JPCC Online Service (8 November 2020)
Hari ini kita akan belajar dengan tema baru kita bulan ini yaitu tentang kesembuhan atau healing from brokenness. Suatu hari saya sedang menjenguk teman saya di rumah sakit dan di lobby rumah sakit saya melihat papan besar yang menandakan semua dokter yang ada dan bidang ilmu dan spesialis mereka. Ada dokter umum, bedah, spesialis penyakit dalam, THT, mata, anak dan sebagainya.
Sembari memperhatikan papan nama itu, saya menyadari betapa hebat dan rumitnya tubuh manusia. Satu badan saja diperlukan begitu banyak dokter dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
Opening Verse – Engkau menciptakan setiap bagian badanku, dan membentuk aku dalam rahim ibuku. Aku memuji Engkau sebab aku sangat luar biasa! Segala perbuatan-Mu ajaib dan mengagumkan, aku benar-benar menyadarinya. Waktu tulang-tulangku dijadikan, dengan cermat dirangkaikan dalam rahim ibuku, sedang aku tumbuh di sana secara rahasia, aku tidak tersembunyi bagi-Mu. Mazmur 139:13-15 BIS
Daud disini begitu kagum dan memuji Tuhan karena sadar bahwa Tuhan menciptakan tubuh kita secara luar biasa. Pernahkah kita berterima kasih kepada Tuhan untuk tubuh kita? Atau kita sebaliknya lebih sering membandingkan tubuh kita dengan tubuh orang lain?
Rasul Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah Bait Allah. Itu sebabnya kita harus menjaganya dengan baik, mengembangkan kebiasaan dan pola hidup yang sehat, agar kita dapat memelihara kesehatan kita.
Semua kita tidak mau sakit dan berjuang untuk segera sembuh apabila kita sakit baik itu secara fisik atau mental. Sakit tidak menyenangkan dan membuat kita tidak dapat menjalankan aktifitas secara normal.
Supporting Verse – Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: ”Apakah yang akan kami minum?” Musa berseru-seru kepada Tuhan , dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan Tuhan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah Tuhan mencoba mereka, firman-Nya: ”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan , Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhan lah yang menyembuhkan engkau.” Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu. Keluaran 15:22-27 TB
Di Alkitab khususnya Perjanjian Lama kita mendapati nama dan sebutan kepada Tuhan yang berbeda-beda. Nama atau sebutan ini menolong kita untuk mengenal karakter Tuhan dan mengungkapkan apa yang Tuhan lakukan dalam hubunganNya dengan manusia.
Kita tahu apa yang bisa kita harapkan dari Tuhan. Kita mendapati bahwa Tuhan sendiri yang memperkenalkan diriNya dengan sebutan itu atau Tuhan yang diperkenalkan dengan sebutan tertentu.
Supporting Verse – Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:1 TB
Disini contohnya, kita dapati kata Allah di dalam bahasa aslinya yaitu Elohim, dengan arti Tuhan yang maha kuasa, Tuhan yang mencipta. Elohim menggambarkan kekuatan, keperkasaan dan kesetiaan Tuhan, terutama dalam memegang perjanjian dengan UmatNya. Dia setia untuk melakukan apa yang Dia janjikan.
Supporting Verse – Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, – Kejadian 2:4 TB
Sementara disini selain kata Allah, ada kata Tuhan yang dicetak dengan huruf besar semua. Nama yang sangat suci dan hanya ditunjukkan untuk Tuhan, dan dari ini kita dapati kata Yahwe atau Jehovah, yang berarti Tuhan yang kekal dan tidak bergantung pada siapapun.
Supporting Verse – Firman Allah kepada Musa: ”AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: ”Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Keluaran 3:14 TB
Sementara disini Allah menyatakan diriNya memakai kata yang sama kepada Musa. Tetapi ada kalanya juga nama Tuhan diberikan sesuai pengalaman pribadi seseorang kepada Tuhan. Contohnya Abraham menyebut Tuhan sebagai Tuhan yang menyediakan, atau disebut Jehovah Jireh.
Supporting Verse – Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: ” Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ”Di atas gunung Tuhan , akan disediakan.” Kejadian 22:13-14 TB
Disini kita lihat Abraham mengalami penyediaan Tuhan yang ajaib sehingga dia tidak perlu mengorbankan anaknya. Tuhan menyediakan domba sebagai gantinya. Abraham mengenal Tuhan sebagai Tuhan yang menyediakan atau Jehovah Jireh.
Itu juga yang kita bisa harapkan dari Tuhan kita, Dia adalah Tuhan yang menyediakan segala yang kita perlukan.
Supporting Verse – oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan. Kejadian 49:25 TB
Disini Yakub memperkenalkan Tuhan sebagai Allah yang maha kuasa, disebut juga El Shaddai dengan artian Tuhan sumber dari segala berkat.
Supporting Verse – Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: ” Tuhan lah panji-panjiku!” Keluaran 17:15 TB
Disini Musa menyebut Tuhan sebagai “Panji-panji kami”, atau Jehovah Nissi, di bawah PanjiNya, mereka berjalan dari satu Kemenangan kepada Kemenangan berikutnya.
Supporting Verse – Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah Tuhan , Allahmu. Imamat 20:7 TB
Disini Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai Tuhan yang menyucikan atau Jehovah M’Kaddesh. Karena Dialah Tuhan yang Kudus, barangsiapa mengikutiNya akan dibersihkan dari semua yang jahat.
Supporting Verse – Tetapi berfirmanlah Tuhan kepadanya: ”Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.” Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Tuhan dan menamainya: Tuhan itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer. Hakim-hakim 6:23-24 TB
Disini Gideon menyebut Tuhan sebagai Jehovah Shalom atau God of Peace. Karana Damai Tuhan yang dialami melampaui akal dan pikiran dan menolongnya melalui masa sulit.
Semua nama-nama ini menggambarkan Karakter Tuhan dan juga apa yang bisa kita harapkan Tuhan lakukan dalam hubungan kita denganNya.
Kembali ke pembacaan kita di awal dalam Keluaran 15. Di tempat yang bernama Mara, dan mara ini artinya pahit, Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai Jehovah Rapha atau Tuhan yang menyembuhkan. Itulah yang bisa kita harapkan dari Tuhan, bukan hanya sembuh dari segala penyakit tetapi juga sembuh dari keadaan yang tidak menguntungkan seperti apa yang mereka dapati di Mara.
Bangsa Israel baru saja keluar dari perbudakan mesir, mereka lolos dari kejaran tentara Firaun dan merayakan itu dengan perayaan dan tarian kepada Tuhan. Namun disaat mereka melanjutkan perjalanan, selama 3 hari mereka tidak menemukan air. Mereka begitu haus karena persediaan air sudah habis.
Ketika mereka sampai di Mara, mereka senang karena menemukan tempat air tetapi kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena air yang ada disana pahit dan tidak dapat diminum. Mereka mulai bersungut-sungut kepada Musa, padahal 3 hari sebelumnya mereka baru saja merayakan kebebasan mereka dari perbudakan mesir, dan menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan membela mereka dengan membelah laut.
Sekarang mereka menggerutu dan lupa apa yang Tuhan buat untuk mereka 3 hari sebelumnya. Peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk kita semua, kecewa terjadi karena apa yang kita temukan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Semakin besar jarak antara apa yang kita inginkan dengan kenyataan yang kita temukan, semakin besar pula kekecewaan kita. Semakin pandai kita mengatur ekspektasi, semakin jarang kita mengalami kekecewaan.
Saya yakin kita semua pernah mengalami kekecewaan. Seringkali bukanlah kita yang memilih keadaan tetapi keadaanlah yang memilih kita. Seperti apa yang terjadi tahun ini, keadaanlah yang memilih kita sehingga tidak heran kalau banyak yang tidak siap dan kecewa akan tahun 2020 ini.
Karena apa yang sudah direncanakan secara matang sebelumnya baik itu dalam bisnis, pernikahan, pekerjaan, pelayanan, sekolah atau bahkan liburan. Kita sudah merencanakan dengan baik tetapi sekarang menjadi berantakan.
Di tahun 2020 ini banyak yang berharap mendapatkan air segar tetapi kenyataannya mendapatkan air yang pahit. Tidak sedikit yang kemudian menjadi kecewa, stress, depresi, belum lagi kuatir dan takut akan masa depan.
Banyak yang menggerutu dan menjadi marah seperti bangsa Israel. Padang gurun tidak dapat dihindari karena untuk bangsa israel dapat menuju ke tanah perjanjian, mereka harus melewatinya.
Pengalaman di padang gurun mengungkapkan karakter mereka yang sesungguhnya, hal yang sama juga berlaku untuk kita. Kita tidak selalu dapat menghindar dari kesulitan dan seringkali justru disaat itulah kita menemukan sisi lain dari kita yang selama ini belum pernah muncul dan ternyata merupakan bagian dari karakter kita.
Ada perbedaan besar antara orang yang merasakan pahit dan orang yang menjadi pahit. Yang pertama tidak dapat dihindari tetapi yang kedua adalah sebuah keputusan.
Sebagai seorang pemimpin, saya yakin musa juga ikut senang disaat melihat ada tempat air di Mara, dia juga pasti mencoba mencicipinya dan tahu kalau air itu ternyata pahit. Namun Musa memiliki karakter yanh berbeda dan menunjukkan sifat dewasa. Dia sebaliknya berseru, tidak menggerutu dan kenal siapa Tuhannya.
Bahwa di padang gurun sekalipun, Tuhan tetap ada. Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Musa memberi contoh bahwa disaat kita merasakan pahitnya hidup, kita tidak boleh menjauh dariNya. Menggerutu itu menjauhkan kita dengan Tuhan.
Berseru atau crying to God justru mendekatkan kita kepada Tuhan. Kalau kita menjauh dari Tuhan, maka semakin sulit untuk melepaskan diri dari pengalaman pahit dan lama-lama kita yang menjadi pahit dan mengalami kepahitan.
Orang yang kepahitan susah untuk move on dan tidak dapat menghargai sesuatu yang baik. Seperti kalau kita sakit, maka lidah kita akan menjadi pahit dan semua makanan yang enak sekalipun tidak akan bisa kita nikmati. Orang yang kepahitan akan mengeluarkan kata-kata yang pahit, meskipunn sedang mendengarkan atau membaca kabar yang baik.
Supporting Verse – Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Yakobus 3:11 TB
Doth a fountain send forth at the same place sweet water and bitter? James 3:11 KJV
Tidak mungkin dari sumber yang sama memancarkan air yang pahit dan air yang manis. Pertanyaannya, apakah kita memancarkan air yang pahit atau air yang manis?
Ada istilah “Hurt people hurt people”, orang yang terluka akan melukai orang lain. Seseorang bernama Will Bowen menulis buku “A complaint free world” mengatakan bahwa orang yang terluka menyakiti oranh lain karana konflik atau rasa sakit yang dialami dalam batin mereka sendiri.
Jadi kalau kita disakiti, belum tentu itu karena apa yang kalian buat, bisa jadi karana apa yang sedang terjadi dalam batin orang yang menyakiti kalian.
It is not always about you, it’s more about them, they need help.
Supporting Verse – Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efesus 4:31-32 TB
Kembali kepada cerita di Mara, dikatakan dengan jelas bahwa Musa berseru-seru kepada Tuhan berulang kali, sampai Tuhan menjawab musa. Tuhan kemudian menunjukkan Musa sepotong kayu, dan misa kemudian melemparkan kayu itu ke dalam air dan air pahit itu berubah menjadi air yang manis. Pengalaman pahit mereka berubah menjadi Pengalaman yang manis dan menyenangkan.
Mengapa Tuhan menunjuk sepotong kayu dan apa yang istimewa dari kayi itu? Apakah jenis atau potongannya? Atau ada sesuatu yang lebih penting disini yang Tuhan mau kita mengerti?
Kata yang dipakai dalam bahasa aslinya untuk kayu adalah “es”, kata ini menggambarkan pohon yang masih hidup atau pohon yang sudah dipotong-potong menjadi kayu. Atau seperti dalam Kitab Ulangan 21, kata yang sama dipakai untuk menggambarkan sebuah tiang kayu.
Supporting Verse – ”Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan Tuhan , Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.” Ulangan 21:22-23 TB
Jadi potongan kayu ini juga menggambarkan sebuah tiang dimana orang berdosa dihukum mati, dengan jalan digantung pada tiang itu. Bisa jadi apa yang dialami bangsa israel di Mara ini adalah sebuah kejadian yang bersifat prophetic atau nubuatan dimana Tuhan memberikan petunjuk melalui Musa.
Kalau sepotong kayu dapat mengubah air pahit menjadi manis, maka nantinya akan ada yang lebih besar daripada itu. Ada seseorang yang tidak berdosa dan digantung di tiang kayu, tetapi dijadikan dosa karena dia rela untuk memikul kesalahan dan dosa semua orang, sehingga oleh Dia, barangsiapa percaya kepadaNya mendapat jalan kepada Tuhan.
Dia menjadi kutuk supaya kita yang percaya kepadaNya mengalami berkat Tuhan dan orang itu bernama Yesus.
Supporting Verse – Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ”Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Galatia 3:13-14 TB
Yesus mengubah kutuk menjadi berkat, membuat hidup yang penuh kepahitan menjadi hidup yang manis. Saya yakin sejak saat itu, disaat mereka melihat sepotong kayu mereka akan mengingat kejadian di mara dimana air yang pahit bisa diubah menjadi air yang manis.
Demikian juga seharusnya dengan kita, disaat kita melihat salib kita diingatkan akan pengorbanan yang Yesus sudah lakukan untuk kita.
Supporting Verse – Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. 1 Petrus 2:24-25 TB
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Yesaya 53:5 TB
Yesus menggenapi apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya, di Mara Tuhan menunjuk sepotong kayu dan di Mara juga, Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai Tuhan yang menyembuhkan atau Jehovah Rapha.
Supporting Verse – Pujilah Tuhan , hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Mazmur 103:2-3 TB
Yesus sanggup mengubah hidup yang pahit dan hancur menjadi hidup yang manis. Kalau Tuhan bekerja, Dia selalu melakukan jauh lebih dari apa yang kita pikirkan dan doakan. Sebab ketika bangsa israel meneruskan perjalanan dan tiba di elim, disana mereka menemukan 12 mata air dan 70 pohon kurma.
Mereka tidak hanya menemukan tempat air, tetapi malah menemukan mata air dan sebanyak 12 banyaknya. Bisa dibagikan ke setiap 12 suku bangsa israel, air yang terus menerus mengalir dan segar, dan tidak pernah habis.
Di Elim, Tuhan bisa membuat mereka segera melupakan pengalaman pahit mereka di Mara. Untung mereka tidak berkemah di Mara disaat mereka melihat air yang pahit bisa diubah menjadi air yang manis. Sebab kalau demikian, mereka tidak akan menemukan sumber air yang ada di Elim.
Saya akan mengakhiri kotbah saya dengan kisah berikut. Di Jepang ada namanya istilah Kintsugi, the art of precious scars. Kin artinya emas dan Tsugi artinya memperbaiki.
Seni ini juga dikenal dengan namanya Golden Repair. Pada saat mangkuk atau vase berharga jatuh dan pecah berkeping-keping. Pemiliknya biasanya akan marah dan menyesal, dan dengan berat hati akan membuangnya karena sudah tidak berguna dan berharga lagi.
Tetapi di Jepang tidaklah demikian, mereka mengumpulkan kepingan-kepingan ini dan menempelkan dengan emas cair yang difurnish dan ditaburi bubuk emas, sehingga mangkuk atau vase yang tadinya pecah dan tidak berguna, berubah menjadi sesuatu yang berharga kembali.
Bahkan menjadi lebih mahal dari sebelumnya. Kalau orang jepang bisa membuat Kintsugi, apalagi Tuhan Yesus. Kekecewaan dan kehancuran yang sedang kita alami sekarang baik itu dalam hubungan rumah tangga, bisnis atau pekerjaan, sesuatu yang membawa kerugian besar dan membuat kita marah, kecewa, depresi dan putus asa serta tidak bisa lagi melihat masa depan.
Ketahui bahwa Tuhan bisa mengubahkan semua itu menjadi sesuatu yang sangat berharga dan nilainya menjadi jauh melebihi sebelumnya. Datanglah kepada Yesus dan berserulah kepadaNya seperti Daud, Dia adalah Tuhan yang sudah membuktikan kasihNya di atas kayu salib.
Supporting Verse – Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan . Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan. Mazmur 118:5 TB
Inilah yang saya harapkan dan doakan untuk kita semua. Saya akan tutup dengan membaca ayat berikut.
Closing Verse – Dengarlah, Tuhan , dan kasihanilah aku, Tuhan , jadilah penolongku!” Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, Mazmur 30:11-12 TB
supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. Tuhan , Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu. Mazmur 30:13 TB
Semoga ini memberkati dan membangun Iman kita semua.