Common Unity By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Online Service (4 September 2022)

Salam damai sejahtera bagi Anda, para DATE Member yang dikasihi Tuhan dan juga Anda semua yang mengikuti ibadah daring JPCC hari ini di mana pun Anda berada. Saya berharap Saudara dalam keadaan sehat, jasmani dan rohani, dan tetap semangat. Percayalah bahwa Tuhan baik dan Tuhan bekerja melalui Roh Kudus-Nya untuk membawa kebaikan bagi semua orang yang mengasihi Dia.

Selama dua hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu kemarin, JPCC mengadakan acara tahunan, yaitu Treasures Women’s Conference yang dilakukan secara daring, dan diikuti oleh banyak wanita dari berbagai macam gereja, baik dalam dan luar kota, bahkan juga dari luar negeri.

Saya percaya banyak wanita yang diperlengkapi, diberkati, dipulihkan, serta mengalami kesembuhan, dan mendapatkan visi dari Tuhan. Tak lupa saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk partisipasi para peserta, dan juga penghargaan kepada tim JPCC, baik staf penuh waktu maupun para Volunteer yang sudah memberikan yang terbaik agar Treasures Women’s Conference ini dapat berjalan dengan luar biasa.

Dan tentunya kita berdoa dan berharap agar tahun depan Treasures Women’s Conference dapat diselenggarakan secara on-site. Tak terasa kita sudah berada di minggu pertama di bulan September. Dan di bulan ini kita akan membahas tema yang baru yaitu tentang komunitas, atau lebih tepatnya “Authentic Community” (Komunitas yang Autentik), mengenai pentingnya untuk kita berada di dalam sebuah komunitas yang benar.

Tuhan tidak menciptakan manusia untuk hidup dalam kesendirian. Kita menjadi lebih baik kalau kita bersama-sama. Ada kutipan yang mengatakan: “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.

Ilustrasi Ps. Jeffrey – Kalau mau pergi dengan cepat, pergi saja sendirian, tetapi kalau mau pergi jauh, pergilah bersama-sama. Beberapa kali saya menyaksikan acara TV di saluran Animal Planet di mana ada sekelompok burung yang terbang dalam formasi seperti huruf V.

Mereka bukan terbang dengan formasi itu untuk bergaya atau mencoba menarik perhatian siapa saja yang melihat mereka, melainkan karena mereka cerdik. Setiap burung terbang sedikit di atas burung di depannya untuk mengurangi hambatan angin.

Kalau mereka terbang berkelompok dengan formasi V, energi yang mereka perlukan untuk terbang berkurang 40%, sehingga mereka bisa terbang lebih jauh. Burung tersebut bergantian menjadi pemimpin. Ketika lelah, yang memimpin mundur agar bisa digantikan oleh yang lain.

Ini berarti mereka bisa terbang untuk waktu yang sangat lama sebelum mereka perlu beristirahat. Formasi V juga memudahkan mereka untuk melacak setiap burung dalam kelompoknya, dan membantu setiap anggota untuk berkomunikasi, berkoordinasi satu dengan yang lain secara efektif. Luar biasa bukan?

Opening Verse – Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik. Kalau yang seorang jatuh yang lain dapat menolongnya. Tetapi kalau seorang jatuh, padahal ia sendirian, celakalah dia, karena tidak ada yang dapat menolongnya. Pada malam yang dingin, dua orang yang tidur berdampingan dapat saling menghangatkan, tetapi bagaimana orang bisa menjadi hangat kalau sendirian? Pengkhotbah 4:9-11 (BIS)

Sekarang mari kita buka firman Tuhan dalam kitab Markus 4:2-9 (TB). Saya ingin memakai perumpamaan yang Yesus berikan ini sebagai landasan untuk kita membahas tema “Authentic Community” [Komunitas yang Autentik].

Supporting Verse – Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.” Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Markus 4:2-9 (TB)

Ketika Yesus memberikan perumpamaan ini, murid-murid-Nya tidak mengerti apa yang Dia maksud. Baru pada saat mereka sedang sendirian bersama Yesus, mereka berani bertanya apa yang dimaksudkan dengan perumpamaan itu. Yesus menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan benih itu adalah firman yang jatuh di berbagai jenis hati manusia.

Kenyataannya tidak semua benih yang ditaburkan, tidak semua firman yang diberitakan akan bertumbuh dan menghasilkan buah, karena tergantung dari kondisi tanah atau kondisi hati di mana benih firman Tuhan tersebut ditaburkan. Kalau kita melihat sebuah benih— kebetulan di tangan saya ada benih—,sebenarnya kita bisa mengerti bahwa semua yang diperlukan untuk masa depan benih ini ada di dalam benih ini sendiri.

Namun benih ini tidak akan menjadi apa-apa kalau ia tidak jatuh di tanah yang tepat, atau istilah yang dipakai Yesus di sini, di tanah yang baik atau subur. Kalau benih ini jatuh di lantai misalnya, maka sampai kapan pun benih ini akan tetap sama, dan tidak mengalami perubahan apa pun.

Namun kalau benih kecil ini jatuh di tanah yang baik atau subur, maka ada interaksi antara benih dengan tanah, yang seiring berjalannya waktu, akan menyebabkan benih mulai bertunas, bertumbuh menjadi sebuah pohon yang besar, dan pada waktunya akan mengeluarkan banyak buah.

Perumpamaan ini tentunya mengandung kebenaran yang sangat luas, dan seperti yang saya katakan tadi, hari ini saya mau meminjam perumpamaan ini untuk membantu kita semua mengerti pentingnya sebuah komunitas, karena komunitas itu seperti tanah di mana kita, manusia, berada di dalamnya.

Sama seperti benih, semua yang kita butuhkan untuk masa depan kita ada di dalam kita. Seperti yang sudah saya katakan bulan lalu bahwa setiap kita mempunyai potensi, kekuatan yang Tuhan sudah berikan yang tersimpan di dalam kita yang perlu untuk dikeluarkan.

Potensi itu berupa bakat, talenta, atau kemampuan yang berbeda-beda pada setiap orang. Namun untuk mengeluarkan potensi, kita perlu berada di dalam komunitas yang benar atau komunitas yang tepat, atau istilah yang sering kita pakai, “tertanam” dalam sebuah komunitas, yang mampu menolong kita mengeluarkan semua kekuatan yang ada di dalam kita, sehingga hidup kita, seiring berjalannya waktu, menjadi lebih baik dan produktif, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan dapat dinikmati oleh orang lain, serta memuliakan nama Tuhan.

Komunitas artinya sekelompok orang yang tinggal di tempat yang sama atau memiliki kesamaan karakteristik tertentu. Ide dasar dari “community” adalah “common unity.”

Jadi ide dasar dari kata “community” adalah “common and unity,” kumpulan orang-orang dengan tujuan yang sama, nilai-nilai yang sama, serta hidup dalam kebersamaan.

Dalam kitab 1 Samuel 22, diceritakan tentang sebuah komunitas yang terbentuk di sebuah gua yang bernama Adulam, yang dipimpin oleh Daud.

Supporting Verse – Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. 1 Samuel 22:1-2 (TB)

Bayangkan, semua orang yang berkumpul di gua Adulam ini mempunyai kesamaan nasib, yaitu orang-orang yang hidup dalam kesengsaraan. Ada yang punya banyak utang, dikejar-kejar penagih utang, ada gerombolan sakit hati, dan mereka semua berkumpul dengan keluarganya Daud, yang hidup dalam kejaran raja Saul. Jumlah mereka lumayan banyak sehingga membentuk sebuah komunitas.

Namun yang menarik adalah di bawah kepemimpinan Daud, komunitas orang “buangan” ini bisa berubah menjadi tentara yang sangat luar biasa, yang kemudian dalam 1 Samuel 23:5 (TB) diceritakan :

Supporting Verse – Kemudian pergilah Daud dengan orang-orangnya ke Kehila; ia berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan ditimbulkannya kekalahan besar di antara mereka. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila. 1 Samuel 23:5 (TB)

Bayangkan, ada suatu transformasi kehidupan terjadi di dalam gua Adulam.Komunitas yang Daud pimpin mengubah orang-orang yang tadinya gagal menjadi orang-orang yang menang; orang-orang yang hidupnya penuh dengan kesulitan menjadi para pahlawan yang menyelamatkan sebuah kota. Itulah kuasa komunitas yang baik.

Tentunya komunitas yang kita mau bahas sekarang adalah komunitas yang berpusat pada Kristus, di mana setiap orang yang ada di dalamnya mempunyai kesamaan, yaitu mereka percaya dan beriman kepada Yesus Kristus. Bisa saja kemudian komunitas tersebut terbagi lagi menjadi beberapa komunitas kecil sesuai dengan kesamaan ketertarikan atau hobi, seperti komunitas fotografi, golf, Vespa, sepeda, dan lain-lain, seperti yang terdapat di dalam berbagai gereja, termasuk di JPCC.

Ingat, komunitas di mana kita berada sangat menentukan pertumbuhan iman dan kerohanian kita:

  • Apakah kita makin dekat atau makin menjauh dari Tuhan?
  • Apakah kita makin terpuruk dalam kehidupan dosa atau sebaliknya?

Komunitas yang berpusat pada Kristus akan membuat kebiasaan kita yang baik makin bertambah, karakter Kristus makin nampak, dan iman serta pengenalan kita akan Tuhan makin mendalam, bukan sebaliknya.

Pertanyaannya, bagaimana kita tahu kalau kita berada di dalam komunitas yang sehat? Apa yang kita bisa temukan dalam komunitas tersebut?

Berikut ini beberapa catatan yang saya bisa berikan untuk membantu Anda menemukan komunitas yang sehat dan berpusat pada Kristus.

Pertama, komunitas tersebut memiliki penerimaan.

Penerimaan haruslah menjadi yang terdepan, apalagi dalam komunitas yang berpusat pada Kristus, karena penerimaan merupakan perwujudan dari kasih. Kasih yang tanpa syarat akan menerima orang dengan tanpa syarat. Apa pun latar belakangnya dan dari mana orang itu berasal tidak menjadi masalah kalau pusat dari komunitas tersebut adalah Kristus sendiri.

Perlu diingat bahwa penerimaan bukan berarti setuju dengan gaya hidup atau karakter orang tersebut. Namun penerimaan merupakan awal terjadinya perubahan hidup seseorang. Sangat disayangkan kalau komunitas gereja menjadi eksklusif, dan menuntut perubahan hidup lebih dahulu sebelum seseorang dapat diterima. Terkadang kita lupa bahwa sangat sulit untuk mengharapkan perubahan tanpa adanya penerimaan lebih dahulu.

Supporting Verse – Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan : “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Lukas 19:1-9 (TB)

Zakheus adalah orang yang kaya dan terkenal. Dia adalah seorang Yahudi yang bekerja untuk penguasa Romawi dalam mengumpulkan pajak. Zakheus bukanlah pegawai biasa, melainkan seorang kepala pemungut cukai, dan terkenal suka memeras bangsanya sendiri. Tentu saja Zakheus tidak disukai oleh orang-orang dari golongannya sendiri.

Tidak heran kalau dia dikucilkan, sehingga dia harus memanjat pohon hanya untuk melihat siapa Yesus. Meskipun kita baca bahwa Yesus yang mau menumpang di rumah Zakheus, tapi sebenarnya, dengan berhenti tepat di depan pohon tempat Zakheus berada dan menyuruh dia turun, ini menandakan bahwa Yesus tidak meluputkan pandangannya dari Zakheus.

Yesus peduli kepada Zakheus meskipun reputasinya tidak baik di mata orang Yahudi, bangsanya sendiri. Menumpang di rumahnya adalah bentuk penerimaan Yesus terhadap Zakheus. Lukas menulis bagaimana respon Zakheus, dengan mengatakan “dia segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.”

Namun sebaliknya, semua orang yang melihat kejadian itu justru bersungut-sungut. Mengapa? Karena mereka mengharapkan adanya perubahan lebih dahulu dalam kehidupan Zakheus, baru Zakheus bisa diterima. Paling tidak itu yang ada dalam benak mereka.

Sedangkan Yesus menerima Zakheus lebih dahulu, apa adanya. Perlu diingat bahwa penerimaan Yesus bukan berarti Yesus menyetujui cara hidup atau apa yang dikerjakan oleh Zakheus. Sama sekali tidak.

Melainkan, penerimaan Yesus justru membuat Zakheus bertobat dan berubah sikap, serta bersedia dengan sukarela memberikan separuh hartanya kepada orang miskin, dan mengembalikan empat kali lipat uang yang dia peras dari orang-orang tersebut. Ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Pelajaran yang sangat baik buat kita semua.

Supporting Verse – Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Roma 2:4 (TB) 

Jadi penerimaan yang Yesus tunjukkan kepada Zakheus menuntun dia kepada pertobatan.

Kedua, selain penerimaan dalam komunitas yang sehat, akan ada gesekan yang sehat juga.

Saya katakan “gesekan sehat” karena ada juga gesekan yang tidak sehat tentunya, dan kita perlu hikmat untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya.

Supporting Verse –  Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Amsal 27:17 (TB)

Pada saat besi bergesek dengan besi yang lain, maka yang timbul adalah panas. Namun hasilnya, besi menjadi lebih tajam dari sebelumnya. Kedua-duanya menjadi lebih tajam dari sebelumnya, sehingga bisa mengerjakan tugas dengan lebih baik dan cepat. Salah kalau kita selalu menghindar dari gesekan, karena akibatnya kita tidak bisa tajam, kita menjadi terus tumpul.

Tidak semua gesekan jelek adanya. Sama juga dengan persaingan. Tidak semua persaingan itu jelek adanya. Itu sebabnya kita harus terbuka dan berani melihat dengan jujur, apakah gesekan yang sedang terjadi ini membuat kita lebih tajam atau tidak?Apakah kita menjadi lebih baik atau menjadi pahit?

Gesekan juga menggambarkan sebuah kedekatan, karena kalau tidak dekat, tidak mungkin ada gesekan. Kalau jauh, maka tidak mungkin ada gesekan satu dengan yang lain. Dalam sebuah keluarga contohnya. Pasti ada gesekan antara kakak dengan adik, antara suami dengan istri, karena memang mereka dekat satu dengan yang lain. Demikian juga di dalam keluarga Allah. Jadi jangan selalu menghindar dari gesekan yang menjadikan kita lebih tajam.

Yang ketiga, dalam komunitas yang berpusat pada Kristus akan ditemukan keterbukaan, di mana seseorang berani mengutarakan isi hatinya tanpa ada rasa takut dihakimi, terbuka tentang luka hatinya, terbuka tentang pengalaman hidupnya, terbuka tentang kelemahannya, pergumulannya dengan dosa, dan lain sebagainya.

Keterbukaan adalah tanda bahwa seseorang sudah mulai merasa nyaman dengan komunitasnya,dan menemukan rasa aman. Rasa aman itu didapatkan karena dia menemukan kepercayaan pada orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama juga kepada pemimpinnya.

Keterbukaan merupakan langkah awal menuju kesembuhan, pemulihan atau restorasi. Namun tidak semua orang bisa terbuka. Mengapa? Terkadang bukan karena mereka tidak mendapatkan keamanan yang mereka perlukan, melainkan karena mereka sulit untuk percaya kepada orang lain.

Mereka senang menjadi bagian dari komunitas karena mereka merasa diterima dan bisa punya banyak teman. Namun karena tidak ada keterbukaan, maka belum ada perubahan signifikan yang terjadi pada hidup orang tersebut. Jadi sangat mungkin terjadi, seseorang datang ke gereja, serta menjadi bagian dari komunitas gereja, tetapi tidak banyak perubahan yang signifikan yang terjadi karena orang tersebut tidak mampu untuk terbuka kepada yang lain.

Sama seperti benih ini. Untuk benih ini bisa tumbuh, benih ini harus terbuka, harus terpecah, sehingga semua potensi yang ada di dalamnya bisa keluar.

Yang keempat, setelah kita bisa terbuka, hal berikutnya yang didapati dalam komunitas yang sehat,yang berpusat pada Kristus adalah pimpinan, pengajaran, nasihat, dan juga teguran.

Supporting Verse – Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. 1 Tesalonika 5:12-14 (TB)

Komunitas yang berpusat pada Kristus juga tidak akan membiarkan seseorang hidup nyaman di dalam dosa sehingga dia bisa bersembunyi dalam cara hidupnya yang lama, tetapi komunitasnya akan menolong dia untuk berubah, dan mengalami kemerdekaan dari dosa dan mengalami hidup yang baru.

Supporting Verse – Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Amsal 27:5-6 (TB)

Kalau kita rendah hati dan mau diajar, dinasihati, diarahkan, dan menerima teguran, maka transformasi kehidupan akan lebih mudah terjadi.

Yang kelima, dalam komunitas yang sehat dan berpusat pada Kristus, ada kata “saling.”

Hubungan berjalan dua arah, bukan hanya satu arah, bukan hanya dari atas ke bawah, melainkan juga dari bawah ke atas. Dalam Alkitab bahasa Inggris berulang kali ditulis “one another,” satu dengan yang lain. Kita datang bukan hanya untuk menerima, melainkan juga untuk memberi.

Supporting Verse – Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Ibrani 10:23-25 (TB) 

Dikatakan Saling memperhatikan, saling menghormati, saling mendoakan, saling membantu, saling mendorong, dan lain sebagainya.

Jadi jangan hanya senang untuk diperhatikan, tetapi perhatikan orang lain juga. Jangan hanya senang didoakan, tapi doakan orang lain juga.Jangan hanya senang diberi bantuan, tapi beri bantuan juga kepada orang lain, karena inilah yang kemudian membentuk yang namanya kasih persaudaraan dalam sebuah komunitas, karena ada rasa kebersamaan.

Supporting Verse – Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. 1 Petrus 1:22 (TB)

Dan yang terakhir, yang keenam, komunitas yang berpusat pada Kristus selalu mengusahakan adanya persatuan.

Dan persatuan inilah yang seharusnya menjadi tanda dari sebuah komunitas yang berpusat pada Kristus, karena ini juga yang menjadi doa Yesus kepada Bapa-Nya.

Supporting Verse – Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa. Aku juga berdoa untuk orang-orang yang akan percaya kepada-Ku oleh kesaksian mereka ini. Aku mohon, Bapa, supaya mereka semua menjadi satu, seperti Bapa bersatu dengan Aku, dan Aku dengan Bapa. Semoga mereka menjadi satu dengan Kita supaya dunia percaya bahwa Bapa yang mengutus Aku. Aku sudah memberikan mereka keagungan yang Bapa berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita juga satu; Yohanes 17:20-22 (BIS)

Persatuan akan mudah dicapai kalau masing-masing tidak mencari kepentingannya sendiri, tetapi mendahulukan kepentingan Kristus di atas segalanya.

Supporting Verse – Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Filipi 2:1-4 (TB)

Kalau kita terus mengusahakan kesatuan, kerukunan, maka kita tidak perlu bingung dengan berkat Tuhan, karena Tuhan sanggup untuk memerintahkan berkat datang kepada kita, seperti yang tertulis dalam kitab Mazmur 133 (TB).

Supporting Verse – Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. Mazmur 133:1-3(TB).

Itulah tadi beberapa catatan yang bisa menolong kita menemukan atau membangun komunitas yang sehat dan berpusat pada Kristus. Ingat, ada penerimaan, ada gesekan, ada keterbukaan, ada pimpinan dalam bentuk pengajaran, nasihat, teguran, ada kata “saling,” dan selalu mengusahakan persatuan yang menjadi tanda bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Saya berdoa agar ini semua membantu Anda. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

P.S : Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.

If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!