JPCC Kota Kasablanka Service 3 (28 Mei 2017)
Hari ini kita masih berbicara mengenai Taste and See, Kecaplah dan Lihatlah, Arti-nya bahwa Kita perlu mengalami terlebih dahulu agar bisa mengerti Jalan-nya Tuhan, sebagai orang percaya kita hidup dari Iman kita, bukan apa yang dilihat saja.
Opening Verse – “Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” Mazmur 34:8 TB
“– sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat –” 2 Korintus 5:7 TB
Menjadi orang yang mengalami dan juga menjalankan Firman Tuhan, bukan hanya sekedar melihat dan mendengar saja, karena orang yang punya pengalaman mempunyai perspektif yang berbeda dari orang yang hanya melihat dan mendengar saja.
Contoh : Bagi anda yang mengerti olahraga Golf, seperti hal-nya saya tentu familiar dengan pemikiran ini. Dulu saya suka berpikir bahwa Golf bukan-lah olahraga, tetapi setelah saya coba lakukan, olahraga itu ternyata sulit dilakukan dan diperlukan stamina yang cukup untuk melakukan hal ini, seketika itu juga Perspektif saya akan Golf berubah.
Orang yang belum pernah bermain tentu punya pemikiran dan perspektif sebalik-nya. Suatu hari saya sedang menjalankan general check-up, saya memberanikan hal ini karena saya percaya bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati.
Saat saya bertemu dengan dokter, dia menanyakan olahraga apa yang sering saya lakukan, saya jawab bahwa saya sering bermain Golf, dan dokter itu kemudian ragu dengan hal ini karena untuk dia Golf bukan-lah olahraga, rupa-nya setelah saya tanyakan ke dokter ini, dia belum pernah bermain golf sebelum-nya.
Perspektif anda disaat mengalami Firman Tuhan juga akan berubah, Jangan hanya sekedar menjadi pendengar Firman Tuhan, tetapi anda juga harus melakukan Firman Tuhan. Tak Kenal maka Tak Sayang.
Kalau hanya mendengar saja, anda mungkin mempunyai perspektif yang keliru. Ayub mengalami hal ini, dulu Ayub hanya mendengar, tetapi dia sekarang mempunyai pengalaman berhadapan dengan Tuhan.
Supporting Verse – “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayub 42:5-6 TB
“Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.” Ayub 42:12-17 TB
“Sebab Engkau menulis hal-hal yang pahit terhadap aku dan menghukum aku karena kesalahan pada masa mudaku; kakiku Kaumasukkan ke dalam pasung, segala tindak tandukku Kauawasi, dan rintangan Kaupasang di depan tapak kakiku?” Ayub 13:26-27 TB
Dari kejadian di-atas, Seolah-olah Tuhan merencanakan hal-hal yang pahit dalam hidup Ayub, dan tidak memberkati diri-nya. Untung-nya Tuhan tidak tersinggung dengan semua perkataan Ayub yang keliru.
Kita juga tahu bahwa pada akhir-nya Ayub dan keluarga sangat diberkati oleh Tuhan, meski-pun pada akhir-nya Ia mati dengan tenang.
Selalu ada kelahiran dan kematian, Itu-lah realita hidup, tetapi apa yang terjadi dan warisan apa yang anda berikan di saat anda hidup, itulah yang penting.
Perspektif penting, Tuhan itu baik karena Dia benar. Benar pasti Baik, Sedangkan Baik belum tentu Benar.
Contoh : Sebagai orang tua, beberapa kali anak saya bilang bahwa saya jahat karena tidak mengabulkan permintaan-nya. Saya lakukan hal ini karena permintaan-nya bukan sesuatu yang baik, kalau saya berikan, hal ini akan membuat dia menjadi anak manja dan mengalami sesuatu yang perlu dialami. Perlu waktu bagi anak saya untuk bisa mengerti akan hal ini dan menjadi dewasa serta mempunyai perspektif yang baru.
Saya sangat menyukai prosesi pernikahan disaat anak memberikan kata ucapan syukur dan penghormatan kepada orang tua-nya, banyak dari mereka suka meminta maaf jika dulu saat mereka kecil mereka suka nakal dan memberontak kepada orang tua-nya. Perspektif mereka telah berubah dari saat mereka masih muda sebelum-nya.
Supporting Verse – “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3:11 TB
Kita tidak bisa menyelami pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir, itulah masalah kita karena kita seringkali mengetahui hal ini secara terlambat. Waktu harus dijalani dan tidak bisa dipercepat. Kita harus menunggu untuk mengetahui bahwa yang benar itu baik.
Saat saya mempersiapkan kotbah ini, saya teringat akan Kisah Yusuf, yang merupakan anak kesayangan Bapa-nya Yakub, tetapi ia dibenci oleh para saudara-nya karena suka melapor kejahatan dan kenakalan mereka kepada Yakub.
Yusuf suatu hari menceritakan ke saudara-nya akan mimpi yang Ia dapat, dan ini membuat mereka semakin benci dengan Yusuf dan mereka memutuskan untuk membuang Yusuf dan dijual sebagai budak ke Orang Mesir.
Setelah semua hal yang Yusuf dialami, termasuk dipenjara karena di-fitnah, Tetapi karena bisa menerjemahkan mimpi Firaun, Yusuf akhir-nya diangkat menjadi menteri di tanah mesir. 13 Tahun adalah waktu yang dibutuhkan Yusuf untuk menjadi menteri di Mesir.
Sementara 22 Tahun adalah waktu bagi Yusuf untuk kembali bertemu dengan para saudara-nya yang datang ke mesir untuk membeli gandum karena seisi dunia pada saat itu terkena musibah kekeringan dan kelaparan.
Tentu para saudara-nya merasa takut dan bersalah kepada Yusuf, tetapi Yusuf bisa memaafkan mereka dan berserah kepada Rencana Tuhan yang terjadi dalam hidup-nya. Yusuf bisa melihat gambaran besar, bukan gambaran kecil yang terjadi dalam hidup-nya. Dia bisa melihat ada-nya Tangan Tuhan di dalam hidup-nya.
Supporting Verse – “Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.” Kejadian 37:2 TB
“Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.” Kejadian 41:45-46 TB
“Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: “Suruhlah keluar semua orang dari sini.” Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. Di sanalah aku memelihara engkau — sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi — supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau. Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu. Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari.” Kejadian 45:1-13 TB
Balance is the key to life, Keseimbangan merupakan Kunci Kehidupan. Kita seringkali lupa untuk “Zooming Out” disaat menghadapi suatu masalah, fokus kita seringkali hanya ada pada aspek “Zooming In” disana, dan kehilangan akan gambaran besar yang ada.
Jaman sekarang ini, foto yang kita buat mempunyai megapixel yang begitu tinggi, anda sampai bisa melihat jerawat anda. Padahal kalau di-zoom out tidak ada yang bisa melihat hal ini.
Kita seringkali selalu “Zooming In” dan lupa untuk “Zooming Out“, melupakan hal yang penting karena kita begitu terpesona untuk menghabiskan hal-hal yang tidak terlalu penting, terutama jika dilihat dalam gambaran besar.
Segala sesuatu yang Tuhan ikut campur tangan, bahkan hal yang jelek sekali-pun akan berubah menjadi suatu kebaikan. Dunia akan mengenal Tuhan melalui orang-orang yang telah mengenal Kebaikan Tuhan.
Dalam Kebenaran, Ujung-nya pasti Baik, Peliharalah Iman, memang tidak mudah. Itu sebab-nya ada beberapa orang yang tidak mengerti Rencana Tuhan, tetapi percayalah bahwa Tuhan itu Baik, biarkan Dia ikut campur tangan dalam hidup anda.
Jangan menyerah dan Pelihara-lah Iman serta bertetap di dalam Komunitas yang baik. Dengan berada di Komunitas yang baik seperti DATE, Bersama-sama anda akan merasa lebih kuat dalam menghadapi semua kesukaran yang ada.
Closing Verse – “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28 TB