Multiple Choices By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (8 Sept 2019)

Teman saya yang begitu setia, Steve Tabalujan baru saja mengeluarkan album terbarunya berjudul Steve and Friends minggu ini. Steve juga merupakan musisi pertama di JPCC yang begitu banyak membantu saya disaat kami memulai JPCC.

Dia juga banyak membawa rekan sepelayanan untuk membantu kami dalam memulai pelayanan JPCC. Dia selalu siap dan setia melayani dan bahkan terus melakukannya sampai sekarang. Saya bersyukur menjadi teman dia, dan sekarang albumnya sudah bisa dibeli dan didownload di media online.

Kita bulan ini berbicara tentang Fokus dan saya ingin agar anda semua bisa fokus dengan Firman Tuhan yang akan saya bagikan. Saya sampaikan minggu lalu bahwa Focus brings Clarity, Fokus mendatangkan Kejelasan.

Anda yang menonton kotbah saya via streaming bisa melihat muka saya dengan jelas karena lensanya sudah fokus. Fokus membawa kejelasan dan hal yang sama juga terjadi disaat kita fokus akan suatu hal dan hal tersebut maka akan menjadi jelas.

Kalau kita fokus kepada masalah kita, maka semakin lama masalah kita akan kelihatan semakin jelas dan menakutkan. Tetapi pada sat kita fokus kepada Yesus, maka Yesus akan semakin jelas dan Iman kita akan semakin dikuatkan.

Pada saat badai datang dan murid Yesus sedang ada di kapal, dan mereka melihat Yesus berjalan di atas air. Petrus kemudian menantang Yesus dan berkata kalau itu memang dirinya, Ia mengiginkan Yesus agar bisa membuat dirinya berjalan di atas air.

Pada saat mata Petrus fokus kepada Yesus, dia bisa melakukan hal dan perkara yang besar. Dia bisa berjalan di atas air, tetapi pada saat matanya fokus pada badai dan ombak yang besar, maka dia mulaii tenggelam.

Jadi penting untuk kita mengerti kemana fokus kita arahkan. Mempertahankan fokus pada saat kita berhasil jauh lebih susah daripada fokus saat kita mengejar keberhasilan.

Kenapa Petrus mengalihkan perhatiannya ke badai? Because when it comes to Focus, maintaining is harder than obtaining.

Minggu lalu saya berbicara tentang Salah fokus karena untuk Iblis membatalkan rencana Tuhan dalam hidup kita, cukup untuk dengan membuat kita salah fokus. 

Hal yang sama juga terjadi untuk iblis bisa menggagalkan visi yang kita punya, cukup dengan dia memunculkan visi yang baru. 

Sehingga kita menghabiskan energi, pikiran, perasaan dan bahkan keuangan kita pada sesuatu yang kurang penting dan tidak fokus pada visi yang Tuhan berikan.

Ada banyak hal dalam kejadian sehari-hari seperti berapa banyak pasangan yang salah fokus disaat mereka mau menikah, mereka lebih fokus pada persiapan pernikahan mereka lebih daripada pernikahan mereka sendiri.

Itu sebabnya mereka sulit untuk menikmati pernikahan mereka, karena pesta pernikahan mereka hanya sekali dan sudah selesai. Sedangkan pernikahannya baru mulai setelah pestanya selesai.

Kita akan mendapatkan apa yang kita fokus. Itu sebabnya saya jarang melihat pesta pernikahan yang berantakan, karena sudah dipersiapkan dengan teliti setahun sebelumnya. Ada begitu banyak food dan fitting test, tetapi saat mempersiapkan pernikahan begitu sulit, bahkan hanya disuruh ikut kelas pernikahan sepertinya harus dipaksakan. 

Kalau seperti ini, maka Apa yang mau diharapkan? Sebab kalau kita tidak mempersiapkan pernikahan kita dengan sungguh-sungguh, tidak heran jika pesta pernikahan kita lebih berhasil dari pernikahan kita.

Banyak suami dan istri mempunyai fokus yang salah untuk mengubah pasangan mereka, dan tidak merubah diri mereka sendiri. Kalau sekranh suami atau istri fokus untuk mengubah pasangan mereka, maka sebenarnya mereka fokus pada sesuatu yang mereka tidak bisa kendalikan.

Sehingga pada akhirnya mereka frustrasi dan menyerah, karena mereka fokus untuk merubah pasangan mereka yang sebenarnya bukan area mereka. Tetapi mereka dan kita sebenarnya bisa merubah diri kita sendiri agar bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini ada dalam kendali dalam diri kita dan mungkin ini bisa menjadi solusi pernikahan. 

Dalam hal parenting juga demikian, banyak orang tua muda yang secara keuangan tidak berkekurangan, tetapi mereka memberikan apa yang tidak dibutuhkan oleh anak mereka. Sedangkan apa yang dibutuhkan malah tidak diberikan ke anak mereka, maka jangan kaget disaat mereka bertumbuh besar dan anak mereka tidak berkelakukan seperti yang dimaui. Karena mereka hanya berpikir untuk memberikan apa yang baik menurut mereka, dan tidak memberikan apa yang anaknya butuhkan.

Sharing Ps. Jeffrey – Itu sebabnya kita mengadakan Kelas Parenting untuk mengajarkan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak kita. Sama seperti saya katakan dahulu, saya suka buat juice dan disaat selesai, saya sering memasukannya ke botol kecil agar anak-anak saya bisa meminumnya secara teratur. Saya memindahkan takaran juice yang besar ke dalam botol yang kecil

Ada seni tersendiri dalam melakukan ini, kalau saya curahkan langsung dengan takaran yang besar dan kalau tidak hati-hati, maka juice yang masuk ke botol kecil hanya sedikit saja dan banyak sisanya yang hambur.

Orang tua yang saya ceritakan sebelumnya seperti ilustrasi ini, kelihatannya sudah banyak melakukan sesuatu untuk anaknya tetapi yang masuk hanya sedikit.

Saya senang apabila disaat memindahkan juice ini ke botol kecil untuk anak saya, tidak ada yang tersisa dan terhambur saat melakukan itu.

Kita tidak perlu heboh dan membelikan banyak hal untuk anak kita, menyekolahkan mereka disaat mereka belum waktunya sekolah. Berikan waktu untuk mereka menjadi anak kecil dan explore hal-hal yang baru.

Demikian juga disaat kita mendengar Firman Tuhan dan merasakan begitu “kena” jika ada yang relevan dengan hidup kita. Fokusnya seharusnya disaat hal ini terjadi adalah kita harus melakukannya terlebih dahulu, dan bukan langsung share ini ke orang lain.

Karena biasanya disaat kita sudah share, maka kita akan merasa lebih baik, tetapi disaat kita sudah share ke orang lain dan dunia, maka dunia akan memperhatikan kita. Firman Tuhan itu ibaratnya Pedang Bermata Dua, berarti kita langsung memberikan siapapun yang kita share untuk melihat dari lensa tersebut.

Kalau kita tidak melakukan apa yang kita share, berarti Tuhan baru memploklamirkan kepada dunia bahwa kita ini munafik. Jadi jika anda merasa ada Firman Tuhan yang “kena” untuk diri anda, maka anda harus segera bertobat dan melakukannya. Baru setelah hal ini terjadi, baru dishare ke orang lain. Jadi setelah orang lain tahu akan hal ini, mereka juga mengerti dan ikut melakukannya. Share-nya tidak menjadi masalah, tetapi yang menjadi masalah adalah waktunya.

Saya sampaikan sebelumnya bahwa orang yang fokus akan mempersiapkan diri dan persiapan yang baik akan membuka peluang untuk berhasil menjadi semakin besar.

Itu sebabnya saya katakan bahwa saya hampir tidak pernah melihat pesta pernikahan yang berantakan tetapi sebaliknya orang yang tidak fokus tidak mempersiapkan diri dengan baik dan hal ini akan memperkecil peluangnya untuk berhasil.

Untuk mempertahankan fokus pada saat kita sudah berhasil jauh lebih sulit daripada fokus untuk mencapai keberhasilan. Mengapa demikian? Karena pada saat kita belum berhasil, kita belum punya banyak sehingga kita tidak punya banyak pilihan tetapi disaat kita berhasil, kita akan punya banyak pilihan dan banyak pula pilihan yang mulai menawarkan diri dan itu sebabnya tidak banyak orang yang sanggup mempertahankan fokusnya.

Sharing Ps. Jeffrey – Saya pernah diajak makan di sebuah restoran, dan karena memang agak terlambat dan kita belum sampai kesana. Saya dan orang yang ada bersama saya saat itu sudah merasa sangat lapar sejak di mobil. Ternyata restoran ini ada di gedung yang sangat tinggi, dan begitu kita naik keatas dan diterima disana.

Kita bisa melihat pemandangan jakarta yang begitu bagus disaat malam. Orang yang ada bersama dengan saya dan sudah merasa begitu lapar sebelumnya malah tidak langsung ingin ke meja makan dan memilih untuk foto-foto disana.

Pada saat kita menuju puncak, pikiran kita hanya satu yaitu bagaimana kita ingin sampai disana. Tetapi disaat kita ada di puncak, di puncak menawarkan pemandangan yang berbeda, mengekspos hal yang kita tidak pernah tahu sebelumnya saat  berada di bawah. Dan itu sebabnya banyak orang justru disaat dia sudah mulai berhasil mulai neko-neko, karena mereka sekarang punya banyak hal di tangan mereka. Mereka menjadi lupa akan alasan mengapa mereka ingin naik sebelumnya.

Hal ini terjadi dengan para pengusaha, pelayan Tuhan, entertainer, dan lain sebagainya. Banyak pilihan membuat orang semakin sulit untuk fokus.

Sewaktu saya masih kecil, pilihan channel televisi hanyalah satu dan berwarna hitam putih. Saya tidak punya pilihan lain dan hanya bisa menonton channel ini. Tetapi jaman sekarang kita bisa mendapat pilihan begitu banyak channel televisi dan bisa dinyalakan dengan remote TV. 

Kita hidup di jaman dimana perilaku dan perubahan jaman terjadi dengan begitu cepat. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan kebiasaan dan gaya hidup. Akibatnya dari banyak pilihan ini membuat manusia menjadi tidak sabar dan sulit untuk disenangkan.

Kalau kita tidak dientertain dengan apa yang kita lihat dan dengar dalam waktu 1-2 menit maka kemungkinan besar kita akan memindahkan perhatian kita.

Bahkan hal ini juga terjadi di gereja, jika ada orang tidak menyukai penggembalaan yang ada maka kemungkinan besar mereka akan pindah. Tetapi yang perlu anda ketahui adalah kita ada disini bukan untuk “entertain” anda, tetapi kita ada disini untuk menyebarkan Firman Tuhan kepada anda. 

Saya mengerti bahwa manusia sekarang menjadi tidak sabar dan sulit untuk disenangkan, dan hal ini mengakibatkan kita untuk membandingkan satu dengan yang lain.

Kita akan masuk dalam Game of Comparison, dan hal ini akan membuat kita menjadi tidak setia. Sulit untuk mencari orang yang loyal dan setia di jaman sekarang.

Orang juga sekarang cenderung menjadi kurang gigih dan mudah menyerah. Itu sebabnya saya kaget disaat mendengar business report beberapa waktu yang lalu, dikatakan bahwa 90% dari perusahaan start-up gagal di 5 tahun pertama. Padahal ide dan produk mereka begitu bagus dan alasan kegagalan ini adalah karena “lack of focus“.

Dulu jika ada barang yang rusak, maka kita akan berusaha untuk membenarkannya. Tetapi sekarang jika ada barang yang rusak maka kita akan cenderung untuk membeli barang yang baru karena harga untuk membenarkan bisa jadi sama atau lebih mahal daripada harga untuk membeli barang baru.

Tetapi bagaimana jika hal ini terjadi dalam pernikahan? Sayangnya hal ini mulai menjadi kecenderungan yang terjadi di sekeliling kita.

Sering ada pasangan suami atau istri yang datang kepada saya, dan berkata bahwa mereka mau berpisah dengan pasangannya karena sudah tidak ada “rasa” lagi. Saya katakan kepada mereka, “memangnya pernikahan itu makanan?” Sejak kapan pernikahan berbicara tentang perasaan, pernikahan adalah tentang komitmen seumur hidup.

Saya sendiri juga tidak selalu “in love” dengan istri saya, ada saatnya dimana mungkin dia agak menyebalkan dan begitu juga saya sebaliknya. Tetapi itu bukan alasan bagi kami untuk mengganti pasangan karena kami punya komitmen.

Kalau kita pegang komitmen kita dan berusaha menghidupkan kembali apa yang rusak dan salah, dan mencoba membenarkan itu kembali karena itulah komitmen.

Semakin banyak pilihan, semakin kita dimanjakkan dan sebaliknya saat kita tidak punya banyak pilihan maka kita akan memeras otak dengan hal-hal yang lebih kreatif.

Dan inilah tantangan hidup di kota besar. Disaat saya sedang melayani di kota kecil, sayaa sebaliknya jarang melihat hal ini terjadi karena mereka tidak punya terlalu banyak tawaran dan bisa lebih fokus membangun kehidupan.

Kita adakan Marriage Getaway untuk para pemimpin khususnya, kita bawa mereka ke tempat khusus agar mereka bisa menikmati kebersamaan antar suami istri supaya mereka bisa membina keintiman mereka.

Saya kaget jika ada beberapa pasangann yang ikut datang menemui kita karena bingung apa yang harus dilakukan karena mereka jarang menghabiskan waktu berdua sebagai pasangan.

Dulu sewaktu pacaran kita maunya berdua terus. Sewaktu belum boleh kita malah maunya mojok dab berdua terus, tetapi sebaliknya disaat sekarang sudah boleh, kita malah bingung saat disuruh mojok.

Supporting Verse – “Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” Yakobus‬ ‭1:8‬ ‭TB‬‬

“If you don’t know what you’re doing, pray to the Father. He loves to help. You’ll get his help, and won’t be condescended to when you ask for it. Ask boldly, believingly, without a second thought. People who “worry their prayers” are like wind-whipped waves. Don’t think you’re going to get anything from the Master that way, adrift at sea, keeping all your options open.” James‬ ‭1:5-8‬ ‭MSG‬‬

Ketenangan akan kita dapatkan pada saat kita tidak mendua hati atau single-minded. Pada saat kita fokus dan pikiran serta hati kita selaras.

Arti lain dalam mendua hati, dalam bahasa asli adalah Divided in Interest atau kepentingan yang terbagi.

Bagaimana cara kita menghindari hal ini? Dengan fokus pada satu saja dan mengeliminasi yang lain. 

Orang yang tidak tenang seperti terapung dan menjaga semua pilihannya agar terbuka. Mereka tidak berani untuk memilih salah satu dan akhirnya selalu menunggu terus dan tidak berani menggambil keputusan.

Sebaliknya Fokus adalah kemampuan untuk mengeliminasi, menyingkirkan semua dan hanya terpusat kepada satu hal saja.

Fokus menutup semua kemungkinan dan pilihan yang lain, tidak banyak orang yang berani untuk fokus karena ada harga yang perlu dibayar.

Untuk fokus kepada satu hal saja, kita perlu iman dan berani untuk mengambil resiko.

Bagi seorang atlit, untuk menghadapi suatu pertandingan atau kejuaraan diperlukan fokus. Ada harga yang perlu dibayar, dimana dia tidak makan sembarangan, bangun lebih pagi untuk berlatih dan tidur lebih tepat waktu. 

Bahkan kadang, seorang atlit juga tidak boleh berhubungan dengan dunia luar dimana pelatihnya mengambil handphone mereka disaat kejuaraan berlangsung agar mereka bisa fokus.

Ada begitu banyak harga yang harus dibayar agar seseorang bisa fokus. Sama juga dengan pernikahan, orang yang menikah mengambil komitmen dan harus fokus terhadap pasangannya saja seumur hidupnya.

Kita harus belajar untuk menyenangkan pasangan kita, dan menutup semua pilihan yang lain meskipun mereka datang kepada kita. Ini yang harus kita lakukan jika kita ingin berhasil dalam pernikahan.

Demikian juga dengan Tuhan, jika kita fokus kepadaNya maka kita harus mengeliminasi opsi dan pilihan yang lain. 

Supporting Verse – “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Matius‬ ‭6:24‬ ‭TB‬‬

Kenapa banyak yang tidak menemukan Tuhan? Karena mereka belum sungguh-sungguh fokus kepadaNya.

Mereka masih punya pilihan yang lain, masalahnya Tuhan tidak mudah tersinggung dan Dia sabar menunggu sampai mereka kehabisan pilihan.

Ada berapa banyak orang yang datang kepada Tuhan disaat semua pilihan mereka sudah habis dicoba dan tidak punya pilihan lain selain datang kepadaNya.

Seperti halnya kisah wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun. 

Supporting Verse – “Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.” Markus‬ ‭5:25-27‬ ‭TB‬‬

“Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Yesaya‬ ‭55:6‬ ‭TB‬‬

Kita tidak perlu seperti itu, sampai kehabisan pilihan baru datang kepada Tuhan. Kita harus mencari Tuhan selagi kita masih sanggup dan punya tenaga. 

Disaat kita merasakan hadirat Tuhan, carilah Dia pada saat itu, jangan kemudian kita galau dan masih menyukai dosa dan kebiasaan buruk yang kita lakukan. 

Supporting Verse – “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Yesaya‬ ‭55:7‬ ‭TB‬‬

Carilah Tuhan selama Dia masih bisa kita ketemui dan Dia akan mengasihi kita. 

Disaat berbicara fokus, saya selalu teringat akan kaca pembesar. Kaca pembesar bisa digunakan untuk memmbesarkan sesuatu sehingga hal itu terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Tetapi kaca pembesar juga bisa dipakai untuk membakar atau menghanguskan sesuatu. Saya ibararatkan kaca pembesar ini seperti mulut kita. Mulut kita ini bisa membesarkan sesuatu, sehingga suatu persoalan bisa menjadi lebih besar dari seharusnya.

Atau sebaliknya seperti kaca pembesar, kita bisa mengambil tenaga matahari dan memfokuskan pada satu persoalan kita sehingga persoalan itu dihanguskan oleh kebenaran yang datang dari Firman Tuhan sehingga kita bisa bebas.

Jadi mau kita pakai seperti apa mulut kita? Mau dipakai untuk membesarkan masalah atau sebaliknya menyerang persoalan kita dengan Kuasa Firman Tuhan. 

Oleh karena itu kita harus tahu banyak Firman Tuhan agar bisa berkenaan dengan persoalan yang kita hadapi sampai api terjadi menghanguskan persoalan tersebut sehingga kemenangan ada di pihak kita.