JPCC Kota Kasablanka Service 1 (8 December 2019)
Kami baru saja menyelesaikan acara Marriage Gathering bersama JPCC dan saya berserta istri saya, Wendy. Kami sangat senang bisa bersama dengan kalian lagi di Jakarta. Saya dan istri saya bertemu 44 tahun yang lalu, dan menikah sejak 42 tahun yang lalu. Kami selanjutnya memulai pelayanan gereja kami 40 tahun yang lalu, dan selama bertahun-tahun itu, kami tidak pernah absen dalam Rumah Tuhan. Kami begitu mencintai gereja.
Saya ingin berbicara pada hari ini mengenai Kebaikan Tuhan (Goodness of God) dan bagaimana Dia melihat diri kita. Saya tahu bahwa selama beberapa minggu ini kita sedang belajar tentang kebaikan Tuhan. Sesungguhnya kebaikan dan kasih karunia Tuhan akan bersama dengan kita seumur hidup kita, Dia sang pencipta dan kita adalah ciptaannya, dan saat dia melihat kita, Dia berkata bahwa “Itu sungguh amat Baik”.
Tetapi kita seringkali mendengar orang berkata bahwa diri kita kurang baik, bodoh, berjuang keras dalam hidup, dan banyak orang melihat diri mereka sediri dengan cara yang amat negatif. Bagaimana kita melihat diri kita sendiri akan menentukan bagaimana kita menjalankan hidup kita.
Kalau musuh berhasil meyakinkan kita bahwa kita kurang atau gagal, maka kita akan bergumul di dalam kehidupan kita. Jadi hari ini, mari lihat diri kita sebagaimana Tuhan melihat diri kita, bukan sebaliknya menjadi sombong tetapi mempunyai identitas yang alkitabiah.
Apa yang Tuhan katakan tentang kita, yakini itu karena Dia jauh lebih tahu tentang diri kita daripada diri kita sendiri. Dia lebih tahu bahkan melebihi dari orang tua dan semua orang yang ada di masa lampau kita. Jadi, apa yang Tuhan perkatakan tentang kita adalah yang paling penting dalam hidup kita.
Ada begitu banyak dari kita yang mungkin pernah dilecehkan oleh orang tua, mantan, pasangan, dan ada begitu banyak perkataan yang negatif, bahkan kadang agama kadang memperkatakan bahwa kita harus menderita dan menjadi miskin, tetapi Allah Bapa mengatakan bahwa Kita adalah AnakNya, Dia datang untuk mengasihi dan menyembuhkan kita.
Sharing Ps. Casey – Disaat saya datang ke Jakarta beberapa hari lalu, setiap kali saya melangkah, orang yang ada di bandara selalu memeriksa passport saya. Mereka memeriksa identitas saya, siapa saya dan darimana saya datang. Mereka memeriksa di komputer apakah ada catatan atau masalah dari identitas saya. Jika identitas saya bersih, maka saya akan diperbolehkan untuk bepergian keluar negeri. Jadi passport atau identitas kita begitu penting untuk pergi ke tempat yang kita mau.
Pada saat yang bersamaan, bagaimana kita juga melihat diri kita sendiri akan mengendalikan kemana kita pergi dalam hidup. Karena rasa tidak aman dan rasa tidak percaya diri, banyak orang tidak bisa melewati batas dalam kehidupannya, tidak memasuki kehidupan penuh kelimpahan yang Tuhan sudah siapkan untuknya. Kita tidak akan bisa mendatangi tempat yang Tuhan sudah siapkan jika kita tidak bisa melihat diri kita sebagaimana Tuhan melihat diri kita.
Beberapa dari kita mungkin terus berkata bahwa kita tidak cukup baik, pintar, tidak mampu melakukan sesuatu, tidak akan sembuh, tidak akan menemukan pasangan, dam tidak akan berhasil, semua ini adalah identitas yang banyak menguasai orang-orang pada saat ini. Kita mampu menaklukan segala sesuatu dan kita lebih dari seorang pemenang, dan Kasih Setia Tuhan berlimpah dalam hidup kita.
Opening Verse – 11 Now the Angel of the Lord came and sat under the terebinth tree which was in Ophrah, which belonged to Joash the Abiezrite, while his son Gideon threshed wheat in the winepress, in order to hide it from the Midianites. 12 And the Angel of the Lord appeared to him, and said to him, “The Lord is with you, you mighty man of valor!” 13 Gideon said to Him, “O [a]my lord, if the Lord is with us, why then has all this happened to us? And where are all His miracles which our fathers told us about, saying, ‘Did not the Lord bring us up from Egypt?’ But now the Lord has forsaken us and delivered us into the hands of the Midianites.” 14 Then the Lord turned to him and said, “Go in this might of yours, and you shall save Israel from the hand of the Midianites. Have I not sent you?” 15 So he said to Him, “O [b]my Lord, how can I save Israel? Indeed my clan is the weakest in Manasseh, and I am the least in my father’s house.” 16 And the Lord said to him, “Surely I will be with you, and you shall [c]defeat the Midianites as one man.” Judges 6:11-16 NKJV
Jika seandainya Malaikat Tuhan datang kepada kita dan berkata bahwa “Tuhan menyertai Engkau, Hai Pahlawan yang gagah berani”, apakah yang akan kita katakan?
Apakah kita memercayai itu dan menjadi semangat? Atau sebaliknya kita akan bereaksi seperti Gideon di kisah diatas dan mengecilkan dirinya sendiri. Bukankah ini yang banyak dirasakan oleh banyak orang, dimana kita begitu takut dan merasa bahwa hidup kita tidak sama seperti apa yang dikatakan oleh Alkitab?
Bagaimana kita melihat diri kita begitu berbeda dengan bagaimana Tuhan melihat diri kita. Pikirlah seperti seorang orang tua, pernahkah kita datangi anak kita dan saat mereka berkata “Aku tidak akan pernah bisa melakukan ini – baik dalam mempelajari suatu mata pelajaran seperti Matematika!”, tentu respon kita sebagai orang tua adalah menyemangati anak kita bahwa mereka bisa melampaui permasalahan yang ada, karena sebagai orang tua maka kita tentu mengenal mereka lebih dari apa yang mereka ketahui tentang diri mereka sendiri. Begitu juga Tuhan, yang tahu diri kita lebih dari diri kita sendiri.
Dia mengatakan bahwa Kita kuat, Kita lebih dari seorang pemenang, dan pasti akan berhasil serta mengalami kelimpahan di dalam hidup. Sebagaimana anak di dunia yang percaya apa yang ayah kita katakan di dunia, kita juga harus melakukan hal yang sama dengan Bapa kita di surga.
Kita harus percaya bahwa kita adalah sebagaimana Allah Bapa katakan, jadi Gideon seperti kita ketahui bahwa dia sedang bersembunyi dan bertahan hidup sebelumnya, mirip dengan apa yang kita alami di keseharian kita, berpikir bahwa kita tidak akan mendapat keluarga, pekerjaan, dan tempat tinggal idaman. Kita hanya sekedar bertahan hidup.
Tetapi di ayat diatas, Tuhan berkata dan menjawab Gideon, “Pergilah dengan kekuatanmu, dan selamatkan orang Israel dari cengkraman orang Midian, bukankah Aku sudah mengutus engkau?”. Yang perlu Gideon lakukan adalah percaya, dan pergi selanjutnya.
Tidak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya, percaya bahwa kita adalah Anaknya dan Dia selalu baik untuk kita semua, maka kita akan bisa melihat perkaraNya yang ajaib dalam hidup kita.
Kita mungkin belum bisa melihat ini jika kita bersembunyi dalam keberadaan kita sekarang, karena yang bisa kita lihat hanya kesakitan, dan negativitas yang kita hadapi tetapi jika kita bertindak dengan Iman, maka kita akan bisa melihat hal yang baru, kesempatan dan pintu yang terbuka, serta kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Gideon tetapi masih ragu dan berkata bahwa keluarganya adalah yang paling miskin, seperti diceritakan di ayat 15 diatas, tetapi Tuhan berkata bahwa Dia menyertai Gideon dan dia akan memukur orang midian itu sampai habis.
Apa yang Gideon ragukan ini juga tentu sering kita alami dalam keseharian kita, seperti misalnya “Oh, keluarga aku selalu berjuang dengan hutang atau penyakit, orang tuaku bercerai, dsb”. Kita semua akan meyakini bahwa kita ada sebagaimana keluarga kita ada, tetapi ini sebabnya kita dilahirkan kembali bahwa kita punya Bapa yang baru, nama kita tercatat dalam Kitab Kehidupan, dan keluarga dimana kita lahir tidak lagi perlu menentukan masa depan kemana kita akan pergi.
Jika kita mampu untuk melihat diri kita di dalam Tuhan dan bukan lagi di dalam masa lampau kita, maka kita akan bisa melihat hal yang baru, perkara yang baru, dan kita bisa melakukan hal yang kita tidak pernah bayangkan sebelumnya dan Janji Tuhan akan mulai tergenapi.
Tetapi jika kita masih bersembunyi dalam masalah kehidupan kita, kita tidak akan mengetahui semua ini. Menghidupi Janji Tuhan bukan hanya penting bagi diri kita, tetapi juga penting untuk anak kita dan untuk sahabat kita yang belum mengenal Tuhan.
Salah satu tantangan yang kita hadapi adalah Dunia melihat Janji Tuhan yang tidak digenapi dalam diri orang percaya. Sehingga mereka bisa berkata bahwa Janji Tuhan bohong dan kita sama saja dengan orang yang ada di dunia. “Untuk apa punya Tuhan dalam hidup mereka?” mungkin itu yang ada di pikiran mereka.
Tetapi kita semua lahir baru secara nyata, yang lama sudah berlalu, segala sesuatu menjadi baru dan kita melangkah masuk dalam kehidupan yang baru, dan tidak hanya menikmati berkat dalam hidup kita sendiri, tetapi juga mendorong orang di sekeliling kita untuk mengalami Tuhan.
Kemurahan Tuhan harus bisa dialami orang disekitar kita, agar mereka bisa tahu serta mengakui bahwa ini adalah nyata. Jadi, siapa yang menentukan siapa diri kita sesungguhnya, serta apa yang mengidentifikasi diri kita?
Apakah itu berupa ras, kebangsaan, lokasi lahir, warna kulit dan bentuk fisik kita? Atau sebaliknya berupa tingkatan edukasi dan titel kita? Posisi Politis? Pekerjaan kita? Apa yang mendefinisikan diri kita dan menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan? Apakah oleh orang tua kita? atau kecanduan yang kita punya seperti kemiskinan, narkoba, pornografi, dsb.
Tetapi saya katakan, mari kita perbaharui cara berpikir kita dan sepakat tentang apa yang Tuhan katakan.
“Aku lahir dari Tuhan, Aku adalah AnakNya. Aku diberkati oleh Tuhan dan punya masa depan yang datang dari padaNya, Aku akan mengejarnya dan mau hidup dalam kebaikanNya, tidak peduli apa yang terjadi di sekitar aku dan siapa yang aku hadapi. Aku akan berhasil, dan akan bisa menang dalam hidup ini di dalam nama Yesus!”
Itulah diri kita dan seperti itulah seharusnya kita bisa melihat diri kita. Gideon begitu fokus dengan bangsa midian yang menjadi musuhnya, tentu musuh yang besar, seperti halnya dunia bisa membuat kita kewalahan, dan jika kita fokus pada hal yang negatif maka yang bisa kita lihat hanya masalah yang ada di depan kita.
Sehingga membuat kita berkata “Aku tidak mungkin keluar dari Hutang dan Penyakit, Aku tidak mungkin punya keluarga yang baik, Aku tidak mungkin bisa mendapat apa yang orang lain katakan.”
Tetapi Tuhan berkata “Lihatlah kepadaKu”, mulailah alihkan fokus kita kepadaNya. Mulailah percaya apa yang Dia perkatakan lebih dari apa yang dunia perkatakan kepada kita.
Ada banyak orang yang merasa begitu lemah mengatasi masalah yang ada, saya sendiri pernah merasakan hal ini disaat saya muda dulu, dan selalu berbicara mengenai bagaimana saya tidak bisa lakukan, dan tidak bisa maju dan mengubah serta mengatasi pergumulan yang ada. Tetapi disaat saya mengenal Tuhan dan mulai melihat apa yang Tuhan perkatakan tentang saya, Saya mulai berhenti mengatakan “saya tidak bisa…”, menjadi “saya bisa..”, karena jika Tuhan ada di depanku, Siapa yang bisa menjadi lawanku?
Mulailah lihat diri kita sebagai orang yang kuat, dan mampu melakukan semua yang Tuhan panggil kita untuk lakukan.
Supporting Verse – Only be strong and very courageous, that you may observe to do according to all the law which Moses My servant commanded you; do not turn from it to the right hand or to the left, that you may [a]prosper wherever you go. 8 This Book of the Law shall not depart from your mouth, but you[b] shall meditate in it day and night, that you may observe to do according to all that is written in it. For then you will make your way prosperous, and then you will have good success. Joshua 1:7-8 NKJV,
Finally, my brethren, be strong in the Lord and in the power of His might. Put on the whole armor of God, that you may be able to stand against the [a]wiles of the devil. Ephesians 6:10-11 NKJV
Dalam ayat ini, Tuhan mengatakan agar kita menjadi kuat, perhatikan semua yang Dia katakan dan maka kita akan berhasil dan beruntung. Di dalam perjanjian baru juga dikatakan hal yang sama. Jadi kita harus memilih untuk berkata apakah kita lemah dan tidak mampu, dan sebaliknya percaya bahwa tidak ada limitasi tentang apa yang Tuhan bisa lakukan dalam hidup kita.
Gereja JPCC ini adalah contohnya, semua hal yang tidak dipercayai banyak orang sebelumnya tetap bisa dijadikan oleh Tuhan. Disaat kita percaya diri kita sebagaimana yang Tuhan katakan, kita akan memasuki tempat yang baru, dan kesempatan akan terus menerus datang dalam hidup kita.
Tentu ini tidak berarti bahwa hidup kita akan menjadi lebih mudah, karena selalu ada tantangan yang harus kita hadapi dan menangi, tetapi Tuhan berkata bahwa Kebaikan dan Kemurahan Tuhan akan selalu menyertai kita. Jangan cari yang gampang, tetapi cari yang Baik dan percaya bahwa kita kuat.
Supporting Verse – You therefore, my son, be strong in the grace that is in Christ Jesus. 2 Timothy 2:1 NKJV
And what more shall I say? For the time would fail me to tell of Gideon and Barak and Samson and Jephthah, also of David and Samuel and the prophets: who through faith subdued kingdoms, worked righteousness, obtained promises, stopped the mouths of lions, quenched the violence of fire, escaped the edge of the sword, out of weakness were made strong, became valiant in battle, turned to flight the armies of the aliens. Hebrews 11:32-34 NKJV
Mungkin setiap dari kita memulai atau memasuki masa kehidupan dimana kita merasa lemah, tidak bisa dan tidak mampu menghadapi pergumulan dan tekanan yang ada. Di amerika, Ada temuan yang menyatakan bahwa 80% anak millenial keluar dari pekerjaan karena mereka merasa bahwa pekerjaan mereka tidak baik untuk kondisi mental mereka.
Studi ini juga membandingkan juga dengan generasi sebelumnya yaitu generasi Baby Boomers (generasi orang tua mereka), temuannya menemukan bahwa hanya kurang dari 5% orang tua millenials yang berhenti dari pekerjaan mereka karena kondisi mental atau stress.
Jadi, apakah yang terjadi disini? apakah pekerjaannya menjadi terlalu berat? atau tekanan hidup di jaman sekarang yang menjadi begitu besar? atau beban mental bertambah?
Menurut saya, cara berpikir kita yang menentukan dan mengontrol hidup kita, karena jika kita berpikir bahwa kita tidak mampu, maka kita akan benar-benar tidak mampu melakukan hal tersebut. Begitu juga disaat kita merasa diri kita tidak kuat. Tentu ada beberapa atau segelintir orang yang memang membutuhkan bantuan dalam masalah kondisi mentalnya, tetapi kebanyakan yang salah adalah pola pikir kita dan keyakinan yang negatif dan tidak berasal dari Tuhan.
Alkitab berkata agar kita bisa mengalami pembaharuan pikiran, yang seharusnya mendefinisikan diri kita adalah Tuhan, dan bukan dunia.
Let your creator tell you who you are – You are who He says you are.
Jika kita percaya bahwa kita adalah sebagaimana apa yang Bapa dan Tuhan kita katakan, kita akan memasuki tempat dan berbagai kesempatan yang baru, dan pasti amat baik.
Supporting Verse – Watch, stand fast in the faith, be brave, be strong. Let all that you do be done with love. 1 Corinthians 16:13-14 NKJV
And He said to me, “My grace is sufficient for you, for My strength is made perfect in weakness.” Therefore most gladly I will rather boast in my infirmities, that the power of Christ may rest upon me. Therefore I take pleasure in infirmities, in reproaches, in needs, in persecutions, in distresses, for Christ’s sake. For when I am weak, then I am strong. 2 Corinthians 12:9-10 NKJV
Seperti apa yang dikatakan Paulus, disaat dia merasa lemah, dia tahu bahwa dia kuat di dalam Tuhan. Tentu ada saatnya dimana kita semua merasa lemah, kadangkala semua stress yang dihadapi pekerjaan dan keluarga menjadi begitu berat, pada saat itulah kita harus bisa menjadi seperti Paulus, disaat kita merasa lemah, pada saat itulah kita menjadi kuat karena Tuhan menyertai kita, dan Kasih Karunianya dan Kebaikannya mengikuti kita selama-lamanya, pertahankan Identitas Rohani kita.
Ketahui apa yang Tuhan katakan mengenai siapa diri kita sesungguhnya, jangan pedulikan apa kata-kata orang lain mengenai diri kita, kita adalah sebagaimana apa yang Tuhan katakan tentang diri kita.
Kejadian dimana seseorang bergumul dengan rasa tidak aman dan tidak percaya diri banyak sekali terjadi di Alkitab, banyak Hamba Tuhan yang perkasa itu memulai dari kejadian ini seperti halnya Gideon. Seluruh Bangsa Israel juga sempat melihat dirinya seperti belalang, dan berakibat generasi tuanya tidak memasuki tanah perjanjian.
Kehidupan Musa juga mirip, dimana dia pernah bersembunyi di padang gurun selama 40 tahun. Lahir sebagai seorang Yahudi dan dibesarkan di Rumah Tangga Firaun. Sejarah mengatakan bahwa dia ada seorang pemimpin yang hebat dalam ketentaraan pasukan mesir, dan suatu hari dia melakukan kesalahan saat membunuh satu orang mesir untuk menyelamatkan salah satu budak orang yahudi.
Akibatnya, dia harus lari dan merasa bahwa dia kelewatan dan tidak pernah bisa mendapatkan apa yang dulu dia dapatkan, dia merasa begitu gagal, dan bersembunyi di padang gurun selama 40 tahun.
40 tahun adalah waktu yang lama dalam kesendirian, dia punya keluarga kecil dan sekarang di usia 80 tahun dan belum pernah berbuat apa-apa dalam hidupnya kecuali menggembalakan domba. Tuhan tiba-tiba datang kepadanya dan berkata “Mari kita bantu Bangsa Israel keluar dari Mesir, Aku memanggil kamu, dan kamu akan membebaskan bangsa Israel”.
Respon Musa disaat mendengar ini adalah merasa kecil, dan berkata “Siapakah Aku?”. Musa tidak berkata bahwa Tuhan tidak bisa melakukan hal itu, tetapi dia berpikir bahwa dirinya tidak bisa, dan memberikan begitu banyak alasan untuk tidak mengikuti panggilan Tuhan.
Semua ini karena rasa tidak aman dan rasa tidak percaya dirinya, sehingga Tuhan harus berbicara kepadanya melalui semak belukar yang terbakar. Musa berusaha meyakinkan Tuhan bahwa dia tidak bisa melakukan apa yang Tuhan inginkan, sampai perlahan ada Harun yang diutus untuk menolongnya, dan mereka mulai kembali ke Mesir dan melihat banyak Mukjizat terjadi, dan Musa mulai percaya kepada Tuhan, dan segala sesuatunya mulai berubah.
Musa pernah bertatapan muka secara langsung dengan Tuhan, dan untuk seorang berusia 80 tahun yang pernah merasa dirinya seorang pecundang, dia menjadi Pahlawan Alkitab yang begitu gagah perkasa.
Dimanapun kita berada, dan apapun yang kita rasakan, disaat kita mulai percaya kepada Janji Tuhan, dan mulai melihat Tuhan sebagaimana Dia melihat diri kita, maka Hidup kita akan naik, kesempatan mulai akan datang, Tuhan akan melakukan perkara-perkara baru dalam hidup kita. Jika kita percaya, segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya kepadaNya.