JPCC Kota Kasablanka (Service 2 dan 3) 20 Mei 2018
Ketika saya bepergian dan berbicara dengan jemaat, saya dapati bahwa begitu banyak orang masih memiliki hubungan yang kurang baik dengan Tuhan.
Saya sebelumnya ingin meminta maaf karena saya tidak bisa hadir kesini selama beberapa tahun, hal ini dikarenakan saya harus menjadi bagian dari tim penasihat Presiden Donald Trump dalam proses Penandatanganan Perppu Kebebasan Beragama di Amerika Serikat
Untuk mengartikan kata Kasih; Cinta; Sayang. Apa Perbedaan-nya? Ada dalam perbedaan konteks karena di dalam bahasa Yunani ada 4 kata yang memberi arti kata kasih, sementara dalam bahasa inggris hanya ada 1 kata yang bisa dIgunakan dalam berbagai aplikasi.
Kita tidak akan mengerti penggunaan kata tersebut sampai kita mengerti konteks-nya.
Pertama adalah “Eros”, atau Kasih yang spontan, termasuk dalam ketertarikan secara seksual, cinta kasih yang penuh gairah dan bertindak tidak terencana, belum pernah dipikirkan sebelumnya, tidak diduga sebelumnya, tidak bisa dijelaskan namun sifatnya sangat dasyat.
Kedua adalah Kata “Philia” – Phileo, yaitu Kasih yang diungkapkan antara para teman, ketika diungkapkan sang pemberi memberikan dirinya kepada yang menerima.
Kasih yang mengikat hubungan masyarakat, melampaui suku, budaya, agama, bertoleransi. Kasih yang datang secara ilahi, terlepas dari kondisi yang memecah belah.
Ketiga adalah “Storge“, yaitu Kasih yang bekerja di sebuah keluarga, dipenuhi rasa tanggung jawab, dari orang tua kepada anak, anak kepada para saudara. Kasih yang mengikat diantara setiap level dalam hubungan keluarga.
Terakhir adalah “Agape“, ini adalah jenis kasihNya Tuhan. Kasih Agape bersifat supranatural. Ketika dosa datang, merusak “Eros” menjadi eksploitasi dan terkorupsi.
Begitu juga dengan ketika dosa masuk ke dalam “Philia” merusak rasa hormat kita kepada sesama kita. Ketika dosa masuk ke dalam “Storge”, terjadi-lah hal-hal seperti incest, dsb. Pada awalnya adalah Agape yang membawahi ketiga kasih tersebut.
Opening Verse – Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Yohanes 17:22 (TB)
“I have given them the glory you gave me, so that they may be one, as we are–– John 17:22 NLT
Agar kita menjadi satu, Tuhan memfokuskan kepada kesatuan.
Supporting Verse – Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Yohanes 17:23 (TB)
I in them and you in me, all being perfected into one. Then the world will know that you sent me and will understand that you love them as much as you love me. John 17:23 NLT
Pada kebaktian pertama, saya mengajar sesuatu yang terdorong oleh Roh Kudus dan merupakan kata-kata nubuat untuk gereja ini, dan saya percaya bahwa pesan itu akan memperlengkapi kita semua dengan kata-kata dan pola pikir yang tepat untuk bisa membahasakan tanggung jawab sosial kalian yang hidup di dalam negara yang punya populasi muslim terbesar di dunia.
Pada saat kami mendengar tentang apa yang terjadi di surabaya, kami langsung berdoa untuk keamanan dan keluarga kalian, beserta kesatuan yang perlu ada untuk bisa meresponi krisis yang ada. Sangat penting untuk mengerti hubungan kita sebagai orang kristen dengan budaya dimana kita tinggal.
Di kebaktian kedua, saya mulai membagikan mengenai 4 hal penting yang perlu kita yakini di dalam hubungan antara kita dengan Bapa di Surga. Saya ingin melanjutkan apa yang saya ajarkan disana di kebaktian ketiga.
Hubungan adalah jaringan yang menopang kehidupan, Relationship are the network of life, All progress and development in the human family is based on the quality of our relationship.
Kita berpindah dari satu tingkat ke tingkatan berikutnya dalam hidup ditentukan oleh hubungan, Tuhan selalu membawa seseorang untuk memberikan kepada kita informasi dan pintu masuk yang selalu datang dalam hubungan yang baru.
Ada 4 tata kelola yang perlu kita kuasai dalam kehidupan, baik dalam mengelola waktu, talenta, keuangan, dan hubungan yang kita bina.
Hubungan bisa menjadi yang paling penuh tantangan untuk dikelola atau dibina, namun pada waktu yang bersamaan merupakan bagian yang paling penting.
Tapi saya ingin bicara mengenai membina hubungan, dan dikaitkan dengan hubungan yang kita punya dengan Tuhan.
Saya sangat terinspirasi oleh pujian penyembahan tadi (No Longer Slaves Lyric) yang berkata bahwa Aku adalah Anak Bapa di Surga.
Suatu pernyataan yang penuh dengan isi yang mendalam, karena terbangun di dalam kalimat ini adalah identitas kita di dalam Tuhan.
Disaat Musa bertanya kepada Tuhan, Siapakah yang harus saya katakan, Dia yang mengutus aku?, jawaban-Nya adalah “I am”, atau Aku adalah Aku.
Jadi disaat kita menyatakan “Aku adalah“, dan menghubungkan rasa identitas itu dengan Bapa di Surga, maka itu adalah pernyataan yang sangat amat dahsyat. Kita sedang menyatakan hubungan yang sangat istimewa dengan Bapa Pencipta Langit dan Bumi, menjadi bagian dari Pribadi yang berkata “Aku adalah”.
Itu sebabnya di perjanjian baru kita dengarkan berkali-kali Yesus mengatakan bahwa “Aku adalah Roti hidup”, “Aku adalah Jalan kebenaran dan hidup”, “Aku adalah sang gembala yang baik”, “Aku adalah sang penyembuh”, berulang kali Yesus mengatakan identitas Dia dengan Bapa Surga.
Pertanyaan-nya, Apa itu artinya bahwa saya Anak Tuhan? Bagaimana itu dihidupi?
1. All Relationships are based on Trust.
Setiap hubungan selalu didasarkan oleh rasa percaya, dan rasa percaya akan kita berikan pada standard kebenaran yang ada.
Jadi semakin benar kadar kebenaran yang diungkapkan di dalam sebuah hubungan, maka semakin tinggi rasa percaya.
Itu sebab-nya Yesus berkata bahwa Dia bukan hanya Jalan, tapi juga Kebenaran. Karena kebenaran sangat amat penting untuk menjadi bagian dari percaya.
Pada saat kebeneran rusak, maka rasa percaya juga hilang. Itu sebabnya perkataan kita dalam sebuah hubungan sangat penting.
Semua hubungan didasari oleh rasa percaya, saya ingin katakan ini dengan “istilah manusia”, bahwa jauh lebih gampang bagi Tuhan untuk menyelamatkan kita dan membawa kita masuk dalam kerajaan-Nya melalui kelahirab baru, meskipun kita tahu bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Tapi dalam bahasa manusia, hal yang sangat penuh tantangan dan membutuhkan proses adalah meyakinkan kita untuk percaya kepada-Nya dan harus terjadi setiap hari. Jadi seperti selayaknya hubungan manusia yang berdasarkan rasa percaya, begitu juga hubungan kita dengan Tuhan.
Semakin kita percaya sedalamnya kepada Tuhan, semakin kuat hubungan kita kepada-Nya, dan semakin besar buah yang tumbuh di dalam-Nya.
2. All Relationships have Expectations.
Semua hubungan ada ekspektasi, Setiap hubungan yang kita masuki ada ekspektasi, terlalu sering kita abaikan ini dan masuk ke dalam asumsi.
Berbahaya untuk memasuki suatu hubungan dengan penuh asumsi. Jadi agar hubungan bisa berjalan baik, maka ekspektasi yang ada harus jelas dan masuk akal, serta harus jelas disampaikan.
Penting sekali untuk setiap hubungan yang kita masuki dan bersedia untuk berkomitmen di dalamnya, agar terlebih dahulu kita tanyakan apa yang mereka harapkan dari kita dan juga sebaliknya.
Itu akan memperkuat dan melindungi hubungan yang kita masuki, kekecewaan tidak hadir karena apa yang kita temukan terjadi tetapi karena apa yang kita harapkan tidak terjadi.
Dan pada saat kita memasuki sebuah hubungan dan tidak menemukan apa yang kita harapkan, maka kita akan menjadi kecewa. Tingkat kekecewaan kita ditentukan dari jarak apa yang kita harapkan terjadi dengan realita apa yang terjadi.
Kita perlu untuk mengambil waktu untuk mempertimbangkan semua hubungan yang kita masuki, menyadari tanggung jawab untuk menjelaskan apa ekspektasi di dalam hubungan tersebut, baik dalam hubungan pribadi, hubungan bersama-sama dan bahkan hubungan dalam perusahaan.
Pada saat semua ekspektasi tidak ditulis dan dijalankan dengan jelas, maka akan terjadi kekecewaan antara kedua belah pihak, begitu juga saat kita menjadi anggota gereja seperti JPCC.
Kita akan punya ekspektasi tertentu dari hubungan yang kita bina dari gereja dan punya hak untuk berharap, begitu juga gereja yang punya ekspektasi dan hak untuk berharap sesuatu dari kita. Semua hubungan akan punya ekspektasi.
3. All Relationships have Intentions.
Setiap hubungan punya intensi dan kita harus bertanya, “Intensi-mu apa terhadap hubungan ini? Hubungan ini mau dibawa kemana? Bagaimana mengembangkan hubungan ini?
Setiap hubungan punya intensi, Saya punya 7 anak lelaki dan tidak punya anak perempuan, dan jika saya punya anak perempuan dan ada anak lelaki yang mendekati anak perempuan saya, saya akan langsung menanyakan pertanyaan ini untuk menilai mereka.
Jadi pada dasarnya jika kita mau punya hubungan yang kuat, kita harus membawa hubungan tersebut melalui sebuah proses, tidak setengah hati dan apa adanya. Kalau tidak, kita akan menyesal karena kita pernah menjalin hubungan tersebut.
4. All Relationship have Motivations.
Setiap hubungan ada Motivasinya, Kita harus tahu apa yang menjadi motivator buat kita di dalam hubungan ini, terutama jika ini menjadi sebuah hubungan yang dikuasai oleh Kasih.
Love is a desire to benefit the one loved at the expense of self whereas Lust is the desire to benefit self at the expense of others.
Kasih adalah niat untuk menguntungkan pihak yang dikasihi dengan pengorbanan diri sendiri. Sebaliknya nafsu adalah penyelewengan dari Kasih yang Tuhan tetapkan, yaitu Niat untuk mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain.
Jadi Kasih punya keinginan untuk memberi sementara Nafsu mempunyai keinginan untuk mengambil.
Saat kita membina hubungan, Kita perlu tahu apa dia mengasihi atau sebaliknya nafsu kepada kita. Kalau dia mengasihi, dia akan mengucapkan kata-kata kehidupan dalam hidup kita. Dan sebaliknya jika dia nafsu, dia akan mengeksploitasi diri kita dan membuangnya.
Apa yang kita dapatkan dari nafsu semuanya akan kita benci, tetapi apa yang kita dapatkan dari kasih akan membuat kita bersemnagat untuk terlibat di dalamnya.
Semua hubungan selalu didasari rasa percaya, punya ekspektasi, punya intensi dan motivasi.
Apa yang berlaku dalam hubungan manusia juga berlaku dengan hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan Tuhan didasari rasa percaya, punya ekspektasi, apa yang kita harapkan dari Tuhan dan sebaliknya.
Hubungan kita dengan Tuhan juga punya intensi, apa yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup kita. Hubungan kita dengan Tuhan juga punya Motivasi, yang berupa satu kata yaitu Kasih. Motivasi Bapa di surga adalah kasih.
Ini yang menegaskan landasan, disinilah kita mempertimbangkan kata Alami atau Nature.
Keberadaan Alamiah seseorang adalah isi daripada karakternya, termasuk temperamen mengendalikan, yang mempengaruhi pikiran, motif, sikap dan bahkan tindakan-nya.
Jadi, penting untuk kita mengerti sifat dari siapapun juga yang kita jalin hubungan-nya, terutama dengan Tuhan.
Saya temukan saat saya berkeliling, orang Kristen bisa punya hubungan yang tidak sehat dengan Bapa di Surga, mereka mengasihi Tuhan tetapi tidak punya pengertian mendalam mengenai apa yang terjadi dan diterjemahkan dalam setiap harinya.
Apa artinya jika seseorang berkata “I Love You”?
Apa yang secara nalar bisa diharapkan dari kata-kata tersebut, agar kita bisa memahami cinta kasih Tuhan kepada kita, kita harus mengerti sikap alami Tuhan dan karakter yang mendalam, kecenderungan Tuhan untuk mempengaruhi semua perkataan dan tindakan-Nya.
Kalau tidak, kita akan bingung dengan bagaimana caranya Tuhan mengasihi kita, Tuhan bersifat abadi dan tidak pernah berubah, Dia bukan Pribadi yang bisa berperasaan seperti kita, masalahnya adalah karena bagaimana Alkitab yang menggunakan kata untuk memanusiakan Tuhan atau “Anthromorphize”, itu membingungkan kita.
Kalau kita bicara bahwa Tuhan abadi dan tidak berubah, artinya Dia tidak akan pernah bisa berubah.
Supporting Verse – “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Ibrani 13:8 TB
Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sama hari ini dan selama-lamanya. Keabadian Tuhan tidak tunduk pada perubahan ruang dan waktu, Tuhan juga tidak melewati dan dipengaruhi oleh perasaan manusia, kita tidak akan bisa melakukan sesuatu yang membuat perasaan Tuhan berubah kepada kita.
Karena kalau kita bisa mengubah perasaan Tuhan, maka itu akan membuat dia tergantung kepada perbuatan kita, tetapi Tuhan tidak seperti itu, dia tidak bergantung secare emosional, dan tidak naik roller coaster manusia secara perasaan.
Dia adalah Alpha dan Omega, Sang Awal dan Sang Akhir, Dia tidak melewati sebuah proses untuk mengumpulkan informasi dan kemudian bisa melakukan hal itu pada hidup kita.
Tuhan juga maha tahu, Dia tidak akan kaget dengan segala sesuatu yang kita lakukan, atau bahkan membuat Tuhan kecewa.
Tuhan tahu semua dari kita dan tetap mengasihi kita, dan itu sangat penting karena jika kita tidak mengerti hal ini, maka kita akan terjebak dengan pemikiran dimana akan ada waktu dimana Tuhan mungkin marah terhadap apa yang kita lakukan dan katakan, dan menyebabkan kita menjadi ragu akan cinta kasihnya Tuhan kepada kita.
Semua ini karena kita menaruh Tuhan di dalam tingkatan manusia, padahal Tuhan jauh di atas semua itu.
Pertanyaan-nya, mengapa kita temukan di Alkitab perkataan-perkataan seperti “Tuhan marah, itu menyenangkan Tuhan, itu menyakitkan hati Tuhan, Tuhan bersedih, atau Tuhan bahagia”.
Semua itu karena upaya manusia untuk membuat Tuhan dapat dipahami dengan tingkatan pemikiran manusia.
Kita “Anthromorphize” atau memanusiakan Tuhan, menempelkan karakteristik yang sifatnya manusiawi, untuk menolong dan memahami kalau seandainya Tuhan manusia, seperti itu perasaannya. Tapi Dia tidak perlu merasakan itu karena Tuhan jauh diatas itu.
Pertanyaannya, bagaimana cara Tuhan bisa mengasihi kita?
Karena semua perasaan yang muncul karena kata Kasih bersifat sekunder, karena Kasih tidak berpusat pada perusahaan tetapi berpusat pada pilihan bebas, Kasih berpusat pada kehendak, karena berdasarkan pada pilihan dan keputusan yang kita buat.
Kíta tidak jatuh dan keluar dari cinta, kita memilih untuk mengasihi, dan itu sebabnya kita bisa mengasihi dan mencintai dengan tanpa syarat dan tanpa pengorbanan.
Jika kita memahami ini, maka kita akan mengerti bahwa Tuhan mengasihi kita tanpa pengecualian, Tuhan mengasihi kita tanpa syarat dan penuh pengorbanan.
Tidak ada satu momen dalam waktu, atau bahkan satu milisecond dalam hidup bahwa Tuhan akan berhenti mengasihi kita.
Ada 4 hal yang kita harus yakinkan untuk memiliki Hubungan yang Sehat dengan Tuhan
Bicara soal Keyakinan atau Conviction, artinya keyakinan di dalam hati dan pikiran agar kita tidak punya rasa takut, rasa ragu yang menggoncangkan keyakinan kita ini.
Keyakinan kita ini artinya tidak bisa terubahkan, tidak bisa di-negosiakan, karena keyakinan akan menjadi bertambah kuat di bawah tekanan.
Bicara soal Keyakinan ini, 4 hal yang saya bagikan ini akan membuat anda menjadi orang yang tidak bisa digoyahkan, terubahkan, bisa ditawar dan menjadi kuat di bawah tekanan dalam hubungan anda dengan Tuhan.
1. God Loves You
Tuhan mengasihi kita, Dia mengasihi kita untuk menebus kita, Dia mengasihi kita dengan penuh pengorbanan dan tanpa syarat.
Sharing DR. A.R. Bernard – 46 tahun lalu disaat saya dan istri menikah, kami punya alasan mengapa kami saling mengasihi, pada saat pengertian kami tenta cinta kasih semakin dewasa, kami menyadari bahwa disaat punya persyaratan, maka kami juga punya alasan dan disaat persyaratan ini tidak dipenuhi, maka akan ada kekecewaan dalam hubungan.
Pada saat kami menjadi dewasa dalam cinta kasih kami, 46 tahun kemudian kami tetap mengasihi dengan cara yang mendalam, saling mencintai tanpa alasan. Artinya cinta kasih kami tidak bersyarat atau unconditionally. Saya harap semua pernikahan yang ada di gereja ini juga bisa bertumbuh sampai kesini.
2. God creates you for a Purpose.
Tuhan menciptakan kita untuk Maksud dan Tujuan, Tidak peduli kondisi kelahiran kita, kita bukan sebuah kecelakaan.
Tidak peduli kondisi kita masuk sejarah peradaban manusia, kita bukanlah kesalahan dan kecelakaa, Tuhan menciptakan kita untuk sebuah maksud dan tujuan.
3. God creates you for Achievement and Fulfillment.
Tuhan menciptakan kita untuk pemenuhan atau kekuasaan.
4. God Believes in You.
Tuhan percaya kepadamu. Disaat seseorang percaya kepada kita, itu akan mengeluarkan inovasi, kreatifitas, inspirasi yang akan melahirkan perkara-perkara yang hebat. Tuhan percaya kepada Kita.
Saya tidak akan pernah mau mengorbankan anak saya di kayu salib kepada seseorang yang memberontak kepada saya, tetapi Tuhan rela untuk melakukan hal itu. Itu adalah investasi terbesar dalam diri kita semua.
Supporting Verse – ““For this is how God loved the world: He gave his one and only Son, so that everyone who believes in him will not perish but have eternal life.” John 3:16 NLT
Tuhan merancang kita dengan cara yang sangat khusus, memberikan kita karunia, talenta, kemampuan, dan kepribadian yang spesifik.
Dia memberikan Karunia, Talenta dan kemampuan serta kepribadian, dengan sebuah panggilan yang sesuai dengan semua ini.
Kita bicara soal percaya kepada Dia, tetapi Tuhan-lah yang percaya kepada kita.
Supporting Verse – “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” Matius 13:24-30 TB
Tuhan begitu percaya dengan apa yang Dia invenstasikan kepada diri kita semua, dan tahu bahwa apapun lingkungan-nya, kita bisa terus bertumbuh dan muncul layaknya perumpamaan diatas. Tuhan sudah menabur dan menginvestasikan dalam hidup kita.
Tuhan mengasihi kita, menciptakan kita untuk sebuah maksud dan tujuan, untuk sebuah pencapaian dan pemenuhan janji dan juga percaya kepada kita.
Apa artinya bahwa Tuhan atau bahkan seseorang yang berkata bahwa mereka mengasihi kita, saat seseorang mengasihi kita, artinya mereka senantiasa ingin menguntungkan kita.
Ingat bahwa kita sedang berbicara tentang Tuhan, Dia tidak naik turun perasaan-nya seperti manusia. Dia memegang janji-Nya.
Supporting Verse – Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29:11 (TB)
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28 TB
Fakta-nya adalah bahwa Tuhan mengasihi kita artinya bahwa Dia selalu senantiasa bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Di dunia kita selalu memberikan nilai manusia atau memanusiakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada nilai itu seperti Mickey Mouse.
Ketahui Bahwa Tuhan mengasihi kita senantiasa, masalahnya ada di kita, tetapi dengan rasa percaya dan iman kepada-Nya, kepada keberadaan Dia yang tidak pernah berubah, kita bisa bertumbuh dalam hubungan ini, dan membina hubungan yang sehat dengan Bapa kita di surga.