JPCC Online Service (24 July 2022)
Selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam, Saudara, di mana pun Saudara berada. Saya berdoa hari ini Saudara dalam keadaan baik dan sehat. Saya juga berdoa agar Saudara selalu dipenuhi dengan damai yang berasal dari Tuhan dan selalu disertai dengan pengharapan, apa pun situasi dan musim yang saat ini Saudara sedang hadapi.
Di bulan ini, saya sangat menikmati semua pengajaran dan khotbah tentang Imamat yang Rajani, yang adalah identitas kita sebagai ahli waris kerajaan Tuhan. Kita belajar bahwa kita bukan saja mempunyai identitas sebagai anak Raja yang berkuasa, yang berkemenangan dalam semua aspek kehidupan, melainkan, seperti yang sudah kita pelajari dalam tema bulan ini, setiap kita juga mempunyai identitas sebagai seorang imam dalam panggilan kita mengikuti Tuhan Yesus.
Sayangnya, masih banyak orang Kristen di zaman ini yang belum mengerti fondasi dari identitas kita sebagai seorang imam rajani, yang diperuntukkan bagi semua orang percaya, sehingga banyak orang masih berpikir bahwa ada sebuah perbedaan urapan atau kuasa Tuhan antara jemaat dan para hamba Tuhan— para pendeta atau pastor dan gembala.
Seakan-akan kami yang mempunyai jabatan sebagai pemimpin gereja atau pendeta, punya tenaga dalam khusus atau kekuatan spiritual yang lebih besar dari Saudara yang melihat diri Saudara sebagai seorang “jemaat” saja.
Coba, berapa banyak dari Saudara yang berpikir bahwa lebih “manjur”, lebih afdol kalau didoakan oleh pendeta, apalagi pendeta yang terkenal, dibandingkan Saudara didoakan oleh teman kost atau teman satu DATE atau Small Groups Saudara?
Padahal kita semua adalah imam di mata Tuhan. Beberapa kali saya dihubungi untuk mendoakan rumah atau kantor baru, atau toko jemaat, dan mendoakan orang-orang sakit, bahkan diminta untuk ”menengking orang kerasukan” di rumah orang yang saya tidak kenal sama sekali.
Tidak ada yang salah dengan itu, tetapi itu membuat saya berpikir: Bukankah orang yang menghubungi saya itu adalah seseorang yang sudah menerima Tuhan Yesus yang sama dengan saya dan sudah menerima Roh Kudus yang juga sama dengan saya? Namun banyak dari kita tidak menyadari bahwa semua orang percaya mempunyai identitas dan otoritas sebagai imam rajani, sehingga sering kita tidak sadar bahwa kuasa dan otoritas yang sama untuk mendoakan orang sakit atau bahkan mengusir roh jahat, ada dalam semua pengikut Kristus.
Untuk membantu Saudara lebih mengerti identitas kita sebagai imam dalam keseharian kita, saya akan membagikan kisah awal bagaimana Saudara dan saya memiliki identitas dan fungsi seorang imam. Kisah kita dimulai dari Adam dan Hawa, yang diciptakan Tuhan untuk mewakili Dia, dan untuk memerintah atas segala ciptaan menurut gambar dan rupa Tuhan. Inilah cetak biru ciptaan Allah.
Tuhan menciptakan manusia untuk memerintah dan mewakili Tuhan. Ini adalah peran ideal seorang Imam Besar, yaitu untuk memerintah dan mewakili Tuhan. Adam mempunyai peran imam pertama di dunia. Namun Adam dan Hawa tertipu oleh iblis, sehingga mereka jatuh dalam dosa yang memisahkan manusia dengan Tuhan, dan Adam dan Hawa harus meninggalkan panggilan dan peran mereka.
Kemudian manusia harus diasingkan dari Taman Eden, yang adalah simbol penyediaan Tuhan dan juga akses kepada hadirat Tuhan. Sejak dosa hadir dalam hidup manusia, dunia dipenuhi dengan korupsi dan kejahatan. Karena dosa, hadirat dan akses langsung kepada Bapa terputus.
Manusia yang tadinya didesain untuk bisa mempunyai hubungan dengan Tuhan, akhirnya harus terpisahkan karena Tuhan kita adalah kudus. Dan selama berabad-abad, sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, manusia terus mencoba untuk bisa memperoleh kembali akses ke hadirat Tuhan, tetapi dilakukan dengan berbagai macam cara ritual dan korban bakaran agar manusia bisa disucikan kembali.
Namun, Tuhan kita tidak tinggal diam. Kisahnya berlanjut. Tuhan kita tetap ingin merestorasi kembali hubungan Dia dengan manusia. Tuhan berjanji bahwa akan ada salah satu keturunan dari manusia yang datang untuk memulihkan hubungan manusia kembali kepada-Nya, merestorasi berkat Taman Eden, dan merestorasi akses kepada hadirat-Nya yang kudus.
Dan bangsa yang dipilih oleh Tuhan adalah bangsa Israel. Tuhan menjanjikan seorang Imam baruuntuk memulihkan para imam yang gagal sebelumnya. Kalau Saudara membaca sejarah bangsa Israel dalam Alkitab, Saudara akan menemukan bahwa Tuhan, dari abad ke abad, dari generasi ke generasi, mengangkat banyak orang dalam bangsa Israel untuk menjadi imam-imam rajani, seperti Abraham, Musa, dan Raja Daud.
Dan meskipun mereka mengalami kegagalan, tetapi cerita mereka mengarahkan kita pada Imam Besar yang akan hadir, seorang Imam yang bukan sekadar membawa korban, melainkan seorang Imam yang menjadi korbannya, seorang Juru selamat.
Dan ini membawa kisah kita kepada Yesus, sang Imam Besar. Pada zaman Yesus, bangsa Israel telah dikuasai dan diperintah oleh kekaisaran Romawi. Namun meskipun mereka dikuasai oleh Romawi, bangsa Israel tetap diberikan kebebasan oleh pemerintah untuk bisa melakukan adat dan tradisi mereka, sehingga pada zaman itu, bangsa Israel masih memiliki imam-imam mereka sendiri, termasuk sang Imam Besar, yang bekerja di dalam Bait Allah di kota Yerusalem.
Saudara harus mengerti bahwa dalam Perjanjian Lama, menurut hukum Taurat, hanya orang-orang dari keturunan suku Lewi saja yang bisa menjadi seorang imam, dan hanya Imam Besar yang diizinkan masuk ke dalam ruang Maha Suci, sebuah ruangan di mana hadirat Tuhan hadir dalam Bait Suci di Yerusalem.
Ruang Maha Suci tersebut terpisahkan oleh tirai yang sangat tebal dan besar. Saya mau Saudara ingat akan tirai ini. Menurut bangsa Israel pada zaman itu, hadirat Tuhan hanya ada di dalam ruangan tersebut, dan hanya Imam Besar yang layak masuk ke dalamnya.
Yesus, Anak Allah, masuk ke dalam sejarah umat manusia, tepat di saat ini. Dan semua pelayanan yang Yesus lakukan dalam hidup-Nya adalah hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh para imam yang bekerja di Bait Allah di Yerusalem pada zaman itu.
Namun Yesus melakukan pelayanan-Nya di luar otoritas mereka. Yesus melakukan mukjizat demi mukjizat di luar wewenang para imam tersebut, sehingga para imam, yang sudah mulai menjadi sombong akan status mereka, mulai melihat Yesus sebagai sebuah ancaman.
Saudara bayangkan ini. Yesus, yang dikenal orang sebagai anak tukang kayu, bersama para murid-Nya berkeliling dan melayani orang-orang di sekitar mereka, layaknya seorang Imam.
Alkitab menulis bagaimana Yesus berkeliling dari kota ke kota, mengampuni orang-orang dari dosa-dosa mereka, mengajarkan Kitab Suci ke banyak orang, dan juga memulihkan orang-orang yang dianggap kotor, atau orang-orang sakit, orang-orang yang dianggap sudah tidak layak, agar orang-orang tersebut bisa memasuki Bait Suci.
Karena menurut hukum Yahudi, hanya orang yang sudah dibersihkan oleh imam yang boleh masuk ke dalam Bait Allah. Sampai sini, Saudara jelas?
Yesus terus mengajar banyak orang tentang kerajaan Tuhan,dan apa yang Dia ajarkan sangat bertolak belakang dengan ajaran para imam dan ahli Taurat di zaman itu, karena para imam lebih menekankan pada ritual dan hal-hal agamawi, sedangkan Yesus terus mengajarkan tentang hubungan—untuk kembali kepada Allah Bapa.
Ketika Yesus tiba di Yerusalem, kota pusat keagaaman bangsa Israel, Yesus menentang para otoritas, para imam yang mengurusi Bait Allah, bahkan sempat mengusir orang-orang yang sedang berjualan di Bait Tuhan dan menunjukkan otoritas-Nya.
Semua hal ini membuat para imam di Yerusalem sangat marah, sehingga mereka menangkap Yesus dan mengadili Dia di hadapan Kayafas, sang Imam Besar pada zaman itu.
Kayafas pun bertanya kepada Yesus,“Apakah benar Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang diurapi?” Sebenarnya yang Kayafas maksudkan adalah: “Apakah Engkau sang Imam Besar? Karena saat ini, itu jabatan saya! Apakah Engkau akan mengambil alih posisi saya?” Yesus menjawab dengan mengutip Mazmur 110.
Supporting Verse – Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit. Matius 26:64 (TB)
Kita tahu apa yang terjadi selanjutnya. Yesus dianggap telah menghujat Tuhan oleh Imam Besar dan Dia dijatuhkan hukuman mati. Yesus disiksa dan disalibkan sampai Ia mati, seperti yang sudah dinubuatkan oleh para nabi.
Inilah kisahnya, diawali dengan Tuhan menciptakan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, semua upaya manusia untuk kembali mempunyai akses dan hubungan dengan sang Pencipta, sampai pada momen ini, momen yang mengubah sejarah manusia dan dunia. Tidak ada momen yang lebih penting dari momen ini.
Semua nubuatan demi nubuatan para nabi dalam Alkitab telah digenapi di dalam Pribadi yang bernama Yesus Kristus. Yesus adalah Imam Besar kita, Imam Besar Agung, yang bukan sekadar membawa persembahan kepada Tuhan, melainkan, Dia menjadi persembahan yang diberikan kepada Tuhan.
Yesus memberikan hidup-Nya bagi orang lain dengan mati di kayu salib. Inilah pengorbanan terbesar. Itu adalah cara Tuhan menebus dosa semua manusia, sekali untuk selamanya, dengan mengirimkan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk menjadi korban pertukaran bagi Saudara dan saya.
Dan dalam momen ini, saat Yesus menghembuskan nafas-Nya yang terakhir, ada sesuatu hal yang sangat signifikan terjadi, yaitu tirai tebal di dalam Bait Allah— yang tadi saya sebutkan—terbelah dua, robek dari atas sampai ke bawah.
Tirai yang tebal di dalam ruang Maha Kudus, yang memisahkan hadirat Tuhan bagi semua orang, robek terbelah dua. Dan saat tirai di Bait Suci itu terbelah dua, saat Yesus memberikan diri-Nya sebagai pengorbanan terbesar di kayu salib—dengarkan saya— hadirat Tuhan dan semua aksesnya, semua otoritas dan berkat yang sejak semula disediakan di Taman Eden, yang dulunya terpisahkan karena dosa Adam, sekarang mengalir keluar dari Bait Suci untuk memenuhi seluruh manusia.
Terpujilah Allah! Semua karena pengorbanan sang Imam Agung, Yesus Kristus Tuhan. Itu sebabnya hari ini Saudara dan saya bisa menyembah Tuhan dengan bebas dalam hadirat-Nya, tanpa perlu takut disambar petir oleh dosa dan kesalahan kita.
Karena barangsiapa—tidak hanya orang Yahudi saja, tapi semua orang—yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, bisa mendapatkan akses dan hubungan dengan hadirat Tuhan tersebut. Ini hanyalah awal kisah kita, Saudara, karena kisahnya tak berhenti di sini saja.
Karena setelah itu, di hari ketiga Yesus bangkit dari kematian,sesuai dengan nubuatan para nabi, dan Ia menampakkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya dan mengatakan ini.
Supporting Verse – Seluruh kuasa di surga dan di bumi sudah diserahkan kepada-Ku. Sebab itu pergilah kepada segala bangsa di seluruh dunia, jadikanlah mereka pengikut-pengikut-Ku. Baptiskan mereka dengan menyebut nama Bapa, dan Anak, dan Roh Allah. Ajarkan mereka mentaati semua yang sudah Kuperintahkan kepadamu. Dan ingatlah Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman. Matius 28:18b-20 (BIMK)
Yesus, sang Imam Besar, memberikan perintah dan juga otoritas kepada semua pengikutnya, kepada Saudara dan saya, untuk melakukan apa yang Dia sudah lakukan sebagai seorang Imam Rajani, untuk mengajarkan apa yang Dia ajarkan, untuk membaptis orang dalam nama Dia, nama Yesus, menjadi contoh, untuk menjadi panutan bagi dunia yang memerlukan Kabar Baik, agar setiap dari kita, yang menyebut dirinya pengikut Kristus, dapat membagikan kabar baik bahwa Yesus adalah Raja, Dia adalah Imam yang berkuasa yang sudah memulihkan cetak biru Allah, yang ada sejak semula di Taman Eden.
Inilah sebabnya Rasul Paulus menyebut Yesus sebagai Adam yang baru. Tuhan mengundang kita kembali ke Taman Eden untuk ditransformasikan menjadi baru ,untuk menjadi seperti Yesus, sebagai anak-anak-Nya. Ini kisah kita. Ini kisah Saudara, kisah yang dimulai dari penciptaan manusia di Taman Eden, sampai kedatangan Yesus ke dunia untuk mengembalikan hubungan kita dengan Tuhan.
Saudara dan saya adalah bagian dari kisah cinta kasih antara Allah dan umat-Nya. Itu sebabnya Rasul Petrus mengatakan begini.
Supporting Verse – Tetapi kalian adalah bangsa yang terpilih, imam-imam yang melayani raja, bangsa yang kudus, khusus untuk Allah, umat Allah sendiri. Allah memilih kalian dan memanggil kalian keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terang-Nya yang gemilang, dengan maksud— perhatikan, ada maksudnya— supaya kalian [kita] menyebarkan berita tentang perbuatan-perbuatan-Nya yang luar biasa. 1 Petrus 2:9 (BIMK)
Petrus sedang mengutip apa yang Tuhan katakan kepada Musa saat dia berada di Gunung Sinai dalam kitab Keluaran pasal 19.
Supporting Verse – Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Perhatikan ayat ini: Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel. Keluaran 19:5-6 (TB)
Kerajaan imam! Saudara dan saya adalah bagian dari kerajaan imam tersebut. Meskipun Saudara pengusaha, atau Saudari ibu rumah tangga, murid perancang busana, atau seorang supir daring; apa pun pekerjaan Saudara, tidak menghapus siapa diri Saudara, identitas Saudara di dalam kerajaan-Nya. Engkaulah Imam Rajani, anak-anak sang Raja di atas segala raja.
Saya bisa membaca apa yang Saudara pikirkan saat ini: “Ah, saya ‘kan bukan siapa-siapa, Pastor. Saya masih banyak dosa dan kesalahan, mana mungkin saya ini seorang imam?”
Saya mengerti pikiran Saudara, karena dulu pun saya berpikir hal yang sama: “Saya siapa? ‘Sidney’ ini jadi seorang Imam Rajani? Mana mungkin.” Salah satu kutipan favorit saya katakan begini.
WHAT WE DO DOES NOT DEFINE WHO WE ARE.
Apa yang kita lakukan, kerjakan tidak menentukan dan mendefinisikan siapa diri kita, karena yang menentukan identitas kita bukanlah apa yang kita kerjakan, bukanlah apa yang Saudara lakukan, melainkan apa yang Tuhan katakan tentang diri kita.
Saudara mungkin berpikir bahwa Saudara tidak layak disebut sebagai anak-Nya karena apa yang sudah Saudara lakukan atau kerjakan: “Oh, aku dosanya banyak, Kak. Mana mungkin aku menjadi seorang imam.”
Dengarkan saya, Yesus tetap mengasihi Saudara dan Dia sudah membuktikan kasih-Nya bagi Saudara dengan mati di kayu salib untuk menebus semua dosamu. Apa yang kita lakukan tidak mendefinisikan siapa kita.
Supporting Verse – dan dari Yesus Kristus, saksi yang setia. Dialah yang pertama-tama dihidupkan kembali dari kematian dan Dialah penguasa atas raja-raja dunia. Yesus—perhatikan ini— Yesus mengasihi kita, dan dengan kematian-Nya—perhatikan— Ia membebaskan kita dari dosa-dosa kita, dan menjadikan kita suatu bangsa khusus imam-imam, yang melayani Allah, Bapa-Nya. Yesus Kristus itulah yang agung dan berkuasa untuk selama-lamanya. Wahyu 1:5-6 (BIMK)
Sebab, jika karena pelanggaran satu orang, maut telah berkuasa melalui satu orang itu, —yaitu Adam— maka terlebih-lebih mereka, yang telah menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran, akan hidup dan berkuasa karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Roma 5:17 (PBTB2)
Mereka yang telah menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran akan hidup dan berkuasa melalui satu Orang, Yesus Kristus. Firman Tuhan katakan “kelimpahan anugerah”, anugerah Tuhan yang tidak bisa kita dapatkan dengan kekuatan, kemampuan kita sendiri, tapi sebuah hadiah yang Dia berikan kepada kita secara cuma-cuma.
Kita tidak bisa memperoleh anugerah. Segala sesuatu yang Saudara bisa dapatkan dengan kekuatan Saudara sendiri itu bukanlah anugerah Tuhan. Semua yang Saudara dapatkan sendiri bukan anugerah. Kita tidak akan bisa memperoleh anugerah. Bukan sekadar anugerah yang berkelimpahan saja yang Tuhan berikan, melainkan, Tuhan memberikan kepada kita karunia kebenaran,“the gift of righteousness” dalam bahasa Inggrisnya.
Supporting Verse – Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita—Saudara dan saya— dibenarkan oleh Allah. 2 Korintus 5:21 (PBTB2)
Berapa banyak dari kita yang sadar, yang yakin bahwa kita adalah orang-orang benar di hadapan Tuhan? Kebenaran adalah identitas kita. Ini adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada kita yang percaya kepada Anak-Nya, Yesus Kristus. Kita tidak bisa memperoleh kebenaran ini dengan kemampuan kita sendiri. Kita menjadi benar di hadapan Tuhan bukan karena kita tidak lagi melakukan kesalahan. Namun karunia kebenaran ada dalam kehidupan Saudara dan saya karena Yesus Kristus yang menganugerahkannya bagi Saudara dan saya.
Namun berapa banyak dari kita yang menjalani hidup ini tanpa kesadaran dan keyakinanakan kebenaran kita ini, akan kebajikan kita? Sama seperti kekudusan, kita takut untuk menyatakan bahwa kita ini kudus dan benar, karena kita berpikir bahwa kebaikan atau kebenaran kita diperoleh oleh perbuatan kita sendiri. Tidak! Hanya karena pengorbanan dan darah Yesus, kita sudah dibenarkan dan sudah dikuduskan.
Supporting Verse – Ia kemudian berkata, “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Ia menghapuskan sistem pertama dan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik. Menurut rencana yang baru ini, kita—perhatikan—telah diampuni dan disucikan oleh kematian Kristus satu kali untuk selama-lamanya. Menurut perjanjian yang lama para imam setiap hari mempersembahkan kurban yang tidak pernah dapat menghapuskan dosa kita. Tetapi Kristus sekali saja memberikan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai kurban karena dosa kita dan pengurbanan ini—perhatikan— berlaku untuk selama-lamanya. Kemudian Ia duduk di tempat kemuliaan tertinggi di sebelah kanan Allah. Ibrani 10:9-12 (FAYH)
Artinya, saat kita menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran itu, kita akan hidup dan berkuasa melalui Yesus Kristus. Dia mau kita hidup dan berkuasa, tetapi tidak berhenti di situ. Tuhan mau kita menjadi kerajaan imam. Kerajaan para imam, bukan kerajaan raja.
Biasanya kita maunya berhenti di bagian ‘berkuasa’ saja, untuk menjadi raja, menjadi sukses, dan berkemenangan di dunia ini, berkemenangan di tempat kerja. Namun firman Tuhan mengajarkan, kita adalah bangsa yang kudus, imam-imam yang melayani raja.
Kitab Keluaran mengatakan bahwa kita akan menjadi kerajaan imam bagi Tuhan. Kitab Wahyu tadi mengatakan bahwa Tuhan sudah menjadikan kita suatu bangsa khusus imam-imam, yang melayani Allah Bapa. Kebanyakan dari kita mau untuk berkuasa sebagai raja, memerintah bersama dengan Yesus, tetapi untuk menjalankan fungsi kita sebagai seorang imam, banyak dari kita yang berkata, “Ah, itu tugas Pastor Sidney, Pastor Jeffrey saja deh. Itu bukan panggilan saya.”
Bagaimana kita bisa menjadi kerajaan imam atau bangsa khusus imam-imam jika Saudara tidak mau menghidupi fungsi Saudara sebagai imam?”
Kerajaan imam” artinya kerajaan yang penuh dengan imam, bukan? Kalau misalnya disebut ”kerajaan musisi” artinya dalam kerajaan tersebut isinya musisi, bukan? Jadi mengapa banyak dari kita menghindar dari fungsi kita sebagai imam rajani?
Fungsi seorang imam adalah untuk membantu orang-orang di sekelilingnya agar bisa mendapatkan akses kepada Tuhan, sehingga orang tersebut dapat berjumpa dengan-Nya. Fungsi imam adalah menjadi perantara yang menghubungkan Allah dan manusia, dan juga menjadi guru (mengajar), menjadi panutan, menjadi contoh cara hidup yang sudah terpulihkan bersama Tuhan.
Namun ada satu kata kunci yang secara mutlak membedakan pelayanan imamat dari fungsi pelayanan lainnya. Dan kata tersebut adalah “pengorbanan”. Fungsi imam adalah untuk membawa korban kepada Allah sebagai persembahan.
Supporting Verse – Sebab itu, datanglah kepada Tuhan. Ia bagaikan batu yang hidup, batu yang dibuang oleh manusia karena dianggap tidak berguna; tetapi yang dipilih oleh Allah sebagai batu yang berharga. Perhatikan: Kalian seperti batu-batu yang hidup. Sebab itu hendaklah kalian mau dipakai untuk membangun Rumah Allah yang rohani. Dengan demikian kalian menjadi imam-imam—perhatikan—, Dengan demikian kalian menjadi imam-imam yang hidup khusus untuk Allah, dan yang melalui Yesus Kristus mempersembahkan kepada Allah, kurban rohani yang berkenan di hati Allah. Mempersembahkan kepada Tuhan sebuah korban rohani yang berkenan di hati Tuhan. 1 Petrus 2:4-5 (BIMK)
Perhatikan Petrus katakan “korban rohani”, sebagai kebalikan dari Perjanjian Lama, di mana para imam mempersembahkan korban jasmani, hewan-hewan yang dipotong menjadi korban.
Namun sekarang, kita, yang adalah imam-imam rajani ini, mempersembahkan kepada Tuhan korban rohani. Saya akan selesai sebentar lagi. Korban rohani apa yang bisa kita persembahkan kepada-Nyayang berkenan di hati Tuhan? Saya temukan jawabannya di dalam kitab Roma 12:1-2 (PBTB2).
Supporting Verse – : Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, Perhatikan: supaya kamu mempersembahkan tubuhmu— hai para imam, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah—ditransformasikan— oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna. Roma 12:1-2 (PBTB2)
Ini ayat yang paling sering saya kutip dalam khotbah-khotbah saya. Pengorbanan terbesar yang bisa kita persembahkan bagi Allah adalah hidup kita. Panggilan kita sebagai imam adalah mempersembahkan hidup kita bagi Allah.
Persembahan terbesar yang bisa kita berikan pada Allah adalah transformasi kita, untuk menjadi makin serupa dengan Kristus. Izinkan saya membaca ayat-ayat tadi (Roma 12) dari The Message Bible, tapi saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia. Izinkan saya membacakan ini.
Hai para imam, ini yang Paulus katakan: “Jadi, inilah yang saya ingin Saudara lakukan, teman-teman, dengan bantuan Tuhan: Ambillah kehidupan sehari-hari Saudara, kehidupan yang biasa-biasa itu—saat engkau tidur, saat engkau makan, saat engkau pergi bekerja, saat engkau bersama keluarga, saat engkau sedang minum kopi dengan teman-teman, saat engkau sedang mengobrol bersama istri dan anak-anak,saat engkau menonton YouTube atau baca buku, dan segala hal yang engkau lakukan dalam kesehari-harianmu—ambillah itu semua dan letakkan semua itu di hadapan Tuhan sebagai persembahan.
Karena menerima apa yang Tuhan kerjakan dalam hidupmu adalah hal terbaik yang dapat engkau lakukan untuk-Nya. Jangan terlalu menyesuaikan dirimu dengan budaya yang ada di sekelilingmu, sehingga engkau masuk ke dalam budaya tersebut tanpa berpikir.
Sebaliknya, pusatkan perhatian Saudara kepada Tuhan. Dan engkau akan diubahkan dari dalam ke luar dengan bantuan Roh-Nya. Segera kenali apa yang Tuhan inginkan dari engkau, dan tanggapilah dengan cepat, karena berbeda dengan budaya yang ada di sekelilingmu, yang selalu ingin menyeretmu kepada ketidakdewasaannya, Bapamu di surga selalu ingin mengeluarkan yang terbaik dari dirimu, dan Tuhan ingin mengembangkan kedewasaan yang terbentuk dengan baik di dalam dirimu.”
Supporting Verse – So here’s what I want you to do, God helping you: Take your everyday, ordinary life— your sleeping, eating, going-to-work, and walking-around life— and place it before God as an offering. Embracing what God does for you is the best thing you can do for him. Don’t become so well-adjusted to your culture that you fit into it without even thinking. Instead, fix your attention on God. You’ll be changed from the inside out. Readily recognize what he wants from you, and quickly respond to it. Unlike the culture around you, always dragging you down to its level of immaturity, God brings the best out of you— Tuhan mengeluarkan yang terbaik dari saya—, develops well-formed maturity in you. Roma 12:1-2 (MSG)
Sebagai imam-imam kudusnya Tuhan, kita harus meyakini bahwa pekerjaan-Nya untuk menguduskan kita tidak sia-sia. Dan meskipun kadang kita gagal dan putus asa, kita harus yakin Dia pasti akan terus mengubah kita menjadi imamat rajani yang Dia telah rancang bagi kita semua.
Kisah kita belum selesai. Kisah kita akan terus berlanjut sampai pada kekekalan. Dan selama kita masih hidup dalam dunia ini, hiduplah sebagai imam-imam yang selalu membawa hidupmu sebagai persembahan. Kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran ada di dalam kita, jadi biarlah kita diubahkan menjadi seperti Kristus.
Saya akan tutup dengan kata-kata ini:
Ketika Saudara tahu siapa dirimu di dalam Kristus, Saudara pasti akan tahu apa yang harus dilakukan. Keyakinan kita tentang siapa diri kita akan sangat memengaruhi cara kita berperilaku.
Namun kita tidak berperilaku hanya berdasarkan identitas kita, kita berperilaku berdasarkan pemahaman kita tentang identitas kita di dalam Kristus, karena identitas mendahului tindakan. Saya berdoa agar pesan hari ini bisa memberkati Saudara sekalian.
P.S : Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.
If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!