Jesus Our Servant King By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Sutera Hall 2nd Service (26 May 2024)

“Jesus Our Servant King” adalah judul kotbah saya pada hari ini, Seringkali kita bernyanyi Dan berdoa bahwa kita mau menjadi serupa seperti Yesus, tetapi apakah kita tahu Yesus itu seperti apa?

Bagaimana Dia bersikap, berprilaku dan meresponi terhadap segala situasi? Mau tidak mau, kita harus membaca Alkitab agar bisa mendapat gambaran Yesus itu seperti apa, bagaimana Dia berbicara, berprilaku dan meresponi terhadap situasi yang ada di sekitarNya.

Opening Verse – Yesus tahu bahwa Bapa sudah menyerahkan seluruh kekuasaan kepada-Nya. Ia tahu juga bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Sebab itu Ia berdiri, membuka jubah-Nya, dan mengikat anduk pada pinggang-Nya. Sampailah Ia kepada Simon Petrus, yang berkata, “Tuhan, masakan Tuhan yang membasuh kaki saya?” Yesus menjawab, “Sekarang engkau tidak mengerti apa yang Kulakukan ini, tetapi nanti engkau akan mengerti.” “Jangan, Tuhan,” kata Petrus kepada Yesus, “Jangan sekali-kali Tuhan membasuh kaki saya!” Tetapi Yesus menjawab, “Kalau Aku tidak membasuhmu, engkau tidak ada hubungan dengan Aku.” Yohanes 13:3-8 BIS

‭that Jesus, knowing that the Father had put everything into His hands, and that He had come from God and was [now] returning to God, got up from supper, took off His [outer] robe, and taking a [servant’s] towel, He tied it around His waist. Then He poured water into the basin and began washing the disciples’ feet and wiping them with the towel which was tied around His waist. When He came to Simon Peter, he said to Him, “Lord, are You going to wash my feet?” Jesus replied to him, “You do not realize now what I am doing, but you will [fully] understand it later.” Peter said to Him, “You will never wash my feet!” Jesus answered, “Unless I wash you, you have no part with Me [we can have nothing to do with each other].” John 13:3-8 AMP

Suatu kejadian yang sangat menarik. Saya suka sekali memerhatikan orang dan situasi, ada yang bilang seorang pemimpin adalah seorang pembaca, bukan hanya sekedar membaca buku tetapi juga membaca orang, situasi dan keadaan.

Baik saat saya bertemu ke rumah orang, di mall, dan di airport, dimanapun saya berada, buat saya menarik karena kita bisa melihat dan mereka-reka mengapa seseorang berbuat demikian. 

Karena pasti ada yang mencotohkan atau memberikan ide sehingga ditiru perbuatannya, terutama oleh orang tua di rumah dan dilihat biasanya oleh anak-anak. Jadi saya tidak heran melihat seorang pria atau wanita muda yang gayanya sangat “bossy”. Pasti ada yang mencontohkan, saya sering melihatnya di airport di jakarta dimana ada banyak orang muda yang begitu sampai di Jakarta langsung membiarkan bawahannya untuk mengangkat semua bagasi dan belanjaannya saat sampai di airport. 

Atau di mall, saya melihat anak kecil yang membentuk supir dan mbanya, atau bahkan sampai masuk gereja, saya jadi mereka-reka siapa yang mengajar mereka seperti itu, tentu bukan di JPCC ya tentunya (wink).

Dari ayat diatas, Yesus disini tentu aware bahwa seluruh Kekuasaan ada di TanganNya. Murid-muridNya berpikir bahwa Dia tentu akan memerintah, mengalahkan dan mungkin menggulingkan pemerintahan yang ada saat itu. Yesus bisa melakukan apa saja dengan kekuasaanNya kalau Dia mau, tetapi yang Dia lakukan justru adalah melepas JubahNya, dan mencunci semua kaki para MuridNya.

Suatu hal yang luar biasa dan tentu tindakan ini mengejutkan semua muridNya. Mencuci kaki adalah pekerjaan Hina dari para budak saat itu tetapi Yesus sebagai guru melakukannya kepada semua muridNya.

Tentu semua yang dilakukan Yesus ada maknanya, Dia menggambarkan bahwa itu sama dengan membersihkan dosa dan kesalahan dari para MuridNya. Tetapi pada saat yang bersamaan juga memberikan satu pelajaran bahwa kalau seorang Pemimpin mau terhubung dengan bawahannya, cara yang terbaik adalah dengan melayani mereka. 

Secara gravitasi, Turun tangga jauh lebih mudah daripada naik tangga tentunya, tetapi kalau seseorang yang sudah punya status dan jabatan, turun itu begitu berat untuk mereka. Karena ada aspek “jaim” atau “jaga image”, tetapi Yesus memakai kesempatan ini untuk mengajar kepada MuridNya bahwa Power is for Service

Kekuasaan itu supaya kita bisa melayani orang lain. Ada satu keuntungan yang sangat besar pada saat seorang pemimpin mau melayani bawahannya, disaat itu terjadi maka dia harus turun ke level yang sama dengan bawahannya, maka akan mudah untuk bawahan untuk melihat pemimpinnya dari jarak dekat dan pada saat yang sama, si pemimpin juga bisa menunjukkan standard yang sama untuk dilakukan bawahannya dalam melakukan pekerjaannya.

Ini juga adalah posisi yang terbaik bagi pemimpin untuk didengarkan oleh bawahannya, keuntungannya justru ada di kita sebagai pemimpin yang punya pengaruh yang lebih besar. 

Saya yakin apa yang dilakukan Yesus sangat membekas di hati para MuridNya, dan menjadi contoh bagi mereka saat berada di posisi sebagai seorang pemimpin dan tentu akan melakukan hal yang sama. 

Tetapi hal yang negatif juga bisa membekas di hati orang lain. Saya selalu mengingatkan kepada teman sepelayanan disini disaat diundang melayani agar jangan menjadi “bossy” dan menjadi batu sandungan, karena kita ada disini untuk menjadi berkat untuk mereka. Kita harus melakukan apa yang Yesus lakukan jika kita mau menjadi representasi dari Yesus. 

Supporting Verse – ‭Kata Yesus: ”Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: ”Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Matius 20:21 TB

Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Matius 20:24 TB

Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:25-28 TB

Apa yang Yesus sampaikan tentu kontradiktif dengan apa yang muridNya lihat dalam keseharian mereka. Yesus tidak melarang mereka menjadi besar dan terkemuka, tetapi ada jalan yang lebih baik kalau mereka mau menjadi yang besar dan terkemuka, yaitu dengan cara melayani. 

Melayani bukan karena keharusan, tetapi karena kita punya spirit atau semangat of servanthood, melayani adalah bentuk manifestasi dari Kasih dan bagian dari memberi. Tujuannya adalah orang yang dilayani bisa merasa puas dan bisa mendapatkan lebih dari yang diinginkan. Lebih baik memberi daripada menerima seperti kata Yesus.  

Sharing Ps. Jeffrey – Suatu hari saat di pesawat, saya duduk di setelah seorang owner perusahaan besar, dan ketika kita mendarat dan orang-orang sudah bisa berdiri. Saya masih membereskan cable di kursi saya, dan orang ini berdiri dan menurunkan koper saya yang berat, saya kaget dan dia berkata bahwa “Saya suka melayani orang, dan apalagi melayani seorang Hamba Tuhan”. Tidak heran perusahaannya besar karena bossnya punya spirit seperti itu.

Di cerita lain, Saat saya dan istri ke Surabaya, ada juga seorang suami istri yang dekat dengan kami, sukses dan aktif melayani di tim hospitality gerejanya. Disaat mereka sedang mampir ke Jakarta dam ingin berkunjung ke gereja kami, kami memberitahukan mereka bahwa mereka bisa tinggal bersama atau dekat kami, dan bisa pergi bersama ke gereja agar bisa kita bantu supaya duduknya berdekatan dengan kami.

Di hari minggu, mereka sampai lebih awal Dari waktu janjian kami, dan istrinya juga membawa kopi kesukaan istri saya. Istri saya sampai kaget dan berkata bahwa seharusnya dia yang melayani mereka karena mereka adalah tamu kami di Jakarta, tetapi mereka berkata seperti ini, “We love to serve, that’s who we are”. Istri saya bercanda bahwa mungkin kalau mereka bergereja di Jakarta, istri saya akan hijack mereka. 

Gerejanya seharusnya penuh dengan orang-orang seperti ini. Menjadi seperti Yesus adalah menjadi orang-orang yang rendah hati, Humility is not to think less about ourselves but to think about ourselves less. 

Avanah” adalah biblical term dari rendah hati, to occupy your God-given space in the world- not to overestimate yourself or your abilities, and to not underestimate them either. 

Ada 3 aspek “Rendah hati” di Alkitab yang berbeda dengan dunia

1. Melibatkan dan menyadari posisi kita 

Baik itu di hadapan Tuhan atau orang lain, tidak melebih-lebihkan dan juga tidak meremehkan diri kita sendiri.

Supporting Verse – Musa adalah orang yang sangat rendah hati, melebihi semua orang yang hidup di bumi ini. Bilangan 12:3 BIS

Alkitab mengajarkan bahwa orang yang sadar siapa dirinya adalah orang yang rendah hati. Musa tahu bahwa kepemimpinan dan pencapaiannya adalah anugerah Tuhan. 

2 Pandangan diri yang seimbang

Bukan tentang mencela diri sendiri melainkan tentang penilaian realistis kepada diri sendiri, mengakui kelemahan dan kekuatan kita secara jujur, tahu kekuatan kita dimana. Dia tahu akan kekurangan dan keahlian serta prestasinya, tetapi dia tidak mengejar puji-pujian akan kemampuan dan prestasinya. 

Dia sadar bahwa semua itu berasal Dari Tuhan. Makanya disebut sebagai “Gifted”, dia sudah menerima “Gift” Dari Tuhan. 

3. Kepedulian terhadap orang lain

Dia memprioritaskan kebutuhan orang lain dan mengasihi mereka. “True Worship”, dimana kita bisa memperlihatkan “mercy” and “justice” while we walk humbly before God.

Mengosongkan diri artinya “make of no reputation”, sangat susah apalagi jika kita tahu bahwa kita punya kekuatan dan otoritas. Kita bisa buat apa saja tetapi memutuskan untuk tidak mempergunakan itu. 

Mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang Hamba. Susah, tetapi itu yang diharapapkan dari kita sebagai anak Tuhan. Di budaya Ibrani, kerendahan hati dianggap sebagai kekuatan, memberikan ruang kepada generasi berikutnya juga bukti daripada kerendahan hati.

Itulah kekuatan kita. Dalam keseharian kita, kerendahan hati diperlihatkan dengan belajar mendengar orang berbicara. Terbuka dengan perspektif orang lain, mengucapkan Terima Kasih, melayani juga berarti menolong orang dan mempermudah hidup mereka, membuka jalan untuk mereka bisa mencapai apa yang mereka perlukan.

Supporting Verse – ‭dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Filipi 2:3-4 TB

‭”Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” Mikha 6:8 TB

‭Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:5-8 TB

“Avanah” menyadari posisi kita di hadapan Tuhan dan orang lain, mendahulukan kepentingan orang lain, jadi disaat kita berdoa mau menjadi seperti Yesus, kita tahu menjadi Yesus itu seperti apa.

Semoga kita sebagai gereja berhasil menunjukkan kerendahan hati dimanapun kita berada. Ingat, dengan Yesus mencuci kaki MuridNya, tidak membuat Dia kehilangan Kuasa, status, citra, atau PosisiNya, tetapi justru membuat Dia semakin berpengaruh dengan orang yang dilayaniNya. That’s powerful.

P.S : Mau info aja bahwa aku baru2 ini join supplier daging untuk Restoran dan B2C bernama Beli Babi, Bli! (BBB). Bagi yang tertarik, Feel free to visit our retail store (utk area Alsut, Tangerang, dan sekitarnya) ya : https://tokopedia.link/SZAWN1pxNGb

Also,If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes