JPCC Sutera Hall 2nd Service (11 August 2024)
Selamat pagi dan apa kabar semuanya? Welcome to JPCC dan juga kepada teman-teman kami yang bergabung secara online dimanapun anda berada. We welcome you to Church! Kita masih ada dalam seri pengajaran “Healthy Me“. Kita belajar begitu banyak hal Dari Ps. Jose dan Bpk Jonny Herjawan minggu lalu, Dan di bulan ini kita belajar bahwa Kehendak Tuhan bagi kita semua ciptaanNya adalah agar kita semua menjadi utuh baik secara tubuh, jiwa dan roh.
Opening Verse – [23] Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tesalonika 5:23 TB
Sempurna dalam artian disini berarti dewasa, ingat bahwa tubuh, jiwa dan roh ini tidak dapat terpisahkan. Karena apa yang terjadi pada salah satunya akan membawa dampak kepada yang lainnya. Itu sebabnya Tuhan mau agar kita menjadi utuh, oleh karena itu mengelola tubuh, jiwa dan roh untuk menjadi sehat dan utuh adalah bagian dari penyembahan kita kepada Tuhan. Minggu ini kita akan fokus dan berbicara tentang kesehatan jiwa kita, atau disebut juga “hati” atau “soul”, karena kesehatan jiwa kita, semua yang kita rasakan dikendalikan oleh pemikiran dan hati kita.
Saat ini kita sedang hidup di dalam dunia yang “stressful”, penuh dengan tantangan, kesulitan, dan beban kehidupan dan itulah sebabnya kita perlu melatih mental dan hati kita agar lebih tangguh dan tidak mudah menyerah dan rapuh karena kesehatan jiwa, hati dan pemikiran kita menentukan kesehatan seluruh keberadaan kita. Itulah sebabnya kotbah minggu ini berjudul “Membangun mental yang Tangguh”, to have a resilient mind.
Untuk memulai, saya ingin bertanya kepada anda semua.
- Apakah anda pernah kehilangan seseorang yang anda kasihi? Seperti patah hati atau mengalami perceraian? Pernah ditipu?
- Atau mungkin anda pernah mengalami kerugian dalam hal bisnis atau masalah keuangan, atau ada juga yang mengalami trauma masa lalu atau sedang ada di dalam masalah keluarga?
- Atau anda juga pernah mengalami keguguran atau sebaliknya sedang berjuang mempunyai keturunan? Atau mengidap penyakit yang berat?
- Atau orang yang anda kasihi dan sayangi sedang atau pernah menghadapi penyakit mental seperti dementia atau depresi dan suicidal?
Semua disini tentu pernah mengalami salah satu diatas and ketahuilah bahwa “You are not alone”, saudara tidak sendirian, karena yang namanya masalah atau beban kehidupan, kita tidak sendirian. Kita bisa melihat bahwa ternyata yang namanya masalah dan penderitaan itu tidak memandang bulu, selama kita masih hidup dan bernafas, kita pasti akan mengalami itu semua.
Disaat ada seorang yang meminta saya mendoakan mereka agar tidak ada masalah lagi dalam hidup mereka, saya selalu menolaknya karena itu berarti dia meminta saya untuk mendoakan dia agar bisa segera menghadap ke Bapa. Karena satu-satunya waktu dimana kita tidak mengalami masalah adalah saat kita berulang ke rumah Bapa.
Sharing Ps. Sidney – Saya sendiri sebenarnya tidak punya cerita kehidupan yang mulus karena disaat masih kecil, orang tua saya bercerai di awal tahun 1980an, saya masih berumur 10 tahun, dan saya dengan mama saya, dengan kedua kakak saya, Tessa dan adik saya, Nova pergi ke Amerika.
Kehidupan kami disana miskin dan sangat sederhana, selama 2 tahun kami harus tinggal di motel dan saya harus tidur di lantai. Beberapa kali kami harus share 1 bungkus indomie dan kemudian dibagi menjadi 4 di antara kami, saya juga hidup kacau dan sering berurusan dengan polisi. Dan disaat saya berusia 17 tahun, saya berjumpa dengan Yesus dan hidup saya kemudian diubahkan.
Saya mulai hidup untuk Kehendak Tuhan tetapi yang namanya beban, masalah dan tantangan hidup masih terus datang dan di tahun 1995 saya pulang kembali ke Jakarta untuk melayani Tuhan, saya mengalami banyak masalah kesehatan dimana ada tumor di tiroid saya di tahun 2019, dan saya juga kehilangan pendengaran di telinga kiri saya karena “Meniere Syndrome” di tahun 2017, dan juga ada masalah vertigo dan lain sebagainya.
Saya masih berjuang sampai saat ini dan yang namanya masalah selalu ada. Hidup itu sulit dalam setiap musim namun saya juga sangat amat yakin bahwa Tuhan tetap baik dan memegang kendali dalam setiap musim. Tanpa Iman dan pengharapan kepada Yesus, tidak mungkin saya berada disini.
Saya yakin bahwa semua manusia punya tantangan, kesulitan dan kekuatiran tentang keuangan, pekerjaan, kesehatan dan keluarga, bahkan sampai tekanan di media sosial. Ada beberapa dari kita yang merasa lelah dalam musim hidup ini, karena itu penting bagi kita untuk bisa belajar bagaimana membangun jiwa yang kuat, mental yang resilience, sebuah ketangguhan mental sebagai pengikut Kristus di jaman ini karena itulah yang Dunia nantikan.
Jadi apa itu ketangguhan mental atau Mental Resilience?
Mental resilience adalah kemampuan kita (ability) untuk mengatasi tantangan dalam bentuk atau ukuran apapun yang menghadang kita. Ketangguhan mental tidak hanya membantu kita mengatasi situasi yang sulit tetapi juga membantu kita mencari cara untuk melangkah maju.
Sebagai pengikut Kristus, kita harus punya jiwa yang tangguh dan tidak mudah menyerah dalam segala kondisi Dan musim kehidupan. Mental yang Tangguh tidak berbicara tentang kehidupan yang lepas dan tanpa kesulitan, tetapi ketangguhan mental membantu kita mengatasi situasi yang sulit dan mencari cara untuk melangkah maju.
Dalam setiap musim hidup saya yang sulit dan bergumul dengan penyakit seperti “Meniere Syndrome”, ada begitu banyak orang yang bertanya “Koq bisa sih? Ga kecewa sama Tuhan? gimana caranya?”, Jujur saya tidak pernah merasa saya kuat karena saya tahu kekuatan saya berasal dari Tuhan.
Cara agar kita menjadi Pribadi yang punya jiwa atau mental yang Tangguh. Cara kita berpikir akan membentuk cara kita merasa dan Bertindak.
Ini adalah fondasinya, “our thoughts” yang akan membentuk cara kita merasa dan bertindak. Kita hidup di jaman yang sebenarnya terbalik sekali, karena kebanyakan orang cepat bertindak tanpa berpikir dan hanya bergantung akan perasaan mereka.
Pola pikir kita akan mempengaruhi Keputusan kita, dan Keputusan kita akan mempengaruhi tindakan kita, dan tindakan kitalah yang akan membawa perubahan hidup. Hidup kita berubah karena tindakan dan juga rutinitas atau kebiasaan hidup kita. Kita tidak berubah hanya karena kita berpikir soal itu, tetapi kita berubah karena kita Bertindak. Tetapi yang menjadi fondasi adalah pola atau cara kita berpikir.
Supporting Verse – [2] Janganlah berpikir dan bertingkah seperti orang di dunia ini, tetapi biarlah Allah mengubah di dalammu dengan pola pikir yang baru. Dengan demikian kamu bisa membedakan dan menerima apa itu kehendak Allah, semua yang baik, menyenangkan Allah dan sempurna. Roma 12:2 AMD
Kita berubah bukan karena Self Book atau Seminar-seminar yang kita ikuti, yang mengubah adalah Tuhan dan KuasaNya. Dia mengubah kita dengan pola pikir yang baru, dari dalam keluar. Tanpa adanya perubahan pola pikir dan hati maka tidak akan adanya perubahan hidup.
Ubahlah pola pikir kita dengan pola pikir Kristus Yesus dan apa yang Alkitab ajarkan. Tuhan akan memberikan kita hikmat dan kekuatan tetapi yang menjaga hati kita bukan Tuhan tetapi diri kita sendiri, itu adalah tanggung jawab kita. Kita yang menjaga hati, jiwa dan pikiran yang sehat.
Supporting Verse – [23] Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB
[1] Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? [2] Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Mazmur 121:1-2 TB
Artinya jika fokus kita hanya kepada hal-hal yang negatif, maka jangan heran jika yang keluar dari hidup kita hanyalah hal-hal yang negatif. Apa yang kita fokus akan menjadi jawaban kita, fokus kita kepada Tuhan. Ketangguhan dan ketahanan kita (atau kekurangannya) bergantung pada dimana kita mencari pengharapan. Our resilience (or lack of it) depends on where we look for hope.
Pengharapan kita bukan sebuah kata kerja atau kata benda, melainkan adalah seorang Pribadi bernama Yesus Tuhan. Kalau kita mengerti ini, ini adalah dasarnya dan kita akan bisa mengubah pola pikir kita dalam menjalani Dunia, jadi apapun beban Dan kesulitan yang kita hadapi, kita akan bisa menghadapinya dengan perspektif yang berbeda.
Pertanyaannya, Apa yang hari-hati ini menjadi fokus dalam hidup kita? Karena your input determines your output. Apa yang saudara masukkan dalam pikiran dan hati kita, itu yang akan keluar dari tindakan dan hidup kita, terutama dalam rutinitas kita sehari-hari.
Ada 5 faktor yang berperan penting dalam membangun ketahanan mental
1. Komunitas or Community
Itu sebabnya gereja sangat dibutuhkan di dunia, orang yang punya ketangguhan mental hidup di dalam sebuah komunitas karena Tuhan mendesain manusia untuk menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi stress, trauma dan beban ketika mereka berada dalam lingkungan yang aman dan sehat. Orang yang punya mental Tangguh hidup di dalam komunitas.
Supporting Verse – [24] Dan hendaklah kita saling memperhatikan, supaya kita dapat saling memberi dorongan untuk mengasihi sesama dan melakukan hal-hal yang baik. [25] Hendaklah kita tetap berkumpul bersama-sama, dan janganlah lalai seperti orang lain. Kita justru harus lebih setia saling menguatkan, sebab kita tahu bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang. Ibrani 10:24-25 BIMK
2. Kesadaran Tinggi or Self-Awareness
Orang yang mentalnya Tangguh sangat terbuka dan tahu kapan untuk mencari pertolongan dari satu dan yang lain. Karena manusia sejak awal diciptakan pada dasarnya cenderung untuk menyembunyikan diri mereka disaat ada masalah, padahal kata psikolog, jika kita mau sembuh, kita perlu mengungkapkan sisi tersembunyi diri kita.
Di dunia yang serba cepat ini, manusia jarang berhenti untuk bisa memahami dan menyatakan hal ini, untuk memiliki kesadaran yang tinggi menjadi orang yang terbuka dan authentic agar bisa membangun jiwa yang Tangguh dan resilient.
Supporting Verse – [16] Karena itu, saya mendorong kalian semua untuk membuka hati kepada teman seimanmu dan saling mengakui pelanggaran-pelanggaranmu terhadap TUHAN, supaya kita bisa saling mendoakan. Dengan demikian kita akan diampuni dan disembuhkan. Doa orang benar sangat berkuasa dan besar pengaruhnya. Yakobus 5:16 TSI
Kita sebagai gereja harus menghilangkan “stigma” bahwa orang gereja hanya perlu didoakan dan tidak perlu terapis atau ounseling saat menghadapi depresi. Seeking help and counsel is not a sign that you are weak, but a sign that you are wise. Mencari bantuan dan nasihat bukanlah tanda anda lemah, namun tanda anda bijaksana.
3. Pengendalian diri (Self Regulation)
Orang yang mentalnya tangguh pandai mengendalikan reaksi atau respon mereka dalam setiap keadaan. Pengendalian diri adalah sebuah celah antara apa yang sedang terjadi kepada kita dan respon atau reaksi kita terhadap itu. Reaksi kita ini yang disebut pengendalian diri.
Orang yang resilient, mentalnya tangguh adalah orang yang pandai mengendalikan reaksi atau respon mereka dalam segala musim kehidupannya. Memanfaatkan waktu untuk bisa mempertimbangkan apa yang benar serta nilai-nilai kita sebelum kita Bertindak.
Reaksi saudara terhadap masalah, dan bukan masalah itu sendiri yang akan menentukan bagaimana kita hidupmu akan berkembang – Dieter F
4. Rasa Syukur (Gratitude)
Orang yang resilient adalah orang yang penuh dengan rasa syukur. Resilient people are grateful people. Orang yang penuh dengan rasa syukur belum tentu memiliki lebih banyak hal dari kita, tetapi mereka senantiasa bersyukur karena mereka lebih fokus dengan hal baik dalam hidupnya dan menghargai apa yang ada di tangan mereka. Itu yang membuat mereka mempunyai mental yang Tangguh.
5. Makna Hidup (Meaning)
Buat saya, Ini yang paling penting. Penelitian menemukan bahwa orang yang mentalnya tangguh bisa melewati situasi sulit punya satu kesamaan dimana mereka punya “meaning in their life” atau makna Hidup.
Orang yang punya jiwa yang tangguh hidup untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, dan juga dari situasi atau masalah mereka. Kita butuh Iman untuk punya mental dan jiwa yang Tangguh.
Kata Iman punya kaitan yang erat dengan mental yang Tangguh, karena Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Pertanyaannya, apa yang menjadi makna dan tujuan hidup kita?
Pada 35 tahun yang lalu, saya menemukan makna Hidup saya, yaitu seorang Pribadi bernama Yesus Tuhan. Apapun yang terjadi dalam hidup saya, Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sedetikpun dan itulah yang membuat saya punya ketangguhan mental.
Di Generasi sekarang, ada banyak orang yang rapuh dan mudah menyerah karena mereka menaruh makna hidup mereka kepada hal yang salah dan bersifat sementara seperti kekayaan, ketenaran, kesuksesan dan validasi akan apa kata orang. Mereka menjadikan makna dan tujuan hidup mereka dalam kenyamanan dan juga untuk keuntungan diri sendiri.
Supporting Verse – [28] Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28 PBTB2
Kebanyakan dari kita berpikir disaat membaca ayat diatas, bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatang kebaikan”, yang dipikirkan adalah untungnya apa untuk kita serta kenyamanan kita, kita mau sembuh atau kaya, memang Tuhan bekerja dan mendatangkan kebaikan, tetapi seringkali kita berpikir bahwa “kebaikan” dan itu hanya berdasarkan akan apa yang kita mau. Sehingga disaat apa yang kita minta itu belum terkabulkan, kita menjadi marah dan kecewa.
Bacalah ayat berikutnya agar kita bisa mendapatkan gambaran keseluruhan.
Supporting Verse – [29] Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Roma 8:29 PBTB2
Tujuannya adalah agar kita semua menjadi lebih seperti Kristus, itulah yang dimaksud untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, bukan intinya hanyalah berkat dan berkat saja.
Kebaikan yang dimaksudkan belum berarti penyakit kita dan saya sembuh, tetapi saya mengerti bahwa kalau Tuhan belum sembuhkan saya, ada makna di balik itu semua, karena semua kesulitan ini untuk kebaikan dan itu membuat saya menjadi lebih serupa dengan Kristus. Kesadaran ini akan membuat kita mempunyai jiwa dan mental yang Tangguh dalam menghadapi setiap musim kehidupan.
Hidup memang susah, Tuhan kita bukan Tuhan yang jahat, ada makna di balik beban dan pergumulan kita. Disaat saya dikabari bahwa tidak ada obat atau solusi akan penyakit saya, saya memutuskan untuk menjadi lebih kuat secara fisik dengan rajin berolahraga dan membangun otot dan tulang saya.
Untuk membangun otot, disebut namanya “Hipertrofi”, dimana ada ketidaknyamanan yang sengaja untuk menghancurkan “fiber” yang ada di otot saya, sehingga disaat saya beristirahat, ototnya menjadi lebih kuat dan bertumbuh. Intentionally Discomfort.
Inilah kehidupan, beban ada untuk membuat kita menjadi lebih kuat, kalau dalam gym istilahnya adalah “progressive overload”, dimana kita dengan sengaja menambah beban agar kita bisa menjadi lebih kuat. That is the only way.
Kita tidak bisa melewati atau menangisi beban, tetapi kita harus mengangkat beban, dan ketangguhan kita adalah disaat kita menghadapinya dan bisa mengatasi beban itu. Itu sebabnya tidak ada namanya jalan pintas di dalam dunia, angkat beban, tambah bebannya secara sengaja, kita hidup di dalam generasi yang selalu mencari kenyamanan, kita menambah beban dengan sengaja agar jiwa kita menjadi lebih kuat.
Tentu tidak enak, tetapi setelah berbulan-bulan melakukan itu, saya menjadi lebih kuat secara jasmani. Kalau secara jasmani kita mengerti dan bisa melakukan ini, mengapa kita tidak juga melakukannya untuk jiwa dan roh kita?
Closing Verse – [2] Saudara sekalian yang saya kasihi, apakah kehidupan Saudara sedang dilanda berbagai kesulitan dan cobaan? Kalau demikian, bergembiralah, [3] karena, jika jalan kehidupan itu sulit, kesabaran Saudara memperoleh kesempatan untuk tumbuh. [4] Ketabahan ini harus berkembang dalam seluruh hidup Saudara, sehingga Saudara menjadi orang Kristen yang dewasa dan sempurna, tanpa cela atau kekurangan suatu apa pun. Yakobus 1:2-4 FAYH
[6] Hendaklah Saudara sangat bergembira, meskipun sekarang Saudara untuk sementara waktu harus menderita dan menghadapi berbagai macam cobaan. [7] Cobaan itu membuktikan apakah iman Saudara sungguh-sungguh kuat dan murni. Iman Saudara sedang diuji, sebagaimana api menguji emas dan memurnikannya. Bagi Allah iman Saudara jauh lebih berharga daripada emas. Jadi, jikalau sesudah mengalami cobaan-cobaan yang hebat, iman Saudara tetap kuat, maka pada hari Dia datang lagi Saudara akan mendapat banyak pujian, kemuliaan serta kehormatan. 1 Petrus 1:6-7 FAYH
Kesehatan jiwa kita menentukan kesehatan seluruh keberadaan kita, tetapi dibutuhkan untuk mengatasi beban yang ada dalam hidup kita. Bahkan di dalam beban seberat apapun, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun dan itu JanjiNya.
Hidup kita memang tidak mudah, tetapi bersama dengan Tuhan tidak ada yang mustahil, seberat apapun kondisi hidup kita. Dia memakai setiap kesulitan dan penderitaan untuk mendewasakan kita, membuat kita menjadi lebih kuat dan utuh. Kabar baiknya adalah disaat kita lemah, justru disaat itulah KuasaNya menjadi lebih sempurna untuk kita.
P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga (Instagram). Thanks much and God Bless!
Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes