JPCC Kota Kasablanka Service 3 (29 July 2018)
Hari ini saya ingin membahas mengenai “The Art of Worship”. Saya menamakan kotbah ini “Seni Penyembahan” karena sejak saya menerima Tuhan 31 tahun yang lalu, Saya menemukan bahwa banyak hal yang baru dalam penyembahan, khususnya dalam hal ketaatan atau obedience.
Opening Verse – “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Yohanes 4:23-24 TB
Dikatakan bahwa ada penyembah yang benar atau True Worshippers, dan penyembah yang palsu atau tidak benar. Penyembah itu adalah orang-nya, sementara penyembahan adalah aktifitas yang dilakukan oleh seseorang, kebanyakan berupa lagu yang dinyanyikan.
Saya ingin mengambil kisah Abraham, kita semua tentu tahu mengenai bagaimana dia begitu ingin punya keturunan dan akhirnya bisa mempunyai anak bernama Ishak disaat berumur 100 tahun.
Usia yang sangat tua untuk punya anak, saya sendiri yang berusia 45 tahun dipanggil sebagai “Ta Ke” atau “Koko Tertua” karena dikenal sebagai orang tua anak yang paling tua di sekolah anak saya. Apalagi dengan Abraham yang berusia 100 tahun, Dia pasti sangat mengasihi anak-nya.
Suatu saat Tuhan berbicara kepada Abraham untuk mempersembahkan anak-nya Ishak yang begitu dia sayangi. Abraham begitu luar biasa, sesuai petunjuk Tuhan, dia pergi keesokan harinya bersama kedua bujang dan anak-nya untuk mempersembahkan anak kesayangan-nya.
“Kelas” dan Ketaatan Abraham sangat luar biasa, disaat Ishak berkata kepadanya, dia berkata kepada anak-nya bahwa Tuhan sudah menyediakan atau “Jehovah Jireh“.
Supporting Verse – “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “ Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.” Kejadian 22:1-14 TB
“Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman Tuhan –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.” Kejadian 22:15-19 TB
Saya suka bahwa di akhir cerita ini, Abraham kembali dengan kedua anak beserta bujang-nya. Seharusnya kalau pergi berdua dan satu disembelih, maka yang kembali hanya satu orang saja.
Sebuah pengertian penyembahan yang luar biasa, kita tidak hanya menyembah Tuhan karena apa yang bisa Dia berikan dalam hidup kita. Kita harus menyembah Tuhan seperti hal-nya Abraham. Menjadikan itu seperti sebuah keintiman, bagaimana kita datang kepada Tuhan karena kita sayang dan rindu kepada Tuhan. Inilah konsep dan pengertian penyembahan yang benar, bahwa Tuhan bisa menyediakan apa yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, kita tentunya sebagai orang yang mengasihi-Nya. Worship is Obedience.
Supporting Verse – “Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Kejadian 22:5 TB
“He said to his servants, “Stay here with the donkey while I and the boy go over there. We will worship and then we will come back to you.” Genesis 22:5 NIV
“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Yohanes 3:36 TB
Ketaatan yang benar adalah :
1. Taat karena Percaya.
Kita semua tahu mengenai cerita orang muda yang kaya di Alkitab, Dia ingin hidup yang kekal tetapi dia tidak percaya Yesus, dia harus memilih antara Harta/Mamon, atau Yesus.
Masalah anak muda ini adalah dia tidak percaya Yesus, Mamon dan Yesus itu tempatnya sama, karena itu kita harus memilih salah satu dan tidak bisa memilih kedua-nya.
Padahal sebenarnya semua yang anak muda punya itu adalah berkat, karena Yesus adalah sumber segala berkat dan jalan kebenaran dan hitup, tetapi dia tidak bisa taat karena dia tidak percaya kepada Yesus.
Supporting Verse – “Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Matius 19:16-26 TB
Sharing Ps. Juan Mogi – Saat kami dulu berjuang disaat menyewa gedung gereja kami, bertahun-tahun mental kami adalah mental menyewa.
Sampai akhirnya ayah saya memutuskan untuk membeli lahan sendiri untuk membangun gereja. Kami akhirnya dapat tanah di Pantai Indah Kapuk yang begitu sepi saat itu, kalau saat itu kita tidak percaya karena Tuhan yang menaruh hal ini di dalam hati kami, mungkin kami tidak akan bisa terus berjalan sampai hari ini.
Kepercayaan kita kepada Tuhan membuat kita Taat, Tuhan pasti akan bekerja. Taat karena percaya walaupun kita belum melihatnya.
2. Taat karena Mengasihi
Sumber dari segala sumber datang dan diam bersama dengan kita. Kalau kita melakukan sesuatu dengan kasih atau sayang, maka hal itu akan menjadi nikmat dan ringan.
Supporting Verse – “Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” Yohanes 14:23 TB
Sharing Ps. Juan Mogi – Saya sangat menyukai masakan padang. Suatu pagi istri saya berkata kepada saya, “Sayang, kamu sayang sama aku ga?” Saya jawab, “Tentu saja”, dan dia lanjut meminta ijin untuk memberikan input kepada saya dengan berkata “Bolehkah kamu mengurangi makan masakan padang karena jujur saja, aku takut melihat kamu makan padang karena kadar kolestetol tinggi, coba untuk makan sebulan sekali saja. Buat apa kamu dipakai Tuhan kalau nanti sakit, aku kan ingin hidup yang lama sama kamu”.
Setelah mendengar hal ini, saya langsung mengikuti nasihat-nya, begitu juga hubungan kita dengan Tuhan. Kalau kita sayang kepada-Nya, akan mudah untuk Taat kepada-Nya.
Sharing Ps. Juan Mogi – Saat liburan dengan istri saya, saya tidak mendapat fasilitas tambahan seperti late check-out disaat tinggal di hotel langganan kami.
Saat itu saya merasa diremehkan, dan sempat merasa kesal dan mulai emosi disaat tidak mendapat request fasilitas tambahan yang biasa didapat.
Intonasi saya menjadi begitu tinggi, dan saya langsung marah kepada manager Hotel dengan kata-kata arogansi untuk menekankan bahwa saya adalah salah satu member tertinggi di hotel itu.
Disaat sedang makan siang, saya diingatkan Roh Kudus bahwa saya menjadi sombong dan tidak menjadi seperti Yesus dalam kejadian ini. Roh Kudus mendorong saya untuk meminta maaf kepada orang ini. Setelah makan saya langsung kembali ke manager hotel dan meminta maaf karena telah melakukan komplain yang agak berlebihan tadi.
Bukan berapa banyak lagu penyembahan yang kita hafal, atau berapa bagus suara kita, tetapi diri kita yang taat dan mengasihi Tuhan, itulah yang penting.
3. Taat karena Mengerti
Jangan lakukan dan taat karena latah, tetapi lakukan karena mengerti. Saya dulu adalah seseorang yang pelit.
Hal ini disebabkan dari Background keluarga saya yang dulu sukses, tetapi Tuhan ijinkan untuk mengalami masalah keuangan. Hal ini kemudian membentuk saya, tetapi kebenaran Firman Tuhan tetaplah Kebenaran, dan saya harus belajar dan ters belajar untuk bermurah hati, karena kemurahan hati akan memperbesar pengaruh dan level kebahagiaan kita.
Supporting Verse – “The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller.” Proverbs 11:24 MSG
“And I have been a constant example of how you can help those in need by working hard. You should remember the words of the Lord Jesus: ‘It is more blessed to give than to receive.’ ” Acts of the Apostles 20:35 NLT
Sewaktu saya mengerti, motivasi saya benar, kekristenan saya menjadi kuat, dan ketataan saya menjadi lebih berkelas.
Sebagai anak Tuhan, kita harus mencerminkan dan meniru Bapa Kita di surga. Saya belajar untuk taat dan murah hati karena saya mengerti akan kebenaran Firman Tuhan
Seperti hal-nya Abraham yang begitu sayang kepada Tuhan, dan mengerti bahwa Bapa yang baik akan memberikan jalan keluar dalam pencobaan, dan Dia tidak akan memberikan cobaan yang lebih besar dari kemampuan kita. Dia juga mengerti akan Janji Tuhan, karena itu kualitas penyembahan-nya begitu tinggi.
4. Taat karena menjadi Berkat
Kita mengerti kalau kita taat, kita akan menjadi berkat. Saya tidak pernah berpikir bahwa ketaatan yang kecil akan menghasilkan berkat yang luar biasa.
Saya ingat bahwa sewaktu saya lahir baru di usia SMP, saya yang dulunya begitu bandel dan suka mencobtek mulai punya ketaatan dan punya hati akan teman-teman saya, saya mulai merubah hal-hal kecil yang ada di dalam hidup saya, seperti posisi duduk di kelas, dan lain sebagainya.
Satu persatu dari mereka mulai bertanya, bagaimana saya bisa berubah? Saya bahkan sampai menyewa taksi untuk bisa mengantar mereka pergi dan pulang ke gereja.
Puluhan orang datang dan bisa saya berkati, saya bisa lakukan itu dari SMP, SMA sampai Kuliah, bahkan sampai ada dosen saya yang menerima Tuhan dan melayani sampai sekarang, dan teman-teman saya ini bisa menjadi pemimpin gereja sekarang. Ada dampak yang begitu luar biasa dari Ketaatan.
Supporting Verse – “Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,” 2 Korintus 9:13 TB
Bagaimana untuk Taat?
1. Kita harus Belajar
Kita harus belajar dari Yesus, sampai dia menjemput kita kembali. Seringkali ketaatan kita kepada Tuhan harus melewati penderitaan, tetapi itu adalah penyembahan yang benar kepada Tuhan.
Seperti hal-nya dalam pernikahan (dimana istri belajar untuk tunduk kepada suami, dan suami juga harus belajar untuk mengasihi istri sebagaimana Tuhan mengasihi gereja-nya), kuncinya adalah belajar.
Supporting Verse – “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” Efesus 5:22-25 TB
Kita juga harus belajar di dalam keuangan dan juga perpuluhan. Begitu juga belajar di dalam hal mengasihi dan mengampuni. Saya belajar untuk mengampuni hal ini, dan dari pengalaman saya, saya harus belajar untuk mengampuni dengan rata-rata beberapa menit sekali, terutama dalam hal hubungan kerja, hubungan orang tua dan anak, dan juga hal lain-nya.
Supporting Verse – “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,” Ibrani 5:8 TB
2. Mati
Untuk menjadi penyembah yang benar, seringkali kedagingan dan apa yang kita mau bertentangan dengan kemauan Tuhan. Worship is Obedience. Not my will, but Your will be done.
Supporting Verse – “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Filipi 2:8 TB
Siapa yang pernah minder karena suaranya fals dan kurang bagus? Tetapi kalau hidupnya benar, itu-lah yang dicari oleh Tuhan. Bukan berapa banyak lagu yang kita hafal atau berapa bagus suara kita, tetapi yang dicari Tuhan adalah orang-nya. Worship is Obedience.
—————————————-
Notes : Off-Topic, but I also want to ask you to join us in raising funds for our friend, Andika who are currently suffering from Lymphoma Cancer. Andika’s brother is the one who maintain and designed this blog.
It is more blessed to give than to receive. Here are his fundraising website if you’re interested to get more info and help. Thank you and God Bless!
Links to Andika’s Kitabisa Fundraiser :
https://kitabisa.com/survivorcancer




