Sahabat yang lebih karib By Ps. Gea Denanda

JPCC Sutera Hall 2nd Service (16 February 2025)

Welcome to Church! Boleh kita ucapkan terima kasih untuk semua yang sudah melayani kita baik diatas panggung atau di belakang layar. Ijinkan saya untuk menyambut saudara semua yang hadir secara online dimanapun saudara berada, saya percaya ada Kasih Karunia Tuhan yang selalu baru untuk kita semua. It’s good to be here in Sutera Hall! Saya dengar bahwa hari-hari ini semuanya sudah ada di Tangerang, jadi kita semua tidak perlu lagi datang ke Jakarta.

Happy Sunday and Happy Valentines! Selama bulan February ini, kita sedang ada sering pengajaran tentang “Navigating Relationships”. Kita dedikasikan sepanjang bulan ini untuk membahas tentang hubungan. Penting untuk membina hubungan hubungan karena hubungan adalah salah satu hal yang paling penting dalam hidup kita, kita diciptakan untuk bisa saling berhubungan dan juga punya hubungan, utamanya dengan Tuhan.

Kita perlu memiliki hubungan-hubungan yang sehat satu dengan yang lain dalam hidup kita. Di minggu pertama, Ps. Jose sudah menyampaikan bahwa hubungan itu ibaratnya seperti sebuah LIFT, bisa membawa kita naik atau sebaliknya turun dalam kehidupan. Itu sebabnya penting untuk kita punya “skills” atau kemampuan dalam membina hubungan yang sehat.

Di minggu pertama, kita sudah belajar prinsip tentang “Spaces and Boundaries”, ruangan dan batasan dalam menjaga hubungan yang sehat. Tuhan sendiri memberikan framework kepada umatNya dalam membina hubungan, disaat Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan harus membawa kemah suci, maka melalui desain framework “kemah suci” ini ada yang namanya area Pelataran, area Ruangan Kudus, dan area ruangan khusus yang namanya Ruangan Maha Kudus.

Dalam hubungan, framework ini bisa kita pakai dimana ada orang-orang yang hanya perlu ada di fase perkenalan saja, ada orang juga yang bisa kita ijinkan masuk sampai fase Kontak, ada juga yang bisa masuk lebih dalam menjadi teman yang lebih dekat, dan tentunya hanya orang-orang khusus yang bisa masuk tahap intim. Tidak boleh semua orang bisa masuk langsung ke tahap intim.

Batasan penting karena melambangkan sesuatu yang kita anggap penting dalam hidup ada, dan batasan ada untuk melindungi apa yang layak untuk kita lindungi dalam hidup. Itu sebabnya penting bagi kita untuk bisa menentukan value dalam hidup kita, value adalah apa yang kita anggap penting dan “non-negotiable” dalam hidup kita.

What is non-negotiable to you? Apa hal-hal dalam hidup kita yang tidak bisa ditawar-tawar?

Jawaban dari pertanyaan ini yang akan menentukan batasan-batasan yang kita terapkan dalam hidup kita. Non-negotiable contohnya seperti ini, Kalau kita suka belanja, mungkin ada beberapa dari kita yang suka menawar. Dan disaat kita pergi ke toko, dan mungkin suka sepatu di toko itu dan harganya melebihi 1 juta, sementara yang yang yang kita punya hanya 800 ribu saja.

Lalu kita pergi dengan “Laupan” di toko tersebut, Kita mungkin mencoba menawar kepada “laupan” disana agar harganya bisa diturunkan. Laupan tersebut menjawab bahwa hal itu tidak memungkinkan karena semua produk yang dijual di tokonya adalah “Fixed Price”. Tetapi bayangkan jika Laupan itu meresponi tawaran kita dengan baik dan memberi kesan bahwa harganya bisa turun dan dinego.

Dalam hubungan, seringkali seperti itu, karena kalau kita tidak punya “value”, hal-hal yang dari awal kita sudah bilang “fixed price”, percayalah bahwa akan selalu ada orang yang mendorong lebih jauh untuk menawar itu dari “negotiable” menjadi “non-negotiable”. Karena itu Boundaries atau Batasan penting dan diperlukan untuk menjaga hal ini.

Di minggu kedua, kita berbicara mengenai “Intimacy“, Tuhan mau kita punya keintiman yang sehat di dalam hubungan kita, meskipun masalahnya dunia mengajar sebaliknya. Tuhan ingin agar keintiman ini bisa berdasarkan Kasih dan bukan Hawa nafsu. Kita hanya bisa mengasihi dengan Kasih yang tanpa syarat kalau kita sudah mengalami Kasih tanpa syarat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Itu sebabnya kita perlu menjaga hubungan dan keintiman dengan Tuhan agar kita bisa melepaskan KasihNya kepada orang di sekeliling kita.

Ada 4 hal tentang bagaimana membangun keintiman bersama Tuhan.

Pertama, kita perlu punya kerinduan untuk mengenal isi hati Tuhan dan kehendakNya. How to do that? Stop scrolling the Word and start reading the Word. Seringkali kebiasaan kita scrolling di media sosial juga berlanjut dalam kebiasaan kita dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

Kedua, kita harus mau dikenal oleh Tuhan karena keintiman ini sifatnya 2 arah. Banyak dari kita seringkali tidak mau jujur dengan Tuhan, Kita harus berani rentan dengan Tuhan, terutama disaat kita berbuat salah dan melanggar Firman Tuhan, seperti halnya Daud. Daud berani jujur dengan Tuhan setelah dia berzinah, Kita juga harus berani jujur dengan Tuhan.

Ketiga, kita harus belajar untuk memuji dan menyembah Tuhan. Penting untuk berada di dalam HadiratNya, agar fokus kita bisa beralih dari “Apa yang tidak kita miliki atau cukup untuk kita miliki” menjadi “Siapa yang ada di dalam kita itu lebih dari cukup”. Itu sebabnya kita belajar untuk “worship”.

Keempat, kita harus belajar untuk mempriotaskan Tuhan, menaruh Dia menjadi pusat dari seluruh kehidupan kita. Have we put Him first? menjadi “Non-negotiable” untuk kita semua?

Itu yang sudah kita pelajari di dalam 2 minggu terakhir, Dan hari ini kita akan membawa kedua prinsip dan akan coba kita aplikasikan ke dalam konteks pertemanan dan persahabatan. Tuhan mau agar kita punya persahabatan yang mulia dan Dia sudah sediakan untuk kita semua.

Saya percaya bahwa setiap dari kita punya yang namanya teman, terlepas dari teman kita banyak atau sedikit, dekat atau tidak, baik atau tidak, pasti setiap dari kita punta temukan. Dan saya temukan bahwa ada 3 jenis teman di dalam hidup kita,

1. Friends for a reason (Acquaintance)

Teman-teman yang ada dalam hidup kita hanya untuk sebuah alasan tertentu saja, dan memenuhi kebetuhan kita yang secara spesifik di saat tertentu saja. Namun jika kebutuhan itu sudah terpenuhi, belum tentu hubungan ini akan lebih lanjut.

Contoh : Kita misalnya sedang membutuhkan ilmu keuangan maka kita akan mencari teman yang ahli dalam hal keuangan (konsultan keuangan contohnya), tetapi disaat saya sudah bisa dan menguasai hal ini, belum tentu hubungan ini akan berlanjut.

2. Friends for a season

Ada teman-teman yang ada adalah hidup yang bersama-sama dengan kita untuk sebuah musim atau periode waktu tertentu, seperti teman sekolah dari SD, SMP, SMA tetapi karena kuliah di tempat yang berbeda, sehingga pertemanannya tidak berlanjut lagi. Atau bisa juga teman disaat kita mempunyai hobi tertentu seperti sepeda dan tenis. Seringkali pertemanan ini tidak berlanjut karena musim yang selanjutnya sudah berbeda dari sebelumnya.

3. Friends for a lifetime (Inner Circle)

Sahabat atau orang-orang yang tidak hanya ada untuk kebutuhan atau Musim tertentu, tetapi mereka ada di dalam segala musim kehidupan kita, ini yang kita sebut sebagai “Inner Circle”, ada di level keintiman yang lebih dalam dan bukan teman biasa. Mereka adalah orang-orang yang kita percaya untuk bisa menerima kita apa adanya, mereka ada di dalam suka dan duka, serta mengasihi kita tanpa syarat dan juga membangun kehidupan kita.

Opening Verse – Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. Amsal 18:24 TB

Judul kotbah saya hari ini adalah “Sahabat yang lebih karib“, saya percaya setiap dari kita menginginkan teman yang seperti ini. Kenyataannya tidak semudah itu untuk bisa menemukan seorang sahabat, kalau kita hari ini bisa menyebutkan 5 nama yang termasuk kategori ini, maka kita sangat terberkati dalam hidup ini.

Tentu tidak mudah, itu sebabnya penting untuk kita belajar untuk menerapkan 2 prinsip yang sudah diajarkan di dalam 2 minggu pertama. Kalau kita belum menemukan teman atau sahabat seperti itu, seringkali kita perlu belajar “becoming one”, belajar untuk menjadi orang seperti itu dulu, sebelum mencari dan mendapatkan seorang sahabat.

Bagaimana aplikasi batasan dan Kasih Karunia dalam persahabatan?

1. Prinsip tentang Boundaries atau Batasan

Persahabatan membutuhkan itu karena batasan yang sehat akan melindungi hati dan Iman kita. Bukan berarti kita menjadi “exclusive”, atau membatasi Kasih dan kepedulian kita terhadap sesama kita, tetapi batasan ada untuk melindungi kita dari hubungan yang merusak atau menjauhkan kita dari Tuhan.

Saudara dan saya adalah mahluk yang saling mempengaruhi. We are influencing each other, that’s the fact of life. Relationship depend on the resonance of values. The more our values resonate, the closer our relationship becomes.

Supporting Verse – Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 1 Korintus 15:33 TB

Kalau kita punya teman, sadar atau tidak sadar kita akan saling memberikan pengaruh dan saling bertukar nilai satu sama lain, itu sebabnya kita harus berhati-hati dan memilih dengan siapa kita bergaul setiap harinya, memilih teman yang lebih dekat dengan kita.

Contohnya, teman saya berkata kalau semakin hari, saya semakin mirip dengan suami saya. Hal ini disebabkan karena saya ini kalau travel sukanya “light traveler”, sementara suami saya sebaliknya. Tetapi sekarang saya temukan bahwa saya mulai membawa barang lebih banyak dari sebelumnya disaat bepergian.

Kalau kita tidak hati-hati, apa yang tadinya “non-negotiable” buat kita akan mulai bergeser dan menjadi “negotiable” untuk kita, karena kita adalah mahluk yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Itu sebabnya kita perlu batasan spiritual dan emotional, memilah siapa saja yang layak masuk lebih jauh dalam hubungan kita.

Ini bukan “exclusive”, sebaliknya “healthy”, sama halnya dengan membagikan informasi, kita harus memilahnya, karena tidak semua orang cukup dewasa untuk menerima informasi yang kita bagikan, tidak semua informasi sensitif dalam hidup kita perlu dibagikan, apalagi lewat media sosial. Kita perlu hati-hati dengan itu semua.

Yesus sendiri punya “circle-circle” dalam kehidupannya, hanya 12 orang yang menjadi muridnya dan bahkan dari situ, hanya 3 murid yang paling dekat dan ikut Dia ke taman getsemani, dan Dia ijinkan untuk melihat kerentanan hidupNya. Batasan yang sehat akan melindungi hati dan iman kita karena kita seharusnya mempunyai hubungan-hubungan yang membuat kita semakin dekat dengan rencana Tuhan dan bukan sebaliknya.

2. Prinsip tentang Grace atau Kasih Karunia

Persahabatan yang sejati hanya bisa terjadi kalau individu yang ada di dalamnya selalu memberikan Kasih Karunia kepada satu sama lain.

Penting untuk menerapkan Kasih Karunia, karena kalau kita hanya menerapkan batasan tanpa Kasih Karunia, maka hubungan yang ada menjadi kaku dan hanya penuh aturan saja. Tetapi kalau hubungan kita hanya ada Kasih Karunia tanpa batasan, mana hubungan yang ada menjadi tidak sehat. Itu sebabnya kita perlu mewujudkan kasih karunia dan batasan ini dalam hubungan kita.

Ada 3 hal bentuk Grace atau Kasih Karunia di dalam persahabatan

Pertama, adalah Pengampunan atau Forgiveness, bukan hal yang mudah utamanya dalam konteks persahabatan karena orang yang paling bisa menyakiti kita adalah orang yang terdekat dengan kita. Itu sebabnya pengampunan sangat tidak mudah dan merupakan sebuah pilihan dan keputusan. Kalau kita mengingat ayat di Alkitab tentang “Kasihilah Musuhmu”, seringkali “musuh” yang ada di kepala kita adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita, tidak selalu harus mengenai lawan kita. Itu sebabnya penting untuk kita mengingat kembali Kasih Karunia yang sudah kita terima dari Tuhan sebelumnya agar kita bisa melepas pengampunan kepada orang tersebut.

Supporting Verse – [13] Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Kolose 3:13 TB

“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; Lukas 6:27 TB

[21] Lalu Petrus mendekati Yesus dan bertanya, “Tuhan, kalau saudara seiman saya terus melakukan kesalahan kepada saya, sampai berapa kali saya harus memaafkan dia? Apakah cukup tujuh kali?” [22] Jawab Yesus, “Bukan tujuh kali! Bukan juga tujuh puluh tujuh kali! Tetapi kamu harus selalu memaafkan tanpa menghitung-hitungnya. Matius 18:21-22 TSI

Seringkali kita suka menghitung kesalahan-kesalahan orang yang ada di sekeliling kita, tetapi melalui Kisah Petrus diatas, kita bisa mengerti bahwa Kasih Karunia adalah kita memilih untuk mengampuni tanpa menghitung-hitung dan tanpa batas. Kenyataannya, tidak ada persahabatan yang sempurna, kita-pun juga tidak sempurna dan bisa berbuah salah serta bisa mengecewakan satu sama lain. Tetapi Kasih Karunia mengajar kita untuk saling mengampuni seperti Yesus telah terlebih dahulu mengampuni kita.

We can only love because we understand, we experienced that He has loved us first.

Kedua, adalah Kesetiaan.

Supporting Verse – [17] Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17:17 TB

Wujud yang lain dari Kasih Karunia dalam persahabatan adalah Kesetiaan. Sewaktu kita memilih untuk setia di setiap waktu, maksudnya baik di masa sukar maupun di masa sukses. Saya temukan, kadang-kadang lebih mudah untuk melakukan kesetiaan di masa sukar atau gagal, tetapi bagaimana dengan kesetiaan kita di masa senang dan saat sahabat kita ada di puncak kesuksesan? Apa kita sudah menjadi sahabat yang sudah cukup aman dan dewasa untuk merayakan keberhasilan mereka? Kita bisa jatuh ke dalam yang namanya iri hati dan mulai membandingkan, serta mulai mempertanyakan Tuhan. Setia di setiap waktu.

Apakah kita sudah menjadi orang yang seperti itu? Tidak hanya ada di masa duka tetapi juga bisa ada secara tulus di masa ketika mereka sedang sukses.

Terakhir, adalah Teguran di dalam Kasih.

Supporting Verse – [6] Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Amsal 27:6 TB

Persahabatan yang sejati, Godly friendship itu bukan hanya saling mengampuni dan saling mendukung di setiap waktu, tetapi juga saudara harus berani untuk menegur di dalam Kasih jika ada dari mereka yang menyimpang. Teguran semanis apapun disampaikan tentu tidak enak. Tetapi jika ada orang yang berani melakukan itu dalam hidup kita, kita harus bersyukur karena mungkin orang-orang itu yang harus kita layak dan panggil sebagai seorang sahabat.

Itu adalah salah satu bentuk Kasih Karunia Tuhan dalam hidup kita. Salah satu contoh terbaik tentang persahabatan yang ada di Alkitab adalah melalui Yesus sendiri bersama para MuridNya. Yesus menunjukkan batasan yang sehat kepada murid-muridNya, tetapi Dia juga penuh dengan Kasih Karunia untuk mengampuni murid-muridNya. Sewaktu Petrus menyangkalNya sampai 3 kali, atau sewaktu Thomas meragukan KebangkitanNya, Yesus bersabar kepada mereka dan yang terutama juga Dia mati di atas kayu salib untuk sahabat dan para muridNya. The Good News is, Dia juga mati untuk kita semua.

Supporting Verse – [54] Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. [55] Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. [56] Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: ”Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.” [57] Tetapi Petrus menyangkal, katanya: ”Bukan, aku tidak kenal Dia!” [58] Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: ”Engkau juga seorang dari mereka!” Tetapi Petrus berkata: ”Bukan, aku tidak!” [59] Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: ”Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.” [60] Tetapi Petrus berkata: ”Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. [61] Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: ”Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” [62] Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Lukas 22:54-62 TB

[13] Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Yohanes 15:13 TB

Kalau hari ini kita dengar “The Quality of Friends”, dan mungkin saudara berpikir bahwa kita tidak punya teman yang seperti itu di dalam hidup kita. Ada satu pribadi yang sudah mengatakan dan menunjukkan bahwa Dia adalah Sahabat yang sejati untuk kita, namanya Yesus. Dia mati untuk kita semua, terlepas dari apa yang pernah kita lakukan, Dia memilih untuk mati buat kita semua karena Dia begitu mengasihi kita. Ketahuilah bahwa kita tidak pernah sendirian, karena Dia selalu ada bersama dengan kita. We all got a friend in Jesus.

P.S : Your support is always appreciated. Any contributions will go toward the site’s annual maintenance cost. Feel free to do so at: https://saweria.co/316notes