiram terus menerus membentuk lapisan yang bertumpuk-tumpuk untuk menutupi rasa sakit. Sama seperti Rasul Paulus yang meminta duri di dalam dagingnya untuk Tuhan ambil, tetapi jawaban Tuhan kepadanya adalah :
Supporting Verse – “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:7, 9 TB
Rasa sakitnya terus ada, dan Tiram terus menerus mengeluarkan lapisan sampai akhirnya terbentuk mutiara yang sangat indah dan mahal harganya. Dari kesakitan yang sangat mengganggu diubahkan menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Purpose gives value to the Pain. Tujuan memberi nilai pada rasa sakit.
Teman saya, Dr. Robi Sonderreger mengatakan bahwa jika kita bisa memahami rasa sakit maka rasa sakit itu tidak lagi akan melumpuhkan kita. Dan bahkan jika kita bisa menemukan tujuan dari rasa sakit itu, itu memungkinkan kita untuk menanggung rasa sakit yang lebih besar.
Sebagai Anak Tuhan, kita harus percaya jika Tuhan mengijinkan rasa sakit itu ada, maka pasti ada tujuan yang baik. Itu sebabnya jangan menyerah, put your Hope in God. Mendekatlah kepadaNya dan mintalah kekuatan yang baru sehingga semangat kita tetap ada.
Saya bukan bermaksud mengecilkan penderitaan yang kita hadapi dan saya sadar betul bahwa kita ada di dalam masa yang sangat sulit. Begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan, pendapatan, usaha, kesulitan cashflow, hutang, ditipu. Secara fisik mungkin kita sehat tetapi semua kejadian ini membawa rasa sakit yang sangat mendalam. Atau bahkan sampai terkena Covid-19.
Yang saya mau katakan adalah pakai rasa sakit ini untuk menjadi keuntungan kita. Rasa sakit ini akan membuat kita menjadi lebih kuat, baik dan berharga. This pain will make us better, stronger and more precious than before.
Tetapi untuk itu kita perlu belajar untuk melihat rasa sakit dengan kacamata yang berbeda. Kita sudah belajar bahwa rasa sakit sebenarnya membawa pesan, jadi dengarkan rasa sakit kita.
Pesannya mungkin bisa berupa sudah waktunya kita berhenti mengandalkan kekuatan diri kita sendiri dan mulai mengandalkan Tuhan, mungkin bisa juga membawa pesan untuk berhenti melakukan kebiasaan yang buruk dan berdosa, mungkin membawa pesan untuk memulai usaha yang selama ini dipikirkan tetapi takut untuk dikerjakan, mungkin juga membawa pesan bahwa sudah waktunya mandiri dan tidak bergantung pada orang tua dan orang lain, mungkin juga membawa pesan untuk keluar dari pergaulan keliru yang membawa kita jauh dari Tuhan, Mungkin juga membawa pesan untuk mendekat dan mulai melayani Tuhan, mungkin juga membawa pesan agar kita bisa kembali pulang ke rumah kepada istri dan anak kita, mungkin juga membawa pesan agar kita bisa beristirahat, mungkin juga membawa pesan untuk kita memaafkan orang yang bersalah kepada kita atau sebaliknya. Setiap rasa sakit membawa pesan yang berbeda-beda kepada setiap orang.
So, listen to your pain. Karena kalau kita dapat menemukan tujuanNya maka kita akan dapat menanggungnya. Responi itu dengan benar dan tidak menyerah, maka kita menempatkan nilai pada rasa sakit itu. Saya berdoa agar rasa sakit kita bisa menghasilkan mutiara yang indah dan mahal harganya yang akan menjadi bagian dari kesaksian hidup kita.
Your mess became your message, Your test become your testimony. Bukti bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan untuk orang yang mengasihiNya. Saya berdoa agar Mazmur 30:11 akan menjadi bagian dari kita.
Closing Verse – “Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku!” Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,” Mazmur 30:11-12 TB.
Tuhan Yesus memberkati kalian semua, agar semangat kalian bisa muncul kembali dan tidak menyerah.