Right Perspective By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Online Service (5 April 2020)

Ada pengumuman penting hari ini, yaitu untuk tahun ini kita tidak akan mengadakan Excellent Sacrifice. Percayalah bahwa Tuhan sudah mempersiapkan kita semua untuk menghadapi musim ini dan kitalah yang harus peka dan memanfaatkan musim ini.

Online Service ini hanyalah salah satu cara untuk menyampaikan kabar baik, cara dan metode bisa saja berubah-ubah tetapi kebenaran tetaplah sama, bahya Yesuslah Tuhan, jalan kebenaran dan hidup, dan Dia selalu baik dan tidak berubah dulu sekarang dan selama-lamanya. Dia maha hadir bersama dengan kita.

Tidak ada yang mengejutkan untukNya, Dia sudah mempunyai jalan keluar dan manusia yang harus menemukannya.

Opening Verse – “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Matius‬ ‭7:7‬ ‭TB‬‬

Tuhan tidak akan menyuruh kita untuk meminta kalau Dia tidak punya, Dia tidak akan menyuruh kita untuk mencari kalau memang tidak ada. Jadi, mintalah, carilah, ketuklah, ada jalan keluar untuk persoalan yang sedang kita hadapi.

Supporting Verse – “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus‬ ‭10:13‬ ‭TB‬‬

Tuhan tahu keadaan kita seperti apa, Dia mau kita keluar sebagai pemenang dan memanfaatkan badai untuk keuntungan kita semua.

Sharing Ps. Jeffrey – Saya masih ingat saat saya sedang ada di Bali, ombak di depan hotel saya menginap begitu besar dan menakutkan. Disaat saya sedang mengamati ombak itu, teman saya orang australia malah berkata “Inilah yang saya tunggu-tunggu”, dan selanjutnya dia segera pergi berselancar.

Untuk saya, jelas teman saya ini memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai ombak yang menakutkan tersebut.

Tentu saya tidak mengharapkan keadaan sekarang yang sulit ini datang, Namun kita sudah terlanjur ada di dalamnya. Mari kita ambil yang baik dan positif, dan bermanfaat untuk kita dan banyak orang.

Akan jadi seperti apakah kita disaat badai ini berlalu? Karena badai akan datang dan pergi. Percayalah bahwa Badai akan datang dan pergi selanjutnya.

Apakah kita menjadi pribadi yang lebih baik atau buruk? Lebih sehat atau sebaliknya? Lebih dekat dengan Tuhan atau sebaliknya? Apa yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan yang terbaik dari musim yang sulit ini?

Ada 4 Poin yang saya ingin bagikan kepada kita semua :

1. Don’t be Naive.

Naive means lack of (wordly) experience and understanding, it is being immature, unaware of overly trusting.

Orang yang naif adalah orang yang kurang berpengalaman, kurang memiliki pengertian dan kurang dewasa. Dewasa tidak berbicara soal umur, karena ada orang yang muda tetapi dewasa cara berpikirnya dan begitu juga sebaliknya.

Menjadi naif membuat kita berpikir pendek dan tidak berpikir panjang, hindari hal ini.

Supporting Verse – “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” Amsal‬ ‭22:3‬ ‭TB‬‬

The prudent person sees trouble ahead and hides, but the naïve continue on and suffer the consequences. Proverbs 22:3 ISV

“Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya?” Amsal‬ ‭6:27-28‬ ‭TB‬‬

Artinya kalau kita bermain dengan api, paling tidak kita bisa hangus dan terbakar. Orang yang naif memiliki pengharapan yang tidak masuk akal, seperti merasa bahwa dirinya tidak mungkin terkena virus disaat keadaaan mencekam seperti sekarang.

Supporting Verse – “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Hosea‬ ‭4:6‬ ‭TB‬‬

“My people are destroyed for lack of knowledge. Because you have rejected knowledge, I also will reject you from being priest for Me; Because you have forgotten the law of your God, I also will forget your children.” Hosea‬ ‭4:6‬ ‭NKJV‬‬

Jadi kita perlu mencari tahu dan ambil pengertian bahwa apakah covid-19 itu? Pemerintah sudah berusaha setiap hari untuk memberikan update terkait hal ini, artinya pengertian tentu bisa kita dapatkan dan pelajari. Jangan diam saja, kita harus mempelajarinya.

Saya bersyukur punya beberapa rekan influencer seperti Edward Suhadi yang sibuk membuat video untuk memberikan pengertian dasar covid-19 ke masyarakat sehingga mereka tidak perlu panik dan takut.

Takut itu adalah hal yang biasa, Tuhan memberikan kita respon akan adanya hal-hal yang ada di luar kendali kita. Saya pun masih manusia dan bisa merasa takut, tetapi yang tidak boleh adalah jika kita dikuasai oleh ketakutan.

Roh Tuhan memberikan kita cara berpikir yang sehat, Iman bukan menyangkali realita, tetapi tidak menyerah pada realita karena kita bersandar pada Tuhan, sumber yang lebih besar dari persoalan kita.

Ikuti saran pemerintah dan lakukan social distancing, perhatikan imun kita agar terjaga dan jangan panik.

2. Use Clear Thinking and Common Sense.

Dalam keadaan seperti ini, kita harus berpikir jernih dan memakai akal sehat, bukan akal sakit. Agar kita memiliki perspektif yang benar tentang situasi yang ada.

Kita perlu sering mencuci tangan agar semua yang kotor dan tidak nampak kasat mata bisa segera dihilangkan. Kalau kita bersih, kita akan bebas dari virus dan hidup kita akan jadi lebih sehat.

Demikian juga, setiap hari ada virus yang menempel di pikiran kita seperti pikiran yang kotor dan jahat, makanya kita harus sering membasuh pikiran kita dengan Firman Tuhan. Penting untuk membaca Firman Tuhan agar dapat melawan semua pemikiran yang membingungkan dan mendatangkan ketakutan.

Sharing Ps. Jeffrey – Saya jadi ingat dengan pelajaran yang diberikan oleh Dr. AR Bernard, dikatakan bahwa kita harus mengerti jelas bedanya Worry dan Concern.

Worry atau Kekuatiran memberikan perasaan yang negatif dan membuat kita menjadi tidak produktif. Karena kita berpikir bahwa masalah terlalu besar dan tidak ada yang bisa dilakukan, berdiam diri dan menjadi stress.

Sementara Concern sebaliknya mengerti akan tantangan yang ada di depan kita dan akan membuat kita berpikir, apa yang bisa dilakukan? Dan selanjutnya hal ini akan membuat kita menjadi lebih kreatif, berinovasi dan membuat kita menjadi lebih produktif.

Itu sebabnya kita perlu pikiran kita jernih agar bisa melihat dengan jelas musim dimana kita berada saat ini.

Supporting Verse – “Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak. Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. Karena T UHAN lah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.” Amsal‬ ‭3:21-26‬ ‭TB‬‬

“Dear friend, guard Clear Thinking and Common Sense with your life; don’t for a minute lose sight of them. They’ll keep your soul alive and well, they’ll keep you fit and attractive. You’ll travel safely, you’ll neither tire nor trip. You’ll take afternoon naps without a worry, you’ll enjoy a good night’s sleep. No need to panic over alarms or surprises, or predictions that doomsday’s just around the corner, Because GOD will be right there with you; he’ll keep you safe and sound.” Proverbs‬ ‭3:21-26‬ ‭MSG‬‬

Jadi, manusia rohani bukanlah orang yang tidak memakai akal sehatnya.

Supporting Verse – “Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.” Amsal‬ ‭10:21‬ ‭TB‬‬

“The words of the godly encourage many, but fools are destroyed by their lack of common sense.” Proverbs‬ ‭10:21‬ ‭NLT‬‬

Kita semua diberi akal oleh Tuhan, dan merupakan kewajiban kita untuk memelihara akal sehat kita. Kalau Tuhan pakai, maka akan diurapi olehNya, dan akan menjadi common sense and Godly Wisdom.

3. Quick to Listen, Slow to Speak.

Supporting Verse – “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;” Yakobus‬ ‭1:19‬ ‭TB‬‬

Hari-hari ini banyak orang yang cepat mendengar, tetapi cepat juga untuk berkata-kata atau tweeting dan repost. Saya pun kiga harus melatih diri saya sendiri akan hal ini.

Mengapa hal ini perlu dilakukan? Supaya kita ounya waktu untuk memproses apa yang kita dengar, dapatkan pengertian terlebih dahulu, jika hal itu memang bermanfaat bagi kita, barulah bagikan ke orang lain.

Contoh yang sederhana, disaat anda mendengarkan kotbah, cernalah dan lakukan hal ini terlebih dahulu, baru setelahnya dibagikan ke orang lain.

Masalahnya ada orang yang berpikir bahwa posting itu sama dengan melakukan Firman Tuhan, dan merasa dirinya lebih baik setelah melakukan hal tersebut. Posting atau Repost tidak sama dengan melakukan Firman Tuhan.

Jangan jadi agen untuk memberitakan hal yang kita tidak tahu kebenarannya. Be quick to listen and very slow to speak and get angry.

4. Hear the Voice of the Holy Spirit.

Sharing Ps. Jeffrey– Teman saya kemarin melemparkan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada para gembala. Disaat seperti ini, dia bertanya “Sudahkah kita menanamkan keintiman dengan Roh Kudus kepada jemaat atau justru sebaliknya membuat jemaat sangat tergantung kepada pelayanan kita?”

Suatu pertanyaan yang membuat kita semua harus instropeksi diri, terutama untuk para Hamba Tuhan. Kita sering kesulitan mendengar Suara Tuhan karena kesibukan dan keseharian kita.

Namun sebagian besar kita saat ini dipaksa untuk diam di rumah. Pakailah kesempatan ini untuk mendekat kepada Tuhan dan kenali FirmanNya. Jangan memakai waktu untuk hal yang tidak penting seperti menyebarkan berita buruk dan menghakimi orang lain.

Supporting Verse – “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.” Yohanes‬ ‭10:27-30‬ ‭TB‬‬

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Yohanes‬ ‭16:13-14‬ ‭TB‬‬

Yesus melalui Roh Kudus ingin berbicara kepada dan melalui kita, Kita harus terbuka dan belajar mengenali SuaraNya.

Bagaimana kita bisa mengenali Suara Tuhan dan membedakannya dengan suara yang lain? Saya akan memberikan beberapa check point terkait hal ini.

1. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, artinya yang disuarakan adalah Suara Kebenaran. Suaranya selaras dengan Firman Tuhan dan membangkitkan Iman, mendatangkan Pengharapan dan membongkar ketakutan, dan memberikan penghiburan.

2. Suaranya mengekspresikan Kasihnya. Kasih Tuhan tanpa syarat, tidak egois dan menghakimi. Begitu juga dengan suaraNya, lembut dan tidak memaksa. Tuhan ingin kita menjadi Kepanjangan TanganNya agar kita bisa menyalurkan KasihNya kepada orang lain.

3. Suaranya memuliakan Tuhan. Suaranya memuliakan Tuhan dan bukan untuk memuaskan kedagingan kita.

Supporting Verse – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius‬ ‭5:16‬ ‭TB‬‬

Inilah saat yang paling baik untuk memperbesar empati, saling menguatkan dan menolong satu sama lain, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan dan terpisah dari sanak keluarga. Dan juga pihak yang bertugas langsung memerangi virus ini, kita harus membagi kebaikan kepada mereka semua.

4. Suaranya mendatangkan Damai Sejahtera. Damai SejahteraNya bukan seperti yang diberikan dunia, kita perlu mendengarnya agar ada damai di rumah kita dan hubungan kita dengan keluarga dan juga pasangan.

5. Suaranya menyampaikan hal-hal yang baru. Tuhan ingin menitipkan mimpi dan masa depan kepada kita, inovasi, ide, lagu dan bisnis yang baru. Dia bisa memakai mimpi untuk berbicara kepada kita, melalui impresi dalam keseharian kita, atau juga melalui pikiran kita. Itu sebabnya kita perlu menjaga pikiran kita agar selalu bersih supaya Tuhan bisa bersuara kepada kita.

Tuhan bisa saja mengingatkan nama seseorang yang kita sudah lama tidak hubungi, saya sering mengalami ini dan langsung mengirim pesan kepada orang yang muncul dalam pikiran saya. Bisa saja, ada pikiran yang terlintas dan mudah dilakukan. Seperti “letakkan gadget anda, atau kesibukan anda dan segera bantu istri di dapur atau berbicara lah dengan anak anda”.

Mengikuti tema kita bulan ini tentang obedience atau ketaatan, makanya perlu bagi kita untuk belajar dan taat dengan suaraNya. Tentu saat belajar kita bisa berbuat salah dan harus memulai dari hal yang ringan terlebih dahulu agar bisa dikuasai.

Manfaatkan waktu ini dengan baik, jadilah kreatif san berpikirlah out the box. Layanilah sesama kita dan saya yakin kita akan menjadi pribadi yang lebih baik pada saat badai ini berlalu. Keintiman kita dengan Roh Kudus akan meningkat, kita akan menjadi lebih sehat dan berempati lebih besar kepada orang lin.

Janganlah naif, punyai cara berpikir yang jernih dan pakai akal sehat agar kita menjadi produktif. Ingatlah agar cepat untuk mendengar dan lambat untuk berbicara agar kita tidak menjadi agen untuk menyebarkan berita yang salah, dan belajar untuk mendengar Roh Kudus. Dengarkan Suaranya dan mulai lakukan itu agar kita bisa merasakan Damai Sejahtera dimanapun kita berada.