Pencipta dan Penyempurna Iman By Ps. Roy Sujanto

JPCC Sutera Hall 2nd Service (2 March 2025)

Church, mari berikan apresiasi untuk semua volunteers yang sudah melayani baik yang di depan panggung dan juga di belakang layar, dan juga bahkan untuk yang melayani di luar ruangan dan juga di luar gedung ibadah. Welcome to Church! Apa kabarnya semua?

Kita sebagai satu keluarga Allah di JPCC, bersama-sama menyambut musim yang baru, saudara belajar banyak selama 2 bulan terakhir? Kita sudah belajar tentang “The new season” atau Musim yang baru, tentang hubungan.

Dan bicara tentang “The new season” atau musim yang baru, apapun bentuknya tentu berbeda-beda. Shout-out juga untuk jemaat grade 10-12 yang ada di ruangan ini.

Musim yang baru mungkin buat sebagian dari saudara bisa merupai semester yang baru, dan mungkin ada beberapa juga yang punya pekerjaan dan tanggung jawab yang baru, ada juga mungkin yang baru menikah, punya anak atau bahkan juga punya bisnis yang baru.

Sebaliknya, musim yang baru ini bagi sebagian dari saudara juga bisa sangat berbeda, ada beberapa dari kita mengalami musim yang baru ini terasa berat dimana beberapa dari kita kehilangan pekerjaan atau bahkan kehilangan seseorang yang dikasihi.

Agar kita bisa bertumbuhdi musim yang baru, kita juga perlu tingkat edewasaan Iman yang baru juga. Mungkin sebelumnya kita bisa memasuki musim yang baru dengan Iman yang “nebeng”, tetapi kita perlu mempunyai Iman yang personal. Oleh karena itu kita akan memasuki tema pengajaran yang baru soal “Iman”.

Bicara tentang Iman, apa itu Iman? Dan kepada siapa kita beriman? Kenapa kita bisa mempercayai Yesus sebagai Juru Selamat kita? Apa bukti dan dasar dari hal itu?

Ada beberapa mungkin yang menjawab, namanya juga Iman dan itu tidak bisa dijelaskan, hanya bisa dialami, dirasakan tetapi tidak bisa dipahami. Tetapi apa bedanya hal itu dengan mitos?

Nah, sedikit cerita dari beberapa yang belum mengenal saya. Sebelum menerima Yesus, saya merupakan seorang “Free Thinker”, kita mempelajari semua pengajaran, yang kita suka kita ambil dan yang tidak kita suka, kita buang. Saya mempertanyakan segala hal karena saya benar-benar sedang mencari kebenaran bahwa kalau Tuhan benar-benar ada, apa buktinya?

Dan pada saat itu, saat saya mempelajari kebenaran, ada pengajaran bernama “Relativism”, mungkin saat ini labelnya adalah “Post-Modernism”, intinya semua kebenaran itu bersifat subjektif dan relatif, semua tergantung perspektif. Lalu, kebenaran apa yang dapat kita pegang dan menjadi acuan buat kebenaran kita?

Semua agama memang baik, tetapi kita tahu bahwa Alkitab mengatakan bahwa hanya ada stau jalan menuju Bapa dan kehidupan yang kekal. Sehingga kalau kita memegang “relativism”, tidak sedikit pengikut Kristus yang mempunyai Iman yang kokoh, bahkan “core belief”nya berlawanan dengan Alkitab, dan mencampuradukkan pengajaran dan kebenaran yang ada seperti sinkronisme, hanya mengambil pengajaran yang disuka, dan intinya kita semua mau menjadi “Tuhan sendiri”.

Kalau kita tidak hati-hati, kita tidak akan punya Iman yang kokoh, dan kita akan mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran yang ada.

Opening Verse – Ibrani 11:1 TB

Kita benar-benar yakin dan memegang harapan yang pasti. Hanya karena kita tidak bisa melihat bukan berarti tidak ada buktinya, Iman adalah sebuah respon dari sebuah bukti yang dapat kita pegang. Dalam bahasa aslinya, “Iman” dan “Percaya” itu sama.

Definisai Iman buta : Iman adalah keyakinan akan sesuatu yang relatif, belum tentu benar, dan tidak bisa dimengerti karena tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan.

Supporting Verse – Ibrani 11:3 TB

Iman membuat kita mengerti dan memahami bahwa segala karya ciptaan alam semesta bukan terjadi karena sebuah kebetulan, ada seorang Pencipta yang membuat itu ada. Faith is a reasoned trust. Iman adalah kepercayaan yang beralasan dan masuk akal.

Iman kita bisa dipelajari, dan bisa dimengerti. Kita akan mempelajari bukti-bukti akan adanya pencipta, a reasoned evidence from our Faith.

Fakta pertama, Human Genome, atau DNA mengandung 3 milyar baris coding.

Ibarat buku, kita smeua disini adalah perpustakaan yang berjalan, semua fitur di tubuh kita, semua ada di dalam DNA ini. Kita tidak ada secara kebetulan.

Fakta kedua, otak kita bisa mmproses 1 ExaFlop per detik (1 milyar-milyar dan hanya membutuhkan daya 20 watt).

Ada super-computer yang paling canggih untuk mengkonsumsi 1 ExaFlop per detik tetapi dengan daya yang sangat jauh lebih tinggi. Otak kita 1 juta kali lebih hemat energi dari super computer yang paling canggih di dunia. Kita adalah bukti nyata dari adanya seorang Pencipta.

Supporting Verse – Yohanes 14:9b TB

Yesus adalah bukti yang terbaik untuk Bapa kita di surga, Dalam Iman kekristenan kita, harapan pasti kita bergantung pada satu hal.

Supporting Verse – 1 Korintus 15:14 TB

Kuasa yang sama membangkitkan Kristus juga ada di dalam diri kita semua. Ini adalah Janji pasti yang dapat kita pegang, Iman kekristenan bergantung kepada kebangkitan Kristus. Ada beberapa bukti dari kebangkitan Kristus

1. Kubur Kosong

Kuburan Yesus kosong, dan kuburan ini juga dijaga ketat oleh prajurit Romawi dan batu penutupnya juga sangat berat. Maka sangat mustahil bagi murid-murid Yesus untuk mencuri jasad Yesus, mereka sebagai muridNya juga tentu tidak punya motif untuk mencuri jasad Kristus. Kuburan Kosong ini menjadi bukti yang kuat untuk kebangkitan Yesus.

2. Saksi Mata

Supporting Verse – 1 Korintus 15:6 TB

Ada yang mengatakan bahwa 500 saksi mata ini mengalami halusinasi, tetapi semua psikolog di dunia mengatakan bahwa halusinasi sebanyak itu tidak akan bisa terjadi. Kalau hanya 1-2 orang mungkin bisa, tetapi 500 orang adalah hal yang mustahil untuk dilakukan. Saksi mata adalah bukti yang kuat untuk kebangkitan Kristus.

3. Transformasi Hidup Para Murid.

Parav Murid Yesus kabur dan ketakutan saat Yesus disalibkan. Tetapi mereka mengalami transformasi, menjadi saksi mata atas kebangkitan Yesus dan ni akan kabar baik dan bahkan sampai rela mati menjadi martir untuk kebenaran, tidak ada orang yang menjadi martir untuk sebuah kebohongan.

Dari fakta dan kebenaran ini, di hadapan semua bukti-bukti ini, kita perlu “Iman” yang jauh lebih besar untuk tidak percaya, daripada percaya! Percaya seharusnya lebih mudah karena ada bukti-bukti ini semua. Faith is an invitation to step into the light, not into the dark.

Kenapa kita perlu Iman? Karena Iman adalah BahasaNya Tuhan.

Supporting Verse – Ibrani 11:6 TB

Surat Ibrani ini menjabarkan dari pasal pertama bagaimana Yesus jauh lebih unggul daripada malaikat, bahkan Nabi sekelas Musa dan Imam Besar, Yesus juga merupakan korban yang sempurna, karena Kitab Ibrani mengatakan bahwa tidak ada korban binatang yang bisa menghapus dosa. Ini yang menjadi dasar dan bukti yang kuat untuk menguatkan Iman mereka ketika menghadapi penderitaan dan mendorong ketekunan. Keselamatan hanya datang melalui Yesus.

Yesus merupakan bukti dasar yang kuat untuk Iman kita semua.

Supporting Verse – Ibrani 12:2 TB, AYT

Marilah kita fokus kepada Yesus yang merupakan pencipta dan penyempurna Iman kita. Dia juga adalah Pribadi yang akan menuntun Iman kita dalam kedewasaan sampai ke akhir kehidupan kita.

Pertanyaan Refleksi :

  1. Apakah Yesus yang menjadi pusat Iman saya? Apakah Dia yang menentukan semua Langkah hidup saya? Apakah Dia menjadi teladan Iman saya?
  2. Apakah beban dan dosa yang harus saya tinggalan
  3. Bagaimana kehidupan saa bisa mencermika Kristus kepada orang sekitar?

Saya harap bukti dan jaminan untuk Iman kita ada kepada Yesus Kristus yang merupakan pencipta dan penyempurna Iman kita. Bagi kita yang masih memiliki keraguan, Tuhan tidak marah dan tidak takut untuk pertanyaan kita kepadaNya, bahwa itu kepadaNya, dan kita juga harus siap untuk jawaban Tuhan.