Sutera Hall 2nd Service (16 March 2025)
Ijinkan saya untuk mengucapkan “Happy Sunday” untuk kepada saudara semua yang menyaksikan secara online dimanapun saudara berada. Can we appreciate our volunteers? Semua yang sudah melayani kita dengan sangat baik baik yang diatas panggung maupun yang tidak kelihatan disini. Thank you so much and we love you!
Welcome to Church! Saya senang bisa berada di Rumah Tuhan setiap hari minggu untuk bertemu saudara semua. Tadi ada yang bilang bahwa saya “di-import” dari JPCC campus yang lain, but you know what? It’s good to be here again, akhir-akhir ini saya sering ke Sutera Hall dan sudah tidak terasa begitu jauh untuk kesini, jadi terima kasih untuk Ps. Kenny dan Ps. Johannes yang sudah menjadwalkan saya disini.
Saat ini kita ada dalam seri pengajaran “Beyond Blind Faith“. Sepanjang ini kita sudah belajar apa itu Iman, bahwa Iman kita di dalam Kristus itu bukan Iman yang kosong atau Iman yang buta, tetapi adalah Iman yang pasti. Iman kita berlandaskan pada kebangkitan Kristus, dan kalau Kristus tidak bangkit, maka Iman kita sia-sia.
Tetapi kita sudah belajar di minggu pertama kita sudah belajar bahwa Kristus itu Bangkit, Kuburnya Kosong dan ada begitu banyak saksi mata yang rela mati untuk menyebarkan Injil. Itu sebabnya dikatakan bahwa “Faith is a reasoned Trust”. Iman kita berlandaskan pada kebangkitan Kristus.
Di Minggu lalu kita juga belajar bagaimana kita bisa menumbuhkan Iman kita, “Growing Our Faith”, Iman untuk tumbuh, terlebih dahulu haruslah ada dalam kehidupan kita, dan Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Ukuran Iman kita sebenarnya tidak menjadi masalah, mau kecil bahkan sekecil biji sesawi tetapi prosesnya yang berharga, asal kita bertekun dalam pengharapan, dan terus berlimpah dalam Kasih Tuhan, pasti Tuhan yang akan menumbuhkannya terus menerus.
Minggu ini kita akan meneruskan pembelajaran kita tentang Iman dengan judul “Beyond Sight“, atau melampaui daya pandang kita.
Pertanyaannya, Siapa di tempat ini yang seumur hidupnya, doanya itu selalu dijawab oleh Tuhan seperti yang kita harapkan?
Saya yakin semua disini pernah atau sedang menghadapi momen dimana doa-doa kita tidak dijawab sesuai yang diharapkan. Baik itu dalam doa untuk pekerjaan, atau perlu dipromosi dengan jawaban yang belum ada, atau doa untuk kesembuhan dari penyakit tetapi sepertinya doa itu belum dijawab, atau ada juga yang berdoa untuk pasangan hidup atau bahkan doa untuk pemulihan hubungan keluarga, financial, dan dengan pasangan.
Ada saat-saat dimana kita berharap adanya perubahan tetapi sepertinya jawaban yang kita harapkan itu tidak kunjung datang, dan di momen penantian seperti ini, bisa jadi membuat kita bertanya-tanya kepada Tuhan, apakah Dia sungguh mendengar doa kita atau bahkan apakah Dia peduli atas hidup kita. Atau bahkan beberapa dari kita juga bisa bertanya-tanya jika ada yang salah dengan diri kita karena tidak bisa melihat jawaban doa kita.
Saya bisa relate dan sejujurnya saya-pun juga sedang ada dalam sebuah pergumulan dimana saya tahu persis saya belum melihat jawabannya. Kalau saudara berada di posisi yang sama, kabar baiknya saudara tidak sendirian. Setiap dari kita punya pergumulan masing-masing dan kabar baiknya ternyata kita tidak sendirian, bahkan tokoh-tokoh besar di Alkitab juga mengalami pergumulan ini.
Di surat-surat Ibrani ini, Begitu banyak tokoh-tokoh yang beriman dan luar biasa di Alkitab dimana mereka mengalami banyak pergumulan dan penganiayaan, bahkan sampai tergoda untuk kembali ke kepercayaan mereka yang lama yaitu Judaisme, saya namakan mereka “Hall of Faith”. Detailsnya adalah seperti ini.
Pertama, ada Kisah Habel di ayat 4. Dia diangggap sebagai orang yang beriman karena membawa persembahan yang terbaik kepada Tuhan dibandingkan oleh Kain, saudaranya.
Opening Verse – Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Ibrani 11:4 TB
Selanjutnya ada Kisah Henokh di ayat 5-6. Orang yang dibilang sangat beriman, berjalan bersama Tuhan dan langsung diangkat oleh Allah.
Supporting Verse – Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:5-6 TB
Lalu kita lihat ada juga Nuh yang dengan Iman taat akan apa yang Tuhan suruh dan membuat kapal dan Bahtera yang begitu besar di jaman orang yang belum pernah melihat hujan sekalipun, di ayat 7.
Supporting Verse – menyatakan bahwa Nuh, karena iman, dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya setelah Allah memberitahukannya tentang peristiwa yang belum ia lihat, dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Ibrani 11:7 TB
Lalu juga ada Abraham, Bapa Bangsa-bangsa atau orang beriman karena Tuhan menyuruh dia pergi ke tempat yang dia tidak tahu tetapi dia tetap mentaatinya. Tuhan juga menjanjikan bahwa nanti keturunannya akan sebanyak bintang di langit, padahal waktu itu dia sudah berusia lanjut dan tidak mempunyai satu anak pun di ayat 8-19.
Supporting Verse – [8] Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. [9] Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. [10] Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. [11] Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. [12] Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. [13] Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. [14] Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. [15] Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. [16] Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. [17] Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, [18] walaupun kepadanya telah dikatakan: ”Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” [19] Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Ibrani 11:8-19 TB
Dan juga Ishak di ayat 20, Yakub di ayat 21, Yusuf di ayat 22, ada juga Musa yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian di ayat 23-28. Dan yang terakhir ada juga Rahab, orang non-yahudi dan tidak ada dalam keturunan Abraham tetapi pada akhirnya dia dihitung sebagai orang yang beriman karena menyelamatkan para pengintai di ayat 30-31.
Opening Verse – [20] Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau. Ibrani 11:20 TB
[21] Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. [22] Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya. Ibrani 11:21-22 TB
[23] Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. [24] Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, [25] karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. [26] Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. [27] Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. [28] Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Ibrani 11:23-28 TB
[30] Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya. [31] Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Ibrani 11:30-31 TB
Kita lihat orang-orang yang beriman ini, sungguh sebuah kumpulan orang-orang yang sangat luar biasa beriman, tetapi ada satu ayat yang menarik perhatian saya di Ibrani dan berkata sebagai berikut.
Supporting Verse – Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Ibrani 11:39 TB
Wow! This is shocking! Nama-nama tadi adalah tokoh-tokoh yang luar biasa beriman tetapi Firman Tuhan berkata bahwa mereka semua tidak beroleh apa yang dijanjikan semasa mereka hidup.
Abraham contohnya yang dijanjikan punya keturunan begitu sebanyak bintang-bintang di langit dan sebanyak pasir di pantai, tetapi kita tahu bahwa dia punya satu anak, dan bahkan itu-pun Tuhan sempat memberikan test dimana Abraham untuk mempersembahkan anaknya dan sampai dia mati, dia belum melihat keturunan-keturunannya seperti yang dijanjikan Tuhan.
Atau Musa yang membawa bangsa Israel keluar menuju tanah perjanjian, tetapi tahukah saudara bahwa Musa sendiri juga tidak masuk ke dalam tanah perjanjian, yang masuk adalah Yosua dan Kaleb. Musa tidak melihat Janji Allah terjadi di masa hidupnya.
Itu sebabnya kisah mereka memberikan saya sebuah definisi Iman yang berbeda, Iman bukanlah tentang apa yang dapat kita lihat, bukan juga alat untuk mendapatkan apa yang kita kehendaki, tetapi Iman adalah keyakinan yang berdasarkan pada Karakter Allah. Faith is a reasoned trust in the character of God.
Mereka tidak melandaskan iman mereka kepada apa yang mereka lihat tetapi mereka melandaskan Iman mereka kepada karakter Tuhan Allah.
Pertanyaannya, Apakah kita sudah benar-benar tahu dan kenal karakter Tuhan yang kita sembah?
Hal ini penting karena tanpa ini akan sulit untuk kita memiliki Iman yang kokoh dan dewasa. Iman kita hanya akan bisa sekokoh kalau kita kenal siapa Tuhan kita sebenarnya. Karena perspektif kita akan menentukan respon kita, kalau kita punya perspektif yang benar maka respon kita juga akan benar.
Saya ingin mengajak saudara untuk melihat dari perspektif karakter allah mengenai kejhidupan. Itu sebabnya kita akan belajar 3 karakter utama Allah hari ini, agar kita bisa semakin mengenal siapa Tuhan yang kita sembah sehingga kita bisa melandaskan iman kita diatasnya.
Ada 3 karakter utama Allah yang akan kita bahas, sebenarnya ada banyak, tetapi karena keterbatasan waktu, 3 karakter utama saja yang kita bahas hari ini.
1. Allah itu penuh Kasih.
Kita menyembah Allah yang penuh Kasih.
Supporting Verse – Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 1 Yohanes 4:16 TB
Saya tahu pertanyaan berikut yang akan mungkin muncul adalah, “Kalau Allah adalah Kasih, mengapa Dia mengijinkan adanya penderitaan dialami oleh anak-anak yang dikasihiNya?”
Saya-pun pernah bertanya hal yang sama, dan saya temukan bahwa jawabannya adalah karena kita tidak hidup di dunia yang “tipu-tipu”, kita hidup di dunia yang sudah ternoda oleh dosa, dunia ini tidak sempurna dan sangat penuh dengan ketidaksempurnaan.
Supporting Verse – Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan dari dosa itu timbullah kematian. Akibatnya, kematian menjalar pada seluruh umat manusia, sebab semua orang sudah berdosa. Roma 5:12 BIMK
Sharing Ps. Gea – Pernahkah kita suatu hari disaat menyetir di Jakarta atau Jabodetabek, dan kita tahu bahwa macetnya sungguh luar biasa. Dan disaat menyetir dengan suasana macet total, dimana kita sedang diam saja dan tiba-tiba ada motor yang menyerempet dan menyamber kaca spion mobil kita. Saya pernah mengalami ini dan lebih dari sekali.
Sungguh situasi yang cukup mengesalkan, dan ini adalah contoh kecil dari yang namanya efek dosa. Dosa kecil ini menjalar dan meng-“trigger” dosa lainnya, karena ketika kejadian itu terjadi, manusia saya yang lama seperti muncul, dan saya ingin membuka pintu dan melakukan sesuatu yang tidak baik.
Hurt people hurt people. Orang yang tersakiti akan cenderung menyakiti orang lain. Itulah efek dosa, dosa punya kekuatan untuk menjalar. That’s the reality of life. Kita hidup di dunia yang tidak sempurna dimana ada Kuasa dosa yang menjalar. Tetapi kabar baiknya adalah Kasih Allah adalah kekuatan yang jauh lebih luar biasa daripada dosa.
Supporting Verse – Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 1 Yohanes 4:18-19 TB
Kita mengasihi, kita punya Kuasa untuk mengasihi dan kita punya kuasa untuk tidak membalas, karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita.
Hurt people hurt people but loved people, love people.
Itu adalah kita semua yang sudah ditebus oleh Kuasa DarahNya. Allah adalah Kasih dan KasihNya begitu besar untuk kita. Sehingga Ia memberikan diriNya sendiri sebagai solusi dari dosa.
Supporting Verse – Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini , sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16 TB
Kedatangan Yesus merupakan bukti nyata bahwa Kasih adalah KarakterNya Tuhan. Rasul Paulus yang merupakan salah satu rasul yang mengalami begitu banyak penderitaan di dunia, baik difitnah, dicambuk, dimasukkan penjara, naik kapal dan karam, kelaparan, dan lain sebagainya. Tetapi terlepas dari itu semua, dia sangat yakin akan Kasih Allah yang dia sembah.
Supporting Verse – Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita Roma 8:38-39 TB
Dia mengalami penderitaan demi penderitaan, tetapi ada satu hal yang dia pegang dan yakini, bahwa tidak ada satupun yang bisa memisahkan dia dari kasih allah. Dan itu yang membuat dia bisa bertahan dari penderitaannya karena dia memiliki perspektif yang berbeda, bahwa terlepas dari apa yang dia alami, Allah tetap mengasihinya.
Dan Kasih Allah tidak akan meninggalkan dia dan memampukan dia untuk melewati semua penderitaan yang dia alami. Perspektif kita yang akan menentukan respon kita. Kita semua harus belajar dari Rasul Paulus. Kalau kita yakin bahwa Allah adalah Kasih, maka kita akan melihat dari perspektif itu, bahkan di tengah pergumulan dan penderitaan kita, Tuhan pasti akan menopang kita semua untuk bertahan.
2. Allah itu Setia
Supporting Verse – janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yesaya 41:10 TB
Sebuah kebenaran yang sangat melegakan kalau kita tahu bahwa terlepas dari situasi kehidupan kita, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita karena Dia adalah Allah yang setia. Bahwa ada Firman Tuhan yang mengatakan bahwa kalau kita tidak setia sekalipun, Tuhan tetap setia kepada kita.
Supporting Verse – “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri.” 2 Timotius 2:13 TB
Kesetiaan adalah “nature”-nya Tuhan, Dia tidak bisa melanggar “NatureNya” sendiri. Jadi sekalipun hari ini iman kita sedang lemah dan tidak sempurna, Tuhan tetap setia.
Di Injil Markus 9, ada seorang ayah yang membawa anaknya yang kerasukan Roh jahat dan tidak bisa ditolong, dan dia akhirnya membawa anaknya ke murid-murid Yesus. Menariknya saat itu kondisi Iman ayahnya ini tidak sempurna, apalagi disaat melihat anaknya tidak berhasil disembuhkan oleh muridNya Yesus. Yesus berkata kepada ayahnya itu.
Supporting Verse – Yesus berkata kepadanya, “Jika Engkau dapat? Segala sesuatu mungkin untuk mereka yang percaya. Markus 9:23
Namun karena sang ayah mengalami kondisi iman yang sedang lemah, dia dengan jujur berkata seperti ini di ayat berikutnya.
Supporting Verse – Dengan segera, ayah anak itu menangis dan berseru, “Aku percaya! Tolonglah ketidakpercayaanku!” Markus 9:24
Immediately the boy’s father exclaimed, “I do believe; help me overcome my unbelief!” Mark 9:24 NIV
Saya tidak tahu berapa banyak dari kita yang bisa “relate” dengan si ayahnya ini. Saya tahu persis ada masa dalam hidup saya dimana saya mengatakan “Tuhan, saya mau percaya tetapi Tuhan, bantu saya untuk percaya karena apa yang saya lihat sekarang realitanya jauh dari apa yang Tuhan janjikan, help me overcome my unbelief”.
Luar biasanya, Yesus menunjukkan kesetiaanNya terlepas dari kondisi Iman, kelemahan, dan keraguan yang dialami oleh ayahnya. Dia tetap menyembuhkan anak itu.
Supporting Verse – When Jesus saw that a crowd was running to the scene, he rebuked the impure spirit. “You deaf and mute spirit,” he said, “I command you, come out of him and never enter him again.” The spirit shrieked, convulsed him violently and came out. The boy looked so much like a corpse that many said, “He’s dead.” But Jesus took him by the hand and lifted him to his feet, and he stood up. Mark 9:25-27 NIV
Kesetiaan Allah tidak bergantung pada kesetiaan kita. Kesetiaan allah juga tidak didasarkan pada ketekunan dan kebaikan kita, tetapi pada KarakterNya sendiri.
Artinya meskipun kita semua bisa dan bahkan sering gagal, tetapi Tuhan tidak pernah gagal dalam hidup kita. Kisah ini juga menunjukkan bahwa Iman bukan berarti bahwa kita tidak pernah meragukan Tuhan tetapi Iman adalah keberanian untuk tetap datang kepada Tuhan meskipun hati kita sedang bergumul dengan ketidakpastian.
Itu sebab jika hari ini kita sedang merasa lemah. Dalam kelemahan kita, tetaplah percaya kepada Tuhan. Belajarlah dari ayah ini, untuk berkata kepada Tuhan, “Tuhan, its so hard to believe, but Lord, help me, bantu aku untuk percaya”. Allah itu penuh Kasih, Allah itu setia, dan Allah itu berdaulat.
3. Allah itu Berdaulat
God is sovereign, Dia itu Berdaulat. Ada sebuah kebenaran buat kita yang percaya kepadanya. Bahwa di tengah-tengah pergumulan kita, Allah tetap berdaulat dan bekerja untuk mendatangkan kebaikan dalam segala sesuatu.
Supporting Verse – Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28 TB
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memegang kendali atas hidup ini, Dia Berdaulat. Dalam bahasa aslinya, kata “turut bekerja” adalah “Synergeo“, yang berarti bekerja sama atau mengatur sesuatu dengan tujuan tertentu. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak pasif, Dia Allah yang aktif bekerja di balik layar kehidupan untuk mengatur segala sesuatu bagi kebaikan orang percaya. Dengan perspektif Tuhan dan bukan perspektif kita.
Saya suka menonton reality show bernama “Top Chef”, ada satu episode dimana mereka dapat “Challenge” dan harus memasak dari bahan baku yang ada d mini market di SPBU, yang artinya hanya ada dengan bahan baku terbatas dan instant.
Semua chef, untuk mereka bahan baku sangatlah penting dan itu akan menentukan kualitas masakan mereka. Seorang Chef pasti ingin bahan bakunya “se-fresh” dan “se-premium” mungkin agar bisa menghasilkan masakan yang mereka inginkan. Luar biasanya, karena pengalaman, kemampuan, skill dan kreativitas mereka yang terpilih sebagai Chef terpilih atau Top Chef, makanan dengan bahan baku instant itu bisa dibuat menjadi masakan berkelas.
Sewaktu saya melihat episode ini, saya teringat dengan Tuhan yang kita sembah. Kita sering melihat hidup kita begitu berantakan dengan kondisi finansial, later belakang keluarga, rapport kita, semuanya begitu berantakan dan hancur, bagaimana Tuhan bisa bekerja dengan ini semua?
Kalau Tuhan berkata bahwa Dia adalah Tuhan yang merancangkan masa depan yang indah, realitanya sekarang tidak ada yang bisa dipakai untuk menuju kesana. Tetapi disaat saya melihat ke belakang, saya melihat kedaulatan Tuhan, dimana Dia lebih dari sanggup untuk bisa memakai apapun yang ada dari hidup kita semua, bekerja dengan itu semua, dan Dia Tuhan yang sangat luar biasa dan kreatif, turning our mess into a message.
Kalau saya lihat ke belakang hidup saya, saya merasa bahwa saya tidak mungkin bisa berada disini. Saya belajar bahwa “nothing is wasted”, tidak ada satupun dalam hidup kita yang disia-siakan di hadapan Tuhan, saya bukan datang dari keluarga yang baik-baik saja, but here I am.
Ini semua bukan karena kuat gagah saya, tetapi karena Tuhan yang luar baisa dan sanggup bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kalau Dia bisa bekerja luar biasa dalam kehidupan saya, Tuhan yang sama juga bisa bekerja dengan begitu luar bisa dalam kehidupan kita semua.
Kalau kita merasa bahwa hari ini sepertinya hidup kita begitu berantakan dan tidak ada yang benar, selama kita ada Tuhan dalam hidup kita, Dia akan ubah pelan-pelan, bekerja di belakang layar, mengatur dan menyusun semuanya untuk medatangkan kebaikan untuk kita yang mengasihi Dia.
There is always a purpose behind every pain and suffering in our life.
Itu semua adalah untuk membentuk Iman kita menjadi lebih dewasa, dan selaras dengan PerspektifNya. Di Alkitab, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya sebagi budak dan harus masuk penjara karena difitnah, tetapi Tuhan memakai semaunya itu untuk rencana yang lebih besar dan menyelamatkan banyak orang.
Rasul Paulus harus masuk penjara tetapi kita tahu bahwa Tuhan memakai penderitaannya untuk menyebarkan Injil. Yesus, Our Ultimate Hero yang harus menderita dan mati di kayu salib, tetapi itulah yang membawa keselamatan dan harapan untuk kita semua.
Tuhan memakai semua penderitaan yang ada di Yusuf, Rasul Paulus, dan Yesus yang menderita di kayu salib, tetapi tulah yang membawa keselamatan untuk kita semua. There is always a purpose behind every pain and suffering in our life.
Saya mau membawa kita semua kembali ke Surat Ibrani, “The Hall Of Faith” dan mengakhiri pesan ini dengan ayat berikut.
Closing Verse – “Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.” Ibrani 11:39-40 TB
Allah yang kita sembah adalah Allah yang Berdaulat, He is sovereign. Kita haerus ingat bahwa hidup kita adalah bagian kecil dari kisah besar yang Dia rajut di dalam sejarah, mungkin suatu hari ada anak kita serta generasi yang mendengar kisah kita, menjadi bagian dari “Hall of Faith”, jadi janganlah menyerah, He is Full of Love, Allah adalah Kasih, Dia setia dalam kehidupan kita dan juga berdaulat dalam kehidupan kita semua.
Pertanyaan Renungan :
- Apa respon saya ketika rencana Tuhan tidak sesuai dengan harapan saya?
- Apakah saya lebih sering berdoa agar Tuhan mengubah situasi saya, atau agar saya semakin memahami dan mengikuti rencanaNya?
Saya harap ketika kita mendengar Firman ini, cara kita berdoa juga berubah. Ketika kita belum mendapat jawaban doa kita, kita bisa berkata bahwa meski doa kita belum dijawab, tetapi kita tetap percaya kepadaNya. Even when we don’t get what we want, I still trust in Him. Because God is my reward!