Mengembangkan Kreativitas By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Sutera Hall 2nd Service (1 September 2024)

Selamat datang di JPCC, kebaktian kedua hari ini! Selamat bergabung juga bagi saudara semua yang menyaksikan secara online, senang saudara bisa bergabung dengan kami. Berdoa semoga Roh Kudus memberikan kekuatan, penghiburan dan memerdekakan kita dari semua ikatan yang membelenggukan kehidupan kita. Minggu depan Treasures Women Conference akan dimulai, Dan kita semua berdoa agar event ini tidak hanya sekedar event yang rutin kita lakukan tetapi bisa menjadi sesuatu yang Tuhan bisa pakai untuk memperlengkapi para wanitaNya Tuhan sehingga mereka bisa megambil tempat dan posisi mereka dalam membangun Kerajaan Allah di bumi ini.

Minggu lalu kita belajar mengenai “Imago Dei“, the Image of God, dimana manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Itu sebabnya manusia mempunyai atribut dan sifat tertentu yang mirip dengan Tuhan dan salah satunya adalah kreativitas. Kebesaran Tuhan itu diekspresikan antara lain dari ciptaanNya.

The greatness of God most expressed in His creativity.

Setiap kali kita melihat pemandangan yang begitu indah, atau ciptaan Tuhan yang luar biasa, kita diingatkan pada kebesaran Tuhan yang menciptakan semua itu.

Minggu lalu kita juga belajar bahwa “Creativity should be the act of worship, not an act of self promotion“, merupakan suatu penyembahan kita dan bukan alat untuk promosi diri sendiri saja. Kreativitas yang berpusat kepada Tuhan mengubahkan kehidupan sedangkan kreativitas yang berpusat pada diri sendiri hanya sekedar menghibur.

Minggu ini kita akan meneruskan pembelajaran kita tentang bagaimana membangun dan menumbuhkan kreativitas dalam hidup kita. Mengapa ini semua penting?

Kita perlu sadar tentang siapa diri kita.

Kita diciptakan serupa dan segambar denganNya, tidak adanya kreativitas menyebabkan masuknya kebosanan dalam hidup kita, baik itu dalam kehidupan pernikahan, pekerjaan atau bisnis, tidak adanya kreativitas membuat kita terjebak dalam rutinitas yang ada, kehilangan excitement, membuat semuanya menjadi mudah ditebak dan predictable.

Tidak adanya kreativitas membuat kita hanya sekedar menghabiskan waktu dan energi kita hanya untuk mengejar uang daripada menghasilkan uang. Kita menjadi orang yang lebih suka sekedar copy dan paste, daripada menghasilkan sesuatu yang baru. Semua itu terjadi karena kurangnya kreativitas, orang lebih suka meng-copy daripada menciptakan sendiri.

Tidak adanya kreativitas membuat manusia gampang menyerah terhadap keadaan, daripada berjuang. Lebih menggantungkan diri kepada orang lain daripada kepada Tuhan dan pada kemampuan dirinya sendiri.

Itu sebabnya dibutuhkan kreativitas untuk memutarbalikkan keadaan dalam semua aspek hidup kita. Kreativitas bukan ranahnya seniman, tetapi karena kiat semua diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, itu sebabnya kita semua punya kemampuan untuk berkreasi dan berimaginasi. Imaginasi adalah kemampuan untuk berkhayal, daya pikir berangan-angan untuk menciptakan banyak hal.

Kalau saat ini saya bilang “Wah pagi-pagi ini enaknya makan bakmi ayam”, tentu kita semua bisa membayangkan dan berimaginasi akan hal itu. Imaginasi Ini adalah kemampuan untuk melihat apa yang mungkin, “Imagination is the beginning of creativity“, merupakan permulaan dari sebuah kreativitas.

Rasa ingin tahu adalah bahan bakar untuk kreativitas. Curiosity is the fuel for Creativity, Sedangkan Potensi adalah kekuatan yang Tuhan letakkan di dalam kita dalam bentuk bakat, karunia dan talenta yang terpendam dan harus dikembangkan dan dikeluarkan. Potensi yang berhasil dikeluarkan menjadi prestasi, tetapi jika tidak berhasil akan membuat banyak orang frustrasi.

Ironi kehidupan adalah orang yang dari semenjak lahir sampai meninggal tidak pernah tahu apa yang menjadi potensi di dalam hidupnya. Itu sebabnya penting untuk kita mengerti sehingga kita tahu apa yang Tuhan mau dalam kehidupan kita jauh sebelumnya, kita perlu mengerti bahwa Tuhan sudah menitipkan kita berkat, talenta, karunia dan sebuah kemampuan.

Opening Verse – Pernahkah engkau melihat orang yang cakap melakukan pekerjaannya? Orang itu akan dipekerjakan di istana raja-raja, bukan di rumah orang biasa. Amsal 22:29 BIS

Diperlukan waktu dan proses yang panjang untuk mengasah sebuah kemampuan menjadi sebuah keahlian. Tidak semua orang mau melakukannya karena ada harga yang harus dibayar seperti ketekunan, disiplin, dan kesempatan untuk terus mengasah dan tidak cepat menyerah.

Itu sebabnya, ditanya dalam ayat diatas, “Pernahkah Engkau melihat ada orang yang cakap melakukan pekerjaannya?”

Karena memang tidak banyak orang yang ahli di bidangnya, tetapi orang yang ahli di bidangnya tidak akan pernah kekurangan pekerjaan, Kita tidak usah berpikir pekerjaan yang hebat-hebat, saya pernah tahu ada tukang pijit yang cakap dan luar biasa dalam apa yang dia lakukan, sampai di-booking keluar negeri. Begitu juga untuk seorang “Chef” yang dicari ke luar negeri untuk memasak menu-nya, mereka semua hebat dan cakap di bidangnya.

Bagian dari misi JPCC adalah membangun Generasi bintang, menciptakan orang-orang yang mau mengembangkan potensi mereka dan kemudian menjadi prestasi yang membanggakan bukan untuk dirinya sendiri, atau keluarga dan gereja dan negaranya, tetapi untuk Kemuliaan nama Tuhan.

Supporting Verse – Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Roma 11:36 TB

Mengembangkan kreativitas adalah tanggung jawab kita untuk mencerminkan sifatNya Tuhan dan memuliakan namaNya, mengembangkan kreativitas adalah bentuk daripada penyembahan kita kepada Tuhan. Pada saat manusia jatuh dalam dosa, kemampuan berkreasi ini tidak diambil dari manusia. Jadi dalam keadaan berdosa-pun, manusia bisa menjadi sangat kreatif, jadi jangan heran kalau manusia bisa kreatif dalam melakukan kejahatan dan menipu orang lain. Banyak orang yang memakai kreativitas untuk menipu, melakukan korupsi dan bahkan melakukan “affairs” dalam sebuah hubungan.

Supporting Verse – Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Roma 3:23 TB

For everyone has sinned; we all fall short of God’s glorious standard. Romans 3:23 NLT

Jadi, kemampuan untuk berkreasi tidak diambil dari kita, tetapi karena dosa, kita kehilangan standard KemuliaanNya Tuhan, dan juga KualitasNya Tuhan.

Pertanyaannya, bagaimana kita bisa membangun kreativitas?

1. Kita harus mengubah cara pandang kita tentang masalah, dan melihat ini sebagai suatu kesempatan.

Sharing Ps. Jeffrey – Saya tidak pernah lupa di Bandung saat selesai kebaktian, ada seorang Ibu-ibu yang datang dan meminta saya untuk mendoakan agar dia tidak pernah punya masalah seumur hidupnya. Saya bilang bahwa saya tentu siap berdoa, tetapi apakah dia siap untuk jawaban doanya karena setahu saya hanya orang mati saja yang tidak punya masalah dalam hidupnya.

Kita punya cara pandang yang salah mengenai masalah. Bayangkan, apa jadinya kalau dalam hidup tidak pernah ada tantangan, ujian, pencobaan, dan masalah? Apa jadinya hidup ini? Justru kita bisa menjadi seperti sekarang karena banyaknya ujian dan tantangan yang sudah kita lewati.

Masalah merupakan sebuah kesempatan untuk kita menjadi lebih baik daripada sebelumnya, bukan sebaliknya menjadi lebih pahit. Masalah juga menjadi kesempatan untuk kita mengenal kemampuan diri kita sendiri. Seringkali kita tidak tahu bahwa kita bisa apa sampai mengalami suatu masalah.

Ilustrasi – Suatu hari ada seorang anak muda yang begitu malas kalau disuruh olahraga, dan suatu hari melewati sebuah gang dan melihat ada anjing yang mengongong dan diikat, dia tetap santai tetapi suatu hari ikatan anjingnnya ini lepas, dan mulai mengejar anak itu.

Anak itu lari begitu kencang dan bahkan sampai berhasil melompat melewati Pagar yang tinggi. Setelah semuanya aman, dia baru sadar bahwa dia belum pernah lari sekencang itu sebelumnya, dan jadi punya bahan cerita dengan teman-temannya akan kemampuan larinya yang mirip seperti “The Flash”. Tetapi perlu dibantu juga dengan keadaan dikejar oleh anjing tentunya.

Kita mungkin pernah mengalami dan merasakan skenario yang sama dalam berbagai aspek hidup kita, tetapi di dalam ketakutan itu kita menemukan potensi dan kemampuan diri kita di dalam masalah yang ada. Ada banyak orang yang menemukan kemampuan dirinya disaat situasi genting seperti pandemi atau PHK.

Masalah juga merupakan kesempatan untuk kita mengetahui siapa teman kita sesungguhnya. Karena pada saat kita berhasil, banyak orang juga yang mau membantu kita tetapi disaat ada keadaan sulit, disitu baru kita tahu siapa teman kita sesungguhnya.

Masalah juga kesempatan kita untuk mengenal dengan baik siapa Tuhan kita. Kita kagum dengan mukjizat yang Tuhan buat, seperti disaat Dia membelah laut merah untuk bangsa Israel, kita mengenal Daud karena adanya tantangan dari seorang Goliath, atau Gideon mengenali potensi dirinya ketika bangsanya ditindas.

Ada begitu banyak cerita yang serupa karena pada dasarnya kreativitas muncul justru pada saat kita ditekan dan dibatasi. Saat jeruk ditekan, diperas dan keluar “juice”nya, juicenya itu lebih mahal daripada harga jeruk itu sendiri. Harganya naik justru setelah dia ditekan dan diperas. Harusnya dia berterima kasih dengan siapa yang menekannya.

Kita seharusnya punya cara pandang yang berbeda tentang masalah, ketika kita dibatasi, karena pada saat itulah kita memutar otak, kita berani mencoba, mengambil resiko dan berani untuk keluar dari zona nyaman. Tidak ada pilihan lain dan harus kita lakukan.

Masalah merupakan kesempatan untuk kita mendekatkan diri dan mengingkatkan Iman percaya kita kepada Tuhan.

Supporting Verse – sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 1 Yohanes 5:4-5 TB

Tuhan mau untuk kita menang dan itu sudah ditentukan olehNya. Sebagai Anak Tuhan, Pilihannya adalah berhasil atau masih harus belajar lagi. Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda.

Kedua, kita juga harus terus mau belajar dan tidak cepat puas diri.

Saat kita berhenti belajar, kita akan berhenti bertumbuh dan pada saat itulah kita berhenti untuk berkreasi. The moment you stop learning, you stop growing. The moment you stop growing, you stop creating.

Kita harus menyadari bahwa kita tidak diciptakan untuk hidup sendirian. Kita butuh orang lain dalam hidup ini, kita butuh orang lain untuk mengembangkan potensi dan kreativitas kita. Kita membutuhkan guru. Saya senang mendengar kata “guru” karena itu memposisikan kita sebagai seorang murid.

1. Kita membutuhkan guru (mentor, trainer)

Kita bisa menjadi sekarang karena ada guru yang mengajar sejak kecil sampai sekarang. Guru adalah seorang yang dapat membantu kita belajar, berlatih dan memperbaiki diri. Dia juga mencontohkan bagaimana seharusnya.

Dia percaya akan kemampuan kita, bisa dengan mudah dan tahu titik lemah kita, dan sehebat-hebatnya atlit, dia pasti butuh seorang pelatih. Tanpa pelatih, sulit untuk dia bisa mengembangkan kemampuannya. Seorang guru adalah seorang yang “tega”, tega untuk membicarakan muridnya melewati jalan yang namanya sakit, penderitaan dan disiplin.

Karena dia berbeda dengan seorang teman. Teman menyayangi Dan menerima kita apa adanya tetapi seorang guru menyayangi kita terlalu banyak dan tidak ingin kita tetap seperti kita diketemukan, dia yakin kita akan menjadi jauh lebih baik dari sekarang.

A Friend loves you the way you are, but a Teacher loves you too much to let you stay the way you are.

Kata mentor atau coach sekarang jadi “trend”, tetapi banyak orang yang tidak mengerti artinya. Seperti halnya personal trainer yang punya tugas bukan untuk membuat hidup saudara menjadi enak, tetapi tugas dia adalah untuk mengeluarkan semua lemak yang tidak perlu dalam diri kita, jadi dia tidak akan berhenti sampai saudara “jadi”. Kita harus membayar dia juga, dan ini sama konsepnya dengan jeruk yang ditekan tadi. Tetapi banyak orang lebih ingin seorang “Baby-sitters” daripada seorang Trainer. Karena Baby-Sitter kalau kita sudah cape, dia akan membiarkan kita untuk beristirahat. Trainer sebaliknya harus “tega”. 

Saya ada teman seorang Hamba Tuhan, dia baru saja bertemu ayah temannya yang merupakan seorang atlit yang mendapat medali emas. Saya katakan, “Wah tentu bangga sekali ya dengan anaknya”, tetapi Ayahnya hanya menjawab, “Sekarang bangga, dulu tega”.

2. Kita butuh berkolaborasi, bersinergi dengan yang lain.

Supporting Verse – Berkatalah Musa kepada orang Israel: “Lihatlah, TUHAN telah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu. Dan TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar. Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan l seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu. Keluaran 35:30-35 TB

Kita lihat disini bahwa Bezaleel tidak sendirian, Tuhan memberikan seseorang lain untuk menjadi rekan sehingga mereka berdua bisa saling menolong dan bersinergi. Itu sebabnya berkali-kali kita tekankan akan perlu adanya komunitas yang sehat seperti DATE, agar kita bisa saling belajar, mengasah dan mendukung dalam doa. Seperti besi menajamkan besi.

3. Kita tidak perlu takut berkompetisi 

Di negara yang penuh kompetisi dan berjalan baik, diketemukan atlit-atlit yang hebat dan berbakat, Dan ini karena adanya kompetisi. Sulit untuk seorang atlit mencapai kemampuan yang terbaik tanpa adanya kompetisi yang konsisten. Di negara kecil seperti belgia dan belanda, ada begitu banyak pemain sepakbola hebat karena kompetisi sudah dimulai sejak mereka kecil. Begitu juga dengan atlit-atlit badminton di Indonesia. Jadi jangan pernah takut dengan kompetisi.

Dunia baru saja selesai menggelar olimpiade, menariknya penonton hampir selalu melihat pemecahan rekor jika kemampuan para atlitnya tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam cabang lari contohya, ada begitu banyak atlit yang memiliki selisih kemampuan (personal best mereka) begitu ketat dan sedikit bedanya, dan membuat adanya pemecahan rekor yang konsisten.

Sebaliknya pemecahan rekor sulit terjadi kalau kemampuan para atlit berbeda begitu jauh, ada kehilangan motivasi disana. Dalam bisnis, sebuah usaha dan pelaku bisnis akan menjadi lebih maju karena tidak adanya monopoli, mereka akan berlomba untuk mengeluarkan service dan produk yang terbaik.

Yang diuntungkan adalah pelanggan, akibatnya industry menjadi maju dan tidak stagnan. Jadi, Kita tidak boleh takut dengan kompetisi.

4. Kita perlu untuk mengajarkan kepada orang lain.

Tuhan sudah memberikan keahlian kepada Bezaleel, dan juga menanamkan kepandaian untuk mengajar. Tuhan tidak mau keahlian yang Tuhan sudah berikan disimpan untuk diri sendiri. Tuhan mau supaya bisa dihibahkan dan diberikan kepada yang lain. Pada saat kita mengajar orang lain, kita sendiri akan menjadi tajam. Pada saat kita memberi, kita sendiri akan diberi sehingga kita akan terus berkembang. Firman Tuhan juga mengatakan bahwa lebih bahagia memberi daripada menerima.

Mengajar adalah salah satu bentuk dari memberi, mengajar kepada orang lain bukan hanya mendatangkan penghasilan tetapi juga membuat semangat kita tidak padam.

Your true wealth is in your creativity. Orang lain boleh saja meniru apa yang anda lakukan tetapi jika kita punya kreativitas, kita akan punya hal yang lain lagi. Kekayaan anda yang sesungguhnya ada di dalam kreativitas anda. Itu artinya menjadi kepala dan tidak menjadi ekor.

Uang adalah hasil daripada kreativitas dan ada di baliknya tetapi kreativitas tidak akan pernah ada kalau kita malas, dan kerjaannya hanya sekedar menunggu belas kasihan orang lain. Tuhan mau agar kita menjadi kreatif karena kita diciptakan serupa dan segambar denganNya yang adalah seorang “Creator”.

We are most like God when we are creative.

Bagaimana implementasinya dalam keseharian hidup kita?

Ingat tubuh kita adalah Bait Allah, tempat Roh Allah diam di diri kita, Ijinkan dan Mintalah kepada Roh Kudus menolong kita untuk mendapatkan ide kreatif dalam semua aspek kehidupan kita, baik itu dalam pernikahan, parenting, dan juga pekerjaan atau bisnis kita.

Undang Roh Kudus untuk bekerja dan menolong kita sehingga kita bisa terus menemukan excitement, “Kehidupan”, sehingga kita tidak cepat menyerah dalam keadaan, dan juga menemukan potensi diri kita yang Tuhan taruh dalam hidup kita, doing good works and glorify His name. Amen.

P.S – I am currently looking and open for a “Freelancer Copywriting Work”. You can see some of my portfolio in the freelancing tab above, or feel free to contact me at @vmoniaga (Instagram) or vconly@gmail.com Thanks much and God Bless!

Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes