JPCC Online Service (11 September 2022)
Hari ini saya merasa terhormat untuk bisa berbagi Firman Tuhan dengan saudara semua. Saya akan memulainya dengam membaca satu ayat terlebih dahulu sebelum membaca ayat lainnya. Di Gereja kami (Vous Church Miami), kami sedang mendalami sebuah ayat dalam beberapa minggu terakhir yang saya rasa juga ditujukan kepada anda semua sekarang ini.
Opening Verse – Dan, Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan,” kata Tuhan yang Mahakuasa. 2 Korintus 6:18 (AMD)
and I will be a father to you, and you shall be sons and daughters to me, says the Lord Almighty. 2 Corinthians 6:18 (ESV)
Amin! Luar biasa, bukan? Tuhan berkata, “Aku akan menjadi Bapamu”. Untuk beberapa waktu selanjutnya, saya akan berbicara tentang tema saya hari ini, yaitu “A Hunger for Approval” (Keinginan untuk Diakui).
Saat ini di Miami, kami sedang membahas cara menghadapi masa lalu kami untuk bisa menghadap dan menyambut masa depan. Setelah 7 tahun menggembalai Vous Church, saya temukan bahwa banyak dari kita ingin mencapai masa depan yang Tuhan sudah sediakan. Tetapi adal hal-hal yang menahan kita seperti halnya background keluarga kita, kesalahan di masa lalu, trauma atau pelecehan.
Saya belajar bahwa kalau kita tidak belajar dari masa lalu, kita akan terjebak untuk mengulanginya.
If we don’t learn from the past, we are bound to repeat it.
Kita harus belajar untuk menghadapi semua yang sudah terjadi dalam hidup kita agar kita bisa mengubahnya dan meraih masa depan yang kita impikan.
Beberapa dari anda tahu tentang kisah saya dan istri saya, bagaiman saya dan istri saya, Dawncheere sempat mengalami ketidaksuburan selama 8 tahun. Kami berusaha untuk memiliki anak dan setelah selama itu mencoba, Tuhan dengan Kuasa MukjizatNya tidak hanya memberikan kami satu anak, tetapi dalam waktu 4 tahun, Tuhan memberikan kami 3 anak : Wyatt, Wilde dan Waylon.
Tuhan begitu luar biasa! Dia adalah Tuhan yang menghampiri kita disaat kita membutuhkanNya. Kami senang mempunyai begitu banyak anak karena menjadi orang tua, luar biasanya, bisa mengajar kita tentang diri kita sendiri. Bahkan bila kita punya kerendahan hati, mempunyai anak juga bisa mengajar kita banyak hal tentang Tuhan.
Anak-anak saya berumur 4, 2 dan 1 tahun. Dua anak pertama adalah laki-laki, yaitu Wyatt dan Wilde, sedang ada dalam fase kehidupan dimana setiap mereka melakukan sesuatu, apapun itu, mereka pasti akan berkata “Ayah! Lihatlah aku! Coba lihat aku, Ayah!”
Baik saat mereka sedang melompat-lompat di sofa, atau maupun saat sedang makan saja. Saya pernah memasuki kamar mereka saat mereka sedang berputar-putar dengan sangat cepat sampai mereka terhempas ke lantai. Mereka mau saya terus memperhatikan mereka.
Apa yang mau mereka dengar dari ayah mereka? Saya bukan bertanya karena saya tahu, mereka hanya ingin mendengar saya berkata “Anakku, aku bangga padamu”.
Saya tahu pasti karena suatu hari, Wyatt yang berumur 4 tahun dan jago berenang. Saat itu Wyatt sedang berenang di kolam, lalu menyelam ke dasar kolam, dan melesat muncul di permukaan dan keluar dari kolam.
Saya lalu menyemangatinya “Yeah! Hore!”. Sambil terengah-engah, dia bertanya ” Ayah!Ayah!Ayah! Apakah engkau bangga kepadaku?”
Padahal dia sedang kehabisan nafas, tetapi yang pertama kali dia ucapkan adalah “Ayah! kamu bangga kepadaku?”
Saya sangat percaya bahwa kita semua, mirip dengan anak saya bernama Wyatt ini. Kita seperti anak-anak yang bertanya-tanya, “Apakah Ayahku bangga kepadaku?”, “Tuhan, apakah Engkau bagngga kepadaku?”
Misi saya melalui kotbah hari ini adalah agar semua yang percaya Yesus Kristus, setelah mengikuti ibadah ini, bisa mendegra suara surgawi yang menyatakan : Engkau anakKu, dan Aku bangga kepadamu.
Menariknya, saya tidak tahu apa istilah khususnya di negara anda, tetapi di amerika, ada istilah “Daddy Issues” (Krisis Figur seorang Ayah). Istilah ini sering dipakai menjadi label negatif untuk merendahkan para wanita yang mencari kasih sayang atau cinta di tempat yang salah.
Dalam hidupnya, dia mungkin dikecewakan dan disakiti oleh ayah duniawinya, dan sekarang dia mencoba mencari kasih sayang dan cinta di tempat yang salah. Menariknya kalau kita mau jujur, kita semua tentu punya Krisis Figur seorang Ayah. Setiap wanita yang memiliki “Daddy Issues”, ayahnya pun mempunyai masalah atau krisis yang sama.
Intinya, baik pria atau wanita rindu mendengar betapa bangga ayahnya terhadap mereka. Setiap manusia punya dua kebutuhan mendasar. Pertama, setiap manusia butuh untuk merasa dibutuhkan.
Kita semua ingin merasa dibutuhkan. Selain ingin dibutuhkan, kita juga ingin dikenal. Setiap manusia ingin merasa dibutuhkan dan dikenal, needed and known.
Saya percaya Tuhan kita bisa memenuhi kedua keinginan mendalam dari setiap manusia ini, untuk mendengar Tuhan berkata, “Aku bukan hanya butuh kamu, tetapi Aku menginginkanmu, dan mau bekerja di dalakm hidupmu”.
Sebelum kita lanjutkan, saya punya sebuah pertanyaan penting, “Bagaimanakah anda memandang Tuhan? How do we see God?”
Karena dalam hidup saya belajar bahwa pemikiran kita tentang Tuhan menentukan cara kita menerima dariNya. Pemikiran kita tentang Tuhan juga akan menentukan cara kita menyatakan diriNya.
Pernahkah anda ke gereja dimana sepanjang waktu sang pendeta berkotbah tentang Tuhan, anda merasa bahwa siapapun itu yang sedang dia kotbahkan, Dia pasti sedang sangat amat marah kepada saya.
Mengapa? karena pemikiran kita tentang Tuhan akan menentukan cara kita menerima dan menyatakan diriNya.
Jadi jika anda berpikir bahwa Tuhan di surga sedang marah-marah, saya rasa anda pasti enggan untuk datang kepadaNya. Atau jika anda berpkir bahwa Tuhan merasa jijik kepada anda, dan semua dosa, kesalahan dan kelemahan anda membuat anda tidak layak untuk dikasihi olehNya, andamungkin tidak akan pernah mengizinkan Tuhan untuk membangun hidup anda.
Jika anda melihat Tuhan sebagain sosok yang diam di surga dan selalu berpangku tangan, maka anda tentu tidak akan datang kepadaNya, dan sulit percaya bahwa Tuhan terus bekerja, peduli dan penuh kasih sayang.
Ketahuilah bahwa hal terpenting mengenai diri anda adalah apa yang timbul di pikiran anda saat memikirkan tentang Tuhan.
We tend by a secret law of the soul to move toward our mental image of God – A.W. Tozer
Kita semua punya gambaran tentang Tuhan. Pertanyaannya, gambaran seperti aoakah itu? Sudah tepatkah gambaran kita tentang Tuhan?
Karena saya belajar bahwa Tuhan kita mau menyatakan diriNya kepada kita semua, Tuhan ingin anda untuk tahu tentang Dia dan mengenal siapa diriNya.
Supporting Verse – Sebab, apa yang dapat diketahui tentang Allah sudah jelas bagi mereka karena Allah telah menunjukkannya kepada mereka. Sejak penciptaan dunia, sifat-sifat Allah yang tidak dapat dilihat, yaitu kuasa-Nya yang kekal dan sifat keilahian-Nya, telah terlihat jelas untuk dipahami melalui hal-hal yang Dia ciptakan sehingga mereka tidak dapat berdalih. Roma 1:19-20 (AYT)
since what may be known about God is plain to them, because God has made it plain to them. For since the creation of the world God’s invisible qualities—his eternal power and divine nature—have been clearly seen, being understood from what has been made, so that people are without excuse. Romans 1:19-20 (NIV)
Ayat ini mengatakan agar kita melihat keatas, lihatlah keatas dan temukan bahwa segala sesuatu adalah karya Sang Pencipta.
Sharing Ps. Rich – Musim panas kemarin, saya dan istri saya sedang pergi berlibur dari kota kami di Miami. Kami pergi berlibur ke Birmingham, Alabama dan menginap di sebuah rumah di tepi danau.
Selama beberapa hari kami mematikan handphone dan menghabiskan waktu bersama anak-anak dan keluarga, saya juag mencoba salah satu perahu tamasya ponton disana, dan suatu malam, teman saya sedang berada di kota itu. Kami berdua berusia hampir 40 tahun, dan malamnya ketika anak-anak dan istri kami sudah tidur lelap, dan kami berdua mencoba untuk melakukan sesuatu yang seru, ini mungkin hal yang normal bagi pria yang berusia hampir 40 tahun.
Kami bersepakat, “Ayo kita naik perahu!” Biarpun sudah larut malam, kita mau mencoba naik perahu ponton itu dan pergi ke tengah danau. Kami memakai jaket pengampung dan berperahu menuju tengah danau dan bersantai disana. Kita melihat keatas akan begitu banyaknya bintang-bintang di langit. Pemandangan yang tidak ada di Miami akibat terangnya lampu-lampu kota.
Namun di danau alabama itu, kita bisa melihat keatas dengan jelas akan bukti kemuliaan Tuhan. Saat menoleh keatas, saya teringat dan disadarkan bahwa, “Ini dia! Ini bukti keberadaan Sang Pencipta, Tuhan yang menyingkapkan diriNya, melalui bintang-bintang, pepohonan, pegunungan, danau dan lautan, semua menyatakan kemuliaanNya serta sifat dan karakterNya.”
Tak satu pun dari kita punya dalih untuk tidak mengenal siapa Tuhan kita. Luar biasanya, setelah saya pelajari di alkitab, ada petunjuk yang sangat jelas bagaimana kita harus memandang Tuhan. Jadi, selain tidak punya dalih untuk tidak mengenal siapa Tuhan, sekarang ada firman tentang bagaimana kita harus memandang Tuhan.
Supporting Verse – Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan i Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar , di tempat yang tinggi Ibrani 1:1-3 TB
In the past God spoke to our forefathers through the prophets at many times and in various ways, but in these last days he has spoken to us by His Son, whom he appointed heir of all things, and through whom he made the universe. The Son is the radiance of God’s glory and the exact representation of his being, sustaining all things by his powerful word. After he had provided purification for sins, he sat down at the right hand of the Majesty in heaven Hebrews 1:1-3
Jadi, Kitab Ibrani ini sedang mengajarkan kepada kita, sebelumnya kitab Roma berkata kita tidak punya dalih akan keberadaan Sang Pencipta, maka Kitab Ibrani melanjutkan jika anda ingin punya gambaran tepat tentang Sang Pencipta, gambaran itu adalah Yesus!
Yesus Kristus selama hidupnya, ibarat sebuah film tentang Identitas Allah. Artinya, kalau mau mengenal suara Tuhan, dengarkan Yesus. Kalau mau mengenal bahasa tubuh Tuhan, lihatlah yesus. Kalau mau tahu karakter Tuhan, perhatikanlah Yesus. Di dalam Yesus, kita bisa menyaksikan totalitas, kepenuhan, dan pancaran kemuliaan Tuhan. Yesus adalah Gambaran Tuhan.
Apa kata Yesus tentang bagaimana seharusnya hubungan kita dengan Tuhan? Gambaran apa yang Dia sedang berikan kepada kita?
Berkali-kali di dalam Injil, Yesus mengajarkan bahwa kita terhubung dengan Allah dengan Dia sebagai Bapa kita. Dia bilang, “Seperti kamu adalah anakNya, dan Dia adalah Bapa kamu.”
You sum up the whole of the New Testament religion if you describe it as the knowledge of God as one’s Holy Father. If you want to judge how well a person understands Christianity, find out how much he makes of the thought of being God’s child, and having God as his Father. If this is not the thought that prompts and controls his worships and prayers and his whole outlook on life, it means that he does not understand Christianity very well at all… “Father” is the Christian name for God. – J.J Packer
“Bapa” adalah nama panggilan orang kristen kepada Tuhan. Sungguh dahsyat, demikianlah Yesus, Dia yang memancarkan kemuliaan Tuhan, berkata bahwa, “Aku ingin kamu berinteraksi dan memandang Tuhan, dengan memandang dirimu sebagai anak dan diriNya sebagai Bapa kamu”.
When we don’t see God correctly, we will always see ourselves incorrectly.
Tidak ada gelar, pencapaian, penghargaan yang lebih baik atau besar daripada menjadi anakNya Tuhan. Anda ingin punya rasa aman, percaya diri dan harga diri, maka sadarilah bahwa anda adalah anak Tuhan.
Kalau selama ini anda bertanya, “Apakah Tuhan bangga kepadaku? Aku ingin merasa dibutuhkan dan diinginkan, ada sesuatu di dalam diriku yang belum terpuaskan, mungkin masalahnya anda bertanya ini karena lupa bahwa anda adalah anak Tuhan.”
Saya ingat suatu kali ketika belum punya anak, saya sedang bersama sahabat saya, dan anaknya duduk di lantai, dia berumur delapan atau sembilan tahun. Dia tidak melakukan apa-apa, dan saya melihatnya serta berkata, “Hei, aku bangga kepadamu.”
Saya tidak pernah lupa, dan dia berkata dan bertanya, “Apa?”, dan jawab saya, “Aku bangga kepadamu.” Dia balas, “Aku kan belum atau tidak melakukan apa-apa, kenapa kamu bangga kepadaku?”
Saya berpikir, berapa banyak dari kita yang terjebak dalam kebohongan itu?
“Mana mungkin Tuhan bangga kepadaku! Aku belum melakukan apapun! Aku tidak punya pencapaian atau belum melakukan perbuatan baik, belum mencapai tujuan hidup, mana mungkin Tuhan bangga kepadaku?”
Saudara, itulah alasan bagi kita untuk melihat hidup Yesus. Saat Dia berumur 30 tahun dan belum melakukan pelayanan apapun, Dia pergi untuk dibaptis sepupunya, Yohanes. Peristiwa pembabtisan itu begitu indah, Dia keluar dari air dan terdengar suara Tuhan, Allah yang berkata “Inilah AnakKu yang Kukasihi, KepadaNyalah Aku berkenan.”
Cerita ini tercatat di Alkitab untuk berbagai alasan dan salah satunya adalah karena Tuhan ingin kita menyadari : “Aku bangga kepadamu bukan karena perbuatanmu yang hebat. Aku bangga kepadamu karena kamu adalah AnakKu.”
Dengan hidup di dalam Yesus, ketahuilah bahwa sebelum anda berbuat apapun, Tuhan sudah berkata, “Aku bangga kepadamu karena kamu anakKu.”
Sharing Ps. Rich – Waktu saya masih berumur empat sampai enam tahun, saya melukis sesuatu di sekolah tetapi saya lupa apa tepatnya. Seingat saya lukisannya dibuat dengan mengikuti bentuk telapak tangan, lalu ditempelkan kepala kalkun berserta bulu-bulunya.
Lukisan yang jelek di atas piring kertas. Saya ingat ketika menunjukkannya kepada ayah saya, ayah saya memang yang terbaik, karena dia memajang lukisan piring kertas itu. memang hanya dipajang di dinding lemarinya, wajar saja karena lukisannya jelek, tetapi satu-satunya alasan mengapa dia memajangnya adalah karena saya buat itu sewaktu saya masih empat atau lima tahun.
Kami pindah dari Tacoma, Washington ke Miami, Florida sewaktu saya berusia 14 tahun. Saya ingat sewaktu kami sedang pindahan, lukisan itu terlepas dari dinding lemari. Artinya, ayah saya sudah memajangnya selama 10 tahun. Ayah saya tidak memajangnya karena lukisan itu indah, Dia memajangnya karena saya anaknya dan dia mengasihi saya. Dia tidak butuh performa saya, Dia hanya ingin kehadiran saya.
God’s not concerned with your accomplishments, He cares about who you are becoming.
Dia ingin kita menjadi seseorang sesuai panggilanNya bagi hidup kita. Lukisan sebagus apapun tidak akan membuat Tuhan berkata, “Aku bangga akan lukisanmu.” Tidak! Dia memajangnya karena kita adalah anakNya.
Setiap saya menyebut “Tuhan”. Saya ingin anda berpikir “Bapa”. Inilah doa rasul Paulus di Efesus.
Supporting Verse – dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya Efesus 1:17-19 TB
I keep asking that the God of our Lord Jesus Christ, the glorious Father, may give you the Spirit[a] of wisdom and revelation, so that you may know him better. I pray that the eyes of your heart may be enlightened in order that you may know the hope to which he has called you, the riches of his glorious inheritance in his holy people, and his incomparably great power for us who believe. That power is the same as the mighty strength. Ephesians 1:17-19 NIV
Paulus berdoa, “Aku ingin engkau mengenalNya dengan benar supaya kamu melihatNya sebagai Bapa dan dirimu sebagai anakNya. Saya sering berkotbah di gereja kami mengenai doa. Saya sudah bagikan prinsip, pola serta terladan terkait doa. Saya berdoa bersama banyak orang dan percaya kuasa doa. Namun tahukah anda, jika anda tidak tahu kepada siapa anda berdoa, maka semuanya akan sia-sia.
Ibaranta seperti ini, Tidak mungkin untuk mengirim paket kepada orang yang tidak ada. Paket yang dikirim haeus ada penerimanya. Kita sering habiskan banyak waktu memikirkan isi dan pengemasan paketnya. Mungkin kita perlu berhenti sejenak dan mengenali penerima paketnya.
Sama seperti anda tidak bisa mengirim paket ke penerima yang tidak ada, anda tidak bisa berdoa kepada Tuhan yang anda tidak berniat untuk anda kenali. Hubungan apa yang Dia mau anda miliki denganNya? Dia mau anda memandangNya sebagai Bapa.
Ingatlah ketika Yesus berkata, “Aku ingin mengajarkanmu berdoa.” Dia berkata “Our Father in heaven”, atau versi translasi ala Vous Church di 2022 bisa seperti ini, ” Hai Ayah, Ayah, ini aku anakMu/putraMu/putriMu, Hai ayah, Aku disini.”
Banyak dari kita punya kerinduan untuk diakui, diberi kasih sayang, sampai-sampai kita cari kasih sayang di tempat yang salah. Mungkin anda lupa bahwa yang dapat mengisi kerinduan itu bukanlah pengakuan dari dunia, melainkan pengetahuan bahwa Bapa Surgawi bangga kepada anda sebab Dia mengasihi anda.
Yesus mengundang anda untuk punyab hubungan yang sama kepada Tuhan. Di atas salib Dia berseru, “Abba.”
Supporting Verse – Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roma 8:15 TB
For you did not receive the spirit of bondage again to fear, but you received the Spirit of adoption by whom we cry out, “Abba, Father.” Romans 8:15 — The New King James Version (NKJV)
Saya tidak hanya bisa memanggilnya Raja di atas segala raja, atau Tuhan di atas segala Tuhan, Semua itu panggilan yang hebat dan sesuai untuk Tuhan namun ketika Yesus membicarakan tentang Tuhan, gambaran yang sering Dia gunakan adalah Allah sebagai seorang Bapa.
- Kemurahan hati adalah sebuah prinsip, tetapi Allah adalah Bapa yang murah hati.
- Keadilan adalah sebuah konsep, tetapi Allah adalah Bapa yang adil.
- Kasih Sayang adalah sebuah prinsip, tetapi Allah adalah Bapa yang penuh kasih sayang.
- Pengampunan adalah hadiah, tetapi Allah adalah Bapa yang penuh pengampunan.
Semua atribut ini bisa saya temukan dan lihat di dalam Bapa yang baik. Bapa bagi anak-anak yatim yang mengasihi saya tanpa syarat dan berkata, “Jika kamu beriman kepada Yesus, Aku akan menyebutmu anakKu”. Semua yang menerima Yesus, diberiNya hak untuk disebut sebagai anak-anak Allah.
Setiap saya menyebut Tuhan atau Allah, saya ingin anda berpkir “Bapa”.
Saya merasa bahwa melalui kotbah dan pengajaran ini, kita bisa nelihat satu masalah ebsar yang sedang kita hadapi. Masalah itu adalah banyak dari kita sulit menerima Allah sebagai Bapa yang baik, karena pengalaman buruk dengan ayah duniawi kita.
Sharing Ps. Rich – Sebelum pindah ke Miami, saya tinggal di Fort Lauderdale, dengan jarak sekitar 25 menit perjalanan. Sebelum memulai Vous Church sekitar delapan tahun yang lalu, kami pindah ke sebuah kondominium yang keren dengan balkon yang besae dan menghadap ke arah laut, sangat indah.
Namun setelah setahu tinggal disana, ada pembangunan kondominium baru tepat di depan gedung kami. Di Miami sekarang sedang ada begitu banyak pembangunan gedung bertingkat dimana semua orang ingin bisa sedekat mungkin dengan pantai. Jadi sewaktu kondominium baru itu telah rampung dibangun, kami agak kecewa meskipun kami masih bisa geser sedikit untuk tetap bisa menikmati pemandangan yang ada.
Namun dua dan tiga tahun setelahnya ada begitu banyak kondominium baru yang dibangun di depan kondominium kami, sampai akhirnya dibangun di pinggir laut dan tidak menyisakan pemandangan sedikitpun untuk kami.
Seperti itulah kira-kira gambaran bagaimana sosok ayah duniawi kita dan luka batin yang mereka peroleh, menghalangi kita untuk bisa memandang Bapa surgawi yang baik. Kita sulit memandang Tuhan sebagaimana kita mau memandangNya, karena kita punya gambaran yang buruk akibat luka dan sakit yang kita alami selama hidup di bumi.
Kita melewatkan kesempatan menerima kepenuhan dari pengakuan surgawi. Kita malah menjadi takut, terikat dan terbelenggu. Saya tahu akan pergi ke surga, tetapi hidup saya penuh dengan ketakutan. Kalau kita mau jujur, ada berbagai macam ayah di dunia ini.
Salam bagi semua ayah, bagi saya, sukacita yang amat besar bisa menjadi seorang ayah. Namun saya perhatikan ada begitu banyak tipe-tipe ayah, tentu tidak mungkin membahas semuanya dalam waktu yang singkat ini, tetapi memang ada banyak tipe dan pengalaman seorang ayah, seperti :
- Tragic Dad, misalnya ayah yang sudah meninggal karena suatu kejadian. Dia jadi tidak hadir dalam hidup anda, tetapi itu bukan kesalahannya. Kisahnya tragis dan anda terus menanggungnya.
- Terrible Dad, ayah yang selalu dan terlalu keras terhadap anda, yang mungkin menyiksa anda dan menyakiti anda dengan kata-kata. Ayah yang sama sekali tidak sayang kepada anda. Semua hal yang seharusnya dia lakukan, tetapi tidak dilakukannya.
- Tough Dad, Ayah yang “keras”, yang tidak peduli seberapa bagus hasilnya dan selalu meminta lebih dari anda, selalu menuntut dan mendesak anda.
- Tender Dad, Ayah yang baik tetapi tidak tegas, serta tidak mendidik anda untuk menjadi pria atau wanita yang takut akan Tuhan. Dia tidak mengajar cara menghadapi masalah dan bagaimana menjadi kuat.
- Terrific Dad, seperti misalnya ayah saya, saya sangat bersyukur atas dirinya. Namun tahukah anda, sehebat apapun ayah duniawi kita, tak ada artinya di hadapan Bapa surgawi kita.
Saya pelajari bahwa ada banyak orang yang menanggung luka batin karena ayah duniawi mereka. Sehingga pada akhirnya luka-luka batin tersebut menjebak dan membuat kita merasa diabaikan. Diabaikan artinya dibiarkan, ditidakpedulikan, dikhianati, dan ditinggalkan.
Mungkin hari ini ada di antara kita yang mengikuti ibadah ini, yang sedang merasa demikian, merasa ditinggalkan dan anda merasa ada sesuatu yang hilang. Anda merasa disakiti, dikhianati dan diabaikan. Sudah saatnya kita menghadapi perasaan, pemikiran dan bahkan kenyataan itu.
Karena yang saya sering lihat terjadi adalah ayah-ayah duniawi yang mengabaikan anak-anak mereka, cenderung menumbuhkan anak-anak yang mengabaikan Bapa Surgawi mereka.
Earthly fathers who forsake earthy children tend to create earthly children who forsake their Heavenly Father.
Di amerika, satu dari empat anak tumbuh dalam keluarga tanpa ayah. Tidakkah anda pikir hal ini ada efek jangka panjangnya? menyebabkan luka batin, rasa tidak aman dan krisis figur ayah?
Kemudian kita bisa mewariskan krisis figur ayah ini ke generasi demi generasi. Kita enggan untuk menghadapinya dan dosa yang tidak dihadapi akan makin memburuk dan dampaknya terus berlanjut dan bertambah besar. Apapun peperangan yang anda enggan untuk hadapi, anda bisa hadapi itu dan selesaikan dengan Kuasa Yesus Kristus.
Saya harap anda mengerti dengan jelas karena ada tujuannya. Jika ayah duniawi saya meninggalkan saya atau tidak memberikan teladan, maka akibatnya saya akan menjadi seseorang yang tidak bisa memandang Tuhan sebagaimana Dia ingin dipandang, yaitu sebagai Bapa.
Karena luka batin dari ayah duniawi saya, saya menjadi takut untuk punya hubungan dengan Bapa saya di surga. Akibatnya apa? Saya meninggalkan Allah, Bapa saya.
Saya rasa kotbah ini bukan hanya untuk mereka yang belum kenal Kristus, melainkan juga untuk anda semua yang sudah mengikut Kristus. Bagi saya, ada banyak orang di gereja yang merasa baik-baik saja dengan Yesus, tetapi sayangnya mereka meninggalkan Bapa di surga.
Buat mereka, cukup Yesus saja, dan mereka lupa bahwa Yesus sendiri, siapa Dia sebenarnya? Dia adalah jalan menuju Bapa. Yesus bilang, “Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup. Tikda ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”
Jadi kita bilang, “Aku baik-baik saja dengan Yesus, dan yakin kita akan ke surga kelak untuk hidup dalam kekekalan”, padahal selama hidup di bumi luka batin kita belum pulih. Kita belum merasa penuh, kita sudah diampuni tetapi sayangnya, masih bergumul dengan rasa tidak aman dan sibuk mencari kepuasan duniawi, padahal sebenarnya kita punya Bapa yang berkata, “Aku ingin memenuhi semua kebutuhanmu”.
Supporting Verse – “Sebab umat-Ku telah melakukan dua kejahatan, mereka meninggalkan Aku, mata air kehidupan, untuk menggali kolam bagi diri mereka sendiri, kolam bocor yang tidak dapat menampung air. Yeremia 2:13 MILT
“My people have committed two sins: They have forsaken me, the spring of living water,
and have dug their own cisterns, broken cisterns that cannot hold water. Jeremiah 2:13 NIV
Ayat diatas mengatakan bahwa “UmatKu melakukan 2 kejahatan, pertama mereka melupakan dan meninggalkan Aku, tidak mengganggap Aku sebagai Bapa sehingga mereka tidak mau memercayakan masa depan mereka kepadaKu, mengira mereka harus berjuang sendirian membangun masa depan mereka”.
Apa yang mereka perbuat? mengggali kolam mereka sendiri, cistern adalah kolam yang bisa menampung air untuk sekelompok orang dan suku. Masalahnya, Allah juga berkata, “Saat kamu mencoba melakukan sendiri apa yang Aku ingin lakukan untukmu, saat kamu tidak mengutamakan Aku, hidupmu akan berantakan”.
Saat kita tidak memprioritaskan Allah dan tidak melihatNya sebagai sumber kehidupan, anda akan mati-matian sendirian berusaha memenuhi semua kebutuhan anda. Anda berushaa melakukan pekerjaanNya. Masalahnya, kolam yang anda gali sendiri pasti bisa rusak, penuh retakan dan lubang.
Tidak peduli seberapa banyak diisi, anda akan tetap merasa lapar dan haus. Mengapa? karena tampungan air anda rusak. Hatimu rusah dan penuh dengan tekanan. Amsal berkata “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.
Tetapi hati anda, berkat yang anda terima tidak akan pernah cukup kalau bocor disana dan disini. Pengakuan yang anda terima tidak akan pernah cukup karena ada begitu banyak kebocoran. Wadah yang seharusnya bisa menampung malah bocor dan menguras isinya.
Jadi tidak peduli seberapa seringnya anda ke gereja atau mendengar pengajaran tentang tujuan hidup, sistem kehidupan anda penuh retakan dan bukannya berkelimpahan, hidup anda malah bocor di sana-sini tanpa henti. Seringkali kita mengabaikan kebocorannya dan terus menerus berusaha mengisi diri kita.
Saya merasa bahwa Tuhan ingin mengingatkan anda bahwa anda seharusnya minum, bukan sebaliknya malah sibuk menggali. Bayangkan jika anak saya, Wyatt yang berusia 4 tahun merasa lapar, dan kemudian bukannya datang kepada saya, dia malah menyelinap ke rumah tetangga, membuka kulkas mereka dan mengambil makanan, membawanya ke kompor dan memasaknya. Tinggal tunggu waktu saja sampai dia membuat masalah dan, entah membuat semuanya berantakan dan mungkin sampai terjadi kebakaran.
Karena itulah yang terjadi disaat kita meninggalkan rumah Bapa, untuk terjun ke dunia lalu mencoba melakukan semuanya sendiri. Kita kena masalah, karena membuat kekacauan sampai ada yang terbakar.
Anda pasti tahu, akan jauh lebih mudah kalau Wyatt mendatangi saya dan bilang, “Ayah, aku lapar.” Saya sebagai ayah akan berkata, “Anakku, aku akan memberimu makan. Kamu tidak perlu menahan lapar, kamu disini bersamaku.”
Jesus forgives, but the Father heals and restores.
Yesus mengampuni saya, tetapi Dia membuat jalan untuk Bapa dapat merangkul, menyembuhkan dan memulihkan saya.
Suatu hari, anak saya Wilde yang berumur 2 tahun jatuh dan lututnya terbentur. Dia menangis, dan sebagai kakak, Wyatt berusaha untuk menolong dan menghibur Wilde. Namun dlaam kesakitan, frustrasi dan kepedihannya, wilde terus berteriak, “Ayah!Ayah!Ayah!”. Wyatt terus berusaha merangkul adiknya, namuh hanya ketika saya datang dan menggendongnya, sambil berkata, “Anakku, kamu akan baik-baik saja, Ayah sayang kamu”.
Barulah Wilde mulai tenang dan emosinya mereda. Kenapa? karena kakaknya hanya bisa mengkhawatirkan luka, tetapi hanya ayahnya yang bisa menyembuhkan lukanya.
Yesus berkata bahwa “Aku datang karena Aku peduli kepadamu. Aku mengasihi dan mengampunimu, tapi Akulah pintu untuk Bapa dapat menggendong dan merangkulmu. Dia mengasihimu.”
Hari ini, ketahuilah bahwa ada Bapa yang mengasihi anda, yang berkata “Aku bangga kepadamu”. Hari ini, izinkan Yesus membawa anda ke dalam pelukan Bapa untuk menyembuhkan anda. Dia akan memulihkan dan memperbaiki retakan-retakan di hatimu, di kolam atau cistern anda, namun anda harus mulai memandangnya sebagai seorang Bapa.
Saya tahu itu mungkin sulit buat beberapa dari kita, luka batin memang perlu dibantu, namun izinkan saya berbagi keberan kepada anda.
God is not a reflection of your earthly father, He is the perfection of your earthly father.
Saya tidak tahu figur ayah yanhg baik, anda pasti tahu! Sekalipun ayah duniawi anda tidak baik, cobalah berpikir seperti anak kecil, ayau bahkan sebagai orang berusia 42 tahun, seperti apa figur ayah yang anda impikan, yang tidak ada pada ayah duniawi anda? Ketahuilah bahwa semua figur yang anda impikan itu dimiliki oleh Allah, Bapa kita.
Semua yang tidak dimiliki ayah duniawi kita, dimiliki oleh Bapa di surga. Dia mengasihi anda dan Dia layak mendapat kepercayaan anda, percayalah kepadaNya! Dia mampu untuk menyembuhkan dan memulihkan.
Sharing Ps. Rich – Ketika kedua anak saya belajar berenang, merdiri di pinggir kolam dengan kaki gemetaran karena takut. Kami bilang, “Ayo lompat saja ke arah guru renang.” Namun mereka tidak mau karena tridak mengenalnya. Akhirnya saya harus menyebur ke samping si guru, dan setelah mereka melihat saya, meskipun mereka belum tahu cara berenang dan masih takut, mereka bisa percaya diri dan berani berpikir, “Aku yakin kaki ayahku kokoh, dan tangannya bisa memegang kami”. Mereka akhirnya lompat ke kolam renang.
Hari ini saya tahu anda sedang bergumul, saya tahu bahwa ini menakutkan, tetapi saya bayangkan apakah anda bisa sekali lagi pergi berdiri di pinggir kolam renang lalu mengambil langkah iman dan percaya bahwa Bapa surgawi sungguh seperti yang Dia katakan tentang DiriNya. Percaya bahwa KakiNya kuat, dan tanganNya bisa meraih anda, bahwa telingaNya bisa mendengar anda, anda bisa percaya kepadaNya sebab Dia baik.
Dia berkata, You are needed and known, Kamu adalah anakKu, dan Aku mengasihimu.
P.S : Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.
If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!