JPCC Online Service (18 July 2021)
Hi, Church! Saya berharap dan berdoa bahwa kita semua sedang ada dalam keadaan yang baik dan yang sehat. Saya tahu, bahwa minggu-minggu ini adalah musim yang sangat sulit bagi banyak orang. Saya berdoa, agar bangsa kita diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk bisa melewati masa-masa ini. Dalam dua minggu terakhir ini, kita banyak belajar tentang ”Mengalahkan Daging”; untuk bisa menang atas daging kita yang selalu mempunyai keinginan untuk memuaskan diri sendiri.
Pastor Jeffrey mengajarkan untuk kita belajar mengendalikan tekanan dalam kehidupan kita, dan untuk hidup menurut pimpinan Roh Kudus, dalam berjaga-jaga dan berdoa. Minggu lalu, Pastor Jose juga mengajarkan untuk kita selalu hidup erat dengan Roh Kudus, agar bisa menghasilkan buah roh yang membantu kita melawan hasrat daging kita.
Hari ini izinkan saya meneruskan pengajaran dalam tema “Inner Victory” kita, dengan menyampaikan sesuatu yang sederhana dari firman Tuhan, namun sangat mengubahkan hidup saya, secara pribadi, dalam perjalanan pribadi dengan Tuhan. Let me read to you dari ayat berikut.
Opening Verse – Dari manakah asalnya segala perkelahian dan pertengkaran di antaramu? Bukankah itu berasal dari keinginan-keinginanmu yang terus saja berperang di dalam dirimu untuk mendapatkan kesenangan dunia! Kalian ingin, tetapi tidak mendapat, maka kalian mau membunuh! Kalian bersemangat, tetapi tidak mencapai apa yang kalian cari maka kalian bertengkar dan berkelahi. Kalian tidak mendapat apa-apa, sebab kalian tidak minta kepada Allah. Dan kalaupun kalian sudah memintanya, kalian toh tidak mendapatnya, sebab—perhatikan, permintaan—tujuan permintaanmu salah; apa yang kalian minta adalah untuk kesenangan diri sendiri. Kalian adalah orang yang tidak setia! Tahukah kalian bahwa kalau kalian berkawan dengan dunia, maka kalian menjadi musuh Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Jangan kira bahwa Alkitab tanpa alasan berkata, “Di dalam diri kita Allah menempatkan Roh yang keras keinginannya.” Meskipun begitu, rahmat Allah yang diberikan kepada kita lebih kuat daripada keinginan roh kita itu. Itulah sebabnya di dalam Alkitab tertulis juga, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi sebaliknya Ia mengasihi orang yang rendah hati.” And here’s the verse yang menjadi foundation saya pada hari ini. Ayat tujuh. Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka Iblis akan lari dari kalian. Yakobus 4:1-7 (BIMK)
Ada dua strategi dalam peperangan kita melawan temptation (pencobaan)—yang berakar dari keinginan-keinginan kita—yang terus saja berperang di dalam diri kita sendiri, untuk mendapatkan kesenangan dunia. Yakobus memberikan strateginya bagi kita dalam bahasa Inggrisnya dikatakan, “submit to God” atau “surrender to God”, (tunduklah kepada Tuhan), dan “resist the devil” (lawanlah iblis) “then he will flee from you” (iblis akan lari dari kalian).
Submit to God and resist the devil itu langkahnya. Namun jujur, saya melihat banyak orang malah melakukan yang terbalik. Mereka tunduk kepada temptation (godaan), dan malah menolak kasih anugerah Tuhan, right?
Coba pikirkanlah! Berapa banyak dari kita yang sebenarnya jatuh dalam temptation (godaan), again and again (terus menerus) dalam hidup kita, hanya karena kita semuanya kebalik, kita tunduk, kita surrender kepada pencobaandan malah menolak kasih yang Tuhan sediakan bagi kita.
Lawanlah iblis; “daya tahan“. Kalau kita mau melatih tubuh kita in the gym, dan mengubah tubuh kita— tubuh jasmani kita—kita harus melakukan yang namanya resistance training. Kalau Bahasa Indonesianya latihan ketahanan atau latihan beban. Sebuah exercise (latihan) yang menggunakan daya tahan terhadap beban atau tekanan terhadap otot, untuk membangun kekuatan; membangun daya tahan tubuh kita dan juga transforming our body (mengubah bentuk badan kita).
Seperti yang Pastor Jeffrey jelaskan beberapa minggu lalu tentang managing the pressures of our lives. Nah, kalau resistance training bisa mentransformasikan tubuh jasmani kita menjadi lebih kuat, bukankah resistance training against temptation and the flesh, juga bisa membuat roh kita semakin kuat?
“To resist” artinya untuk melawan sesuatu atau seseorang yang menyerang Anda; menolak untuk diubahkan oleh sesuatu, dan untuk menghentikan diri sendiri dan melakukan sesuatu dari melakukan sesuatu yang ingin engkau lakukan.
Supporting Verse – Saudara-saudari, setiap kali keyakinan kalian masing-masing diuji lewat berbagai kesusahan hendaklah kamu menganggap semuanya itu sebagai berkat yang membawa sukacita bagimu. Karena kamu tahu bahwa setiap kali keyakinan kita diuji—resistance—hal itu membuat kita lebih dewasa untuk bertahan dalam keyakinan kita itu. Jadi biarlah kita semakin kuat untuk bertahan, supaya kita semakin dewasa dan semakin diperlengkapi, dengan tidak kekurangan apa-apa secara rohani. Yakobus 1:2-4 (TSI)
Ujian iman menghasilkan ketabahan. Inilah latihan ketahanan; bahwa some temptations and suffering memang ada untuk membuat kita menjadi lebih kuat. Tetapi melawan atau menolak iblis bukan sekadar menengking roh-roh jahat atau setan seperti yang banyak orang pikirkan! Karena dalam segala peperangan, kita harus mempunyai strategiuntuk mengalahkan musuh kita.
Ada langkah-langkah aktif yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, untuk melakukan sebuah perlawanan. Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah yang practical yang bisa membantu kita semua melawan dan resist the temptation dalam hidup kita. Tetapi saya mohon, saya tidak mau Anda berhenti di langkah-langkah ini saja, tapi saya mau dan minta Saudara untuk mendengarkan sampai akhir daripada apa ingin saya bagikan pada hari ini.
Ada tiga langkah praktis yang bisa kita terapkan untuk melawan pencobaan— temptations—dalam hidup kita.
Pertama, adalah pilihlah lingkunganmu.
Opening Verse – Orang yang bergaul dengan orang bijaksana, akan menjadi bijaksana; orang yang bergaul dengan orang bodoh, akan celaka. Amsal 13:20 (BIS)
Pilihlah lingkunganmu, Dan ini yang penting pilihlah orang-orang yang tepat di sekelilingmu, agar Saudara bisa menjalani hidupmu, sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Di JPCC, moto ini sudah mendarah daging buat saya dari 20 tahun yang lalu: “Tunjukkan padaku teman-temanmu dan aku akan menunjukkan masa depanmu“. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang akan membantumu untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Kedua, perbaiki tabiatmu (your habits).
Supporting Verse – Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 1 Tesalonika 5:21-22 (TB)
Perlawanan kita terhadap pencobaan, dimulai dari perbaikan kebiasaan dan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Perbaharui kebiasaan kita untuk membuat pengendalian diri kita lebih mudah. Sering kali resisting temptation dimulai dari kita mengubah dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk kita dalam ketaatan kita sehari-hari.
Ketiga, re-fokus (atur ulang) perhatianmu.
Supporting Verse – Jadi, dengan muka—perhatikan— dengan muka yang tidak lagi berselubung, kita semua memandang kepada Tuhan dan memancarkan kemuliaan-Nya. Kita menjadi seperti cermin! Dengan demikian Tuhan Yesus— yaitu oleh Roh-Nya, mengubahkan kita sehingga kita menjadi semakin sempurna memancarkan kemuliaan-Nya. 2 Korintus 3:18 (TSI)
Kalau Saudara tidak bisa mengubah situasi di sekelilingmu—karena itu di luar dari kendalimu—engkau masih bisa mengubah perhatianmu, your focus (fokusmu), dari hal-hal yang bisa membuat engkau terjatuh dalam dosa.
Kunci dari fokus adalah eliminasi. Artinya buanglah segala hal yang mengalihkan perhatianmu, kepada hal yang seharusnya engkau perhatikan; yang seharusnya engkau pandang, yaitu kepada Tuhan Yesus. Dan tiga langkah praktis ini,bisa membantu kita melawan the daily temptations (cobaan sehari-hari). Ini adalah yang saya sebut ”the resisting part”.
Tetapi, seperti yang saya bilang tadi, kita tidak bisa berhenti di strategi ini saja. Ada bagian pertama yang lebih penting, yang harus kita lakukan sebelum kita melakukan sebuah perlawanan. Bagian pertama dari ayat dalam Yakobus 4 tadi mengatakan, submit to God, tunduklah kepada Tuhan.
Kita tidak akan bisa melawan dan menolak iblis dan cobaannya, jika kita tidak terlebih dahulu berserah dan tunduk kepada Tuhan Yesus. Submit to God; submission. Penundukan diri.Kita tunduk dan berserah bukan karena Tuhan kita menakutkan, tapi malah sebaliknya, karena dia adalah Bapa yang baik, yang ingin menjaga hidup kita. Kita tidak mungkin bisa menang atas peperangan kita melawan daging dan kepuasan diri, tanpa kita tunduk dan berserah kepada Tuhan.
Nah, mungkin ada yang berpikir pada saat ini, “Ah, Pastor, saya udah coba semua langkah-langkah tadi, kok tetap saja hidup saya seperti ini? Tetap saja saya jatuh dalam dosa dan pencobaan yang sama! Kok, saya masih gagal dan belum bisa berubah sampai hari ini?”
Boleh saya kasih sebuah pencerahan kepada Saudara hari ini? Sepertinya banyak dari kita yang gagal dalam melawan pencobaan dan kedagingan kita, karena kita berjuang tanpa penundukan kepada Tuhan. We fail time and time again, because we think that we can fight temptation, doing it our own way and our strategy, tanpa menundukkan diri kepada Tuhan.
Sharing Ps. Sidney – Akhir-akhir ini DM (Direct Message) saya penuh, dengan orang-orang yang desperate akan situasi mereka. Mereka menulis kira-kira hal yang sama, “Pastor, saya sudah mentok! Saya sudah enggak tahu lagi harus ngapain! Dan sekarang saya hanya bisa minta bantuan Tuhan.Tolong! Doakan saya dan keluarga.”
Sounds familiar? Mengapa kita selalu berserah dan tunduk kepada Tuhan, ketika saat kita sudah mentok? Kenapa kita selalu berdoa– saat sudah tidak ada jalan lain, baru kita mau datang kepada Tuhan dan berserah?
Oswald Chambers mengatakan begini, “Kita cenderung menggunakan doa sebagai upaya terakhir, tetapi Tuhan ingin doa menjadi garis pertahanan pertama kita.
Kita berdoa ketika tidak ada lagi yang bisa kita lakukan, tetapi Tuhan ingin kita berdoa sebelum melakukan apa pun. Namun, sebagian besar dari kita, lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang akan mendapatkan hasil langsung (immediate results). Kita tidak ingin menunggu Tuhan menyelesaikan masalah kita pada waktu-Nya Tuhan yang tepat, karena kita berpikir bahwa ide-Nya Tuhan tentang ‘waktu yang tepat’jarang selaras dengan kita.
“Berserah dan tunduk kepada Tuhan, bukanlah upaya terakhir, namun garis pertahanan kita yang pertama. Nah, Yesus sudah mengajarkan kepada kita pola bagaimana kita seharusnya berdoa, dalam buku Matius 6 (TB)— doa Bapa kami.
Supporting Verse – Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. Matius 6: 9-13 (TB)
Ayat ke-13 tadi, Yesus mengajarkan kita berdoa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Bahasa Inggrisnya, ”Lead us not into temptation.”“Lead us not, (pimpin)–” ”Tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. (Deliver us!) Selamatkan kami (rescue us), dari yang jahat.”
Ayat ini bukan berarti bahwa Tuhan mau membawa kita kepada pencobaan, tetapi bahwa kita harus mengerti kedaulatan dan kuasa Tuhan atas hidup kita. Bahwa Dia selalu ada untuk menyelamatkan kita dari yang jahat. Bahwa Dia adalah pemimpin sejati kita.
Pertanyaannya adalah dalam hidup Saudara dan saya, kita dipimpin oleh siapa? Kita tunduk kepada siapa? Pertanyaan saya hari ini, apa atau siapa yang memimpin Saudara ke dalam pencobaan? A tougher question: Apakah mungkin, Saudara sendiri yang memimpin dan membawa dirimu ke dalam pencobaan? And I’ve wrestled with this question, many many times, setiap kali saya mendapatkan diri saya sendiri jatuh dalam dosa dan pencobaan.
Yakobus 4 tadi mengatakan,“Dari manakah asalnya segala peperangan dan pergumulan di antaramu? Bukankah itu berasal dari keinginan-keinginanmu yang terus saja berperang di dalam dirimu, untuk mendapatkan kesenangan dunia?”
If we’re honest, kita akan menemukan jawaban bahwa memang, yah, kitalah yang sering memimpin diri kita sendiri ke dalam temptation. Karena memang yang daging kita inginkan adalah kesenangan dunia. Tema JPCC di tahun ini sangat luar biasa, buat saya secara pribadi. “FOLLOW ME”. Mengingatkan saya terus akan keputusan saya berserah kepada Tuhan puluhan tahun yang lalu.
Dalam Matius 4, Yesus mengundang murid-murid-Nya yang pertama bernama Simon Petrus dan Andreas, dengan kata-kata ini “Mari, ikutlah aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia.” (“Come and follow me, and I will make you fishers of men.”). Dan undangan yang sama Yesus berikan kepada kita semua—Saudara dan saya, pada hari ini— untuk bisa bersedia dipimpin oleh-Nya, untuk kita bersedia tunduk dan berserah kepada Yesus.
Undangan Yesus kepada kita adalah ini: “Allow Me to lead you. (Izinkan Aku yang memimpin hidupmu.)” Karena kata “leading” (memimpin) itu, mempunyai makna memberikan arahan atau bimbingan. So, who is leading you today, friends? Siapa atau apa yang memimpin kehidupanmu sehari-hari? Siapa atau apa yang memberikan arahan atau bimbingan dalam keseharianmu? Is it TikTok, Instagram, social media, Netflix, atau mungkin forward-forward chat di WhatsApp Group Saudara, yang memberikan arahan dan bimbingan bagi Saudara, setiap hari? Apa atau siapa, yang memberikan arahan dalam hidupmu?
Jawaban akan pertanyaan ini akan mengungkapkan mengapa kita sering kalah dalam pergumulan kita melawan kedagingan kita. Karena, bagaimana kita bisa menang kalau kita saja lebih ngikut kepada apa kata dunia, dibandingkan dengan [mengikuti] apa kata Tuhan. Saya sempat bagikan ini di khotbah saya “Come and Follow Me” di beberapa waktu yang lalu: mengikuti panggilan Tuhan Yesus itu bukan untuk kita pergi ke suatu tempat,atau melakukan suatu perkara besar dalam pelayanan; No! Yesus berkata, “Ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia.”
Artinya, tunduk kepada Tuhan dan mengikuti Yesus selalu–selalu berhubungan dengan diri kita [menjadi] diubahkan sesuai dengan kehendak-Nya. Surrendering and following Jesus is always about transformation. Masalah kebanyakan orang di generasi modern ini untuk susah mengikuti Yesus, adalah karena mengikuti Yesus artinya kita enggak punya suara atas rute perjalanan kita sendiri, benar kan?
Karena kalau kita bilang sama teman kita, “Woy! Kalian ke mana? Aku ngikut dong!”, artinya, kita mengikuti rute orang lain, bukan? Dan di zaman dan generasi milenial dan gen Z, yang mempunyai fokus kepada self—self help, self independence, self awareness—to follow Jesus, untuk dipimpin oleh Yesus itu, sangat sulit! Karena artinya “self” kita bukan sekadar harus mengatakan “Ya!”kepada apa yang Tuhan minta kita lakukan [saja],tetapi juga harus mengatakan “Tidak!” kepada diri kita sendiri—daging kita.
And I think this is where we, the Church, mempunyai tanggung jawab untuk membantu orang-orang memiliki perspektifnya Tuhan. Bahwa undangan Yesus kepada kita semua, adalah untuk mengikuti Dia (to follow Him) dan bukan sekadar percaya akan Dia. Tapi dalam zaman modern ini seringkali kita menjadikan kekristenan sekadar menjadi perkumpulan orang-orang percaya dan bukan perkumpulan pengikut Yesus. Karena, percaya kepada Tuhan itu jauh lebih mudah daripada mengikuti dan tunduk kepada pimpinan Tuhan.
Coba saja, apa sih ayat yang paling populer di dunia, saat ini? Come on.
Supporting Verse — Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16 (TB)
John 3:16, Everyone knows this verse! Hari-hari ini, banyak orang Kristen yang sekadar percaya kepada Yesus,namun jujur, tidak banyak yang menjadi pengikut Kristus, karena itu [jadi pengikut] membutuhkan penundukan diri. No, no, jangan salah artikan maksud saya! Itu [Yoh 3:16] ayat yang sangat benar, tetapi kita tidak bisa sekadar memilih satu ayat yang kita suka saja,untuk bisa hidup berkemenangan di dunia ini.
Perhatikan ayat ini, yang saya tahu, tidak sepopuler Yohanes 3:16 tadi.
Supporting Verse – Kemudian Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya—Saudara dan saya—“Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku. Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk Aku, akan mendapatkannya. Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya tetapi ia kehilangan hidupnya? Dapatkah hidup itu ditukar dengan sesuatu? Matius 16:24-26 (BIS)
Tuh, kan? Mengikuti Yesus itu jauh lebih susah daripada sekadar percaya kepada Yesus karena membutuhkan penundukan diri. Dalam pergumulan Saudara dan saya, seringkali kita tunduk dan berserah kepada Tuhan, sebagai pilihan terakhir. Saat kita sudah terjatuh dan sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi dalam pergumulan kita, baru kita sibuk untuk melawan iblis dan semua percobaannya.
Namun, sebelum kita bisa belajar melawan (to resist), kita harus belajar tunduk (submit) terlebih dahulu. Karena kita tidak bisa melawan iblis dengan kekuatan kita sendiri. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, dari diri kita sendiri,no matter how hard we try! The Cross is an ever present reminder that man is unable to save himself. Salib adalah pengingat bagi kita semua, bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Itu sebabnya, saya tunduk dan berserah. Itu sebabnya kita berdoa! Kita berdoa, bukannya untuk mendapatkan apa yang kita minta dari Tuhan. That’s not the purpose of prayer. Karena ultimately, tujuan dari doa kita adalah untuk menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. The purpose of our prayer is to surrender our will; menyerahkan kehendak kita dan bukan untuk memintakan kehendak kita.
Artinya, pada saat apa yang kita mau menjadi sama dengan apa yang Tuhan mau bagi kita, baru kita akan mendapatkan apa yang kita mau. Perhatikan dalam ayat berikut.
Supporting Verse -Karena biarpun Imam Agung kita itu ada di surga, Dia bisa turut merasakan semua kelemahan kita. Karena Dia sudah pernah hidup di dunia ini dan mengalami segala macam cobaan sama seperti yang kita alami. Tetapi Dia tidak pernah berdosa. Oleh karena itu, kita bisa langsung menghadap takhta Allah dalam doa. Dan biarlah kita datang tanpa rasa takut, karena Imam Agung kita sudah berada di samping takhta-Nya itu—di mana kita akan diterima dengan kebaikan hati Allah. Dengan begitu, kapan pun kita perlu pertolongan, Allah akan mengasihani dan menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita. Ibrani 4:15-16 (TSI)
In time of need, in our time of temptation; pada waktu daging kita memutuskan untuk berbicara lebih keras daripada roh kita, Tuhan ada untuk membantu kita. So, what does it look like? This–hidup yang tunduk dan berserah kepada Tuhan itu, seperti apa sih?
Sharing Ps. Sidney – Well, let me tell you a story, bagaimana Yesus memimpin hidup saya in one of the seasons of my life. Di tahun 1999, 22 tahun yang lalu, saya baru saja merilis album solo saya yang pertama, berjudul “SURRENDER”.
Tema berserah sudah seperti menjadi tema besar hidup saya. Dan band kami juga, GMB (Giving My Best) baru merilis album “RISE UP” pada saat itu. It was during that time, saya ditawari oleh sebuah record label besar untuk membuat sebuah album sekuler, bukan album rohani. Karena pada zaman itu, karakter vokal saya yang nge-rock itu, katanya jarang di Indonesia. Dan saya diberikan tawaran kontrak record label ini yang sangat besar buat saya pada zaman itu.
Karena meskipun saya sudah mengeluarkan beberapa album rohani dengan GMB dan VOG (Voice of Generation) pada saat itu, tapi jujur,pendapatan dari rekaman album rohani dan konser di zaman itu sama sekali tidak besar. Jadi tawaran kontrak itu, sangat signifikan buat saya. Apalagi dengan bonus diberikan kendaraan kalau saya terima kontrak ini.
Nah, untuk seseorang yang kemana-mana naik kendaraan umum pada waktu itu—naik bus, naik taksi, naik mikrolet— I thought, “This is it! Saya bisa menjadi seorang penyanyi sekuler, touring and make lots of money!” Tapi saat itu, saya tidak mendapatkan damai sejahtera. Saya bukannya bilang bahwa bekerja di industri musik sekuler itu salah; enggak sama sekali!
Saya punya banyak teman-teman yang menjadi pemusik luar biasa di industri musik Indonesia; and I fully support them! Tetapi, pada waktu itu, di zaman itu, saya sudah tahu persistujuan apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan saya. Dan ini yang saya pelajari, bahwa sometimes, pencobaan itu bukan sekadar membuat kita terjatuh dalam dosa; tetapi pencobaan—temptation—muncul, untuk menjauhkan kita dari kehendak Tuhan atas kehidupan kita.
So, I remember, minta nasihat Pastor Jeffrey tentang tawaran ini. Remember yang tadi saya katakan,“Show me your friends and I will show you your future”. Nah, saya ingat, Pastor Jeffrey cuma berkata begini, “Kita harus menjadi orang yang berpikir panjang. Coba tarik benang merah dalam hidup kamu sekarang. Kalau kamu terima tawaran untuk menjadi penyanyi sekuler ini, kira-kira, kamu akan berada di mana, dalam 5 tahun dari sekarang, dalam 10 tahun dari sekarang? Apakah itu akan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan dalam hidupmu?”
And that’s all it took. Immediately, saya tahu bahwa meskipun tawaran kontrak ini sangat menggiurkan bagi saya, di zaman itu, di masa itu,saya sadar, bahwa saya mau tunduk kepada kehendak Tuhan, untuk saya tetap berada dalam jalur rohani sebagai worship leader and writing songs. Karena saya yakin pada waktu itu, kalau saya terima tawaran tersebut, pasti saya tidak akan punya banyak waktu dalam pelayanan, dan saya yakin, saya tidak akan berkotbah di JPCC online service, hari ini. I would not be where I am today.
Saya mengizinkan Yesus yang memimpin. Because I know, Dia tahu yang terbaik untuk saya. Dan sampai hari ini, tidak ada satu pun penyesalan dalam keputusan tersebut, karena saya yakin, I am exactly in the path that He wants me to be in. Nah, bagaimana kita bisa tahu itu keputusan yang benar, you ask? Dari damai sejahteranya.
Supporting Verse – Maka sejahtera dari Allah yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia, akan menjaga hati dan pikiranmu yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Filipi 4:7 (BIS).
Hidup yang berserah, tunduk kepada Tuhan, pasti akan disertai dengan damai sejahtera yang melampaui pikiran manusia. I’m gonna close very soon. Jalan yang membebaskan kita dari percobaan, dari temptation, bukanlah sekadar disiplin, meskipun disiplin diperlukan dalam mengikuti Yesus. Dan bukan sekadar pengendalian diri, seperti langkah-langkah yang tadi saya katakan di awal khotbah ini, meskipun pasti membutuhkan pengendalian diri dalam kita mengikuti Yesus dan tunduk kepada-Nya.
Tapi kuncinya adalah mengikuti Yesus, bukan sekadar percaya. Yesus mau memimpin kita karena Dia mengasihi kita. Dan dalam relationship bersama dengan Yesus setiap hari dalam hidup kita di sini lah di mana kita bisa belajar untuk taat mengikuti Dia. Dia yang akan menuntun kita untuk hidup melampaui pikiran kita. Dia menuntun kita untuk hidup bagi orang lain seperti yang telah Dia lakukan untuk Saudara dan saya. Dia akan memimpin kita untuk menemukan kehidupan yang berkelimpahan, dan mungkin kelimpahan ini terlihat berbeda, dari apa yang dunia gambarkan tentang kesuksesan.
Tetapi percayalah, ini adalah kehidupan yang sejati. Kuncinya ada dalam berserah dan penundukan diri. To submit yourself to God, seperti komitmen yang saya ambil puluhan tahun yang lalu, untuk mengikuti seorang pemimpin yang jauh lebih baik dari diri saya sendiri, jauh lebih cakap dan handal dalam menuntun saya, namanya Yesus.
Karena tidak ada alternatif yang lain yang bisa membawa kita menjauhi jalan pencobaan. Tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka iblis akan lari dari kita semua. Maukah Saudara mengambil keputusan,untuk tunduk kepada pimpinan Tuhan, pada hari ini?
Bukan sekadar percaya, tetapi untuk tunduk dan berserah. Kita yang sudah menjadi milik Kristus, tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu. Semua keinginan badani kita—[Dia] seperti sudah mau memakukan hawa nafsu dan keinginan badan kita, pada kayu salib Kristus. Kita sudah diberikan hidup yang baru oleh roh Allah. Oleh karena itu, biarlah kita juga terus hidup dengan taat kepada pimpinan roh Allah.
P.S : Hi Friends! I need a favor, please do let me know if any of you know a freelance opportunity for a copywriter (content, social media, press release, company profile, etc). My email is vconly@gmail.com, Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!