JPCC Sutera Hall 2nd Service (19 January 2025)
Good Morning Church! Happy New Year! Sebelum saya membagikan Firman hari ini, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah reach out dan memberikan dukungan kepada saya dan juga keluarga saya.
Sharing Ps. Sidney – Anak saya, Ethan sedang mengalami radang di usus buntu, tetapi rupanya setelah ditelusuri membutuhkan prosedur operasi yang lebih kompleks dari sebelumnya untuk membersihkan ususnya. Saat ini dia masih ada di rumah sakit dan saya serta keluarga sangat mengapresiasi semua dukungan dan penguatan yang ada dari teman-teman disini. Sejak jumat malam saya sudah tidur di sofa untuk menemani putera kami, dan tadi pagi saya berangkat untuk melayani disini, dan secara jasmani saya jujur merasa begitu lelah. Tetapi saya percaya bahwa di hari minggu ini, dan di dalam 4 kebaktian yang ada, Tuhan juga akan memberikan saya kekuatan. God Bless you all!
Kita memasuki tema yang baru, “The New Season”, berapa banyak dari kita yang tahu bahwa kita memasuki musim yang baru di gereja kita, kepemimpinan yang baru dan banyak dari kita sedang memasuki musim yang baru dalam kehidupan pribadi kita.
Kita sudah belajar banyak dalam beberapa minggu ini. Di minggu yang pertama, kita belajar untuk mengenali musim, dimana kita belajar apakah kita punya respon yang baik dalam melihat, seperti bangsa israel melihat kondisi dari tanah perjanjian yang penuh dengan raksasa, penuh dengan masalah dan apakah kita bisa merespon dengan baik?
Apakah kita melihat sekedar masalah yang ada di depan mata kita, tetapi apakah kita juga menjadi seperti Kaleb dan Yosua dimana mereka punya respon yang baik untuk melihat kesempatan di tanah perjanjian ini dan melihat penyertaan Tuhan di setiap musim.
Di Minggu lalu juga kita belajar kutipan yang baik bahwa “Stepping into our future requires us to trust an unknown future to a known God“. Kata kuncinya adalah Tuhan yang kita kenal, ada begitu banyak orang takut akan masa depan karena banyak dari kita belum mengenal bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam perjalanan kita.
Yang kita butuhkan bukan kepastian dalam masa depan kita, tetapi kita tidak akan bisa tahu masa depan kita akan seperti apa. Banyak generasi muda yang suka takut akan masa depan mereka. Kita hidup di jaman dimana semua orang menginginkan kepastian tentang masa depan, tetapi saya selalu katakan bahwa bukan kepastian pada masa depan tetapi kepastian dan keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai kita dalam segala perjalanan dan masa depan kita. Itu yang kita butuhkan dan menjadi senjata dalam setiap musim kehidupan saya secara pribadi.
Saya tidak kuatir tentang masa depan saya dan keluarga saya karena saya amat yakin dalam segala kondisi dan musim apapun, Tuhan tetap menyertai kami.
Di Minggu ketiga, kita akan terus belajar tentang menavigasi musim yang baru dalam kehidupan kita, seperti yang tadi saya katakan dimana JPCC masuk dalam musim yang baru dengan kepemimpinan baru.
Life is all about Seasons. It’s a cycle, ada musim kemarau, hujan, semi dan lain sebagainya. Pengkotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Musim itu sifatnya netral dan tidak ada musim yang lebih baik daripada yang sebelumnya, semuanya ada kekurangan dan keindahannya masing-masing.
Apa yang kita lalui dalam hidup kita masing-masing bukan berarti bahwa musim kita lagi jelek atau baik, yang perlu kita lakukan adalah menavigasi dan menemukan keindahan dalam setiap musim yang sedang kita lalui.
Opening Verse – [2] Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam Pengkhotbah 3:2 TB
Sharing Ps. Sidney – Liburan kemarin, kami pergi sekeluarga ke jepang. Saya membawa anak-anak kami ke daerah yang penuh dengan bunga Sakura. Tetapi karena musim dingin, pohonnya pada kering dan sepertinya mati.
Saat saya gandengan dengan anak saya, Charis, dia berkata saat itu “Wah pasti nanti saat musim semi pohon ini akan kelihatan sangat indah dengan semua bunga Sakura yang ada”. Anak sayapun bisa mengerti, bahwa meskipun saat ini kelihatannya pohon itu kering dan tidak ada apa-apa, tetapi pohon tersebut sedang mengambil nutrisi yang ada di sekitarnya sehingga pada waktunya, dia akan berbunga.
Artinya, meskipun kita sedang melihat bahwa keadaan kita sedang mengalami musim yang kering, bukan berarti dia tidak sedang mempersiapkan dirinya untuk bisa berbunga dan berbuah pada waktunya.
Saya belajar bahwa orang-orang atau bisnis yang sukses adalah orang-orang yang mampu melihat musim yang ada di depan mereka dan dapat mempersiapkan diri mereka dengan sebaik mungkin.
Orang pintar membaca musim, orang bijak mempersiapkan diri mereka.
Orang yang pintar bisa membaca sebuah musim, kalau sedang akan ada musim dingin, maka kita akan mempersiapkan baju-baju winter dan jaket. Kalau tadi saya ke Tokyo yang sedang musim dingin dan saya hanya membawa kaos kutang saja, maka yang bodoh adalah diri saya bukan? Saya tidak bisa menyalahkan mengapa Jepang begitu dingin, bukan?
Banyak dari kita tidak bisa pintar membaca musim dan tidak mempersiapkan diri kita dan hal itu membuat kita marah-marah dengan Tuhan.
Tugas kita adalah menavigasi setiap musim kita sebaik mungkin, sehingga kita bisa melakukan rencana dan tujuan Tuhan dalam hidup kita, agar buah kita bisa dinikmati oleh orang banyak dan membawa kemuliaan untuk Tuhan, ini tujuannya, yang disebut keberhasilan atau kesuksesan buat Tuhan.
Tentu sukses dan keberhasilan di mata dunia tentu sangat berbeda dengan apa yang Tuhan lihat dan katakan. Karena pada akhirnya saat kita kembali ke rumah Bapa, Tuhan tidak akan berbicara “Well done, my good and successful servant! “, tentu tidak, tetapi Tuhan akan berbicara begini “Well done, my good and faithful servant”.
Dan buat saya ini kuncinya agar kita bisa menjalani musim demi musim karena hasil akhir atau buah adalah anugerah dan tanggung jawab Tuhan dan bukan kehebatan, iman atau kekuatan kita, tanggung jawab kita adalah tunduk, taat dan setia.
Ini yang saya terus coba untuk terus menerus lakukan dalam setiap musim untuk terus taat, meski musim saya berbeda-beda, saya yang sekarang berumur 52 tahun sangat berbeda dengan saya yang berumur 25 tahun di grup GMB dulu, tetapi saya tahu bahwa dalam setiap musim, buah atau hasil itu tanggung jawab Tuhan, tugas saya hanya tunduk, taat dan setia.
Supporting Verse – [2] Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, [3] sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. [4] Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Yakobus 1:2-4 TB
Tuhan tidak memanggil kita semua untuk mengendalikan tuaian kita, tetapi Tuhan selalu mengajak kita untuk menabur dalam kesetiaan di segala musim. Sama seperti petani tidak bisa mengendalikan cuaca tetapi yang bisa mereka lakukan adalah terus menerus membajak dan menabur dalam segala musim.
Dan test dari kesetiaan kita di setiap musim adalah pada saat kita belum mendapatkan apa yang kita minta, tetapi kita bisa dengan tulus berkata kepada Bapa “Terima Kasih untuk musim ini, Engkau tetap baik dalam setiap keadaan”.
Pada saat itulah nanti disaat kita bertemu kepada Allah Bapa, Dia akan berkata “Well done, My Good and Faithful Servant”.
Minggu ini, berapa banyak dari kita yang membuat sebuah resolusi? Baik itu dalam keseharian, berat badan, gaya hidup, olahraga, hubungan yang lebih baik dengan pasangan, tetapi berapa banyak dari kita di akhir tahun yang memulainya dengan kuat tetapi gagal akhirnya. Menentukan keberhasilan kita dalam masuk ke masa depan bukanlah sebuah tekad yang kuat saja tetapi yang menentukan sebenarnya adalah kedisiplinan dan kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan dengan konsisten setiap hari dan bisa membawa kita masuk dalam tujuan kita.
Dan ini yang terjadi dengan Bangsa Israel untuk memasuki tanah perjanjian selama 40 tahun, Tuhan mengikis kebiasaan lama mereka sehingga mereka punya kebiasaan yang baru untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap musim.
Supporting Verse – [1] Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, [2] tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. [3] Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:1-3 TB
Orang-orang yang memikirkan dan selalu merenungkan Firman Tuhan dan menjadikan itu fondasi di dalam hidupnya, dimana ini menjadi sebuah kebiasaan dan pola kehidupan, tidak hanya sekali-kali atau hanya menyukai itu disaat kepepet atau disaat ada masalah saja.
Orang-orang ini seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya pada musimnya. Ada waktunya buah duren itu jatuh dari pohon, tidak ada senantiasa tentunya. Segala sesuatu ada musimnya.
Artinya kalau kita saat ini belum berbuah, bukan berarti saudara sedang gagal. It’s just not your season yet untuk “berbuah”, tidak perlu cemburu, minder, dan membandingkan dengan buah orang lain yang sedang berbuah pada musimnya.
Kita semua senang dengan ayat ini karena ada bagian “Apa saja yang kita perbuat berhasil”, masalahnya saudara ngerjain bagian yang “A” tidak sebelum mendapatkan bagian yang “B”? apa yang kita tabur akan kita tuai, kalau kita tidak pernah menabur, jangan marah-marah kalau kita tidak pernah menuainya.
Ini adalah habit, kebiasaan, lifestyle, gaya hidup dimana Tuhan yang menjadi pusat dan Firman Tuhan menjadi kesukaan kita.
Kalau kita mau jujur, apakah benar kita tidak mengikuti nasihat orang jahat? Apakah benar Kita tidak meneladani, dan malah ikut kebiasaan orang berdosa? Apakah benar kita tidak bergaul dengan orang-orang yang menghujat Tuhan?
Pikirkan semia kebiasaan kita sehari-hari. Apakah kata-kata kebun binatang masih sering keluar dari mulut kita? Tentu bukan berarti kita tidak boleh punya teman orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, tetapi karena kata “bergaul” ini punya hubungan yang akrab.
Karena kalau kita tidak lakukan ini semua, tetapi yang kita minta adalah bagian yang “B”, yaitu untuk berbuah dan berhasil, maka kita akan kecewa dengan Tuhan dan Kekristenan.
Tuhan selalu punya tujuan dalam setiap musim kehidupan kita. Untuk Bangsa Israel juga, Tuhan punya rencana dan berkat untuk mereka memasuki tanah perjanjian. Sama seperti kita semua, tetapi Tuhan tahu bahwa sebelum kita bisa masuk ke tanah perjanjian, kita harus mengubah semua kehidupan dan kebiasaan lama kita yang pastinya jatuh ke dalam dosa.
Mari kita baca apa yang Tuhan katakan kepada Yosua di dalam musim ketiga daripada musim sebelumnya dimana mereka sesudah bergumul selama 40 tahun memasuki tanah perjanjian. Ini yang dikatakan sebelum mereka menyeberangi sungai Yordan untuk masuk ke dalam tanah perjanjian.
Supporting Verse – [6] Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. [7] Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. Yosua 1:6-7 TB
Tuhan yang berjanji tetapi yang mengerjakan tetaplah Yosua, seorang manusia yang harus memimpin. Ada tugas dan sesuatu yang dilakukan, bukan hanya sekedar berdoa dan datang beribadah di hari minggu, atau di hari natal dan paskah saja, atau bahkan disaat kita mendapat masalah saja, bertindaklah hati-hati yang membicarakan untuk mengganti kebiasaan dan gaya hidup.
Meski Yosua yang memimpin, Yosua tetap harus ingat bahwa Tuhan yang menentukan aturan main dan jalan serta tujuanNya. Not my will but Your will be done.
Kita akan baca ayat yang menjadi fokus diskusi kita hari ini, dan akan terdengar begitu familiar dengan ayat Mazmur yang kita baca sebelumnya.
Supporting Verse – Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Yosua 1:8 TB
Renungkan Firman Tuhan siang dan malam, jangan pas lagi kita ada masalah saja, atau pas Natal atau Paskah saja. Supaya kita bertindak hati-hati, ada buah yang bisa kelihatan dan bisa dinikmati oleh dunia. Dengan demikian, perjalanan kita akan berhasil dan kita akan beruntung.
Lagi-lagi saya harus tekankan bahwa untuk ini juga ada syaratnya, karena ada kehidupan, kebiasaan dan pola hidup yang harus kita ubah secara konsisten. Tuhan menekankan pentingnya untuk membangun sebuah pola hidup. Firman Tuhan mengatakan bahwa diberkatilah orang yang kesukaannya adalah Firman Tuhan.
Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang benar-benar punya “passionate” dalam sesuatu, baik itu dalam olahraga, sepakbola, analisa keuangan, video games, atau bahkan film. Kakak saya, Tessa dulu sempah kuliah dengan jurusan “civilization”, dan sangat suka mempelajari bahasa aneh-aneh sampai bisa berbahasa elf yang ada di literatur Tolkien.
Orang yang “passionate” dengan sesuatu ini akan menjadi expert akan hal itu, We all become expert at what we passionate about. Firman Tuhan mengatakan bahwa diberkatilah orang yang kesukaannya adalah Firman Tuhan.
Bukan berarti kita tidak boleh menyukai hal yang duniawi, tetapi apakah pusat dari semua “passion” kita adalah Yesus atau tidak? Apakah kita sudah punya “a daily habit” dimana kita bisa bilang bahwa kesukaan aku dan pusat dari seluruh hidupku adalah Yesus atau tidak?
Sehingga kita bisa membuat keputusan dalam hidup kita berdasarkan Firman Tuhan dan bukan berdasarkan apa kata orang atau “feeling”.
Itu sebabnya dalam Yosua tadi dikatakan untuk merenungkan Firman Tuhan siang dan malam supaya kita bertindak hati-hati sebab dengan demikian apa yang kita perbuat akan berhasil. Sehingga kita akan membawa buah dalam musimnya dan baru kita bisa mengatakan bahwa “To God be all the Glory”.
We need to have a godly habits in our life. Kebiasaan dalam keseharian kita di dalam Tuhan akan menentukan arah kehidupan kita. Itu sebabnya judul kotbah saya hari ini adalah “Our Habit, Our Destiny”
Kebiasaan dalam keseharian kita di dalam Tuhan akan menentukan arah kehidupan kita. Ijinkan saya membagikan beberapa aplikasi secara sederhana supaya saudara bisa di dalam musim yang baru ini membuat sebuah pola hidup yang baru.
Taburlah pemikiran dan kamu akan menuai tindakan, taburlah tindakan dan kamu akan menuai kebiasaan, taburlah kebiasaan dan kamu akan menuai karakter, dan taburlah karakter maka kamu akan menuai takdir – Ralph W Anderson
Pemikiran – Tindakan – Kebiasaan- Karakter – Masa Depan
Talents and Charisma can take you to the top but only Character can keep you there.
Karakter Ilahi yang membuat kita bisa bertahan dalam apapun yang kita kerjakan dan itu membutuhkan sehuah perubahan pola pikir.
Itu sebabnya yang pertama kalau kita ingin membangun sebuah kebiasaan, new habits in your life, stepnya adalah seperti ini.
1. Awali dengan pola pikir yang benar
Supporting Verse – [2] Jangan meniru tingkah laku dan kebiasaan dunia ini, melainkan jadilah orang dengan kepribadian yang sama sekali baru dalam segala perbuatan dan pikiran, niscaya Saudara akan mengerti dari pengalaman sendiri bahwa jalan-jalan Allah itu sempurna dan sungguh-sungguh memuaskan Saudara. Roma 12: 2 FAYH
Saya tahu bahwa kita hidup dalam jaman yang modern dimana kita sepertinya kalau gereja hari minggu “ya boleh” tetapi dari hari senin sampai sabtu kita bisa melakukan apa saja. Tetapi Firman Tuhan mengatakan hal sebaliknya.
Kalau kita tidak menyukai dimana kita berada sekarang dalam musim kita, ada pola pemikiran kita, tindakan dan kebiasaan kita yang ditabur dan salah. Ini adalah kebenarannya.
Jangan kita menjadi orang yang Kristen demi media sosial saja, Jadilah orang yang kesukaanya adalah Firman Tuhan. Bukan Saya minta saudara semua menjadi ahli teologia atau “teolo gila”.
Karana terkadang banyak orang menjadi ahli teologi tetapi belum tentu hidupnya mencerminkan apa yang mereka pelajari. Dunia butuh orang-orang yang kesukaannya adalah Firman Tuhan, bukan hanya membaca tetapi juga meneladani Firman Tuhan sehingga orang-orang bisa melihat bahwa cara berpikir, cara berpacaran kita yang begitu berbeda dengan dunia.
Kita masuk ke dalam musim yang baru di dalam gereja dan saya berdoa agar kita tidak lagi main-main dengan dosa. Satu-satunya cermin yang bisa menunjukkan pola, pemikiran dan kebiasaan kita yang salah adalah hanya Firman Tuhan
Supporting Verse – [12] Sebab apa pun yang dikatakan Allah kepada kita selalu penuh dengan kuasa yang hidup: Firman Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam, yang dapat dengan cepat menembusi pikiran dan keinginan kita yang paling dalam, sehingga memperlihatkan diri kita yang sebenarnya. Ibrani 4:12 FAYH
Kita mau tahu mencari tahu jati diri kita? Bacalah Firman Tuhan. Itu akan menunjukkan passion kita, sinful nature dan juga kelemahan kita. Tanda perubahan Pola Pikir adalah kita tidak lagi mengutamakan keinginan Pribadi dan mulai menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan.
2. Konsistensi membuahkan Prestasi
Kita mau mengubah pola hidup dan cara kita hidup serta kebiasaan adalah dengan konsisten. Belajar untuk disiplin dan konsisten hari demi hari melakukan langkah-langkah kecil, perlahan kita akan melihat Prestasi dan hasil yang bisa kita temukan.
Sama seperti jika saya datang ke gym dan mengangkat beban seberat 200 kilogram maka hasilnya tidak akan kelihatan besok, bukan? Tetapi perlahan-lahan jika saya terus-menerus mengangkat beban maka saya akan mulai melihat hasilnya.
Kamu gugup bukan karena kamu tidak bisa melakukannya tetapi kamu gugup karena kamu tidak biasa melakukannya.
Banyak dari kita mengartikan bahwa aku tidak bisa melakukan itu karena nervous, padahal itu hanya karena respon natural dari kita yang belum biasa melakukannya. Jawabannya bukan adalah kita berhenti melakukannya, sama seperti banyak orang yang sudah ke gereja dan belum mengalami perubahan.
Jawabannya tetapi terus secara konsisten melakukannya, latih itu setiap hari dalam memberikan senyuman, kebaikan, terus dan latih itu secara konsisten, baik itu kebaikan kita, pengampunan kita, dan jika dilakukan secara konsisten maka itu akan membawa perubahan yang luar biasa.
Disiplin kecil yang terus diulang secara konsisten setiap hari akan membuahkan sebuah Prestasi besar yang diperoleh secara perlahan seiring berjalannya waktu – John C Maxwell
Ada formula keberhasilan dari Ps. Jeffrey yaitu peluang ditambah persiapan akan membuahkan keberhasilan.
Bukan “hoki” atau beruntung, tetap mempersiapkan diri sedemikian rupa sehingga disaat peluang ada, kita sudah siap. Peluang itu bukan tanggung jawab kita, Kita tidak bisa menghasilkan peluang karena itu datang dari Tuhan dan Tanggung JawabNya tetapi mempersiapkan diri adalah tanggung jawab kita semua dan perlu dilakukan secara konsisten.
Sharing Ps. Sidney – Saya pernah diundang berkolaborasi menulis lagu dengan beberapa songwriters. Ada lagu yang saya tulis hanya dalam waktu 30 menit, dan disaat mereka terkesima melihat demo saya ini, saya katakan bahwa ini adalah 30 menit dan juga 20.000 jam.
Karena saya sudah 20 tahun melakukannya secara konsisten, dan itu penuh dengan kegagalan, lebih banyak lagu yang jelek dibanding lagu yang bagus, tetapi saya terus lakukan di dalam setiap musim sehingga disaat ada peluang, saya sudah siap.
Jadi terus belajar, jangan hanya menunggu giliran atau momen kapan kita akan sukses.
The difference between waiting and preparing
- Menunggu itu Pasif, Persiapan itu Aktif.
- Menunggu itu menghabiskan waktu, tetapi Mempersiapkan diri itu menginvestasikan waktu dan melakukan itu secara konsisten.
- Menunggu fokus pada keadaan external (apa yang sedang terjadi di luar) tetapi persiapan berfokus pada pengembangan diri secara internal.
- Menunggu itu bertanya “kapan peluang datang dalam hidup saya? ” tetapi Mempersiapkan diri bertanya “Bagaimana kita bisa siap disaat peluang datang? “.
- Menunggu itu melihat rintangan dan masalah seperti para pengintai, melihat tanah perjanjian dan melihatnya sebagai sebuah masalah, tetapi Mempersiapkan melihat peluang sebagai solusi untuk bertumbuh
3. Andalkan Tuhan sepenuhnya
Seharusnya ini menjadi se-alami kita bernafas dan bukan hanya kebiasaan saja. Karena tekad dan kemauan saja tidak cukup. Kita perlu bergantung kepadaNya di dalam setiap musim.
Ada begitu banyak orang yang sudah melakukan dan memberikan yang terbaik secara konsisten tetapi perubahan belum datang, yang terakhir dan paling penting adalah kita juga perlu bergantung kepadaNya di dalam setiap musim.
Sharing Ps. Sidney – Jumat kemarin saat anak saya kesakitan perutnya dan dibawa ke rumah sakit. Diagnosa pertama adalah sekedar radang susu buntu dan dibutuhkan operasi di jam 10 malam.
Jam 10.15 tiba-tiba juru rawat datang dan memberitahu bahwa dokter ingin menemui saya. Saya menemui dokter dan disuruh ganti baju agar steril. Saat pintu dibuka, ternyata saya masuk ke dalam ruang operasi, dan saya melihat Ethan dengan kondisi perut yang sudah terbelah, terbuka dan pecah usus buntunya, dokter berkata “Sini lihat, ini sudah pecah usus buntu yang dan ada nanah disana, jadi ini harus segera dioperasi dibuka lebih lebar dan dibersihkan”. Saya hanya bisa berkata “Okay dok, lakukan yang terbaik”.
Saya tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menyerahkan ke dokter itu, saya hanya bisa trust and surrender to God. Saya tahu banyak dari kita yang berada di kondisi ini, sudah mentok, tetapi kita hanya bisa mengandalkan Tuhan dan percaya bahwa Tuhan sedang mengerjakan sesuatu di balik ini semua. Yang bisa kita lakukan hari ini hanya bisa mengandalkan Tuhan saja.
Closing Verse – [9] Tetapi Tuhan menjawab, “Aku mengasihi engkau dan itu sudah cukup untukmu; sebab kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah.” Itu sebabnya saya lebih senang membanggakan kelemahan-kelemahan saya, sebab apabila saya lemah, maka justru pada waktu itulah saya merasakan Kristus melindungi saya dengan kekuatan-Nya. 2 Korintus 12:9 BIMK