When You Break Your Own Heart By Ps. Chad Veach

JPCC Kota Kasablanka Service 4 (14 October 2018)

Opening Verse – “The Lord is close to the brokenhearted and saves those who are crushed in spirit.” Psalm‬ ‭34:18‬ ‭NIV‬‬

Jika anda merasa patah hati, dan remuk jiawanya, ketahuilah bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita semua, Tuhan kita sebaliknya datang mendekat kepada kita. Ketika semua orang meninggalkan kita, Tuhan kita justru datang mendekat dan masuk dalam hidup kita.

Seseorang bernama Daud di Alkitab, adalah seseorang yang luar biasa, dia begitu gagah, seorang ahli perang, dan sudah berpengalaman membunuh singa dan beruang, dan juga bahkan mengalahkan Goliath yang besar.

Dia juga bisa bernyanyi begitu merdu dan bermain harpa, jadi ketika Raja Saul sedang merasa galau, dia suka memanggil Daud agar memainkan harpa-nya.

Mungkin untuk beberapa orang, itu adalah hal yang tidak adil, tidak ada orang yang kekar seharusnya bisa bernanyi dan bermain harpa dengan begitu indahnya.

Daud sudah mengalahkan begitu banyak perang, dan begitu dirayakan hidupnya, dia ada di dalam musim kehidupan dimana dia merasa sudah berhasil melakukan segala hal.

Supporting Verse – “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” ‭‭2 Samuel‬ ‭11:1-3‬ ‭TB‬‬

Saya ingin menyampaikan sebuah pesan hari ini, mungkin kita pernah mengalami patah hati karena disakiti orang lain, tetapi merupakan suatu masalah yang berbeda jika kita merasa hancur karena keputusan dan kepatah-hatian diri kita sendiri.

Pernahkah kita mengalami sesuatu yang buruk dalam hidup kita?

Sesuatu hal yang buruk, seperti halnya ban yang kempes disaat kita berkendara, atau HP yang terjatuh dan membuat layar menjadi retak.

Suatu waktu saya pernah bertanya hal ini kepada istri saya, “Apakah ada hal yang buruk terjadi kepada kita?” Dan dia berkata, ingatkah beberapa waktu lalu kita pernah kehilangan anak kita yang berumur 2 tahun di supermarket bernama Target? Dan hal ini membuat repot banyak orang, mereka sampai harus menutup target untuk menemukan anak kamu, dan hal inj membuat kita begitu khawatir sampai kita akhirnya berhasil menemukan-nya.

Atau disaat kita baru pindah ke Los Angeles, dan di minggu pertama, kita mengalami tabrakan dan membuat mobil kita menjadi hancur. Tetapi saya ingin berbicara mengenai saat dimana kita menghancurkan hati kita, sesuatu yang buruk akan terjadi dalam hidup kita.

Seperti halnya kisah Daud diatas, disaat musim semi, ketika raja-raja pergi berperang dan dia sebagai raja juga seharusnya ikut berperang, tetapi dia berkata bahwa dia ingin beristirahat di dalam kota-nya. Dia menyuruh Komandan Yoab untuk bertempur, sementara dirinya beristirahat.

1. Always be wherever you’re supposed to be.

Selalu ada dimana tempat kita harus berada, sebab dimana kita berada akan menentukan kemana kita akan pergi, dimana kita berada akan memposisikan diri kita selanjutnya.

Kalau kita seharusnya bekerja, kita seharusnya ada disana, dan sebaliknya juga ada waktu disaat kita harus ada di rumah dan juga beristirahat. Karena dimana kita berada akan menentukan kemana kita akan pergi, karena itu kita harus berkomitmen untuk tertanam di rumah Tuhan agar kita bisa terus bertumbuh secara rohani.

Supporting Verse – “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.” ‭‭Amsal‬ ‭4:26‬ ‭TB‬‬

Pikirkan kemana kita akan pergi dan harus berada, Daud tahu lebih baik tetapi dia menjadi malas, dia mulai berurusan dengan “arrival” atau ketibaan, ketibaan yang juga sering berkata kepada kita bahwa kita tidak harus mengencani pasangan kita terus, tidak perlu melayani di gereja, dan tidak perlu berbuat baik kepada orang, dan Daud sebaliknya menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan-nya.

Never send someone else to do a Job that you’re supposed to do.

Tidak pernah menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya kita sendiri lakukan. Seperti hal-nya tidak ada orang yang bisa membesarkan anak kita, tidak ada orang yang bisa mengasihi pasangan kita, selain diri kita sendiri.

Selalu berpikir kemana langkah kita akan pergi, Alkitab berkata jangan punyai dan biarkan kakimu yang melangkah kepada kejahatan, perhatikan kemana kakimu akan pergi, dan betapa indahnya langkah kita yang membawa kebaikan.

Daud tidak memikirkan semua itu dan mulai menjadi malas, dia tinggal di rumahnya, menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan-nya, sampai suatu pagi dia bangun dan mulai berjalan di atap rumahnya, dan dia melihat ada seorang wanita bernama Batsyeba yang sedang mandi.

Pertama kali dia merasa kaget dan menyesal, tetapi yang kedua dan ketiga kali dia melihatnya, dia mulai merasakan gairah dan tergoda. Alkitab berkata di Kitab Yakobus bahwa sebelum dosa datang, ada gairah dan godaan yang akan muncul setelahnya.

Supporting Verse – “These desires give birth to sinful actions. And when sin is allowed to grow, it gives birth to death.” James‬ ‭1:15‬ ‭NLT‬‬

Pernahkah kita sadar dan melihat bahwa godaan sangat berbeda pada saat jam 1 pagi dan jam 1 siang, baik dalam godaan makan atau hal godaan lain-nya.

2. Listen to the Signs

Dengarkan Tanda-Tanda yang ada. Sebelum kita mengambil keputusan yang buruk dan bodoh, Tuhan akan mencoba memberitahu kita terlebih dahulu agar kita tidak melakukan-nya. Itu adalah Roh kudus yang mencoba memberitahu Daud agar tidak mengambil keputusan yang salah dan melakukan hal yang bodoh.

Roh Kudus akan selalu mengijinkan kita akan hasil dari sebuah keputusan kita, bahkan disaat sebelum kita mengambil keputusan tersebut, apakah keputusan yang kita ambil itu akan menghancurkan panggilan, pekerjaan, pernikahan atau bahkan keluarga kita.

Tuhan akan berbicara melalui siapa saja, seperti halnya ksiah Daud, dimana Tuhan mengingatkan Daud bahwa dia sebetulnya tahu siapa suami dan orang tua dari Batsyeba, tetapi Daud menghiraukan semua itu, dan kemudian meniduri Batsyeba, bahkan sampai akhirnya dia membuat Batsyeba hamil.

Kita bisa masuk ke dalam situasi yang kelam karena kita tidak seharusnya berada disana, seperti halnya kisah Daud, Daud berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang boleh tahu akan hal ini, jadi dia mencoba menutup jejaknya dengan memanggil Uriah, Suami Batsyeba, agar dia bisa tidur dengan istrinya sehingga terlihat bahwa suaminya-lah yang membuat Batsheeba hamil, bukan dirinya.

Tetapi Uriah adalah Hamba Tuhan, dia melihat kepada raja dan berkata bahwa ini bukan saat yang balik untuk pulang dan tidur dengan istrinya karena saat itu sedang dalam masa perang. Rencana Daud-pun menjadi gagal.

3. Never make a “worse” situation more “worst”.

Jangan pernah membuat situasi yang Buruk menjadi lebih Buruk

Seperti kisah Daud diatas, dia mencoba mengakali kesalahan-nya dengan membuat surat kepada Komandan Yoab, agar dia mengirim Uriah ke barisan paling depan dalam pertempuran berikutnya, sehingga dia bisa terbunuh dalam peperangan.

Supporting Verse – “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung.” Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Diberitahukan kepada Daud, demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Lalu berkatalah Daud kepada Uria: “Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?” Tetapi Uria berkata kepada Daud: “Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!” Kata Daud kepada Uria: “Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi.” Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.” ‭‭2 Samuel‬ ‭11:1-17‬ ‭TB‬‬

Sehingga karena keputusan itulah, Daud yang sebelumnya dipilih oleh Tuhan, sekarang menjadi seorang penzinah dan juga seorang pembunuh, semua ini karena beberapa bulan yang lalu dia memutuskan untuk tinggal di rumahnya, tidak berperang, dan bahkan sampai menyebabkan kematian suami seseorang, ini bukan diri-nya Daud dan membuat dirinya marah akan diri sendiri.

Seperti halnya bagaimana mungkin kita bisa aktif melayani dan berada di gereja tetapi terus jatuh di dalam dosa? Tetapi oleh karena kasih karunia Tuhan kita bisa diselamatkan.

Dalam jaman atau masa perjanjian lama ini, dan oleh karena ini kita juga harus bersyukur bahwa karena Darah Yesus, kita berada di dalam jaman kasih karunia yang berbeda dari kisah ini, di dalam kisah Daud selanjutnya, Tuhan kemudian menulahi bayi Batsheeba dan Daud, sehingga bayi itu mati.

Supporting Verse – “Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: “Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!” ‭‭2 Samuel‬ ‭12:16-18‬ ‭TB‬‬

Saya tidak bisa membayangkan rasa sakit yang Daud rasakan, dalam pikiran saya, saya melihat Daud sedang berlutut, dan menangis kepada Tuhan.

Daud yang hancur, patah hati, meminta ampun kepada Tuhan karena telah berdosa, dan disaat Daud membuat pelanggaran demi pelanggaran, Tuhan tidak merubah pikiran-Nya akan Daud dan tidak meninggalkan-nya, bahkan saat di dalam masa Daud yang paling rendah dimana dia sangat penuh dengan penyesalan dan patah hati. Tuhan tidak menjauhi dan tidak jijik terhadapnya.

Supporting Verse – “When I refused to confess my sin, my body wasted away, and I groaned all day long. Day and night your hand of discipline was heavy on me. My strength evaporated like water in the summer heat. Interlude Finally, I confessed all my sins to you and stopped trying to hide my guilt. I said to myself, “I will confess my rebellion to the Lord.” And you forgave me! All my guilt is gone. Interlude” ‭‭Psalms‬ ‭32:3-5‬ ‭NLT‬‬

Tuhan berkata kepada Daud, Dia mungkin menghancurkan hati-nya, tetapi Tuhan bisa memulihkan-nya. Kau mungkin penuh dengan dosa, tetapi Aku penuh dengan Kasih Karunia. Kau mungkin penuh dengan depresi, tetapi Aku penuh dengan Sukacita. Kamu mungkin Terikat, tetapi Akulah Kebebasan.

Tuhan kita dekat dengan orang-orang yang hancur hati-nya. Tuhan kita dekat dengan siapa saja yang hancur hatinya. Tuhan tidak menolak kita, sehancur apapun dosa dan kecanduan yang kita alami, kita perlu tahu bahwa yang lebih penting adalah seberapa besarnya Tuhan kita.

Daud adalah raja israel selama 40 tahun, insiden ini terjadi di dalam 20 tahun masa pemerintahan-nya, tetapi 20 tahun berikutnya Tuhan begitu setia dengan Daud, dan itu sebabnya Daud bisa menuliskan Mazmur 23, yang menjelaskan bahwa Tuhan begitu setia, dan meskipun dia berjalan dalam lembah kekelaman, dia tidak takut karena Tuhan selalu besertanya.

Dia temukan bahwa Tuhan itu baik dan setia, begitu juga dengan kita semua. Tuhan itu baik dan setia, bahkan disaat masa kegelapan yang kita alami, tidak peduli apa yang kita alami, Dia tidak akan meninggalkan kita, Dia penuh kasih, kemurahan hati dan ingin mengekat kita semua dalam Kasih-Nya.

No-one can go back and make a brand new beginning, but anyone can start today and make a brand new ending.

Closing Verse – “The Lord is my shepherd; I have all that I need. He lets me rest in green meadows; he leads me beside peaceful streams. He renews my strength. He guides me along right paths, bringing honor to his name. Even when I walk through the darkest valley, I will not be afraid, for you are close beside me. Your rod and your staff protect and comfort me.” Psalms‬ ‭23:1-4‬ ‭NLT‬‬