The Journey of Trust By Ps. Sidney Mohede

JPCC Online Service (7 February 2021)

Saya berdoa kita semua dalam keadaan yang sehat dan baik. Sepertinya waktu berjalan dengan sangat cepat karena kita sudah masuk dalam bulan February. Di bulan January kemarin kita membahas tema “Follow” dimana kita belajar untuk mengikuti Yesus kemanapun Dia memimpin kehidupan kita.

Beberapa minggu ini kita diingatkan bahwa kehidupan kita adalah sebuah Journey, perjalanan dan yang harus kita yakini dalam perjalanan hidup ini adalah bahwa Tuhan selalu bekerja meskipun kita tidak melihatnya atau menyadarinya.

Dia adalah Bapa yang baik dan menginginkan yang terbaik untuk anak-anakNya, meskipun apa yang kita anggap terbaik untuk kita belum tentu sama dengan apa yang Tuhan anggap terbaik untuk kita.

Opening Verse – Kata Tuhan , “Aku akan menunjukkan jalan yang harus kautempuh, engkau akan Kubimbing dan Kunasihati. Jangan seperti kuda yang tidak berakal, yang harus dikendalikan dengan kekang dan tali supaya menurut.” Mazmur 32:8‭-‬9 BIMK

I hear the Lord saying, “I will stay close to you, instructing and guiding you along the pathway for your life. I will advise you along the way and lead you forth with my eyes as your guide. So don’t make it difficult; don’t be stubborn when I take you where you’ve not been before. Don’t make me tug you and pull you along. Just come with me!” Psalms 32:8‭-‬9 TPT

20 tahun yang lalu, saat saya berumur 27 tahun, saya menulis sebuah lagu berjudul “I will follow you”. Lagu ini saya tulis sebagai sebuah pernyataan Janji seorang amak muda untuk hidup mengikuti Tuhan dalam setiap musim kehidupannya.

Sekarang saya menyadari bahwa lebih mudah untuk menyanyikan lagu itu dibandingkan menjalaninya. Mengikuti Tuhan, To Follow Him wholeheartedly, itu sulit.

Sejujurnya mudah untuk mengikuti Tuhan disaat kehidupan kita berjalan baik namun sangat sulit untuk mengikutiNya ketika kita tidak mengerti kemana kita sedang dibawa pergi, dan jika jalan di depan kita penuh dengan pergumulan.

Ini yang banyak terjadi dengan kita semua, dimana kita ragu untuk mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh karena kita takut dengan hal-hal yang tidak kita ketahui dan mengerti.

Sharing Ps. Sidney – Ada sebuah aplikasi GPS yang saya gunakan beberapa tahun yang lalu, untuk menuntun saya mengemudi ke tujuan saya. Tetapi karena aplikasi ini masih baru, data dan petanya belum begitu terupdate. Sehingga aplikasi GPS ini sering membawa saya ke rute jalanan yang sangat sempit.

Bahkan sampai suatu waktu mobil saya terjebak di gang yang sangat kecil, karena saya sekedar mengikuti tuntunan GPs itu dan kemudian butuh waktu sekitar 1 jam untuk bisa keluar darisana. Akhirnya saya harus menggunakan aplikasi GPS yang lebih terpercaya, untuk bisa sampai ke tujuan.

Percaya dan mempercayai, Belief and Trust adalah dua hal yang berbeda. Karena saya percaya, saya percaya bahwa Aplikasi GPSnya berfungsi. Namun saya tidak bisa mempercayainya untuk bisa menunjukkan rute yang terbaik bagi saya.

Di dunia ini, banyak orang yang percaya (believe) bahwa Tuhan itu ada, maha kuasa dan besar, bahkan suka memujiNya. Tetapi meskipun percaya, mereka tidak mempercayai dan mengandalkan (trust) Dia, untuk menuntun kehidupan mereka.

Pada dasarnya Believe itu lebih berorientasi ke fakta, namun Trust itu berorientasi kepada Karakter dan selalu membawa kita kepada sebuah tindakan. Kabar baiknya Tuhan kita bukanlah sebuah aplikasi yang datanya tidak akurat, Dia tidak pernah salah dan Dia tahu persis kemana Dia akan membawa kita.

God’s way are not our ways. yet He can be trusted.
Itulah tema JPCC di bulan ini. I choose to Trust. Sebab salah satu kunci utama dalam Follow adalah Trust, mempercayai siapa yang kita ikuti. Yesus adalah Pribadi yang dapat kita andalkan. Untuk mengikuti Yesus, kita harus mempercayai Dia.

Meskipun mata jasmani melihat bahwa rutenya sepertinya bunti, tetapi kita harus mempercayai kemana Dia sedang membawa kita. Saya juga tahu bahwa mempercayai adalah sebuah perjalanan. Inilah beberapa hal yang saya pelajari :

1. Understanding How God works is not my Job. Trusting Him is.

Untuk mengerti cara Tuhan bekerja bukanlah tugas kita. Tugas kita adalah mempercayai Dia karena Iman bekerja disaat kita mempercayaiNya, disaat kita tidak mengerti. Dia berjanji bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita,  selalu bersama kita dan memberikan petunjuk dan membimbing kita. Itulah JanjiNya.

Banyak dari kita belum mempercayai Tuhan sepenuhnya karena kita lebih nyaman dengan hal-hal yang dapat kita mengerti.

Sharing Ps. Sidney – Beberapa tahun lalu saya berlibur bersama keluarga besar saya dan teman kami. Dalam liburan keluarga kita saat itu, kita semua menyewakan satu mobil per keluarga dan rencananya kita akan melalukan road trip dari kota ke kota.

Karena kami sekeluarga belum pernah mengemudi kesana, mobil kami berara di posisi belakang mengikuti mobil teman kami, karena mereka yang lebih tahu daerah itu.

Konvoi mobil itu memang seru tetapi hal ini bisa membuat stress apalagi untuk pengemudi, untuk bisa terus membuntuti mobil yang ada di depan kita, terutama di daerah yang belum pernah dikunjungi sebelumnya karena kita harus percaya dengan pengemudi mobil di depan kita.

Dia yang tahu semua arahan, speed limit, rambu akan tujuan yang mau dicapai. Meskipun saya juga menggunakan GPS di mobil, saya tetap harus fokus penuh pada mobil yang memimpin konvoi kami agar kami tidak tersesat.

Mungkin ada yang berpendapat bahwa sebaiknya saya tidak perlu konvoi, berkendara sendiri saja ke tujuan itu dengan aplikasi GPS dan langsung ketemuan di lokasi saja. Memang kalau mau saya bisa lakukan itu tetapi bukankah perjalanan yang bisa kita lakukan bersama orang-orang inu lebih penting dan menyenangkan, dibanding sekedar sampai ke tujuan saja?

Apalagi jika orang-orang itu sudah tahu rute terbaik dengan pemandangan indah yang bisa terlewat jika kita menggunakan GPS saja. Bukankah ini yang membuat perjalanan hidup berharga bagi kebanyakan dari kita?

Banyak orang hari ini kesulitan untuk following karena kita sudah terbiasa melakukan sesuatu dengan cara kita sendiri, jalan dan pengertian kita sendiri.

Saya belajar bahwa perjalanan kekristenan kita tidak dirancang oleh Tuhan untuk dijalani sendirian. Yesus berkata, Follow and Concentrate on Me, Pusatkan perhatian kita kepada Tuhan, tetaplah dekat KepadaNya dan  Dia akan memberikan instruksi dan memimpin langkah kita.

Jauh lebih baik untuk tidak mengerti daripada tidak percaya – Ps. Alvi Radjagukguk


Tidak percaya disini juga berarti tidak mempercayai dan mengandalkan. Saya selalu kembali ke ayat ini setiap kali saya belajar tentang Trust.

Supporting Verse – Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Amsal 3:3‭-‬6 TB

Kata Trust di ayat ini dalam bahasa Ibrani adalah ‘Batach’, diterjemahkan sebagai perasaan sejahtera dan aman yang dihasilkan dari memiliki sesuatu atau seseorang untuk dipercayai.

Hal ini mengingatkan sebagaimana anak kecil mempercayai dan berpegang erat kepada orang tuanya. Anak pertempuan saya, Charis sangat ekspresif dan tidak bisa ditinggal lama-lama, dia selalu mencari, bersandar dan menempel kepada saya, mirip dengan ayat ini.

Bersandar bukan kepada pengertian kita sendiri tetapi kepada Bapa. Biasanya tangan saya dipegang erat olehnya. Itulah gambaran dari Trust, hidup yang tentram karena percaya kepada Tuhan. Memegang Dia dan tidak mau melepaskanNya.

2. When We hold on to God in our Trust, we have to learn to let go of the other things in our hands.

Ketika kita berpegangan kepada Tuhan dalam mempercayai Dia, belajarlah untuk melepaskan hal-hal lain yang sedang kita pegang di tangan kita.

Sulit untuk kita memegang sesuatu disaat kita sedang berpegang erat kepada seseorang. Kalau anak saya kelelahan dan minta digendong, mereka harus melepaskan tas, mainan dan semua hal yang ada di tangan mereka agar bisa digendong.

Kitapun harus belajar untuk bisa melepaskan segala hal yang kita pegang erat dalam hidup ini, yang membuat kita sulit untuk berserah dan mempercayai Tuhan.

Mari kita eliminasi semua hal yang membuat kita tidak mengandalkan Bapa di Surga. Kebanyakan dari kita tidak berani untuk melepaskan hal-hal yang kelihatan untuk mempercayai dan bersandar kepada Tuhan yang tidak kelihatan. Kita tidak yakin bahwa Tuhan akan memelihara hidup kita disaat kondisi hidup jauh dari ideal.

Dalam hidup kekecewaan dan pergumulan pasti terjadi, manusia yang tidak sempurna bisa mengecewakan kita semua, hal yang buruk bisa terjadi meskipun kita sudah berdoa dan meminta kepada Tuhan sesuai yang kita mau namun kepedihan dan kesengsaraan, serta pergumulan masih terjadi.

Seperti misalnya kita sudah berusaha setengah mati untuk mengikuti konvoi mobil yang ada di depan kita namun situasi terjadi dan membuat kita lengah serta kehilangan arah. Kita mulai bingung dan kecewa terhadapNya, dan berhenti mempercayaiNya. Kita berpikir bahwa sebenarnya Tuhan bisa dan sanggup menjawab doa kita baik itu dari kesembuhan penyakit ataupun usaha bisnis kita.

Namun diluar pengertian kita, rencana dan timing Tuhan kadang berbeda dengan kita. Itu sebabnya sulit mempercayai Tuhan karena otak kita yang kecil tidak dapat mengerti betapa besar dan luasnya apa yang Tuhan sedang kerjakan dibalik ini semua.

Karena mempercayai Tuhan adalah ujian dari Iman dan terkadang kita semua diuji sampai titik puncaknya, dan disinilah banyak dari kita yang menyerah dan berhenti mempercayaiNya. Don’t give up, Friends.

Minggu lalu salah satu dari teman dekat kami kehilangan Ibunya, kami selalu memanggil beliau Oma di rumah, beliau sudah seperti keluarga untuk kami, dan karena komplikasi Covid-19, kondisinya menurun dengan cepat.

Kami sekeluarga berdoa meminta kesembuhan, bahkan ada suatu hari dimana kondisinya membaik dan kami semua mengucap syukur kepada Tuhan namun keesokan harinya, ternyata Oma dipanggil pulang oleh Bapa di rumah sakit.

Kami semua begitu sedih dan speechless, tetapi Tuhan punya rencana yang berbeda. Sewaktu kami berbicara kepada anaknya, dia berbicara sambil menangis sambil berkata kepada kami, “Kita sekeluarga sudah melakukan yang terbaik untuk Oma, tetapi meskipun saya tidak mengerti kenapa begini, saya tetap percaya bahwa Tuhan tetap baik”.

Trusting God is Hard, to trust Him in the light is nothing but to trust Him in the dark, that is Faith.

Mempercayai Tuhan adalah ujian Iman, saya melihat sendiri bagaimana teman saya sampai ke ujian puncak dan dia bisa melewatinya dengan iman, Pengharapan, dan trust yang lebih besar dari sebelumnya.

In life, the greatest invitation for Trust and Faith is uncertainty.

Karena segala sesuatu dalam diri manusia selalu menginginkan kepastian. Untuk mengikuti Yesus, kita harus percaya kepadaNya, yakin dan mengikuti Dia dalam segala musim kehidupan.

The outcome is God’s responsibility but trust and obedience is ours.

Setiap ayat yang tertulis di kitab suci menunjukkan bahwa Dia setia dan dapat diandalkan. Alkitab dengan pasti mengajarkan bahwa Tuhan mengasihi kita, bahkan ketika jalan yang Dia pilih penuh dengan pergumulan, Alkitab mengajarkan bahwa Dia akan mendengarkan hati setiap orang yang dengan tulus mencariNya. Dia berjanji untuk memberikan mereka penghiburan dalam kesengsaraannya.

Kesakitan dalam pergumulan tetap ada, kekecewaan dalam hidup pasti terjadi namun saat kita mengandalkan dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan, JanjiNya tetap nyata, bahwa Dia akan tetap bersama kita, membimbing dan menuntun kita sepanjang hidup kita.

Stay close, trust and follow Him. Tuhan mengerti semua kepedihan kita. Percayakan kepadaNya untuk memelihara segala hal yang ada di luar kendali kita. Dan tanpa kita sadari setiap pengalaman kita dalam badai membuat kita semakin beriman, lebih penuh pengampunan, kesabaran, bahkan lebih memiliki Pengharapan dibanding musim-musim sebelumnya.

Because the ultimate goal of following Jesus is always transformation.

Yang Tuhan transformasikan bukan situasi hidup di sekitar kita tetapi di dalam kita, seperi karakter kita, iman kita, kebaikan kita, kasih kepada Allah dan sesama, dan kejujuran kita. Bahwa kita bisa menjadi orang yang diandalkan karena kita belajar percaya kepadaNya.

Sharing Ps. Sidney – Saya menanyakan Charis beberapa hari yang lalu saat sedang menyiapkan kotbah ini. Do you trust Daddy? Dan katanya : “Of course, I trust you, Dad! You are my Father.” Dan saya tanya kenapa, jawabnya dengan yakin, “Because i know you loved me, Dad. So I trust you and love you.” Such a simple truth, isn’t it?

Supporting Verse – Kasih menanggung segala sesuatu, mempercayai segala sesuatu, berpengharapan atas segala sesuatu, dan sabar terhadap segala sesuatu. 1 Korintus 13:7 AMD

Mempercayai Tuhan dan ketaatan adalah akibat, bukan penyebabnya. Penyebabnya adalah kasih.

Our question, Do I really trust God? Is actually a deeper question, Do I really love God?

Karena jika kita mencintaiNya lebih dari mengasihi diri kita sendiri, itu merupakan penyebabnya. Sementara kepercayaan dan ketaatan merupakan efeknya. Kita bisa mengasihiNya karena Dia yang terlebih dahulu mengasihi kita.

Kepercayaan kita menuju ke ketaatan karena didasari keyakinan akan karakter Bapa yang mengasihi kita. Bahwa Dia baik, dalam segala musim Dia tetap baik. Bukan ketaatan yang kita cintai, kita tidak taat hanya sekedar untuk taat, itu agamawi. Yang kita cintai adalah Pribadi dan Hadirat Kristus dalam hidup kita.

One thing that we can trust as eternal, the one thing that will always be true, is that God loves us very much.

3. The Journey of following God is to lead us to the Presence of God.

Perjalanan mengikuti Yesus adalah untuk memimpin kita masuk dalam hadiratNya. Kita percaya dan mengikutiNya, bukan untuk mendapatkan imbalan di akhir perjalanan kita, supaya doa kita dijawabNya, bukan agar suatu hari kita mendapat berkat, kesuksesan, kesembuhan, penghargaan atau harta kekayaan, namun tujuan sejati kita dan rumah sejati kita adalah hadirat Tuhan itu sendiri, untuk hari ini dan setiap harinya.

Lilias Trotter mengerti hal ini, Dia adalah seorang Misionaris wanita yang memberikan 40 tahun hidupnya untuk tinggal di afrika utara memberitakan injil sampai kematiannya di tahun 1928.

Hidup ini menjadi sangat sederhana ketika kita mencapai sebuah titik, saat semua upaya untuk menghitung hasil akhir dan konsekuensi telah kita tinggalkan, dan ketika Tuhan sendiri dan bukan hanya sekedar pengalaman, menjadi pahala kita yang luar biasa – Lilias Trotter
Di musim kehidupan kita sekarang, tidak akan mudah untuk mengikuti Yesus dalam perjalanan hidup. Namun saya diingatkan bahwa sama seperti saat saya sedang konvoi dalam mengemudi, kata kuncinya adalah Fokus.

Saya harus memfokuskan pandangan saya pada orang yang memimpin. NamaNya Yesus. He’s The Way, the Truth and The Light. Kunci dari fokus adalah eliminasi, untuk bisa mempercayai dengan sepenuh hati, kita harus bisa melepaskan segala hal yang ada di tangan kita yang menganggu fokus pandangan kita dan mengarahkan pandangan kita kepadaNya dalam setiap musim dan kita akan mendapatkan Yesus.

Ada sebuah Himne dan lagu yang selalu menguatkan saya setiapkali fokus saya mulai kabur, untuk mempercayaiNya dan tidak melepaskanNya. Izinkan saya menyanyikan ini sebelum menutup kotbah saya.

“O Soul are you weary and troubled? No light in the darkness you see?
There’s light got a look at the Savior and Life more abundant and Free.
Turn your eyes upon Jesus
Look full in His wonderful face.

And the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”