Sutera Hall 2nd Service (2 February 2025)
Bagi yang merayakan tahun baru cina, saya juga ingin mengucapkan “Gong Xi Fa Cai!”, dengan artian “Semoga tahun baru ini melimpah”. Tetapi saya rasa apa yang seharusnya melimpah bukan saja dalam hal materia duniawi saja, tetapi juga kesehatan, damai sejahtera dan sukacita. Saya rasa Ketiga hal itu adalah harta yang jauh lebih berharga daripada rumah atau mobil yang lebih besar. Itu adalah doa saya untuk kita semua disini.
Senang juga saya berkesempatan melayani saudara disini. Tadi juga saudara semua sempat melihat highlight dari acara “Vision Day (VD)” di The Kasablanka, Atas nama semua volunteers di acara VD kemarin, saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas kontribusi dan pemberian yang saudara semua berikan.
Selain itu, di Ibadah pertama hari ini, Kami juga baru saja melakukan pelantikan beberapa Associate Pastor yang baru di JPCC. Tentunya karena sebagai Senior Pastor, saya dan juga Hanna memiliki keterbatasan untuk menavigasi musim yang baru, dan kita perlu menyesuaikan diri dengan tanggung jawab yang baru. Kami sudah menetapkan 3 associate pastor yang baru yaitu Ps. Alvi Radjagukguk sebagai Associate Pastor of Community Life, Ps. Sidney sebagai Associate Pastor of Worship, dan Ps. Kenny Goh sebagai Associate Pastor of Teaching and Generations.
Bulan February kita akan masuk ke tema “Relationship” atau “membina hubungan”. Hubungan itu ibaratnya seperti Lift atau Elevator. Pertama, karena Lift sebagaimana hubungan itu bisa membawa kita naik maupun turun, bahkan ada orang yang hidupnya hampir hancur karena hubungan yang ada dalam hidupnya. Kedua, karena Lift juga mengenal adanya tingkatan atau levels yang berbeda-beda, begitu juga dalam sebuah hubungan. Sebenarnya hubungan itu perlu dan ada tingkatan yang berbeda-beda. Ada orang yang karir, bisnis-nya hancur karena hubungan yang datang dalam hidupnya.
Oleh karena itu kemampuan kita untuk membina dan mengelola sebuah hubungan sangatlah penting, relationship ini adalah skill yang bisa kita pelajari dan kuasai. Sama seperti kita berenang atau naik sepeda. Kalau kita mengerti ini dan juga aturannya dengan baik, tidak hanya menguasai bahkan kita juga akan bisa menikmati hubungan yang kita punya. Oleh sebab itu judul kotbah hari ini adalah “Spaces and Boundaries“, karena hubungan mengenal ruang dan batasan, sama seperti aturan yang ada di sebuah Lift.
Ada space yang harus kita kelola dan juga ada boundaries atau batasan yang harus kita pahami. Kita akan belajar bagaimana untuk memilih siapa saja yang bisa masuk di ruang dan level tertentu dalam hidup kita, karena kalau kita salah menetapkan mereka di level yang ada dalam hidup kita, akan ada dampak positif atau bahkan dampak negatif yang bisa terjadi dalam hidup kita. Kita akan belajar bagaimana memilih, mengelola dan juga melindungi ruang ataupun batasan yang ada dalam hidup kita.
Opening Verse – [3] Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Lukas 17:3 TB
[3] Take heed to yourselves: If thy brother trespass against thee, rebuke him; and if he repent, forgive him. Luke 17:3 KJV
Kalau saudara kita berdosa atau “trespass” atau “melewati batas”, dosa ini juga diterjemahkan dalam bahasa asli, bahasa Yunani sebagai “Hamartano”, yaitu melewati batas, tidak mencapai sasaran, to violate a rule, to cross a line, or to miss a mark.
Bahkan kata lain untuk dosa, “Hamartia”, artinya adalah juga luput dari sasaran, missed the mark. Tetapi yang mau kita pakai sebagai kata kunci disini adalah “trespass”, atau melewati batasan. Karena Hubungan itu mengenal adanya batasan. Kalau kita tidak tahu bahwa ada batasannya, kita tidak akan pernah tahu jika kita melewatinya.
Dalam parenting, banyak orang tua disaat anaknya melakukan kesalahan, orang tua akan menjatuhkan sebuah hukuman, apalagi jika ini terjadi di area public dan ada “peer pressure” dari orang di sekeliling yang melihat kenakalan anak kita.
Saat itu terjadi, anak kita bisa menjadi bingung karena mereka sama sekali tidak sadar bahwa selama ini ada “batas”. Oleh karena itu tidak heran jika seringkali mereka akan memberontak. Selain itu bukan hanya batas yang tidak ada sebelumnya, konsekuensinya kalau melewati batas juga tidak pernah ada.
Yesus mengajarkan bahwa apapun yang kita lakukan, kita harus mengerti bagaimana menjaga batasan, dan pada saat batasan itu dilanggar, ada konsekuensi yang akan terjadi pada waktu kita melanggarnya.
Batasan ada supaya kita tahu batasannya. Oleh sebab itu, hari ini kita mau belajar bagaimana mengerti apa itu Batasan dan bagaimana menjaganya.
Batasan adalah garis yang ditetapkan untuk melindungi kemerdekaan, kebebasan dan nilai-nilai yang kita punya, serta akan membantu untuk menghemat waktu kita. Karena pada umumnya, orang-orang yang tidak mengenal batasan, dan kita tidak tahu cara menjaganya, maka mereka akan datang di hidup kita dan menghabiskan waktu yang ada.
Supporting Verse – [16] Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, [17] tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2:16-17 TB
Batasannya jelas, Boundariesnya jelas, Targetnya juga jelas, begitu kita melewati batas, kita akan melewati batas, berdosa dan konsekuensinya, mati. Oleh sebab itu, dimanapun hubungan kita, kalau kita ijinkan dosa masuk, hubungan itu bisa mati. Baik itu dalam pernikahan, orang tua dan anak, pertemanan, persahabatan, dan bahkan bisnis.
Batasan ada bukan supaya membuat kita tidak bebas, tetapi malah sebaliknya. Dunia berusaha membuat kita berpikir bahwa batasan membatasi kemerdekaan kita. Tetapi batasan melakukan sebaliknya dan melindungi kemerdekaan dan nilai-nilai yang berharga untuk kita, termasuk waktu.
Tahukah kita akan sesuatu yang berharga dalam hidup kita?
Nilai adalah apa yang kita anggap sangat penting sedemikian rupa sehingga kita rela membayarnya berapapun harganya.
JPCC punya nilai-nilai berharga seperti Spirit-led, Honoring, Maturity, Excellence dan Relevant. Dalam hidup kita apakah ada nilai-nilai yang kita anggap tidak akan kompromikan (non-negotiable). Sebab kalau kita tidak punya batasan dalam hidup kita, artinya kita tidak punya sesuatu yang kita pertahankan dan jaga dalam hidup.
Apakah Iman kita salah satunya? Kekudusan? Menghormati orang tua? datang ke gereja bersama keluarga untuk menyembah Tuhan? Kejujuran? Nama Baik? Apakah kita menilai ini semua penting dalam hidup kita?
Supporting Verse – [12] Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Keluaran 20:12 TB
Kita harus menetapkan nilai-nilai yang penting ini baru kita bisa menetapkan siapa saja yang “qualified”, dan bisa masuk ke level tertentu dalam hidup kita. Alkitab mengajarkan kita bagaimana menetapkan levels atau batasan yang sehat dalam hidup kita, salah satunya contohnya adalah melalui kemah suci atau tabernakel.
Kemah Suci ini pada jaman itu sifatnya adalah “portable” dari Mesir menuju Kanaan, dan Kemah Suci ini menjadi tempat utama bangsa Israel untuk beribadah, membawa korban, sebelum Bait Suci ini dibangun menjadi tempat yang permanent di Yerusalem.
Ada 3 ruangan yang dibagi di dalam tabernakel, yaitu:
Ruangan Pelataran atau Halaman di kemah suci, dan dapat diakses oleh semua orang. Ada mezmah pembakaran dan bejana penyucian untuk membasuh diri.
Ruangan Kedua adalah tempat Kudus yang hanya bisa dimasuki oleh Imam saja. Ada meja roti perjamuan, dan kaki lampu emas, serta Mezbah dupa emas disana. Hanya Imam saja yang boleh masuk kesana.
Ruangan Ketiga adalah Ruang Maha Kudus, tempat dimana tabut perjanjian disimpan. Dan disini ada loh-loh batu seperti “10 Firman”, dan “Tongkat Harun”. Hanya Imam Besar saja yang boleh masuk kesini. Bahkan, kalau dia tidak suci saat memasuki ruangan ini, dia bisa mati saat memasukinya.
Supporting Verse – [2] Firman Tuhan kepadanya: ”Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian. Imamat 16:2 TB
Jadi saat itu, jubah Imam Besar itu diberikan sebuah lonceng dan kakinya diikat oleh sebuah Tali disaat memasuki Ruang Maha Kudus, karena jika hidup Imam Besar itu tidak suci, dia bisa mati seketika disana. Dan jika hal itu terjadi, maka orang yang berada di luar ruang Maha Kudus itu bisa menariknya keluar.
Kalau kita lihat dari semua skema ruangan diatas, maka di Pelataran tentu akan ada begitu banyak orang yang ada dan semakin masuk ke dalam, semakin sedikit orang yang ada, orang yang berharga dan perlu dipertahankan agar bisa berada disana. Seharusnya ini juga menjadi cara kita menjaga hubungan kita.
Sayangnya tidak semua orang mengerti akan konsep ini di dalam hidup mereka. Bayangkan jika kita punya rumah di “Pelataran” dimana semua orang bebas memasuki rumah kita. Dan jika kita taruh yang paling berharga disana, tidak heran jika hidup kita akan terus dirampok.
Ada 4 pembagian tentang bagaimana kita bisa menata hubungan berdasarkan pola yang bisa kita pelajari dari Tabernakel.
- Pertama, kita sebut sebagai Perkenalan atau Pengenalan. Kita bisa berkenalan dengan siapa saja, dengan nilai dan pendapat yang bisa berbeda-beda. Itu tidak masalah, dan kita bisa memberikan nama depan kita disini.
- Kedua, Kontak, disini memasuki tingkat Pengenalan yang lebih dalam, kita mulai memberikan sedikit informasi lebih banyak daripada nama depan dan bahkan Kontak nomor WA.
- Ketiga, masuk ke Pertemanan.
- Keempat, masuk ke Hubungan Intim.
Jadi, Hubungan mengenal spaces atau ruang. Ada orang-orang dalam hidup kita yang kita kenal Dan hanya memasuki “Ruang” pengenalan saja. Apa yang kita percayakan kepada seseorang menentukan kedekatan kita dengan orang tersebut.
Masalahnya dunia dimana kita hidup tidak ingin kita mengerti dalam mengelola ini. Apalagi jika kita mahir mengelola dan tahu cara menyeleksi siapa yang layak masuk ke level paling intim dalam hubungan kita. Intim dalam pernikahan hanya boleh satu orang, dan setiap level ini mempunyai nilai yang berbeda-beda yang saudara tetapkan.
Sewaktu menolong pasangan yang mau menikah, saya seringkali membantu mereka akan nilai-nilai apa yang sebaiknya ada dalam setiap ruangan hubungan mereka. Dalam sesi Perkenalan atau Pengenalan, tentu setiap orang bebas untuk melakukannya dengan siapa saja, tetapi disaat orang tersebut ingin untuk mengenal kita “saja”, maka itu artinya sudah memasuki level atau ruangan yang lebih dalam, baik itu dalam hal pacaran atau bahkan tunangan, batas yang kalau sudah sekali masuk, sudah tidak bisa dikeluarkan.
Kalau kita sebaliknya mengikuti gaya hidup orang barat seperti “One Night Stand” dan tanpa adanya batasan dalam hubungan, akan ada kehilangan yang kita alami disana. Jangan ijinkan kematian masuk dalam hidup yang ada. Kita diberikan amanat untuk menjaga hubungan kita.
Closing Verse – [23] Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB
Kalau kita tidak mengenal batasan, atau ada orang yang melanggarnya, maka kita perlu tegur dia dan berbicara dengan terus terang, jujur, dan sopan. Karena tidak semua orang mengerti akan hal ini, ada seseorang yang bisa saja menceritakan hal-hal yang ada di “ruang intim” kepada orang-orang yang berada di area “pelataran” saja.
Kalau kita tahu bagaimana kita menjaga diri kita, saya percaya di tahun ini, hidup kita akan naik dan bukan turun. Tidak perlu berduka karena ada hal-hal yang tercuri.
When you refuse to confront an offense, you are just as wrong as the one who violated your rights and stepped over the line – Rick Renner
Kalau saudara tidak berani mengkonfrontasi orang yang melanggar batas dalam hidup kita, kita sama bersalahnya sama orang yang tidak tahu diri itu. Saya berdoa agar kita semua bisa mulai mempraktekkan apa yang dibagikan di tahun ini.