Crisis and Change By Ps. Kong Hee

JPCC Online Service (27 September 2020)

Terima kasih karena saya sudah diundang untuk berkotbah di JPCC, terakhir kali saya berkotbah disini rambut saya masih hitam dan sekarang sudah jauh lebih banyak rambut putihnya.

Minggu ini saya ingin share bagaimana Yesus menghadapi sebuah krisis dan perubahan. Kita hidup di masa pandemi yang tidak mudah dan sangat mempengaruhi begitu banyak orang. Baik dalam bidang finansial, pekerjaan, hubungan dan juga kesehatan. Banyak orang yang kehilangan Pengharapan, stress, khawatir dan tidak bisa melihat jalan keluar dari pergumulan ini

Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan dunia setelah pandemi, banyak orang yang menggunakan istilah “the new normal”, karena apa yang sebelumnya normal untuk kita tidaklah normal lagi sekarang. Baik itu kondisi di rumah kita dan juga hubungan sosial yang semuanya berubah sekarang.

Sampai kita bisa menemukan vaksin untuk Covid-19, kita harus menghidupi musim “new normal” ini. Karena inilah, banyak orang menjadi stress karena berada dalan situasi yang tidak bisa kita kontrol,

Di tahun 1967, psikiatris bernama Thomas Holmes dan Richard Rahe membuat skala perhitungan stress untuk menghitung seberapa besar rasa stress yang dipunyai seseorang. Skala ini melihat 43 perubahan besar dalam hidup seperti kematian pasangan suami atau istri, perceraian, sakit, kehilangan pekerjaan dan sebagainya. Tetapi kehidupan sekarang 44% lebih besar kadar stressnya daripada saat era Thimas dan Richard. Dan orang yanh berusia 50-64 tahun adalah yang terkena paling besar dampaknya.

Kebenarannya adalah satu-satunya yang konstan dalam hidup adalah Perubahan.
Menurut Harvard Business Review, 70% orang yang ada tidak menyukai perubahan. Kita tidak suka kehilangan kontrol dan tidak mengetahui realita yang baru. Tetapi semua hal yang ada di dunia selalu berubah, bahkan tubuh kita sendiri.

Meskipun kita tidak bisa melihatnya secara kasat mata, tetapi kita kehilangan 30rb sampai 40Rb sel kulit yang mati (dead skin cells), dengan total 4 kg setiap tahunnya.

Sebuah studi dari Stanford University juga menemukan bahwa seluruh tubuh kita memperbaharui sel tubuh baru dalam 7 sampai 10 tahun. Bayangkan itu, setiap 7 sampai 10 tahun kita memiliki tubuh yang baru baru sebagai “Temple of The Holy Spirit” yang harus kita jaga.

Opening Verse – Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” Kejadian 8:22 TB

While the earth remains, Seedtime and harvest, Cold and heat, Winter and summer, And day and night Shall not cease.” Genesis 8:22 AMP

A time to weep and a time to laugh; A time to mourn and a time to dance. A time to love and a time to hate; A time for war and a time for peace. Ecclesiastes 3:4‭, ‬8 AMP

Reality is in a constant motion. Life is always changing, evolving, progressing, transitioning. What never changes is God and His Promises. God is good all the time.

Supporting Verse – Jesus Christ is [eternally changeless, always] the same yesterday and today and forever. Hebrews 13:8 AMP

Heaven and earth [as now known] will pass away, but My words will not pass away. Matthew 24:35 AMP

As for you, you meant evil against me, but God meant it for good in order to bring about this present outcome, that many people would be kept alive [as they are this day]. Genesis 50:20 AMP

And we know [with great confidence] that God [who is deeply concerned about us] causes all things to work together [as a plan] for good for those who love God, to those who are called according to His plan and purpose. For those whom He foreknew [and loved and chose beforehand], He also predestined to be conformed to the image of His Son [and ultimately share in His complete sanctification], so that He would be the firstborn [the most beloved and honored] among many believers. Romans 8:28‭-‬29 AMP

Disaat kita melihat Kehidupan Yesus dan PelayananNya, kita dapat melihat dan mengerti mengapa Dia begitu sukses dalam melakukannya. Yesus memiliki tiga penguasaan, yaitu :

1. Penguasaan atas diri sendiri
2. Penguasaan atas orang lain
3. Penguasaan atas perubahan

Di dalam 4 Injil di Alkitab, kita dapat menemukan Yesus melalui sebuah krisis dan perubahan, tetapi Dia tidak pernah kehilangan DiriNya, NilaiNya dan juga Tujuan HidupNya. Jadi disaat kita fokus untuk menjadi sepertiNya, kita juga harus belajar dari Yesus. Kita harus belajar untuk mengembangkan Buah Roh, menciptakan dan memupuk hubungan yang baik dengan orang lain, dan juga dalam kemampuan untuk mengatasi, beradaptasi dan tumbuh di dalam sebuah krisis atau perubahan.

Sharing Ps. Kong Hee – Beberapa tahun lalu disaat bulan madu kami, Istri saya dan saya pergi ke New Zealand untuk mencoba ‘White Water Rafting’. Disebut White Water Rafting  karena aliran dan arus sungai yang ada begitu kencang, dan membuat perairan yang ada terlihat putih semua. Kita tidak bisa tahu dan melihat dengan jalan kapan harus berbelok dan juga area berbatuan yang ada disana.

Dan disaat kita terlempar dari perahu (dan hal ini pasti akan terjadi), kita harus memastikan agar kita terus berenang dan tidak tenggelam. Rafter atau orang yang berpengalaman dalam olahraga ini pasti tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi.

Perbedaan dari mereka yang sudah berpengalaman dan kita yang masih amatir, adalah mereka sudah menyiapkan diri untuk terlempar dari perahu, cepat memulihkan diri dan berenang kembali agar dapat kembali naik ke perahu.

Mereka adalah ahli dalam menaiki arus perubahan dan begitu juga kita seharusnya. Kita bisa belajar begitu banyak dari bagaimana Yesus menghadapi Krisis dan Perubahan. Contohnya adalah disaat Yesus datang di dalam musim kehidupan yang baru di ayat ini.

Supporting Verse – Now His parents went to Jerusalem every year for the Passover Feast. And when He was twelve years old, they went up to Jerusalem, according to the custom of the Feast; and as they were returning [to Nazareth], after spending the required number of days [at the Feast], the boy Jesus remained behind in Jerusalem. Now His parents did not know this, but supposed Him to be in the caravan, and traveled a day’s journey; and [then] they began searching [anxiously] for Him among their relatives and acquaintances. When they did not find Him, they went back to Jerusalem looking for Him [everywhere]. Three days later they found Him in the [court of the] temple, sitting among the teachers, both listening to them and asking them questions. All who heard Him were amazed by His intelligence and His understanding and His answers. When they saw Him, they were overwhelmed; and His mother said to Him, “Son, why have You treated us like this? Listen, Your father and I have been [greatly distressed and] anxiously looking for You.” And He answered, “Why did you have to look for Me? Did you not know that I had to be in My Father’s house? ” But they did not understand what He had said to them. He went down to Nazareth with them, and was continually submissive and obedient to them; and His mother treasured all these things in her heart. And Jesus kept increasing in wisdom and in stature, and in favor with God and men. Luke 2:41‭-‬52 AMP

Bagaimana Yesus Menangani Krisis dan Perubahan :

1. Yesus memasuki Musim Kehidupan yang berbeda.

Selalu ada tensi disaat kita memasuki musim kehidupan yang baru baik itu berupa sekolah baru, pekerjaan baru, atau kita baru saja menikah, punya anak, atau sebaliknya pensiun.

Setiap musim kehidupan membawa perubahan yang harus bisa kita hadapi dengan baik. Begitu juga disaat Yesus yang memasuki usia remaja (12 tahun), ada fase perubahan dan salaj satunya terjadi saat kedua orang tuaNya meninggalkan Yesus selama tiga hari di Bait Allah. Disaat mereka menemukan Yesus kembali, mereka begitu kaget karena Yesus sedang berdiskusi dengan Pemimpin Agama yang ada disana.

Jadi disaat kita memasuki musim kehidupan yang baru dan mengalami kebingungan, ketahuilah bahwa musim perubahan adalah saat yang tepat untuk bertumbuh dalam Firman dan Pengetahuan tentang Tuhan.

Knowledge is Power, dengan kita mengenal dan mengetahui lebih banyak Tuhan dan FirmanNya, maka kita akan menjadi lebih kuat.

Supporting Verse – Your word is a lamp to my feet And a light to my path. Psalms 119:105 AMP

Jesus answered, “If anyone [really] loves Me, he will keep My word (teaching); and My Father will love him, and We will come to him and make Our dwelling place with him. John 14:23 AMP

If you remain in Me and My words remain in you [that is, if we are vitally united and My message lives in your heart], ask whatever you wish and it will be done for you. John 15:7 AMP

I have written to you, fathers, because you know Him who has existed from the beginning. I have written to you, young men, because you are strong and vigorous, and the word of God remains [always] in you, and you have been victorious over the evil one [by accepting Jesus as Savior]. 1 John 2:14 AMP

And do not be conformed to this world [any longer with its superficial values and customs], but be transformed and progressively changed [as you mature spiritually] by the renewing of your mind [focusing on godly values and ethical attitudes], so that you may prove [for yourselves] what the will of God is, that which is good and acceptable and perfect [in His plan and purpose for you]. Romans 12:2 AMP

Kata Yunani dari Transformed adalah ‘metamorpho’ yang artinya kita akan berubah menjadi sesuatu yang lebih baik seperti halnya kupu-kupu. Membaca Firman bukan hanya sekedar mendapatkan informasi, tetapi lebih ke transformasi dan menghidupi TujuanNya dalam hidup kita. Hidup kita akan berubah disaat kita menghidupi FirmanNya dan membuat kita menjadi serupa dengan Yesus.

Setiap musim yang baru membutuhkan revelation yang baru, dan juga illuminasi dari Firman yang baru. Otak kita selalu berpikir selama 24 jam, dan meskipun otak hanya menanggung 2% dari berat tubuh kita tetapi otak juga menggunakan 20% dari oksigen dan glucose. Tetapi dalam musim perubahan, otak kita harus dapat melihat sesutu yang berbeda dari sebelumnya, dan tentu membutuhkan latihan dari diri kita.

Di tahun 2005 banyak orang di Amerika meninggal karena musibah bencana Hurricane Katrina, dan setelah datanya dianalisa, Time Magazine menjelaskan bahwa 75% dari korban berusia lebih dari 60 tahun dan setengah dari kategori ini bahkan berusia lebih dari 75 tahun.

Disaat ada peringatan untuk mengungsi, mereka tidak menurutinya karena 36 tahun sebelumnya kebanyakan dari mereka telah melalui bencana alam yang mirip bernama Hurricane Camille. Mereka beralasan bahwa Hurricane Katrina seharusnya kurang lebih sama dengan bencana alam yang sudah mereka lalui sebelumnya.

Melihat hal ini, sebenarnya Hurricane Camille-lah yang mempunyai dampak korban lebih banyak daripada Hurricane Katrina. Sebalikya kalangan muda yang mendengar peringatan Hurricane Katrina mau menuruti peringatan yang ada dan berhasil menyelamatkan dirinya. Hal ini disebabkan karena otak mereka tidak berada dalam kondisi auto-pilot yang dipunyai oleh golongan korban yang berusia 60-75 tahun ke atas.

Disaat kita memasuki musim perubahan, kita tidak bisa membiarkan pikiran kita terhenti dan begitu fokus pada masa lalu. Jadi seperti Yesus yang memasuki musim baru dalam hidupNya, Dia menyerahkan seluruh DiriNya kepada Tuhan dan FirmanNya.

Supporting Verse – And Jesus kept increasing in wisdom and in stature, and in favor with God and men. Luke 2:52 AMP

Dia menggunakan musim perubahan untuk menumbuhkan kekuatan mental dan fisik, dan memperbesar kapasitas emosional dan spiritualNya.  Hal ini juga perlu kita lakukan dalam musim perubahan agar kita bisa menjadi lebih kuat, lebih baik dan bijak.

Semua barang atau produk haruslah ditest terlebih dahulu sebelum produk itu bisa sukses secara komersil (cth : uji tekanan hidraulik, uji tekanan telepon, uji tekanan mobil, uji tekanan hati). Begitu pula dengan kita, kita perlu ditest. Tuhan tidak mengalami kesenangan dalam kesusahan kita atau musim perubahan yang sedang kita lalui.

Tetapi Dia menggunakan ini untuk melihat dan test kualitas moral dan stabilitas kondisi spiritual kita, bukan untuk keuntunganNya, tetapi sebaliknya adalah untuk keuntungan kita.

We are tested for us to know just how strong we really are, but more importantly is also to see the fault line and see the cracks clearly in our character and morality, so that we can focus on fixing them and grow into Jesus’ likeness.

Supporting Verse – If you are slack (careless) in the day of distress, Your strength is limited. Proverbs 24:10 AMP

Ada hari dimana kita menang, dan ada hari dimana kita belajar. Kita tidak kalah, tetapi kita belajar agar menjadi lebih kuat dan bijak. Pada masa ini, kita harus mendedikasikan diri kita kepada Firman dan bertumbuh agar bisa siap terhadap musim yang baru dan perubahan yang datang.

2. Ketahui bagaimana Yesus memulai PelayananNya.

Disaat Dia berusia 30 tahunan, ada musim perubahan untukNya. Dia dibaptis oleh Yohanes pembaptis dan Roh Kudus datang kepadaNya dan Bapa di Surga secara langsung menyuarakan dukunganNya secara lisan kepadaNya.

Ini mungkin adalah pertama kali disaat Yesus mengambil rupa manusia dan mendengar secara lisan akan Suara Bapa di Surga. Sebelumnya, Dia dikenal sebelumnya sebagai Tukang Kayu di Nazaret, dan sekarang dikenal menjadi seorang Rabbi yang dinantikan banyak orang. Semuanya menjadi begitu berubah untukNya dan Yesus membutuhkan waktu untuk refleksi seorang diri untuk menyiapkan diri akan perubahan ini.

Supporting Verse – as it is written and forever remains written in the book of the words of Isaiah the prophet, “The voice of one shouting in the wilderness , ‘Prepare the way of the Lord , Make His paths straight . Luke 3:4 AMP

Now Jesus, full of [and in perfect communication with] the Holy Spirit, returned from the Jordan and was led by the Spirit in the wilderness for forty days, being tempted by the devil. And He ate nothing during those days, and when they ended, He was hungry. Luke 4:1‭-‬2 AMP

Seperti halnya Yesus, saat perubahan datang kita perlu merefleksikan diri, baik dalam hal persiapan dan juga menyelaraskan goal dan tujuan hidup kita kepada Hadirat Tuhan. Kita tidak hanya mendiskusikan ini dengan teman dan kerabat terdekat kita, tetapi kita juga harus mengambil waktu ke dalam HadiratNya, agar semua ide yang ada bisa difilter dan disertai oleh Roh Kudus.

Don’t just plan and trust your own judgement, Don’t be overwhelmed by momentum or let momentum pushed you a lot. Inilah kesalahan yang pernah saya lakukan sebelumnya. Ketahui juga bawah di Padang Gurun, Bapa di Surga juga mengijinkan Yesus untuk dicobai oleh iblis. Hal ini diijinkan agar nilai yang ada dalam Yesus bisa diklarifikasi sehingga Yesus sendiri bisa mengalami kepastian dalam menghidupi hidupnya.

Disaat kita melalui musim perubahan, Nilai kita akan diuji seperti halnya Yesus. Iblis mencobai Yesus dengan hidup penuh kesombongan dan ambisi. Saat itulah Yesus memutuskan bahwa hidupNya akan menjadi hidup dari self-denial, Dia tidak akan menyerahkan diriNya kepada keinginan tubuh, ego dan dunia. Dia mengklarifikasi NilaiNya yang menjadi pedoman HidupNya.

Nilai dan Prinsip Panduan Yesus seperti tidak adanya perselisihan, tidak gampang tersinggung, tidak gampang marah, tidak ada kompetisi. Seperti salah satunya adalah kejadian yang terjadi antara DiriNya dengan Yohanes Pembaptis di bawah ini, dan juga beberapa kejadian lain.

Supporting Verse – Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes –meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, — Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Yohanes 4:1-3 TB

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku. Matius 11:2-6 TB

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Matius 11:11 TB

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka? Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Lukas 9:51-56 TB

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita. Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya. Markus 9:38-41 TB

Kita berada di tim yang sama dan Nilai dan Prinsip Panduan yang diperlihatkan Yesus begitu jelas. Dia bisa begitu sabar dan baik, percaya akan yang terbaik dari orang lain, dan mengaplikasikan pelayanan kasih. Disaat kita sedang melalui musim perubahan, Kita harus punya nilai yang jelas dan memiliki keyakinan akan hal itu.

Para Ahli mengatakan bahwa untuk mengalami transisi yang baik di dalam krisis dan perubahan, kita perlu melakukan “L.I.V.E”, dengan artian sebagai berikut :

Do what you Love, Utilize your Inner Talents, Be guided by your Value, and Adapt to your Environment. Creathe the environment that brings the best of you.

Di dalam tiga tahun terakhir, Saya melalui musim yang sangat berat, dan di dalam kesendirian sel penjara ini, saya belajar begitu banyak Firman Tuhan dan berpikir di dalam HadiratNya. Seperti bagaimana saya bisa menghidupi nilai yang saya punya dalam fase kehidupan selanjutnya. Saya ingin menjadi serupa seperti Tuhan, dan menghidup Buah-buah RohNya di dalam hidup saya, baik itu berupa Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri.

Dan disaat saya melakukan hal yang saya sukai di dalam pelayanan dengan menggunakan aspek “L.I.V.E”, maka Buah-buah Roh akan menjadi nilai dan prinsip pedoman saya. Dengan Roh Kudus, saya akan mencoba melakukan yang terbaik untuk menciptakan suasana yang penuh Hadirat Tuhan di City Harvest Church. Di dalam musim perubahan, kita perlu kejelasan akan apa yang Tuhan ingin kita kerjakan dalam musim ini. Jangan mengecilkan dan mengkompromikan Nilai yang kita punya, gunakan musim dalam kesendirian ini untuk lebih mengenalNya di dalam Hadirat Tuhan.

3. Yesus menghadapi Perlawanan

Di fase selanjutnya, Yesus mulai mengalami perlawanan dalam PelayananNya. Dia harus memindahkan pelayananNya dari Nazaret ke Kapernaum, dan Para Ahli Taurat juga begitu melawan dan meneliti ajaranNya. Mereka tidak senang disaat Ia makan bersama pemungut cukai dan pendosa, mereka tidak senang disaat Yesus memgampuni Pendosa, dan juga akan Murid-muridNya yang tidak puasa dua kali dalam seminggu.

Supporting Verse – “Then they came, bringing to Him a paralyzed man, who was being carried by four men. When they were unable to get to Him because of the crowd, they removed the roof above Jesus; and when they had dug out an opening, they let down the mat on which the paralyzed man was lying. When Jesus saw their [active] faith [springing from confidence in Him], He said to the paralyzed man, “Son, your sins are forgiven.” But some of the scribes were sitting there debating in their hearts [the implication of what He had said], “Why does this man talk that way? He is blaspheming; who can forgive sins [remove guilt, nullify sin’s penalty, and assign righteousness] except God alone?” Immediately Jesus, being fully aware [of their hostility] and knowing in His spirit that they were thinking this, said to them, “Why are you debating and arguing about these things in your hearts? Which is easier, to say to the paralyzed man, ‘Your sins are forgiven’; or to say, ‘Get up, and pick up your mat and walk’? But so that you may know that the Son of Man has the authority and power on earth to forgive sins” —He said to the paralyzed man, “I say to you, get up, pick up your mat and go home.” And he got up and immediately picked up the mat and went out before them all, so that they all were astonished and they glorified and praised God, saying, “We have never seen anything like this!” Mark‬ ‭2:3-12‬ ‭AMP‬‬

Para Ahli Taurat juga tidak senang akan Murid-muridNya yang mencabut biji gandum untuk dimakan di hari sabat, dan juga akan Yesus yang melakukan penyembuhan di hari sabat. Ketidaksenangan mereka akan Yesus begitu kuat, Para Farisi dan Herodian bahkan sampai berencana untuk membunuhNya.

Supporting Verse – “Then the Pharisees went out and immediately began conspiring with the Herodians [to plot] against Him, as to how they might [fabricate some legal grounds to] put Him to death.” Mark‬ ‭3:6‬ ‭AMP‬‬

Keadaan menjadi begitu suram, bahkan sampai keluargaNya sendiri merasa begitu kuatir dan kesal.

Supporting Verse – “When His own family heard this they went to take custody of Him; for they were saying, “He is out of His mind.” Mark‬ ‭3:21‬ ‭AMP‬‬

“To take custody or take charge” atau mengambil dalam ayat diatas artinya memegang tanganNya, menarik Dia kembali dan menghentikan Dia. Publik mulai berpendapat negatif dan hal ini membuat keluarganya begitu kuatir kepada Yesus dan juga reputasi keluargaNya.

Maria sampai berjalan begitu jauh dari Nazaret ke Kapernaum untuk membujuk Yesus agar pulang dari Pengajaran yang saat itu sedang Ia lakukan, tekanan yang ada begitu tinggi sampai Pemimpin Nasional juga ikut meneliti Yesus dan bahkan sampai menyebutNya kerasukan setan.

Supporting Verse – “The scribes who came down from Jerusalem were saying, “He is possessed by Beelzebul (Satan),” and “He is driving out the demons by the [power of the] ruler of the demons.” Mark‬ ‭3:22‬ ‭AMP‬‬

“Then His mother and His brothers arrived, and standing outside they sent word to Him and called for Him. A crowd was sitting around Him, and they said to Him, “Look! Your mother and Your brothers are outside asking for You.” Mark‬ ‭3:31-32‬ ‭AMP‬‬

Dari ayat diatas, kita juga bisa melihat bahwa kondisi ini sangat berat dan mempermalukan Yesus dan keluargaNya saat itu. Masalah keluarga sekarang menjadi publik, Yesus tidak hanya ditentang oleh Ahli Farisi dan Pemimpin Nasional, tetapi juga oleh beberapa sanak keluargaNya.

Bagaimana Yesus menangani Krisis dan Perubahan ini? Yesus menerima hal itu – Ini adalah “New Normal” untukNya. Disaat kita mengalami perubahan yang tidak kita harapkan dan ada di luar kendali kita (cth : kematian dari sebuah hubungan, karir atau mimpi), maka kita akan melalui 5 fase dari kesedihan atau rasa duka (5 stages of Grief).

A. Denial atau Penyangkalan : Merasa bahwa peristiwa ini seharusnya tidak terjadi kepada kita.

B. Anger atau Kemarahan : merasa bahwa kita tidak layak dan tidak adil untuk mengalami peristiwa ini.

C. Bargaining atau Menawar : Mencoba untuk bernegosiasi agar bisa diluputkan dari peristiwa atau kejadian yang ada.

D. Depression atau Depresi : Merasa bahwa tidak ada harapan karena peristiwa atau kejadian yang ada sekarang.

E. Acceptance atau Penerimaan : menerima peristiwa atau kejadian yang ada, dan siap untuk bangkit.

Disaat hidup berubah, kita akan kesal secara emosional karena kita ingin hidup secara normal. Tetapi ingat bahwa perasaan itu adalah salah satu bagian dari 5 fase dari kesedihan diatas. Kita harus bisa menang dari rasa marah dan kesedihan yang ada agar bisa bangkit menuju Rencana Tuhan yang sudah disediakan untuk kita semua.

Yesus menerima keadaan “New Normal”Nya, dimana sebagai Mesias atau Prophet, Dia tidak dihormati di keluargaNya, dan tidak ada mukjizat di antara yang dekat denganNya di kampung halamanNya. Dia juga menerima fakta bahwa KeluargaNya sendiri juga tidak mengerti MisiNya. Dia juga menerima fakta bahwa jika Dia melakukan Kehendak Tuhan, Dia tidak akan disukai oleh Para Ahli Taurat.

Supporting Verse – “Jesus said to them, “A prophet is not without honor (respect) except in his hometown and among his relatives and in his own household.” Mark‬ ‭6:4‬ ‭AMP‬‬

Saya yakin ada saatnya Yesus berduka dan sedih kepada BapaNya di Surga, tetapi Yesus tidak tinggal dan berhenti di fase Denial, Anger, Bargaining dan Depression. Dia belajar untuk menerima New NormalNya.

Supporting Verse – “He was despised and rejected by men, A Man of sorrows and pain and acquainted with grief; And like One from whom men hide their faces He was despised, and we did not appreciate His worth or esteem Him.” Isaiah‬ ‭53:3‬ ‭AMP‬‬

Salah satu bagian dalam menguasai perubahan adalah dengan menerimanya. Perubahan bukanlah musuh kita, musuh kita adalah rasa takut. Yesus memutuskan untuk tidak takut, Dia tahu bahwa Muridnya akan ada yang mengkhianati diriNya dan Dia tidak dapat menghindari Salib dan harus menghadapi itu dalam kesendirian. Tetapi Dia memutuskan untuk tidak takut dan sebaliknya bergerak dan mengambil tindakan positif.

4. Yesus mengutus Murid-muridNya.

Dia tahu bahwa waktunya di Bumi akan berakhir, dan oleh karena itu dia bergerak dan melakukan “succession planning” kepada orang yang Dia percayai untuk menyebarkan Firman. Dia melatih san menetapkan 12 orang untuk menjadi MuridNya.

Supporting Verse – “He went up on the hillside and called those whom He Himself wanted and chose; and they came to Him. And He appointed twelve [disciples], so that they would be with Him [for instruction] and so that He could send them out to preach [the gospel as apostles—that is, as His special messengers, personally chosen representatives], and to have authority and power to cast out demons. He appointed the twelve: Simon (to whom He gave the name Peter), and James, the son of Zebedee, and John the brother of James (to them He gave the name Boanerges, that is, “Sons of Thunder”); and [He also appointed] Andrew, and Philip, and Bartholomew (Nathanael), and Matthew (Levi the tax collector), and Thomas, and James the son of Alphaeus, and Thaddaeus (Judas the son of James), and Simon the Zealot; and Judas Iscariot, who betrayed Him.” Mark‬ ‭3:13-19‬ ‭AMP‬‬

“And He called the twelve [disciples] and began to send them out [as His special messengers] two by two, and gave them authority and power over the unclean spirits. He told them to take nothing for the journey except a mere walking stick—no bread, no [traveler’s] bag, no money in their belts— but to wear sandals; and [He told them] not to wear two tunics. And He told them, “Wherever you go into a house, stay there until you leave that town. Any place that does not welcome you or listen to you, when you leave there, shake the dust off the soles of your feet as a testimony against them [breaking all ties with them because they rejected My message].” So they went out and preached that men should repent [that is, think differently, recognize sin, turn away from it, and live changed lives].” Mark‬ ‭6:7-12‬ ‭AMP‬‬

Tidak hanya itu, Yesus juga punya tier pemurid atau disciple kedua setelah 12 MuridNya, Dia juga menetapkan 70 yang lainnya, yang termasuk Matias (yang mengantikan Judas), Ananias (yang membaptis Paulus, dan ada juga Stefanus, Filipus, Markus dan Lukas sebagai penulis injil, Barnabas, Silas, dan juga bahkan pemurid atau disciple wanita.

Supporting Verse “Now after this the Lord appointed seventy others, and sent them out ahead of Him, two by two, into every city and place where He was about to go.

The seventy returned with joy, saying, “Lord, even the demons are subject to us in Your name.” Luke‬ ‭10:1, 17‬ ‭AMP‬‬

“Very truly I tell you, whoever believes in me will do the works I have been doing, and they will do even greater things than these, because I am going to the Father.” John‬ ‭14:12‬ ‭NIV‬‬

Yesus memperluas pilihanNya, Dia berdoa dan melihat Pikiran Tuhan, dan selanjutnya mengambil langkah yang positif, demikian juga kita di dalam musim perubahan. Krisis dalam Bahasa China datang dengan dua arti yaitu bahaya dan juga peluang atau kesempatan.

COVID-19 ini salah satunya menjadi waktu yang terbaik bagi kita untuk melakukan upgrade diri, peluang untuk menjadi lebih sehat, dan juga rutinitas yang lebih seimbang. Ini adalah waktu terbaik untuk mempererat tali hubungan antar keluarga.

Musim terakhir dalam hidup saya mungkin adalah yang terberat, tetapi saya tidak mau menukarnya dengan yang lain. Ini mungkin adalah satu-satunya kesempatan saya untuk terputus hubungannya dengan dunia luar, dan sebaliknya memungkinkan saya untuk benar-benar terhubung dengan Tuhan. Tuhan menggunakan musim perubahan dan krisis ini menjadi momen bagi saya untuk mereset kehidupan saya, dan memungkinkan saya untuk mengalamiNya lebih dekat lagi, dan menyiapkan saya ke musim berikutnya.

Dan saya yakin musim selanjutnya juga akan menjadi menyiapkan saya ke musim berikutnya karena begitulah Kehidupan.

5. Yesus percaya sepenuhNya kepada Tuhan.

Di taman getsemani, Dia berdoa bahwa agar bukanlah KehendakNya, tetapi biar Kehendak Bapalah yang terjadi. 

Supporting Verse – “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Lukas 22:42 TB

Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba y yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Yesaya 53:7 TB

Dan setelah kejadian ini, dalam 12 jam berikutnya Yesus melalui 6 ujian, dan kemudian digantung di kayu Salib selama 6 jam dengan penderitaan yang begitu luar biasa sakitnya. Selama periode yang menyakitkan ini, Yesus diam dan tidak membuka mulutnya, seperti anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian. 

Salah satu perkataan yang sedikit dia keluarkan pada saat itu adalah sebagai berikut (Perkataan ini juga merupakan direct quote dari Kitab Mazmur 31) :

Supporting Verse – Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. ” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Lukas 23:46 TB

Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia. Mazmur 31:5 TB

Sampai akhir hayatNya, Yesus mempunyai kepercayaan yang penuh dan absolut kepada Bapa, dan selalu mengutip FirmanNya dalam pergumulan yang Dia hadapi. Disaat kita melalui krisis dan perubahan, taruhlah kepercayaan penuh kita kepada Tuhan dan FirmanNya. 

Supporting Verse – Nyanyian ziarah. Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya. Mazmur 125:1 TB

seperti ada tertulis: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Roma 9:33 TB

Disaat kita melalui krisis dan perubahan, apalagi jika perubahan itu begitu besar, kita perlu tahu seberapa besar kontrol yang kita punya. Contohnya, Pandemi Covid-19 ini ada diluar kendali kita karena bahkan vaksinnya saja belum tersedia. Begitu juga tentang new normal dan keadaan ekonomi sekarang.

Kita akan mengalami rasa stress disaat kita khawatir akan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Tetapi kita punya kelebihan karena Tuhan ada di sisi kita. Kita harus belajar untuk Let Go and Let God. Apa saja yang Yesus bisa kendalikan, Ia lakukan yang terbaik.

Supporting Verse – Mereka benar-benar takjub dan berkata, “Dia telah melakukan segala sesuatu dengan baik. Dia bahkan membuat orang tuli mendengar dan orang bisu berbicara.” Markus 7:37 AYT

Sebaliknya apa saja yang Yesus tidak bisa kendalikan, Ia serahkan sepenuhNya kepada Tuhan, termasuk juga HidupNya.

Supporting Verse – Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. “Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Lukas 23:46 TB

Baru-baru istri saya, Sun mengajarkan di gereja tentang “Serenity Prayer”. Dengan isi doa sebagai berikut :

“Tuhan, berilah aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat aku ubah, Keberanian untuk mengubah hal-hal yang aku bisa, dan Kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya”.

Kita harus melakukan yang terbaik akan hal yang dalam kendali kita, dan sebaliknya mempercayakan sepenuhnya kepada Tuhan akan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Do Your Best and Trust God that He will take care of the rest. Yesus punya penguasaan yang tinggi akan Perubahan, dan bagian dari menjadi seperti dan serupa denganNya adalah dengan belajar menguasai Perubahan. Caranya adalah dengan :

  1. Bertumbuh dalam Pengetahuan akan Tuhan, bangunlah karakter kita.
  2. Habiskan waktu sendiri untuk pikirkan tentang hidup, tujuan, dan masa depan di dalam Hadirat Tuhan. Biarkan Roh Kudus dan FirmanNya untuk masuk dalam Pikiran kita, gunakan musim ini untuk memperjelas nilai dan panduan hidup kita.
  3. Berduka atas semua kehilangan tetapi TERIMA perubahan. Terimalah Keadaan “New Normal” yang terjadi atas hidup kita.
  4. Perluas Pilihan Anda, Lakukan yang terbaik atas apa yang bisa kamu kendalikan.
  5. Apa saja yang kamu tidak bisa kendalikan, Serahkan pada Tuhan. Percayakan sepenuhnya KepadaNya.