Kenny Goh JPCC

Safe Place By Ps. Kenny Goh

JPCC Online Service (1 November 2020)

Selama beberapa minggu terakhir, kita sudah membahas tentang Kesehatan dan kita percaya bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun tidak bisa dipungkiri jika ada dari kita yang sudah terluka karena situasi yang berada di luar kendali kita.

Sehingga kita terluka dan mengalami kerusakan dalam diri kita. Bulan ini kita akan membahas tema “Healing from Brokenness“. Pulih atau sembuh dari hidup yang hancur. Jadi kalau ada dari kita yang sedang berada dalam kondisi yang tidak utuh seperti patah hati, depresi, gelisah atau mengalami kerusakan dalam mental dan jiwa, kami berharap agar dalam beberapa minggu ke depan kita semua dapat menemukan jawaban dan mengalami Kuasa Tuhan untuk memutar-balikkan keadaan kita ke dalam pemulihan.

Minggu lalu Pendeta Ruben Adi mengatakan bahwa beberapa senjata iblis bersifat psikologis atau kejiwaan. Ini sangat benar karena Firman Tuhan banyak berbicara tentang kejiwaan kita, baik itu Pikiran, Perasaan dan Kehendak kita semua terletak dalam jiwa kita. Istilah hati sering digunakan dalam Firman untuk berbicara tentang jiwa kita.

Perhatikan beberapa Firman Tuhan berikut.

Opening Verse – Hati yang gembira menyehatkan badan; hati yang murung mematahkan semangat. Amsal 17:22 BIS

Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan. Amsal 14:30 BIS

Hati yang gembira membuat muka berseri-seri; hati yang sedih mematahkan semangat. Amsal 15:13 BIS

Yang terjadi di dalam diri kita memiliki pengaruh yang jelas terhadap tubuh kita. Itulah sebabnya ayat tersebut berkata :

Supporting Verse – Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB

Jadi hati yang rusak dan hancur akibat luka yang belum sembuh akan sangat mempengaruhi seluruh hidup kita. Hati yang terluka membuat kita kehilangan Pengharapan, orang yang hilang pengharapan tidak lagi bisa melihat masa depan bagi dirinya sendiri baik itu di dalam Hubungan, situasi dan keadaan. Orang tersebut merasa kehilangan kendali. Depresi dan Kegelisahan adalah salah satu akibat dari hilangnya Pengharapan.

Supporting Verse – Kalau harapan tidak dipenuhi, batin merana; kalau keinginan terkabul, hati bahagia. Amsal 13:12 BIS

Pertanyaannya, Harapan dan Keinginan apa yang akan membuat hati seseorang bahagia? Apa yang menggembirakan hati sehingga kita bisa memiliki badan yang sehat? Apa yang harus terjadi dalam hidup kita sehingga hidup kita memancarkan Sukacita dan Damai Sejahtera?

Untuk membetulkan sesuatu yang rusak, kita harus mengerti cara bekerja benda tersebut. Mobil yang rusak dibawa ke bengkel karena ada mekanik yang mengerti cara kerja sebuah mobil, hal yang sama juga berlaku untuk komputer yang rusak. Ahli bedah Jantung harus mengerti cara kerja jantung untuk mengerti bagaimana menangani kerusakan jantung.

Sama halnya kalau kita ingin memperbaiki hati manusia, kita harus terlebih dahulu mengerti cara kerja hati manusia, apa yang dibutuhkan hati dan jiwa manusia untuk berfungsi dengan sehat.

Supporting Verse – Lalu TUHAN Allah berkata, “Tidak baik manusia hidup sendirian. Aku akan membuat teman yang cocok untuk membantunya.” Kejadian 2:18 BIS

Bayangkan setelah Tuhan memberikan Adam tujuan hidup dan berkat untuk menjalankannya, bahkan bisa dikatakan Adam memiliki hubungan denganNya. Tetapi Tuhan tetap berkata bahwa tidak baik untuk manusia hidup dalam kesendirian, dan juga ada banyak landasan Firman yang membuktikan bahwa yang dimaksud disini bukan hanya hubungan pernikahan.

Kenapa ini tidak baik? Karena Tuhan adalah Pribadi yang Relasional, God is a relational being.

Supporting Verse – Kemudian Allah berkata, “Sekarang Kita akan membuat manusia yang akan menjadi seperti Kita dan menyerupai Kita. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang lain, baik jinak maupun liar, baik besar maupun kecil.” Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikannya mereka seperti diri-Nya sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan. Kejadian 1:26-27 BIS

Ada kata “Kita” yang dikatakan di ayat diatas dan menyatakan bahwa Tuhan di dalam Trinitas yang ada bersama Bapa, Putra dan Roh Kudus menggambarkan bahwa Dia tidak sendirian. Kalau kita hidup sendirian dan merasa kita tidak butuh orang lain, maka kita tidak menghidupi gambar yang Tuhan sudah tetapkan dan itu tidak baik di Mata Tuhan. Setiap manusia membutuhkan manusia-manusia lain. Kita diciptakan untuk berhubungan, we are created for relationships.

Kualitas hubungan kita menentukan kebahagiaan atau penderitaan kita. Semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa segala macam distorsi dalam jiwa kita berakar dari kurangnya kebutuhan emosional yang terpenuhi melalui hubungan di sekitar diri kita.

Kebutuhan emosional ini dimulai dari tahap seorang bayi sampai fase anak, dan menjadi orang dewasa. Seorang psikolog kristen bernama Dr. Henry Cloud berkata “A person’s ability to love and connect with others lays the foundation of both psychological and physical health. This research illiterates that when we are in a loving relationship, a bonded relationship, we are growing. When we are isolated, we are slowly dying”.

Kemampuan seseorang untuk mengasihi dan berhubungan dengan orang lain adalah fondasi untuk kesehatan psikologis dan fisik. Riset menggambarkan bahwa pada saat kita ada dalam hubungan yang penuh kasih dan mengikat, maka kita akan bertumbuh. Disaat kita terisolasi maka kita akan mati perlahan-lahan.

Saat kita terisolasi, maka seperti yang dikatakan di Amsal, maka harapan hati kita menjadi tidak terpenuhi. Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan disini karena ini sangat penting.

Saat kita terisolasi dan putus hubungan, dan kebutuhan emosional kita tidak terpenuhi, maka kita akan mati perlahan-lahan. Dosa membuat kita putus hubungan dengan Tuhan yang adalah Sumber kita.

Ps. Jeffrey sering mengatakan bahwa dosa membawa kematian dalam sebuah hubungan. Alkitab mengajarkan bahwa dosa bukan sekedar pelanggaran aturan tetapi juga pelanggaran kepercayaan. Saat kepercayaan dilanggar maka hati akan terluka.

Manusia melanggar Kepercayaan Tuhan dan membawa kematian di dalam sebuah hubungan. Manusia juga melanggar Kepercayaan satu sama lain sehingga kematian merusak keseimbangan dan harmoni yang ada di dalam dirinya dan terhadap satu sama lain.

Yang terjadi adalah siklus secara terus menerus yang mengsabotase satu sama lain dan membawa kepada kehancuran kecuali ada intervensi. Sepanjang sejarah manusia, terbukti apabila manusia tidak menguasai dirinya sendiri, maka kita cenderung akan menyakiti, mengecewakan, melanggar kepercayaan satu sama lain dan bangkrut secara emosional.

Saat kita terisolasi, putus hubungan dan kebutuhan emosional kita tidak lagi terpenuhi, kita akan mati perlahan-lahan dan disitulah terjadi depresi dan kegelisahan batin yang berat.

Isolation brings despair but bonding brings healing.

Isolasi membawa putus asa tetapi ikatan hubungan membawa kesembuhan. Sadar atau tidak, manusia mulai disconnect dan mengisolasi diri saat hubungan emosional kita tidak lagi terpenuhi, atau kita kecewa dan hati kita terluka.

Ibaratnya sama saat kita terluka secara fisik, kita bahkan takut menaruh obat di atas luka itu dan tidak mau orang lain menyentuhnya. Saat hati kita terluka, kita mulai menjauh dari sumber dan orang-orang lain yang justru seharusnya bisa membantu menyembuhkan luka-luka itu.

Hari-hari ini, kesepian, kegelisahan dan depresi meningkat karena tuntutan dan nilai masyarakat yang keliru dan mengorbankan hubungan manusia demi mengejar kesuksesan dan mengejar pengakuan masyarakat. Manusia tidak lagi memperhatikan kebutuhan emosional satu sama lain dan berusaha mengisi kekosongan dengan pengganti-pengganti yang tidak akan pernah memuaskan.

Perhatikan ayat berikut sebagai solusi dari Tuhan.

Supporting Verse – Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Mazmur 34:19 TB

Kalau kita mengalami patah hati dan jiwa kita remuk, kita merasa patah hati, dan tidak ada harapan dan masa depan, saat kita mengalami semua ini, sangat mudah berasumsi bahwa Tuhan jauh dari kita. Tetapi Firman Tuhan mengoreksi kita, jangan berasumsi bahwa kita mengalami semua itu karena Tuhan jauh dari kita. Tuhan bukan sebabnya, tetapi Dia adalah solusi dan Dia mau mendekat kepada kita.

Ratusan tahun setelah pemazmur menulis ini, Yesus datang ke dunia, mendekat kepada kita semua dan berdoa :

Supporting VerseBukan untuk mereka ini saja Aku berdoa. Aku juga berdoa untuk orang-orang yang akan percaya kepada-Ku oleh kesaksian mereka ini. Aku mohon, Bapa, supaya mereka semua menjadi satu, seperti Bapa bersatu dengan Aku, dan Aku dengan Bapa. Semoga mereka menjadi satu dengan Kita supaya dunia percaya bahwa Bapa yang mengutus Aku. Yohanes 17:20-21 BIS

Luar biasa bahwa Yesus berdoa agar ada sebuah kegerakan yang didirikan bukan atas dasar individualisme, melainkan atas dasar kasih dan kesatuan. Orang-orang yang memilih untuk meletakkan hak dan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Sebuah perkumpulan yang aman dimana kesembuhan dan pertumbuhan yang sehat bisa terjadi.

Kita bisa lihat kredibilitas dari kabar baik Injil Yesus sangat tergantung dari kualitas hubungan orang-orang percaya, yang mencerminkan Hubungan Yesus dengan Bapa di Surga.

Tuhan mau mendekat kepada orang yang patah hati dan remuk jiwanya. Solisi Tuhan untuk menyembuhkan dunia yang memiliki batin yang merana adalah Tubuh Kristus. Yesus datang mendirikan Gereja sebagai TubuhNya agar bisa menjadi sumber kesembuhan dan pemulihan bagi hati yang hancur dan remuk. Karena isolasi membawa putus asa tetapi ikatan hubungan membawa kesembuhan.

Tugas kita sebagai Tubuh Kristus adalah menjadi tempat yang aman bagi orang-orang yang hancur hatinya. The Church is a safe place for broken people.

Sejujurnya kita semua memiliki bagian dari tubuh atau hidup kita yang hancur, maka kita harus membuat keputusan untuk mau masuk dalam proses penyembuhan yang Tuhan sediakan melalui GerejaNya.

Kalau kita pernah cedera secara fisik dan dirawat, biasanya kita akan melalui proses sebagai berikut :

Opening (Lukanya dibuka) – Cleansing (Lukanya dibersihkan) – Treating (Lukanya dirawat) – Resting (Istirahat sampai luka pulih)

Kita tidak akan membahas semuanya hari ini karena masih ada beberapa minggu ke depan untuk waktunya. Namun proses penyembuhan ini baik dilakukan dalam kondisi dan lingkungan yang steril atau aman.

Pertanyaannya, Pertama, Apakah kita tempat yang aman bagi orang lain?

Supporting Verse – Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yohanes 13:34‭-‬35 TB

Lalu Rasul Paulus memberikan cara aplikasinya di ayat berikut.

Supporting Verse – Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. Galatia 6:2 BIS

Kita tidak diciptakan untuk menanggung beban sendiri. Apakah kita sebagai Pelayan dan pengikut Tuhan bersedia untuk membantu menanggung beban orang lain? Karena itulah cara kita mentaati perintahNya.

Tempat yang aman artinya juga disaat orang mencurahkan masalah, dosa dan isi hati mereka, maka kita tidak menghakimi, bocor, dan sebaliknya menunjukkan bahwa kita menghargai dan bertekad untuk membangun kepercayaan.

Karena dosa adalah pelanggaran kepercayaan maka jalan keluarnya adalah dengan membangun kepercayaan. Bangun kepercayaan dan ciptakan tempat yang aman bagi mereka yang hancur hatinya, hargai keberanian mereka untuk mencurahkan isi hatinya kepada komunitas kita.

Supporting Verse – Jadi memang ada banyak anggota, tetapi tubuh hanya satu. Oleh sebab itu, mata tidak dapat berkata kepada tangan, “Saya tidak memerlukan engkau!” atau kepala berkata kepada kaki, “Saya tidak memerlukan engkau!” Sebaliknya anggota-anggota tubuh yang dianggap lemah itu, kita perlukan sekali; dan anggota-anggota yang kita anggap tidak begitu berharga, justru adalah anggota-anggota yang kita berikan lebih banyak penghargaan. Anggota-anggota tubuh yang tidak kelihatan cantik, malah lebih kita perhatikan. Anggota-anggota tubuh yang sudah kelihatan bagus, tidak memerlukan perhatian kita. Allah sudah menyusun tubuh kita sebegitu rupa sehingga anggota-anggota yang kurang berharga diberikan lebih banyak penghargaan. Dengan demikian tubuh itu tidak terbagi-bagi; masing-masing anggota memperhatikan satu sama lain. Kalau satu anggota menderita, semua anggota lainnya menderita juga; kalau satu anggota dipuji, semua anggota lainnya turut bergembira. Saudara semuanya bersama-sama adalah tubuh Kristus dan kalian masing-masing pula adalah anggota dari tubuh itu. 1 Korintus 21:20-27 BIS

Tantangan kita semua sebagai Pengikut Kristus adalah menciptakan tempat yang aman dimana semua mengerti dan sadar bahwa kita saling memerlukan satu sama lain.

Pertanyaan Kedua, Apakah kita rela menjadi rentan dan terbuka?

Apakah kita rela terbuka, mengakui kebutuhan kita, dan merendahkan hati dan meminta tolong kepada orang lain? Are you willing to say “I’m not okay, I need help?”.

Mungkin kita pernah disakiti oleh orang lain, trauma, takut dan hilang harapan. Semua ini membuat kita menutup diri namun dengan menutup diri kita tidak akan pulih karena kita tidak mendapat kebutuhan emosional yang kita butuhkan.

Seperti Black hole yang terus menyedot kita ke dalam siklus penderitaan. Tentu ada orang yang akan mengecewakan kita. Tetapi tidak semua orang akan mengecewakan kita, ambil langkah untuk memilih orang dan tempat yang aman dengan bijak, dan selanjutnya mengambil langkah untuk menerima dukungan emosional yang kita butuhkan.

Isolasi membawa putus asa dan ikatan hubungan membawa kesembuhan. Maka kita harus melawan ketakutan dan trauma kita, dan belajar untuk menerima Kasih Tuhan yang disalurkan melalui orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita.

Langkah untuk menjadi terbuka ini adalah langkah awal untuk pemulihan hati dan jiwa kita. Mungkin kita perlu mencari pertolongan kepada orang yang dewasa atau konseling professional, beranilah mengambil langkah dan mulai bertanggung jawab atas kesehatan hati dan jiwa kita.

Semua ini berlaku bagi orang yang belum dan sudah menikah karena pernikahan tidak menjamin bahwa kita akan memiliki hati dan jiwa yang sehat atau utuh. Atau mungkin ada dari kita yang merasa aman karena sudah bergabung di sebuah komunitas.

Tetapi ketahuilah bahwa hanya tergabung disana bukan berarti kita sudah terbuka dan memiliki hubungan yang dalam dengan orang di komunitas kita. Iblis selalu bertekad untuk menghancurkan kita dan salah satu senjatanya adalah dengan mengisolasi kita dari orang-orang yang mengasihi kita.

Isolation brings despair but Bonding brings healing.

Saya akan menutup dengan kisah pribadi saya. Di tahun 2015 saya mulai menunjukkan gejala amarah, stress dan kegelisahan ditengah-tengah load pelayanan yang saya lakukan. Saya menjadi semakin sibuk dan kehilangan semangat, merasa curiga dengan orang-orang yang saya layani.

Saya merasa tidak ada yang peduli akan saya, dan tidak peduli seberapa lama saya beristirahat, tenaga saya tidak pernah pulih. Saya menjadi sinis meskipun setiap minggu saya memimpin orang-orang yang luar biasa dan pelayanan yang semakin berkembang.

Namun setiap hari saya pulang dengan hati yang lesu dan berat, saya berdoa meyakinkan diri sendiri bahwa ini adalah sesuatu yang normal dan saya pasti akan bisa mengatasinya.

Jumlah teman dan kenalan semakin banyak namun saya merasa tidak bisa dekat dengan mereka karena saya merasa yakin bahwa semua orang memiliki agenda sendiri dan hanya ingin memanfaatkan saya untuk kepentingan mereka sendiri.

Beberapa teman dekat saya merefensikan saya ke psikolog, awalnya saya tidak mau, untuk apa saya kesana apalagi saya adalah Hamba Tuhan.

Singkat cerita, saya memutuskan untuk mencobanya agar bisa mendapat perspektif yang berbeda. Di Bulan November 2015, saya bertemu dengan seorang psikolog dan ternyata didiagnosa bahwa saya mengidap depresi. Sejak hari itu saya memulai kebiasaan baru memulai sesi terapi selama dua tahun lamanya.

Saya mulai membereskan kerusakan dan defisit emosional yang terakumulasi dari masa kecil saya. Saya juga mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental dan emosional dan dibekali dengan skill praktis untuk mengelola emosi atau perasaan dalam berbagai situasi.

Tanpa disadari Saya mulai membaik dan sembuh, dan sampai hari ini saya masih aware dan belajar untuk menjaga kesehatan pribadi saya secara utuh. Semua ini tidak akan bisa terjadi apabila saya tidak memiliki tempat yang aman untuk memproses semua ini dan jika saya tidak mengambil langkah untuk belajar dan terbuka serta menerima kasih dan pertolongan dari orang-orang di sekeliling saya.

Saya berterima kasih untuk sahabat-sahabat saya, Pemimpin saya di gereja dan juga semua tim yang saya pimpin, bahwa meskipun mereka tahu akan kelemahan dan kelebihan saya, mereka tetap memilih untuk menyirami saya dengan kasih karunia, kebenaran, dan waktu yang saya butuhkan untuk pulih, sembuh dan tetap berjuang untuk hidup sehat.

Saya menjadi saksi dan bukti bagaimana Tuhan bekerja melalui komunitas Tubuh Kristus untuk mendatangkan kesembuhan bagi orang-orang yang hancur hatinya dan remuk jiwanya.

Kalau ada dari kita yang sedang mendengar kotbah hari ini, dan Roh Kudus berbicara secara pribadi kepada anda, saya ingin mengajak anda untuk membuka hati dan mendengar dan terinspirasi untuk mengambil langkah awal dalam kesembuhan anda. Doa saya agar kita benar-benar mengalami apa yang ditulis oleh Pemazmur bahwa Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati dan Dia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.