Inner Healing By Ps. Jose Carol

Sutera Hall (13 Agustus 2023)

Ucapkan terima kasih kepada JPCC Worship yang sudah melayani kita pagi hari ini. So Good to see you all! Bulan ini kita akan belajar mengenai kesembuhan atau Healing. Pagi hari ini kita akan belajari mengenai “Inner Healing“, apa yang perlu sembuh di dalam hati dan pikiran kita.

Sekedar merekap saja tentang apa yang kita pelajari di minggu lalu. Tuhan ingin kita sehat secara tubuh, jiwa dan roh tetapi kita di dalam hidup yang sedang mengalami kehancuran, kesusahan, tantangan.

Opening Verse – firman-Nya: ”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.” Keluaran 15:26 TB

Minggu lalu kita belajar bahwa Tuhanlah yang menyembuhkan kita, sumber kesembuhan kita ada di dalam Tuhan, hanya Yesus yang mampu mengubah air pahit menjadi manis, minggu lalu kita belajar bahwa “Mara” yang pahit bisa berubah menjadi manis, merubah apa yang buruk menjadi baik, karena Tuhan adalah penyembuh kita.

Hari ini kita akan belajar tentang “Inner Healing“, kesembuhan yang ada di dalam, dan khususnya tentang Trauma. Trauma adalah salah satu kondisi mental yang banyak dialami kita, sehingga kata “healing” sekarang disalahgunakan dan menjadi kata yang begitu populer karena di jaman sekarang ini seringkali sedikit-dikit beberapa dari kita butuh “healing”.

Trauma adalah konsekuensi yang terjadi dalam diri karena sebuah kejadian yang berdampak besar dalam diri kita, misalnya berupa suasana hidup mati, kehilangan sesuatu yang sangat berharga dan membawa dampak dalam hidup kita. Trauma biasanya punya dampak berkelanjutan dan bukanlah hanya satu event saja, sehingga dampak trauma menyebabkan saudara tidak bisa berfungsi sebagaimana saudara inginkan, dampaknya bisa terjadi secara fisik, mental ataupun rohani.

Kejadian-kejadian yang menyebabkan trauma bisa meliputi kecelakaan, sakit penyakit, rasa kehilangan, kematian, keguguran, pengkhianatan, putus hubungan, perceraian, pelecehan seksuai, kegagalan, kekecewaan, dipecat, korban tindakan kriminal dan berbagai keadaan yang membuat kita tidak berdaya, semua ini bisa menyebabkan trauma dalam hidup kita.

Gejala-gejala Trauma bisa muncul di beberapa sisi kehidupan kita. Gejalanya bisa berupa fisik, kognitif, atau secara emosional, dan juga di dalam perilaku kita.

Jika saudara mengalami Trauma maka secara fisik, gejanya bisa berupa rasa sakit di dada, sesak napas, muntah, pusing atau sakit kepala. Secara Kognitif, gejalanya saudara bisa mengalami kesulitan untuk tidur, sulit fokus, mimpi buruk, gampang lupa, dan lain sebagainya.

Sementara secara emosional gejalanya bisa berupa rasa cemas, rasa bersalah, atau sedih berlebihan, perasaan gagal yang menyebabkan depresi. Banyak dari kita mengalami rasa frustrasi yang menyebabkan kita tidak bisa berfungs sebagaimana kita inginkan.

Dan secara prilaku, akibatnya kita bisa marah secara berlebihan, kehilangan nafsu makan atau malah sebaliknya. Kemudian ada juga yang bergantung kepada alkohol dan ketergantungan kepada substansi obat untuk menenangkan diri kita. Semua ini adalah gejala-gejala dari trauma yang ada.

Ilustrasi – Ini adalah foto kuda bernama Piko, foto yang paling gampang dan menjelaskan bahwa seekor kuda terikat di kursi yang secara realita seharusnya tidak mungkin bisa menahan kuda ini. Tetapi kuda ini akan diam dan berpikir bahwa dia terikat. Bayangkan bahwa jika kuda ini terjebak dari potensi dan masa depannya, terjebak dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Ada banyak dari kita yang karena trauma, berhenti melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan juga berada dalam posisi yang sama karena trauma. Bahkan saya juga diberitahu bahwa tali rafia saja cukup untuk melumpuhkan kuda ini karena dia berpikir bahwa dia “stuck”, padahal potensi yang ada di dalam kuda itu dan kita semua tentunya jauh lebih besar dari apa yang menghalangi kita. Seandainya kuda ini menjadi jemaat di Sutera Hall, mungkin dia akan menjadi yang pertama maju disaat kita melakukan “Altar Call”.

Karena yang ada di dalam kita lebih besar daripada apa yang menghalangi kita. Disaat melakukan konseling kepada seseorang yang terkena trauma, tentu saya mengerti bahwa saya tidak bisa berasumsi bahwa saya tahu bagaimana perasaan mereka, tetapi bukan berarti saya harus “menjilat” luka yang dia alami. Seringkali kita terjebak menjilat luka sendiri dan menginginkan orang lain bersimpati akan luka yang kita punya.

Saya mau saudara mengingat foto kuda ini, karena banyak di antara kita yang terjebak dengan rasa bersalah, rasa takut, cemas, kuatir, dan malu menghalangi kita untuk bisa mengejar apa yang Tuhan siapkan di dalam hidup kita.

Supporting Verse – Hati yang gembira menyehatkan badan; hati yang murung mematahkan semangat. Amsal 17:22 BIS

Kekuatan seseorang ditentukan oleh kondisi hatinya, dan bukan oleh keadaan yang ada.

Supporting Verse – Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan. Amsal 14:30 BIS

Badan yang sehat karena hati yang sehat dan bukan sebaliknya. Kesehatan kita harus mengalir dari dalam ke luar, tidak ada seorangpun yang ingin berhadapan dengan masa lalu dan mimpi buruk, tetapi hidup tidak bisa meluputkan kita dari realita, akan ada hari-hari dimana kita akan bertemu dengan badai, dan menerima berita buruk.

Alkitab berkata di Pengkotbah bahwa akan ada hari dimana kita lahir dan meninggal, jadi mengalami kehilangan adalah realita dari kehidupan kita. Ada waktu dimana kita untung dan ada waktu untuk kita rugi.

Pertanyaannya adalah Bagaimana kita bisa menghadapi ketidaknyamanan itu agar bisa menikmati hidup kita?

Saya juga sama seperti saudara semua, tetapi satu hal yang saya bisa bersaksi bahwa setiap kali saya ada di tengah badai, Tuhan selalu ada bersama saya dan memberikan saya keteduhan. Dia tidak pernah meninggalkan kita karena Dia adalah Immanuel, Allah yang senantiasa menyertai kita. Oleh sebab itu, dikatakan Hati yang gembira yang menyebabkan kita punya tubuh dan hidup yang sehat, kesehatan kita harus datang dari dalam keluar, Inner Healing.

Supporting Verse – Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB

Jaga hati untuk menjaga hidup, hidup kita bersumber dari hati kita. Kata “hati” disini, dalam bahasa asli memakai kata “lev” atau “levab“, di dalam konteks bahasa ibrani. Di dalam perjanjian lama, Akitab selalu memakai kata “hati” karena mereka tidak mengenal istilah “otak”. Semua yang digambarkan oleh “hati” memakai kata “levab”.

Semua yang memakai kata “levab” merepresentasikan 4 hal ini, yaitu Pikiran, Perasaan, Fisik dan Pilihan.

Alkitab di perjanjian lama tidak pernah menulis soal pikiran dan selalu memakai kata “Levab”, merepresentasikan pikiran kita, intensi kita, termasuk emosi dan perasaan kita. Alkitab di perjanjian lama tidak membedakan antara Pikiran, dan Perasaan. Hanya Alkitab di perjanjian baru yang memisahkan hal-hal ini.

Semua pikiran kita termasuk pilihan kita jadi “Jagalah hati” kita berarti juga menjaga pilihan kita. “Levab” berbicara mengenai bagian fisik yang menghubungkan bagian dalam kita dengan dunia luar. Jagalah hatimu berarti menjaga bagian kita yang menghubungkan rasa kita, pilihan kita, pikiran kita dengan dunia luar, yaitu yang apa yang kita lihat dan kita dengar.

Karena itu akan menentukan apa yang kita pikirkan, rasakan dan inginkan, dan menentukan seluruh hidup kita. Jadi, jika hidup kita ditentukan oleh “Levab”, maka jika Tuhan ingin memberkati maka disinilah kuncinya. Ada banyak di antara kita yang tidak bisa mengontrol mood kita.

Tetapi kita seharusnya bisa! Dengan mengontrol apa yang masuk ke pikiran kita, Kita bisa mengontrol itu karena apa yang kita rasakan dikontrol oleh pikiran dan pilihan kita. Justru jika Tuhan ingin memberkati kita semua dengan damai sejahtera, itu tidak datang karena uang. Kita bisa saja datang ke danau yang paling bagus di dunia, tetapi jika kita sedang mengalami patah hati, maka danau yang paling baguspun akan terlihat jelek.

Sebaliknya jika sedang jatuh cinta, kali ciliwung-pun akan menjadi tempat yang bagus, bukan? Kalau Tuhan ingin memberkati kita dengan Peace atau Damai Sejahtera, tentu bukan suasana yang Tuhan ubah, tetapi Tuhan akan mengubah apa yang kita rasakan. Tetapi kita harus memilih, karena kita bisa memilih apa yang kita pikirkan dan rasakan.

Jika kita tidak “menang” disini, dikontrol dan bukan sebaliknya memegang kontrol, maka battleground anda, “Levab” anda tidak akan bisa merdeka, kita akan seperti ilustrasi kuda diatas.

Tuhan ingin kita bebas dan bahagia, berkelimpahan serta sukacita. Tetapi kita mungkin berkata tidak bisa karena realita yang ada, tetapi sebenarnya kita bisa. Karena semuanya itu ada di Pikiran, Perasaan, Fisik dan Pilihan.

Jagalah hata kita karena dari hati kita tercampar kehidupan. Dari pengalaman hidup saya, saya seringkali takut tetapi Tuhan selalu ingatkan bahwa Dia selalu bersama saya dalam setiap musim kehidupan saya.

Kepastian akan Tuhan ada lebih penting dari apapun yang kita hadapi.

Kalau saudara mulai deal dengan Pikiran, Perasaan, Fisik dan Pilihan kita, maka breakthrough akan terjadi dalam hidup kita semua.

What to do? Kalau saudara identifikasi dan perlu keluar dari apa yang saudara rasakan.

Supporting Verse – Aku sakit parah karena kemarahan-Mu; tak ada yang sehat pada tubuhku karena dosaku. Aku tenggelam dalam banjir kesalahanku, beban dosaku terlalu berat bagiku. Mazmur 38:4 BIS

Ini adalah gambaran sewaktu Daud sedang tenggelam di rasa bersalah yang dia miliki karena berzinah, Trauma membuat kita tenggelam dan tidak bisa keluar dari keberadaan kita. Ketahuilah bahwa yang bisa mengeluarkan dan membebaskan dia hanyalah Tuhan. Bukan kekuatan kita, hanya nama Yesus yang punya kuasa dan bisa mengeluarkan kita dari kondisi apapun juga.

Trauma dapat menjadi kesempatan kita bertumbuh dalam Iman. Kita tidak harus larut dan tenggelam karena Trauma. Riset membuktikan bahwa biasanya orang yang bisa menghadapi trauma akan sangat terbantu dengan keluarga dan lingkungan yang sehat.

Ketahuilah bahwa Trauma saudara ini juga tidak bersifat permanen dan ada jalan keluar jika anda menginzinkan diri saudara untuk dibantu.

4 Langkah praktis untuk menghadapi Trauma

1. Terima Realita.

Accept the reality and Don’t deny it. Ada banyak orang tidak bisa dibantu karena tidak mau menerima realita yang ada. Akui dan terima apa yang terjadi hari ini karena kita tidak bisa mengubah kejadian yang ada di masa lampau, terima dahulu ketidakpastian (What If) yang ada, terima realita itu dan tidak mengabaikan, serta berpura-pura.

2. Hindari mencari kesalahan, dan membuat keputusan-keputusan besar.

Jangan terjebak di dalam keadaan dimana kita mencari biang keladi atau penyebab daripada kesalahan yang terjadi. Hindari membuat keputusan besar di dalam keadaan yang tidak menentu.

3. Hadapi rasa marah yang ada, rasa bersalah dan rasa takut.

Jujur kepada Tuhan, ceritakan rasa marah itu dengan seseorang. Itu caranya kita menghadapi dan menutupi rasa bersalah yang kita punya, Ijinkan pengampunan datang dengan teman atau saksi yang padanya kita ceritakan itu.

4. Dasari Identitas di dalam Kristus

Jika saudara bercerita kepada seseorang, harapan saya agar orang itu mengingatkan saudara akan Janji-janji Tuhan. Apakah terhadap kesalahan kita, rasa malu dan ketakutan kita, agar Tuhan bisa mengkonfirmasi bahwaTuhan sangat mengasihi kita, Tuhan tidak menghukum kita, Tuhan mau memulihkan kita, KIta adalah ciptaan baru di dalam Kristus.

KIta harus mengulangi semua ini secara terus menerus, menerima realita, tidak mencari kesalahan, menghindari suatu keputusan besar, menghadapi apa yang anda hadapi secara terus menerus karena ini adalah proses dan biarkan identitas yang baru tumbuh di dalam diri kita.

Kalau kita tidak berani menghadapinya, maka kita akan terjebak dalam realita ilustrasi kuda yang digambarkan di awal.

Hari ini Tuhan ingin membebaskan saudara, tetapi saudara harus mulai melangkah. Minimal saudara berani untuk mulai menghadapi apa yang saudara alami, menerima apa yang saudara perlu terima, mengambil keputusan untuk tidak membiarkan saudara “stuck” di dalam posisi yang ada karena selama ini saudara menutupinya.

Ambil keputusan untuk berubah, membuka diri kepada Tuhan, dan selanjutnya membuka diri kepada orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menolong saudara. Saya percaya bahwa Iblis tidak akan berhasil mencuri dan merampas apa yang ada dalam hidup kita, karena saudara punya “Kuasa”.

Tuhan akan berkati kita dengan semua yang baik, damai sejahtera, dan sukacita, itu semua tidak akan bisa datang kalau kita tidak mengijinkan hati dan pikiran kita bertemu dengan Damai Sejahtera. Karena Iblis tidak bisa merampas hidup kita begitu saja, jika Tuhan memberkati kita, yang bisa dia ambil hanyalah sukacita saja. Berkat Tuhan tidak bisa diambil oleh iblis, dia hanya bisa menghalangi kita untuk menerima the “Joy” of God’s blessing.

Saya percaya hari ini saudara bisa keluar dengan Peace, Joy dan Shalom. Karena “The battlefield” is in our “Levab”. Tinggal kita pilih, apakah medical report, financial report, condition, situation yang mempengaruhi kita sehingga kita harus menerima realita tersebut. Kita tidak akan menyanggah itu semua, melainkan akan membawa ini semua kepada Tuhan. Biar Tuhan yang memberikan kekuatan, hati yang tenang, damai, sukacita.

Bagaimana kita misa merasakan sukacita jika di dalam hati kita, kita tidak mengijinkan hal itu? Ijinkan hati kita bisa menerima itu semua, terlepas dari keadaan yang kita alami, meskipun doa kita belum dijawab Tuhan seperti apa yang kita inginkan, tetapi hari ini kita bisa mengalami kemerdekaan dan lepas dari keadaan saat ini.

P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes