JPCC Online Service (25 July 2021)
Apa kabar Saudara semua? Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Saya berdoa apa pun kondisi Saudara, baik itu keadaan sehat atau kurang baik, Saudara akan terus menemukan kuasa dan kekuatan yang tersedia bagi kita semua melalui kasih karunia Tuhan Yesus.
Masih dalam tema kita “Dealing with the Flesh” atau “Berurusan dengan Daging”, di minggu pertama, Pastor Jeffrey mengajarkan untuk kita belajar mengendalikan tekanan dalam kehidupan kita dan untuk hidup menurut pimpinan Roh Kudus, dalam berjaga-jaga dan berdoa. Lalu di minggu berikutnya, Pastor Jose mengajarkan untuk kita selalu hidup erat dengan Roh Kudus agar menghasilkan buah roh yang membantu kita melawan hasrat daging kita. Dan minggu lalu, Pastor Sidney menghimbau kita semua untuk mau hidup tunduk kepada pimpinan Roh Kudus; to submit ourselves to God.
Bukan hanya percaya kepada Tuhan, tapi juga tunduk, taat dan berserah kepada-Nya, dalam keseharian kita. Hari ini, saya berharap Saudara akan siapkan alat catat Saudara, karena ada banyak sekali ayat yang bisa Saudara kembali pelajari dan renungkan. And I’m not kidding, saat saya berkata ada banyak sekali ayat yang bisa Saudara catat dan kembali pelajari. It’s time to get real. Mari belajar dengan serius, karena keinginan daging itu terlihat fun dan seru, dan penuh dengan drama. Mari kita lihat kembali surat Rasul Paulus kepada gereja di Galatia.
Opening Verse – Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu— seperti yang telah kubuat dahulu—bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Galatia 5:19-21 (TB)
Nah, bagi Saudara yang banyak menonton serial TV di masa pandemi—khususnya serial drama dari negara tertentu yang pengikutnya cukup fanatik—hampir semua serial drama di TV, mengambil bahan dasar dari perbuatan-perbuatan daging yang dinyatakan di surat ke Galatia ini.Maksud saya begini: untuk membuat serial drama yang menarik, harus ada perselisihan, iri hati, amarah; harus ada yang mementingkan diri sendiri, dan lain-lain. Setuju atau enggak?
Pernahkah Saudara menonton sebuah serial drama, yang diisi dengan karakter-karakter yang semuanya memiliki buah roh? Coba kita teliti dengan jujur. Bayangkan kalau semua karakternya saling mengampuni, semuanya lemah-lembut, semuanya sadar terhadap satu sama lain, tidak ada perpecahan, semuanya saling menerima; Saudara akan bosan menonton, dan mungkin, ketiduran! Saudara mungkin berkata, “Ya, enggak apa-apa, kalau hanya di serial TV. Saya suka menonton semua itu, karena lihat orang-orang hidup seperti itu, seru! Asal jangan drama dalam kehidupan nyata, khususnya dalam hidup saya!” Dan saya akan katakan, amin!
Tapi pada kenyataannya, saya temukan, enggak semua orang di dunia nyata, rela atau mau untuk melepaskan keinginan daging. Contohnya, sudah jelas Tuhan mau untuk kita melepaskan pengampunan, dan memberkati orang-orang yang menyakiti kita. Namun saya temukan hal itu sangat tidak mudah, karena keinginan daging adalah untuk melihat orang tersebut menderita, karena dia sudah melukai atau merugikan kita.
Nah, bayangkan kalau orang yang menyakiti Saudara, lalu hidupnya semakin kaya dan berhasil dalam pekerjaannya. Bahkan, mungkin ada yang sulit terima kalau orang itu ternyata bisa berubah! Dan di hari-hari ini, cukup melihat posting-posting di media sosial, untuk melihat orang-orang yang menyebut dirinya Kristen, tapi bereaksi dalam kedagingan mereka. Now, why is that? Kenapa begitu? Nah, Rasul Paulus adalah seorang tokoh sejarah gereja yang begitu luar biasa. Dia menulis sebagian besar dari Perjanjian Baru, dan menurut sejarah kekristenan, Paulus lah—melalui surat-suratnya—yang meletakkan pondasi dan dasar dari doktrin kepercayaan kekristenan. Dia menulis seperti ini di Kitab Roma.
Supporting Verse – Kita tahu bahwa hukum agama Yahudi berasal dari Roh Allah; tetapi saya ini manusia lemah. Saya sudah dijual untuk menjadi hamba dosa. Sebab saya sendiri tidak mengerti perbuatan saya. Hal-hal yang saya ingin lakukan, itu tidak saya lakukan; tetapi hal-hal yang saya benci, itu malah yang saya lakukan. Nah, kalau saya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keinginan saya, itu berarti saya mengakui bahwa hukum agama Yahudi itu baik. Jadi, bukan lagi saya sebenarnya yang melakukan itu, melainkan dosa yang menguasai diri saya. Saya tahu bahwa tidak ada sesuatu pun yang baik di dalam diri saya; yaitu di dalam tabiat saya sebagai manusia. Sebab ada keinginan pada saya untuk berbuat baik, tetapi saya tidak sanggup menjalankannya. Saya tidak melakukan yang baik yang saya ingin lakukan; sebaliknya saya melakukan hal-hal yang jahat, yang saya tidak mau lakukan. Kalau saya melakukan hal-hal yang saya tidak mau lakukan, itu berarti bukanlah saya yang melakukan hal-hal itu, melainkan dosa yang menguasai diri saya. Jadi, saya mengambil kesimpulan bahwa hukum inilah yang memegang peranan: yaitu bahwa kalau saya mau melakukan yang baik, maka hanya yang jahat saja yang timbul pada saya. Batin saya suka akan hukum Allah, tetapi saya sadar bahwa dalam diri saya ada pula hukum lain yang memegang peranan—yaitu hukum yang berlawanan dengan hukum yang diakui oleh akal budi saya. Itu sebabnya saya terikat pada hukum dosa yang memegang peranan di dalam diri saya. Nah, beginilah keadaan saya: saya mentaati hukum Allah dengan akal budi saya, tetapi dengan tabiat manusia saya, saya takluk pada dosa. Alangkah celakanya saya ini! Siapakah yang mau menyelamatkan saya dari badan ini yang membawa saya kepada kematian? Roma 7:14-25 (BIMK)
Bayangkan, seseorang seperti Rasul Paulus pun, menyatakan bahwa dia bergumul dan kesulitan untuk hidup benar. Dan hukum Taurat atau hukum agama Yahudi, juga enggak menolong sama sekali. Semakin dia aware dengan hukum itu, semakin dia merasa bersalah karena pelanggarannya, dan semakin dia kecewa terhadap dirinya sendiri. Karena pada intinya— pada intinya—hanya karena kita tahu kebenaran tidak membuat kita mau melakukan kebenaran. Saya ulangi sekali lagi. Hanya karena kita tahu kebenaran tidak membuat kita mau melakukan kebenaran.
Hanya karena kita tahu apa yang benar dan salah, hanya karena kita tahu aturan agama, hanya karena kita tahu apa itu perbuatan daging dan apa itu buah roh, tidak membuat kita mau berserah kepada Tuhan, dan mengikuti tuntunan Roh Kudus dalam keseharian kita. Kalau manusia selalu mau melakukan apa yang kita tahu, maka banyak orang yang hidup jauh lebih sehat. Pengetahuan tentang makanan yang sehat ada di mana-mana, tapi belum tentu semua orang mau makan makanan yang sehat, setidaknya sampai krisis terjadi, baru terpaksa—namun sekali lagi, itu adalah paksaan bukan kemauan.
Ketahuilah, Christianity is not about behavior modification but about heart transformation. Sekali lagi,Christianity is not about behavior modification but about heart transformation. Kekristenan bukan tentang perubahan perilaku tapi tentang transformasi atau perubahan hati.
Perubahan hati adalah perubahan keinginan dan perubahan kemauan. Pada saat keinginan hati kita berubah, perilaku pun akan ikut berubah. Perubahan yang sejati dimulai dari dalam ke luar. Pengertian kita berubah, keinginan kita berubah, maka perlahan-lahan perilaku kita akan mengikuti. Dalam sebuah buku berjudul ”Never Split the Difference”, sang penulis bernama Chris Voss menjalani karir sebagai seorang hostage negotiator; bahasa Indonesianya, juru runding.
Dia kemudian beralih menjadi dosen bisnis di perguruan tinggi dan dia menulis buku ini. Dia mengajar bahwa dalam pekerjaan dia bernegosiasi dengan teroris—atau juga dalam konteks berbisnis— dasar dari prinsip negosiasi adalah untuk memastikan kedua pihak merasa meraih keuntungan dan kemenangan. Selalu mencari win-win solution. Perhatikan gambar ini.
Seringkali kita berpikir bahwa apa yang kita mau bertentangan dengan apa yang Tuhan mau. Salah satu harus kalah dan salah satu harus menang. Tapi, bayangkan kehidupan kita, apabila kita bisa sepihak dengan Tuhan. Bukankah itu akan jauh lebih mudah untuk berurusan dengan kelemahan daging kita? Nah, itulah sebabnya Rasul Paulus, di surat ke gereja di Roma, dia berkata seperti ini.
Supporting Verse – Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu?[31] Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Roma 8:31 (TB)
Saudara dan saya, sepihak dengan Tuhan. Tuhan mau membawa kita ke sisi yang sama. Melihat cara Dia melihat, dan bersama-sama mengatasi masalah kedagingan kita. Bersama Allah, tidak ada hasil menang-kalah, melainkan kemenangan. Tapi, untuk itu bisa terjadi, kita harus menyelaraskan hati kita dengan hati Tuhan.
Seorang hamba Tuhan berkata,“When we see as God sees, we will do as God says.” Kalau kita melihat seperti Tuhan melihat kita akan melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Mungkin Saudara melihat ini dan berpikir, ”Enggak mungkin segampang itu!“ Apakah benar ini bisa?” Kalaupun hal ini sulit, untuk Anda percayai—bahwa Saudara bisa menginginkan apa yang Tuhan inginkan—bisakah Saudara setuju bahwa ini adalah kabar yang sangat baik? Bahkan kalau ini benar bisa terjadi, maka ini merupakan mukjizat yang sangat luar biasa.
Mukjizat hanya bisa terjadi, secara supranatural—kalau Saudara berpikir seperti itu, maka Saudara benar. Perubahan perilaku manusia adalah perubahan yang natural. Perubahan hati manusia adalah perubahan supranatural. Mari kita dalami apa yang Alkitab katakan tentang ini.
Supporting Verse – Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya. Aku, TUHAN, menyelidiki hati, batin manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya, dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya.” Yeremia 17:9-10 (BIMK)
Sejak manusia jatuh dalam dosa, Alkitab menyatakan bahwa yang selalu menjadi masalah adalah hati manusia yang jahat dan licik. Dan Tuhan menyatakan melalui Nabi Yeremia, bahwa Ia menyelidiki dan menguji hati manusia .Tuhan tahu, inti dari permasalahan adalah isi hati manusia. Itulah sebabnya,Tuhan membuat janji kepada bangsa Israel dan kepada umat manusia, bahwa akan ada waktunya, dimana Ia akan berurusan dengan hati manusia.
Supporting Verse – Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Yeremia 31:33-34 (TB)
Waw! Lalu Tuhan kembali menyatakan janji yang sama di ayat berikut.
Supporting Verse – Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. Yehezkiel 11:19-20 (TB)
Baiklah, Tuhan! Kami sudah mengerti. Tapi Tuhan mengulangi lagi janji-Nya, untuk ketiga kalinya! Di ayat berikut.
Supporting Verse – Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Yehezkiel 36:26-27 (TB)
Tiga kali, Tuhan, dalam Perjanjian Lama, menyatakan bahwa Dia akan memberikan hati yang baru kepada manusia. Bukan mengambil kehendak bebas dari manusia, tapi bagi umat yang menjadi milik-Nya, Dia akan berikan hati yang baru. Tapi, tunggu! Ribuan tahun, setelah Tuhan menyatakan janji-janji ini, seolah-olah Tuhan tidak mau kita lupa akan janji-Nya. Penulis surat Ibrani, kembali mengingatkan gereja,bahwa hari di mana Tuhan menepati janji itu, sudah tiba.
Di dalam Perjanjian Baru, surat Ibrani ditulis dengan tujuan meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa pekerjaan Yesus dan perjanjian yang baru jauh lebih baik daripada pekerjaan Musa dan hukum Taurat yang diberikan dalam perjanjian yang lama. Kita baca dalam surat Ibrani, tertulis sbb :
Supporting Verse – “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka. Ibrani 8:10-12 (TB)
Waw! Kapan Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa kita? Pada saat kita mengakui dan menerima Yesus sebagai Juru selamat kita. Mengapa ini menjadi mungkin buat kita semua? Karena hukum Taurat akan terus memperhitungkan seberapa besar dan banyak dosa Saudara, tapi kasih karunia melalui Yesus Kristus, telah mengampuni dosa-dosa kita, sehingga syarat terpenuhi, untuk Tuhan menepati janji ini, di dalam setiap umat manusia.
Isn’t that good news? Saudara masih ingat, curhatan Rasul Paulus di kitab Roma 7 tadi, tentang pergumulan dia melawan keinginan dagingnya? Kita lanjut sedikit bacaan dari pasal yang sama di Ayat berikut.
Supporting Verse – Nah, beginilah keadaan saya:— kata Rasul Paulus—saya mentaati hukum Allah dengan akal budi saya, tetapi dengan tabiat manusia saya, saya takluk pada dosa—tadi kita baca ini— Alangkah celakanya saya ini! Siapakah yang mau menyelamatkan saya dari badan ini yang membawa saya kepada kematian? Jawabannya: Syukur kepada Allah! Ia mau menyelamatkan saya melalui Yesus Kristus. Roma 7:25-26 (BIS)
Paulus menyatakan bahwa solusi untuk masalah keinginan daging dia yang buruk, bukan sebuah strategi atau metode atau aturan-aturan. Solusinya adalah seorang Pribadi yang mau menyelamatkan dia, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Supporting Verse – Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. Galatia 2:21 (TB)
Yesus mati dan bangkit bagi manusia, karena semua aturan yang benar dan baik yang disampaikan melalui agama, tidak bisa menyelamatkan dan mengubah hati manusia. Kalau manusia bisa berubah dengan diri sendiri, maka sia-sialah kematian Yesus.
Supporting Verse – Sebelum tiba waktunya untuk percaya kepada Kristus, kita dijaga ketat oleh hukum agama; kita seperti dikurung sampai iman itu dinyatakan. Dengan demikian, hukum agama menjadi sebagai pengawas kita sampai Kristus datang untuk membuat kita berbaik kembali dengan Allah karena kita percaya kepada Kristus. Sekarang, karena sudah waktunya manusia dapat percaya kepada Kristus, maka kita tidak lagi diawasi oleh hukum agama. Karena kalian percaya kepada Kristus Yesus, maka kalian bersatu dengan Dia; dan oleh karena itu kalian menjadi anak-anak Allah. Kalian semuanya sudah dibaptis atas nama Kristus, jadi kalian sudah menerima pada diri kalian sifat-sifat Kristus sendiri. Galatia 3: 23-27 (BIS)
Fiuh, panjang! Satu pasal lagi yang harus kita lihat dan pelajari, dan ini juga cukup panjang. So, hang in there, Saudara, hang…hang in there.
Supporting Verse – Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roma 8:1-14 (TB)
Sebelum kita percaya Yesus, Saudara dan saya diberikan hukum agama atau hukum Taurat, untuk mencegah kita melakukan hal-hal yang buruk terhadap diri sendiri dan terhadap satu sama lain. Tapi, Tuhan mau mengubah hati kita, menerima sifat-sifat Kristus, memberikan kita hati yang baru, membuat kita senang dipimpin oleh Roh Kudus, memiliki buah roh dan mau melakukan kehendak-Nya, agar kita mengalahkan keinginan daging kita. Hati yang baru akan melatih kita untuk melihat apa yang Tuhan lihat, menginginkan apa yang Tuhan inginkan, menyukai apa yang Tuhan sukai dan membenci apa yang Tuhan benci. Semua itu, untuk saya berkata ini kepada Saudara semua: pekerjaan supranatural yang dilakukan oleh Tuhan dalam hidup kita, adalah mengubah hati kita.
The greatest miracle is a changed heart. Mukjizat terbesar adalah hati yang berubah. Saya katakan sekali lagi. The greatest miracle is a changed heart. Mukjizat terbesar adalah hati yang berubah. Manusia enggak bisa mengubah hatinya sendiri; hanya Tuhan yang mampu. Kalau Saudara kembali mempelajari janji Tuhan yang sudah kita baca di [kitab-kitab] Yeremia, Yehezekial, dan Ibrani, yang bekerja dan berurusan dengan memberikan hati yang baru, menulis kehendak-Nya dalam hati manusia adalah Tuhan sendiri. Yang diawali oleh Yesus, melalui pengampunan dosa kita, dan membuka jalan untuk Roh Kudus terus bekerja di dalam setiap kita.
Supporting Verse – Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Filipi 2:12-13 (TB)
Waw, Saudara! Allah yang mengerjakan dalam kita, kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Perhatikan terjemahan yang lain, the next different translation.
Supporting Verse – karena Allah sendiri yang bekerja di dalam dirimu untuk membuat kalian rela dan sanggup menyenangkan hati Allah. Tuhan bekerja dalam diri kita, untuk membuat kita rela dan sanggup menyenangkan hati Allah. Yang Tuhan kerjakan dalam kita, kita kerjakan ke luar dengan takut dan gentar. Filipi 2:13 (BIMK)
Istilah “takut dan gentar” di sini adalah istilah yang digunakan di zaman itu, untuk menyatakan rasa kagum dan hormat. Nah, setelah Tuhan—melalui Roh Kudus-Nya— bekerja dalam kita, surat Rasul Paulus ke gereja di Filipi ini melanjutkan dengan kalimat-kalimat, yang menjadi misi dan visi JPCC, yang sudah berjalan selama 22 tahun, yang barusan kita rayakan.
Supporting Verse – Lakukanlah segala sesuatu[14] dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,[15] supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela[15] di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini,[15] sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia[16] sambil berpegang pada firman kehidupan,[16] agar aku dapat bermegah pada hari Kristus,[16] bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Filipi 2:14-16 (TB)
Saudara, untuk menjadi generasi bintang yang tidak bersungut-sungut, tidak berbantah-bantahan, tidak beraib, tidak bernoda, tidak bisa dengan kekuatan kita sendiri. Segala macam upaya manusia, segala macam pengetahuan, strategi, mungkin bisa membawa hasil yang sementara, tapi untuk mendapatkan hasil yang tahan lama, tahan uji, bahkan lintas generasi, dibutuhkan perubahan hati. Ada kuasa yang tersedia bagi kita semua yang mau untuk melakukan kehendak Tuhan, untuk taat pada pimpinan Roh Kudus dan menaklukkan keinginan daging.
Supporting Verse – Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 2 Petrus 1:3 (TB)
Allah sudah memakai kuasa ilahi-Nya untuk memberikan kepada kita segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup beribadat. Ia melakukan ini melalui apa yang kita ketahui tentang Yesus Kristus, yang telah memanggil kita untuk menikmati kebesaran dan kebaikan-Nya. 2 Petrus 1:3 (BIMK)
Kuasa itu sudah tersedia buat Saudara dan saya. Nah, kalau Saudara sudah mengerti semua ini—banyak sekali ayat yang kita baca—what does this mean for us? (Apa sih artinya buat kita semua hari ini?)
Pertama— dan Saudara harus jawab dengan jujur—apakah Saudara benar mau diubah oleh Tuhan? Apakah Saudara benar-benar mau diubah? Karena kita sudah pelajari bahwa bagi orang yang mau, kuasa Tuhan tersedia. Apakah Rasul Petrus dan Rasul Paulus berbohong? Apakah mereka PHP (pemberi harapan palsu) sama kita?
No! Saudara, kuasa Tuhan tersedia, tapi belum tentu banyak yang mau. Karena kalau Tuhan mengubah hati kita dan membantu kita, contohnya, mengampuni orang yang telah menyakiti kita, apakah kita siap untuk melihat orang tersebut berubah, atau menjadi lebih berhasil atau lebih sukses? Atau kalau orang itu tidak berubah, apa kita siap untuk terus mau mengampuni dia— seolah-olah dia bisa seenaknya saja? Atau mungkin kita lebih suka kalau melihat dia menerima ganjaran yang setimpal dengan dosanya, dan lebih senang melihat dia jatuh?
Atau, contoh lain, apakah Saudara siap untuk kehilangan topik gibahan dengan grup WA Saudara, dengan grup-grup WhatsApp Saudara? Ada grup-grup WA yang dibentuk karena “bersatu kita gibah” atau “bersatu kita julid”. Mungkin pada saat Tuhan mengubah hati Saudara, Saudara akan tidak mau lagi ada di grup itu. Saudara mungkin akan merasa enggak nyaman, dan mungkin Saudara akan kehilangan teman-teman Saudara. Apakah Saudara siap diubah oleh Tuhan? Sehingga mungkin, Saudara akan dicap “Enggak asik lagi!” atau akan dicap “Sok suci!”
Maukah Saudara mengizinkan Tuhan mengubah hati Saudara, untuk mungkin tidak lagi menaruh kepercayaan dan rasa aman kepada uang, dan belajar bersandar kepada kebaikan Tuhan? Maukah Saudara Tuhan ubah menjadi seorang yang melayani orang lain dengan excellent, tanpa Saudara memikirkan, ”Apa untungnya buat saya?” Karena kalau Saudara benar-benar mau dan sungguh-sungguh mau, kuasa Tuhan tersedia bagi Saudara.
Perubahan hati dan pikiran tidak terjadi secara instan. Ini adalah sebuah proses yang terjadi, saat kita terus membangun hubungan dengan Tuhan. Pada saat murid-murid Yesus meminta untuk Yesus mengajar mereka cara berdoa, Yesus mengajarkan cara yang sangat praktis bagi kita semua. Ini adalah proses sehari-hari, untuk mengundang Tuhan mengubah hati kita, dan Pastor Sidney membahas sebagian dari Doa Bapa Kami, minggu lalu.Namun saya ajak kita semua untuk melihat bagian yang lain dari Doa Bapa Kami, di ayat berikut.
Supporting Verse – Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Matius 6:9-10 (TB)
Kalau Saudara seringkali berpikir, ”Kalau sudah selesai doa, permintaan doa, harus ngapain lagi ya?” Well, doa adalah interaksi dua arah, dan salah satu bagian terpenting adalah mengambil waktu untuk bergumul dengan Tuhan. “Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Setiap hari, Tuhan mengundang setiap kita untuk menyatakan bahwa apa yang Tuhan mau harus menjadi yang utama.
Spend time di sini,untuk mengizinkan Tuhan membuat kehendak kita menjadi sama dengan kehendak-Nya. Belajar jujur sama Tuhan Yesus, sama Tuhan. Yesus sendiri mencontohkannya bagi kita, pada saat dia berdoa di Taman Getsemani.
Closing Verse – “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;[42] tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”[43] Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya[43] untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Lukas 22:42-43 (TB)
Waw! In short, Saudara bisa berdoa seperti ini: “Bapa, buat aku mau apa yang ‘Kau mau.” Sekali lagi: “Bapa, buat aku mau apa yang ‘Kau mau.” Dalam keseharian Saudara mungkin Saudara akan berdoa, seperti ini: “Bapa, yang aku mau, adalah untuk melihat si A jatuh dan menderita.Aku enggak mau mengampuni dia. Tapi, aku tahu, Engkau mau aku mengampuni dia.Jadi, bantu aku dan buat aku mau, apa yang ‘Kau mau. Aku belum bisa melihat seperti ‘Kau melihat! Aku masih lemah dan masih enggak ngerti. Ubah keinginan aku, Bapa. Di dalam nama Yesus.”
Saudara enggak lagi berdoa dan mengakses kuasa Tuhan, untuk mengubah sekadar perilaku Saudara; tapi Saudara berdoa untuk Tuhan terlebih dahulu mengubah hati Saudara.
Sebagai penutup, apakah Saudara bisa membayangkan hidup Saudara, apabila hati Saudara diubah oleh Tuhan? Seiring berjalannya waktu, akan ada area-area di mana Saudara tidak lagi ditaklukkan oleh keinginan daging, namun menampilkan buah Roh Kudus yang Tuhan munculkan dalam hidup Saudara.
Bayangkan hubungan pernikahan Saudara, hubungan orang tua dengan anak, hubungan Saudara dengan teman-teman, betapa enjoyable dan enggak penuh dengan drama—karena drama cukup di serial TV saja.
Bayangkan hidup Saudara penuh dengan damai sejahtera Tuhan, di zaman yang bising dan penuh dengan tekanan, dan semua bukan karena Saudara memaksakan diri untuk turut kepada aturan agama atau strategi manusia; tapi karena Saudara membuka hati untuk Tuhan mengubah Saudara. Semua dimungkinkan oleh pengorbanan Yesus yang mengasihi kita, dan kuasa Roh Kudus yang tersedia bekerja di dalam kita.
The greatest miracle is a changed heart. Mukjizat terbesar adalah hati yang berubah. Saya berdoa, agar Bapa kita di surga, membuat kita selalu mau apa yang Dia mau. Amin. Tuhan memberkati Saudara semua.
P.S : Hi Friends! I need a favor, please do let me know if any of you know a freelance opportunity for a copywriter (content, social media, press release, company profile, etc). My email is vconly@gmail.com, Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!