JPCC Kota Kasablanka Service 3 (29 April 2018)
Kita sedang berbicara mengenai Iman bulan ini, Iman adalah fondasi kehidupan orang percaya, kita bisa berada disini karena ada fondasi yang menopang, fondasi adalah sesuatu yang tidak kelihatan tetapi dibangun terlebih dahulu, fondasi menentukan tinggi-nya sebuah bangunan.
Opening Verse – “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” 2 Petrus 1:5-7 TB
Kita lihat disini bahwa yang pertama kali disebut dan yang paling dasar adalah Iman, jangan stop sampai disitu dan tambahkan kepada Iman kita, yaitu kebajikan atau moral excellence, dan juga knowledge atau pengetahuan, pengetahuan merupakan kekuatan, dan juga pengetahuan diri agar kita tidak memanipulasi kekuatan yang kita punya untuk menolong orang lain.
Kalau kita bicara soal level, Fondasi yang paling tidak kelihatan adalah Iman, dan yang paling tinggi adalah Kasih kepada semua orang.
Kalau bicara dalam sebuah lingkaran, lingkaran paling dalam adalah Iman, dan lingkaran paling luar adalah Kasih.
Iman bicara sesuatu yang tidak kelihatan tetapi termanifestasi dalam bentuk yang nyata dan mempunyai dampak yang kelihatan.
Supporting Verse – “Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Yohanes 20:29 TB
“– sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat –” 2 Korintus 5:7 TB
We live by Faith and Not By Sight. Sayangnya, banyak orang yang iman-nya hanya sebatas apa yang yang Tuhan berikan kepada mereka, apa yang terjadi jika Tuhan tidak memberikan mereka apa yang mereka inginkan? Mereka akan menjadi kecewa dan mulai meragukan Tuhan dan Kasih-nya, atau bahkan mulai mundur dari pelayanan karena kecewa.
Apa yang akan terjadi jika kita beriman pada kesembuhan tetapi tidak terjadi, apakah kita akan kecewa? Paulus berkata bahwa Hidup adalah untuk Kristus, dan kematian adalah sebuah keuntungan, bagaimana kita melihat hal ini? Kematian sebagai sebuah keuntungan atau kerugian?
Sebetulnya lebih menguntungkan orang yang “pergi”, dan lebih menyedihkan untuk orang yang ditinggal. Apa yang terjadi pada saat kita mengimani sebuah pekerjaan, tender, atau mengincar seseorang tetapi kemudian kita tidak mendapatkan semua itu?
Pada saat kita mengimani “dia” (calon pasangan), tetapi dia juga-lah yang menolak kita, apa yang akan terjadi? Apa kita akan kecewa dan tidak mau pergi gereja bahkan sampai tidak mau melayani lagi?
Let me ask you this, “Apakah kita senang kalau kalau seseorang datang kepada kita hanya mengincar apa yang ada di tangan kita tanpa memperhatikan muka kita?”
Sayang-nya, banyak orang datang kepada Tuhan, hanya untuk mengincar apa yang Dia bisa lakukan. Banyak orang datang kepada Tuhan seperti itu, hanya sekedar mencari berkat tanpa mau mengenal pribadi-Nya, karena untuk mengenal pribadi-Nya, kita harus Bertobat.
Karena Kasih-Nya, Tuhan ingin membiarkan kita terus berada dalam dosa, Dia ingin menyelamatkan kita, berbalik arah dan mendekat kepada-Nya, tetapi banyak orang mau percaya tetapi tidak mau bertobat dan datang kepada-Nya.
Itu sebab-nya, kita harus mengarahkan Iman kita kepada Yesus dan Pribadi-Nya, kepada siapa Dia, Kepada Karakter-Nya dan apa yang sudah Dia lakukan terlebih dahulu untuk kita.
Supporting Verse – “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20 TB
Kalau kita mengerti ini, maka yang lain hanyalah Bonus. Dia lebih dahulu datang kepada kita, mengasihi kita yangdi dalam dosa dan menyerahkan Diri-Nya demi kita semua, maka yang lain adalah Bonus.
Tetapi hal ini hanya bisa kita lakukan kalau kita mengenal Pribadi Tuhan, punya pengalaman berjalan bersama-Nya, dan benar-benar tahu bahwa Tuhan itu baik, mau disaat Dia menjawab doa kita atau tidak.
Seperti hubungan antara saya, baik atau tidaknua saya tidak bisa diukur dengan apa yang saya berikan kepada-nya. Mau disaat saya memberikan apa yang dia mau atau tidak. Bukan berarti saya jahat disaat tidak memberikan apa yang dia minta. Seringkali saya lakukan itu untuk menyelamatkan-nya.
Begitulah hubungan kita dengan Tuhan. Lihat ke belakang akan semua doa yang kita panjatkan kepada-Nya, dan apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita dalam hidup kita. Kalau ada dari beberapa doa saya dulu “dijawab”, saya tidak akan bertemu istri saya sekarang.
Kita juga harus tahu bahwa Tuhan juga adil, Dia bukan hanya Adil dan Baik, tetapi Tuhan juga Tuhan yang Kudus.
Kalau kita mengenal-Nya kita juga harus mengenal Kekudusan-Nya, Tuhan berkuasa dan mampu untuk mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin, tetapi Dia juga mampu untuk tidak berbuat apa-apa.
Kita juga harus tahu bahwa Tuhan memberi janji dan bukan seperti manusia, Kalau Tuhan berjani, Dia akan menepati-Nya.
Dalam Kitab Daniel, ada cerita mengenai seorang Raja bernama Nebukadnezar, dia membangun patung emas yang tingginya 60 hasta dan lebarnya 6 hasta di wilayah Babel Patung ini harus disembah oleh rakyat-nya, dan yang tidak mau menyembah akan dilempar ke tempat perapian yang sangat panas.
Lalu kemudian ada 3 orang di kisah ini, yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang menolak menyembah patung ini.
Supporting Verse – “Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:16-18 TB
Iman seperti ini yang kita perlu, Iman seperti ini jarang kelihatan. Itulah Iman yang mengalahkan dunia.
Kemudian seperti yang kita tahu dalam cerita diatas, Raja Nebukadnezar menjadi semakin geram, dia kemudian mengikat ketiga orang ini, memanaskan perapian itu 7 kali lipatnya, dan melempar ketiga orang ini kesana.
Saking panas-nya perapian ini, bahkan sampai yang melempar mereka pun mati duluan. Tetapi yang luar biasa, pada saat mereka bertiga dilempar kesana, mereka tidak mati, sebaliknya malah berjalan-jalan disana, dan bahkan ada orang ke-empat yang datang dan bersekutu disana.
Kemudian Raja meminta mereka dikeluarkan, dan hanya tiga orang yang keluar, memang hanya 3 orang ini yang awalnya masuk. Alkitab mencatat bahwa tidak ada satu helai rambut-pun yang terbakar dan tidak ada bau gosong sama sekali dari mereka, pengalaman buruk yang mereka alami tidak membekas sama sekali dalam diri mereka.
Kalau kita lihat dalam kehidupan kita, befitu banyak orang mengalami hal ini, dan kalau selamat, akan keluar dengan “bau gosong”, mempergunakan pengalaman mereka ini untuk mencari empati, Banyak di antara kita yang tidak bisa lepas dari bau gosong, dan dari pengalaman buruk kita, tetapi Iman yang mengalahkan dunia bisa melewati semua ini.
Saya bersyukur dengan kesaksian Sidney Mohede yang luar biasa beberapa minggu lalu tentang derita yang dia alami sekarang, kami semua sudah beriman, berdoa dan mencoba segala cara, tetapi saya sangat suka dengan Iman-nya Sidne yang luar biasa, dan tetap memuji Tuhan bahkan apabila kesembuhan tidak datang, itulah Iman yang perlu dilihat, bukan Iman yang cepat mundur atau ngambek kepada Tuhan saat doa kita tidak dijawab.
Supporting Verse – “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” 1 Yohanes 5:3-5 TB
Mengapa Perintah Tuhan tidak berat?
Karena Perintah itu diberikan untuk keuntungan kita, agar kita bisa menghidupi kehidupan kita secara maksimal.
Sama seperti disaat kita membeli peralatan elektronik yang datang dengan manual book, yang isinya instruksi agar kita bisa memakai barang itu dengan sebaik mungkin.
Kalau kita tidak mau menjalankan instruksi itu, yang rugi adalah kita, bukan penjual, karena penjual sudah menerima uang kita, sama seperti Perintah Tuhan yang berguna untuk menyelamatkan kita. Kita-lah yang rugi jika tidak melakukan-nya.
Jaman sekarang seringkali identik dengan jaman kebebasan, dan “perintah-perintah” identik dengan masa lalu dan bersifat kuno, tetapi Instruksi Tuhan tidak ada urusan dengan jaman dahulu atau sekarang, fokusnya adalah untuk keuntungan kita agar bisa hidup maksimal.
Sharing Ps. Jeffrey – Beberapa waktu lalu saat saya ada di bali, saya melihat mereka memasang sign besar “Ombak Tinggi, Do not Swim”. Saya melihat memang ombaknya begitu tunggu, perintah itu digunakan untuk menyelamatkan kita.
Jadi jika Tuhan berkata agar kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, dan kita bergumul apabila Tuhan tidak tahu sakit yang kita alami seperti apa, tetapi Tuhan tahu “sakitnya” seperti apa, makanya Dia ingin agar kita bisa melepaskam diri dari sakit itu dengan memberikan pengampunan, agar kita bisa bebas dan menutup halaman itu, dan bergerak menuju halaman yang selanjutnya dalam hidup.
Sama seperti perpuluhan, bukan karena Tuhan mau uang kita tetapi Dia sedang memperkenalkan prinsip kehidupan untuk keuntungan kita, bahwa semua buah ada Biji-Nya, kembalikan lagi ke tanah agar kita bisa mendapatkan buah berikutnya, jangan dimakan Biji-nya. Kalau kita tidak melakukan, yang rugi adalah kita sendiri.
Sama seperti hal berbuat zinah, bukan karena kuno, tetapi karena Dia ingin kita punya hubungan yang luar biasa jika memakai seks dalam konteks yang benar di pernikahan.
Ibarat-nya kita membeli amplop, ada bagian amplop yang dipakai untuk menutupi, dan selalu ada selaput-nya, disaat selaput ini dibuka, itulah tingkat kerekatan yang paling tinggi dalam amplop itu. Tetapi sebaliknya jika selaput ini dibuka beberapa kali, tingkat kerekatan atau kelengketan itu tidak akan sehebat tingkat kerekatan atau kelengketan yang pertama.
Giliran kita akhirnya bisa bertemu dengan pasangan yang tepat dalam pernikahan, tingkat kelengketan atau kerekatan yang ada sudah tidak maksimal, kena angin sedikit, amplop ini mudah terbuka, dan jarang melakukan hubungan yang seharusnya sering mereka lakukan disaat menikah.
Supporting Verse – “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” 1 Yohanes 5:3-5 TB
Terlalu banyak orang yang Iman-nya hanya diarahkan kepada barang (gadget atau mobil baru), dan kalau tidak mendapatkan-nya, akan menajdi ngambek dan tidak mau melayani lagi, Iman hanya berbentuk “transactional” saja.
Kita seringkali hanya menghitung berkat Tuhan dari apa yang kelihatan saja, kita akan malu kepada Tuhan, karena ada banyak hal yang kita tidak merasa bahwa itu berkat, padahal itu berkat Tuhan dalam hidup kita. Hanya karena tidak melihat, bukan berarti Tuhan tidak memberkati kita.
Sharing Ps. Jeffrey – Sebagai seorang ayah, berkali-kali saya menyelamatkan anak saya, dari pintu yang kena angin dan bisa tertutup otomatis, dari ujung meja saat dia berlari-lari, dari makanan-makanan yang tidak seharusnya dia makan, dari piring yang kotor dan belum dicuci, dan bahkan dari colokan listrik, semua ini tanpa dia tahu.
Bayangkan jika anak ini menjadi besar dan ngambek, melawan kepada ayah-nya hanya karena tidak dikasih uang saku?
Begitu juga Kasih Tuhan dalam hidup kita, tanpa kita lihat dan sadari, Dia sudah menyelamatkan kita dalam berbagai hal (virus dan sakit penyakit salah satunya), kalau kita mau hitung-hitungan dengan Tuhan, kita akan merasa malu, kenali dulu wajah-Nya, maka semuanya adalah bonus untuk kita semua, semua keinginan dan doa kita tidak ada artinya jika kita bisa melihat Tuhan face-to-face dengan semua kecermalangan, kehebatan dan kemegahan-Nya.
Sama seperti disaat kita bertemu orang yang begitu kita idam-idamkam (Star-Struck), bahkan sampai lupa minta foto dan tanda tangan, karena begitu gembira untuk bertemu dengan-nya, bayangkan apalagi jika kita bisa bertemu Tuhan.
Supporting Verse – “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.”
Roma 4:18-22 TB
Abraham memuliakan Tuhan sebelum dia mendapatkan anak, dan juga sebelum dia melihat Janji Tuhan.
Mentor saya, Dr. AR Bernard, pernah berkata bahwa “Faith is accepting as true what God has revealed in His Word”, menerima sebagai kebenaran apa yang tuhan nyatakan sebagai Firman-Nya – Dr. AR Bernard.
Disaat seseorang berbicara, jika kita tidak bisa menerima perkataan-nya, kita akan kesulitan untuk menjadi percaya kepada-nya, begitu juga sebaliknya.
Supporting Verse – “seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa” — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.” Roma 4:17 TB
“(as it is written, A father of many nations have I made thee) before him whom he believed, even God, who giveth life to the dead, and calleth the things that are not, as though they were.” Romans 4:17 ASV
Itu sebabnya Iman mengakui dan tidak menyangkalkan realita, tidak mengatakan yang ada menjadi seolah-olah tidak ada, tetapi Iman mengatakan apa yang belum tanpak, menjadi seolah-olah ada, melihat persoalan, dan pada saat bersamaan melihat jalan keluar, melihat penyakit dan pada saat bersamaan melihat kesembuhan.
Jadi kita harus mengakui disaat kita sakit atau dalam keadaan kurang baik, dan percaya dengan Janji Tuhan, lihat bahwa kita tidak akan sakit terus, bahwa ini hanya sementara saja.
Dan juga agar kita bisa ditolong oleh orang di sekeliling kita, Tuhan bisa mengirim orang untuk menolong kita.
Iman melihat realita, dan pada saat bersamaan melihat juga kesempatan, jangan menggunakan Iman untuk mendapatkan apa yang kita mau, tetapi pakai Iman untuk mendapatkan apa yang Tuhan mau.
Seringkali kita bilang, “All i want is to do God’s will”, Kita perlu tahu bahwa semua kehendak Tuhan memerlukan Iman, baik saat Dia berjalan di atas air, dan meminta Petrus untuk berjalan kepada-Nya.
JPCC adalah manifestasi Iman, saat saya memulai JPCC, Tuhan berkata agar saya tidak melakukan kolekte, itu sebab-nya sampai hari ini tidak dilakukan. Saya tahu bahwa pasti ada banyak di antara kita yang datang dan pergi sesuka hati-nya kesini, padahal tentu semua yang ada disini tidak gratis. Tetapi ini hebat-nya Tuhan, kalau Dia tidak bisa memakai “orang-nya” sendiri, Tuhan bisa memakai orang lain dan bahkan orang asing sekali-pun untuk memberkati kita.
Tetapi kalau saya secara pribadi, Saya mau agar saya sendiri yang dipakai Tuhan. Suatu hari ada orang yahudi yang dipukuli dan ditinggali terletak sampai hampir mati, dan semua orang melewati dirinya, termasuk seorang Lewi dan Imam.
Tetapi orang samaria yang secara budaya bermusuhan dengan orang yahudi, ini sebaliknya berhenti, mengangkat orang sakit ini diatas kuda, membawa dia ke penginapan, dan merawatnya sampai sembuh, berapa-pun biaya yang dibutuhkan.
Itu sebab-nya saya tidak takut karena saya tahu siapa Tuhan saya. Kalau kita tidak mau dipakai oleh-Nya, Tuhan bisa memakai orang lain untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada. God is Good.
Closing Verse – “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” 2 Petrus 1:3-4 TB